You are on page 1of 7

LAPORAN PRAKTIKUM KARAKTERISTIK CAMPURAN ASPAL

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Teknik Perkerasan Jalan


Yang Dibimbing Oleh
Drs. Boedi Rahardjo, M. Pd., M. T.

KELOMPOK II
ADITYA WIRATAMA (150523602824)
ADY SUCIPTO CAHYO (150523600781)
AGUSTIAN ROSUL ZAM ZAMI (150523607341)
AHMAD KHOLIL (150523605730)
AINUL YAQIN (150523600980)
ANI FATUR ROHMAH (150523605007)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
2017
A. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Dapat mengetahui jumlah kadar aspal optimum yang dapat digunakan dalam suatu
campuran aspal dan agregat.
2. Dapat menentukan komposisi yang tepat antara agregat aspal dan material pengisi
(filler) dalam campuran aspal.
3. Dapat menentukan kadar aspal optimum yang di gunakan untuk perencanaan campuran
aspal pada jalan raya.
B. DASAR TEORI
1. Jenis Campuran
Konstruksi perkerasan jalan lentur merupakan campuran antara aspal dengan
agregat. Campuran aspal dan agregat ini lebih dikenal dengan campuran beraspal dan
juga campuran beton aspal. Aspal dalam campuran bersifat sebagai perekat dan pengisi,
sedangkan agregat berfungsi sebagai tulangan struktur perkerasan. Agak sulit untuk
melakukan klasifikasi yangcukup tegas terhadap jenis jenis aspal / campuran yang ada.

Berikut beberapa jenis campuran yang cukup dikenal di Indonesia:


a. Lapen ( Lapis Penetrasi Makadam )
Campuran antara agregat dan aspal yang terdiri dari agregat pokok dan
agregat pengunci dengan gradasi terbuka dan seragam yang diikat dengan aspal
dengan cara disemprotkan diatas dan dipadatkan lapis demi lapis. Biasa digunakan
sebagai lapis pondasi dan lapis pwermukaan. Jika digunakan sebagai lapis
permukaan, maka perlu diberi lapisan penutup, yang merupakan leburanb aspal
dengan agregat penutup. Campuran ini mempunyai sifat kurang kedapair, kekuatan
utama terletak pada sifat saling interlocking antara batuan pokok dengan batuan
pengunci, memiliki nilai struktural, cukup kenyal dan memiliki permukaan yang
kasar. Campuran ini termasuk jenis segresi, yaitu proses pencampuran dilakukan
pada saat pengahamparan.
b. Latastirn ( Lapis Tipis Aspal Pasir )
Campuran yamng memiliki / terdiri dari aspal dan pasir bergradasi menerus
yang dicampurkan pada suhu minimum 120 C dan dipadatkan pada suhu minimum
120 C dan dipadatkan pada suhu 90 C - 110 C. Berfungsi sebagai lapis penutup,
lapisan aus memberikan permukaan jalan yang rata dan licin.
c. Buras ( Leburan Aspal )
Campuran yang terdiri dari aspal leburan pasir dengan ukuran maksimum 3/8,
berfungsi sebagai lapisan penutup menjaga permukaan agar tidak berdebu, kedap
air, tidak licin dan mencegah lepasnya butir halus, termasuk konstruksi segresi.
d. Burtu (Leburan Aspal Satu Lapis )
Campuran ini sama dengan buras,tetapi leburan ini satu lapis agregat
bergradasi seragam dengan tebal maksimum 20 mm. Berfungsi menjaga permukaan
agar tidak berdebu, mencegah air masuk dan memperbaiki tekstur permukaan,
digunakan pada jalan yang belum atau sudah beraspal yang sudah stabil, mulai retak
atau mengalami degradasi dan dapat digunakan sampai lalu lintas berat.
e. Burda ( Leburan Aspal Dua Lapis )
Burda ini merupakan p[engembangan dari Burtu, dimana lapisan aspal ditaburi dan
dikerjakan 2 kali secara berurutan dengan tebal maksimal 35 mm. Berfungsi
memebuat permukaan tidak berdebu, mencegh masuknya air dan memperbaiki
tekstur permukaan perkerasan. Digunakan pada jalan ytang telah atau belum
beraspal dan jalan tersebut telah stabil dan rata mulai retak atau degradasi dan dapat
digunakan sampai lalu lintas berat.
f. Lasbutag ( Campuran Asbuton Dingin )
Campuran yang terdiri atas campuran agregat asbuton dan bahan peremaja yang
tercampur, diaduk, diperam, dihamparkan dan dipadatkan dalam keadaan dingin (
tanpa pemanasan ). Campuran ini merupakan jenis yang memanfaatkan langsung
aspal, yaitu aspal dari pulau buton ( yang disebut Asbuton ).
g. Latasbum ( Lapis Tipis Asbuton Murni )
Ini merupakan pengembangan dan memanfaatkan aspal alam asbuton melakukan
ekstraksi untuk mendapatkan aspal murni dari alam atau batuan asbuton.
h. Laston ( Lapis Aspal beton )
Campuran aspal dengan agregat bergradasi menerus dengan campuran / yang
dicampurkan pada suhu minimum 115 C, dihamparkan pada suhu minimum 110
C. Berfungsi sebagai pelindung / pendukung lalu lintas, pelindung lapisan
dibawahnya dari cuaca dan air, lapisan aus dan menyediakan permukaan jalan rata
dan tidak licin.
i. Laston atas ( Lapisan Aspal Pondasi Atas )
Campuran ini adalah penggunaan Laston sebagai lapisan pondasi dan campuran ini
terdiri dari campuran agregat dan aspal dengan perbandingan tertentu dan di.
Campur pada suhu 90 C - 120 C dan dipadatkan dalam keadaan panas. Berfungsi
sebagai lapisan perkerasan dan meneruskan beban kekonstruksi dibawahnya.
j. Laston Bawah ( Lapisan Aspal Beton Pondasi Bawah )
Campuran ini terdiri dari campuran agregat dan aspal yang dicampur pada suhu
minimum 80 C - 120 C dan dipadatkan pada suhu minimum 80 C. Berfungsi
sebagai perkerasan yang menruskan beban padsa konstruksi dibawahnya. Dipasang
pada tanah dasar yang telah stabil dan untuk mempercepat peningkatan jalan secara
keseluruhan, terutama pada konstruksi bertahap.
k. Lataston ( Lapis Tipis Aspal Beton )
Campuran ini menggunakan agregat bergradasi timpang, aspal dan filler yang
dicampur pada suhu tertentu, tergantung pada nilai penetrasi aspal yang digunakan
dan dipadatkan pada suhu minimal 148 C. Tebal padatnya antara 2,5 cm 3 cm.
l. Hot Rolled Aspalt HRA
Campuran ini adalah tipe campuran yang menggunakan agregat bergradasi
senjang. Campuran ini menggunakan sedikit agregat berukuran sedang ( 2,36 m
10 mm ) dan matriks material halus dan aspal serta sedikit agregat kasar ( biasanya
ukuran normal 14 mm ).
C. PERALATAN
1. Alat
Cetakan berdiameter 10,16 cm dan tinggi 7,62 cm lengkap dengan pelat atas dan
leher sambung.
Mesin Penumbuk Manual.
Alat Untuk mengeluarkan benda uji yang sudah dipadatkan dari dalam cetakan
benda uji. Digunakan sebuah alat bernama akstruder.
Alat Marshall
Oven, yang dilengkapi dengan pengatur suhu yang mampu memvariasi sampai
200 o c ( + 3o-C)
Waterbath
Timbangan digital dan timbangan biasa.
Metal Thermometer Berkapasitas 250oc dan 100oC dengan ketelitian 1 % dari
kapasitasnya.
Wajan dan panci untuk memanaskan agregat, aspal dan campuran aspal.
Alat pendukung lain (Sendok pengaduk, spatula, sarung tangan, kantong plastic,
kompor).
2. Bahan
Aspal dan agregat halus + kasar sebanyak 1200 gr ( untuk 1 benda Uji ).

D. PROSEDUR PENGUJIAN
1. Analisa saringan
Keringkan agregat pada suhu 105oC 110 oC, minimum selama 4 jam, keluarkan dari
alat pengering (oven) dan tunggu sampai beratnya tetap. Kemudian pisah-pisahkan
agregat kedalam fraksi-fraksi yang dikehendaki ( sesuai spek) dengan cara
penyaringan. Spek yang digunakan adalah spesifikasi campuran Bina Marga No. IV
Menyiapkan agregat sesuai saringan dibawah ini :

No. Ukuran Ayakan % Lolos % Nilai Tertahan Kebutuhan


Saringan ( gr )
1 ( ) 100 - 150 gr
2 ( ) 87,5 12,5 180 gr
3 ( 3/8 ) 72,5 15 330 gr
4 ( no 4 ) 45 27,5 210 gr
5 ( no 8 ) 27,5 17,5 138 gr
6 ( no 30 ) 16 11,5 60 gr
7 ( no 50 ) 11 5 36 gr
8 ( no 100) 8 3 36 gr
9 ( no 200 ) 5 3 60 gr
10 PAN - 5 -
2. Siapkan kantong plastik dan timbangan. Kantong plastik digunakan untuk tempat
menyimpan hasil saringan yang tertahan pada tiap tiap saringan, kemudian timbang.
3. Setelah didapat berat yang sesuai, kemudian lakukan penimbangan untuk proses
percampuran dengan aspal.
4. Setelah penimbangan selesai, panaskan benda uji dengan suhu 150 oC diatas wajan
kemudian aduk hingga panasnya merata.
5. Sembari menunggu benda uji panas, lelehkan campuran aspal dengan suhu 270 oC.
6. Setelah pemanasan benda uji dan aspal selesai, taruh benda uji dengan wajan diatas
timbangan, lalu tuangkan lelehan aspal sampai ukuran yang diinginkan.
7. Kemudian aduk aduk hingga merata.
8. Setelah diaduk, bahan uji tersebut langsung dimasukkan ke dalam alat cetakan yang
bernama akstruder.
9. Tumbuk hingga 75x sampai padat.
10. Kemudian diamkan 24 jam sampai benda uji benar benar padat.
11. Setelah 24 jam keluarkan benda uji dari cetakan.

E. HASIL DAN PERHITUNGAN

HASIL.
Benda Uji 1 Benda Uji 2 Benda Uji 3
Tebal 78,7 + 79,1 + 78,9 81,7 + 80,6 + 80,3 78,7 + 78,3 + 77,6
Rerata 78,9 80,8 78,2
Berat Kering 1263 1265 1235
Berat Dalam Air 684 699 661
Kondisi SSD 1288 1309 1257

PERHITUNGAN :
BENDA UJI 1
a. Kadar Aspal = 5%
%
b. Kadar Aspal terhadap campuran =
+%

= +
= 4,76 %
c. Berat Benda Uji di Udara (kering) = 1263 gr
d. Berat Benda Uji Jenuh Kering Permukaan = 1288 gr
e. Berat Benda Uji Dalam Air = 684 gr
f. Isi Benda Uji
=Berat benda uji jenuh kering permukaan Berat benda uji dalam air
=1288 gr 684 gr
= 604 gr
()
g. Berat Isi camp (bulk) =

=
= 2,09 gr

h. Berat Jenis Max Teoritis =
( + )


= =
( + )
,
i. % Volume Total Aspal

=

,
= = 9,8 %
,
j. % Volume total agregat
( )
=
(,),
= = 187,25 %
,
k. % jumlah kandungan rongga
=100 - %volume total aspal - % volume total agregat
=100 9,8 187,25 = -97,05 %
l. % Rongga Terhadap agregat (VMA)
= 100-%voloume total agregat
=100-187,25 = - 87,25 %
m. % rongga terisi aspal (VFA)
%
=
,
= , = -11,23 %
n. % Rongga Terhadap Campuran

= 100 -
,
=100 - =
o. Stabilitas dibaca alat =
p. Stabilitas kalibrasi alat
= Bacaan stabilitas x angka kalibrasi x angka konversi
=
q. Stabilitas
=hasil kalibrasi alat x factor koreksi benda uji
=
r. Flow
= pembacaan pada alat x 0,01
=
s. Tebal benda uji =
t. Nilai koreksi benda uji =

u. Marshall Quotient =

=
F. GAMBAR KERJA
G. KESIMPULAN

You might also like