You are on page 1of 7

LAPORAN

PRAKTIKUM PENGUJIAN TITIK NYALA DAN TITIK BAKAR DENGAN


CLAVELAND OPEN CUP

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Teknik Perkerasan Jalan


Yang dibimbing oleh :
Drs. Boedi Rahardjo, M.Pd., M.T

Disusun oleh :
Ayu Iriani (150523601840)
Bambang Edi Prasetyo (150523600822)
Bismaraca Fitra Kusuma (150523605741)
Barsil Rizaldy (150523607454)
Brian Rizky Pratama (150523602875)
Danang Putra Wahyu U. (150523605260)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
PRODI S1 TEKNIK SIPIL 2015
Oktober 2017
LAPORAN PRAKTIKUM JALAN RAYA
TITIK NYALA DAN TITIK BAKAR DENGAN CLAVELAND OPEN CUP

A. PENDAHULUAN
Terdapat dua metode pratikum yang umum dipakai untuk menentukan titik nyala dari
bahan aspal. Pratikum untuk Aspal Cair (Cutback) biasanya dilakukan dengan menggunakan
alat Tagliabue Open Cup, sementara untuk bahan aspal dalam bentuk padat biasanya
digunakan alat Cleveland Open Cup. Kedua metode tersebut pada prinsipnya adalah sama,
walau pada metode Cleveland Open Cup, bahan aspal dipanaskan di dalam tempat besi yang
direndam di dalam bejana air, sedangkan pada metode Tagliabue Open Cup, pemanasan
dilakukan pada tabung kaca yang juga diletakkan di dalam air.
Pada kedua metode tersebut, suhu dari material aspal ditingkatkan secara bertahap
pada jenjang yang tetap. Seiring kenaikan suhu, titik api kecil dilewatkan di atas permukaan
benda uji yang dipanaskan tersebut. Titik nyala ditentukan sebagai suhu terendah dimana
percikan api pertama kali terjadi sedangkan titik bakar ditentukan sebagai suhu dimana benda
uji terbakar.
Misalnya dari hasil pengujian didapatkan temperatur titik nyala adalah 344 C dan
titik bakar adalah 354 C yang berarti memenuhi Syarat minimum temperature titik nyala
oleh Bina Marga untuk aspal PEN 40 60 (200 C). Titik nyala dan titik bakar aspal perlu
diketahui karena :
Sebagai indikasi temperatur, pemanasan maximum dimana masih dalam batas-batas
aman pengerjaan.
Agar karakteristik aspal tidak berubah (rusak) akibat dipanaskan melebihi
temperature titik bakar.

B. PROSEDUR PENGUJIAN
Pengujian berdasarkan pada SK SNI M-19-1990-F atau yang sejenisnya adalah
AASHTO T 48.89:1990 atau juga ASTM D 92.78. Pada dasarnya ketiga jenis pengujian
adalah sama.
Peralatan :
Cawan kuningan (clevenland cup)
Thermometer
Nyala penguji dengan diameter 3.2 sampai 4.8 mm dan panjang tabung 7.5 cm
Stopwatch
Tungku listrik/pembakaran gas
Penahan angin
Korek api

Bahan :
Aspal PEN 60/70

Persiapkan Benda Uji :


Panaskan aspal dengan suhu antara 148.9 C sampai 176 C sampai cukup cair.
Kemudian isikan Cleveland cup sampai garis yang ditentukan dan hilangkan
(pecahkan) gelembung udara yang ada pada permukaan cairan.
Langkah-langkah Pengujian :
1. Letakkan cawan di atas kompor pemanas yang tepat di bawah titik tengah.
2. Kemudian letakkan nyala penguji dengan poros pada jarak 7.5 cm dari titik tengah
cawan.
3. Setelah itu pasanglah termometer tegak lurus di dalam benda uji dengan jarak 6.4 mm
di atas dasar Cleveland cup dan terletak satu garis yang menghubungkan titik tengah
cawan dan titik poros nyala penguji, kemudian aturlah titik poros termometer
sehingga terletak pada jarak diameter cawan dari tepi.
4. Nyalakan kompor dan atur pemanasan sehingga kenaikkan suhu 15 C tiap menit
sampai mencapai suhu 56C di bawah titik nyala yang diperkirakan untuk selanjutnya
kenaikkan suhu 5 C sampai 6 C/menit.
5. Setelah dinyalakan kompor dan diaturnya pemanasan kemudian tepatkan penahan
angin di depan nyala penguji.
6. Lalu nyalakan sumber pemanasan dan aturlah pemanasan sehingga kenaikan suhu
menjadi (15 1) permenit sampai benda uji mencapai 56C di bawah titik nyala
perkiraan.
7. Kemudian aturlah kecepatan pemanasan 5 C sampai 6 C/menit pada suhu antara 56C
dan 28 C di bawah titik perkiraan.
8. Setelah itu nyalakan nyala penguji dan aturlah agar diameter nyala penguji tersebut
menjadi 3.2 sampai 4.8 mm.
9. Lalu putarlah nyala penguji sehingga melalui permukaan cawan (dari tepi ke tepi
cawan) dalam 1 detik. Ulangi pekerjaan tersebut setiap kenaikan 2 C.
10. Lanjutkan pekerjaan di atas samapi terlihat nyala singkat pada suatu titik di atas
permukaan benda uji.
11. Kemudian bacalah suhu pada thermometer dan catat kenaikan suhunya.
12. Lanjutkan pekerjaan pembacaan suhu sampai terlihat nyala yang agak lama sekurang-
kurangnya 5 detik di atas permukaan benda uji, bacalah suhu pada thermometer dan
catat kenaikan suhunya.

Hal-hal Yang HarusDiperhatikan :


Untuk mendapatkan temperature titik nyala dan titik bakar yang akurat, perlu
diperhatikan dalam pengujiannya sebagai berikut :
Tersedianya pelindung angin yang menjaga nyala api dari hembusan angin.
Kecepatan pemanasan dengan menggunakan Bunsen (pengatur
besar kecilnya api).
Pemberian api pemancing (pilot) dilakukan menjelang temperature mendekati titik
nyala perkiraan dengan memperhatikan :
Jarak as api pilot terhadap benda uji 10 mm.
Kecepatan lewat api pilot di atas muka benda uji 1 detik perjurusan.
Diameter api pilot berkisar 3.2 mm sampai 4.8 mm
Cahaya ruangan diatur sedemikian rupa sehingga nyala api pilot dan nyala api
pertama (pijaran api pertama terputus-putus dalam kurun waktu 5 detik) dapat
dilihat jelas (dapat juga dilakukan di ruangan gelap).
Thermometer harus bersih dan skalanya terbaca jelas, diupayakan memakai
bantuan kaca pembesar dalam pembacaannya.
C. PERHITUNGAN

No. Waktu Suhu (C) Keterangan


1 1 100
2 2 108
3 3 130
4 4 154
5 5 170
6 6 188
7 7 203
8 8 218
9 9 232
10 10 245
11 11 258
12 12 269
13 12 34 280
14 13 24 290
15 13 50 295
16 14 24 300
17 14 57 305
18 15 25 310
19 15 59 315
20 16 23 318 TITIK NYALA
21 17 09 325
22 17 37 330 TITIK BAKAR

D. ANALISA HASIL PENGUJIAN


Dari pengujian Titik nyala dan Titik bakar dengan Clened Land Cup didapatkan data
bahwa titik nyala aspal terjadi pada suhu 318oC dengan waktu 16 menit 23 detik dan titik
bakar aspal terjadi pada suhu 330oC dengan waktu 17 menit 37 detik
Dari data didapat, aspal cair tersebut jika suhunya ditambah secara terus-menerus,
aspal dalam keadaan diam akan terbakar, tetapi sebelum terbakar aspal tersebut akan
menyala atau mencapai titik nyalanya.

E. KESIMPULAN
Berdasarkan pengujian yang dilakukan maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Titik nyala terjadi pada suhu 318 dalam waktu 16 menit 2 detik
2. Titik bakar terjadi pada suhu 354 dalam waktu 17 menit 37 detik
Dengan demikian hasil yang diperoleh dari pengujian titik nyala dan titik bakar aspal
yangdiuji telah memenuhi syarat minimum dari Bina Marga yaitu sebesar 200C
F. LAMPIRAN

1. Ambil sampel aspal yang akan diuji

2. Panaskan sampel aspal hingga mencair dan mencapai


suhu 148,9C-176C.

3. Tuang aspal yang sudah mencair ke dalam cawan


Claveland.

4. Letakkan cawan Claveland diatas kompor pemanas


5. Pasang thermometer tegak lurus dengan benda uji dan
jangan sampai menyentuh dasar cawan.

6. Nyalakan nyala penguji dengan korek api.

7. Nyalakan kompor dan atur pemanasan sehingga


kenaikkan suhu 15 C tiap menit sampai mencapai suhu
56C di bawah titik nyala yang diperkirakan untuk
selanjutnya kenaikkan suhu 5 C sampai 6 C/menit.

8. Gerakkan nyala penguji ari tepi ke tepi cawan


Claveland
9. Catat kenaikan suhu tiap 1 menit,apabila telah
mendekati titik nyala yang diperkirakan catat waktu
yang tiap kenaikan suhu sebesar 5C,amati dan catat
waktu serta suhu terjadinya titik nyala dan titik bakar

You might also like