You are on page 1of 2

Keseimbangan cairan dalam tubuh dihitung dari keseimbangan antara jumlah cairan

yang masuk dan jumlah cairan yang keluar. Jumlah asupan cairan harus sama dengan jumlah
cairan yang dikeluarkan dari tubuh. Perubahan sedikit pada keseimbangan cairan dan
elektrolit tidak akan memberikan dampak bagi tubuh. Akan tetapi, jika terjadi
ketidakseimbangan antara asupan dan haluaran, tentunya akan menimbulkan dampak bagi
tubuh manusia.
Mekanisme cairan adalah sebagai berikut:
1. Jika intake air terlalu banyak, maka tubuh akan mengurangi sekresi ADH (hormon anti
diuretik) dari hipofisis posterior. Sehingga, terjadi penurunan dalam reabsorbsi air di
tubulus distal dan haluaran urine akan meningkat.
2. Dengan adanya peningkatan pada volume plasma, maka venous return juga meningkat
yang menyebabkan peregangan dinding atrium kanan. Regangan ini akan merangsang
pelepasan Atrial Natriuretic Peptide (ANP) dan terjadilah peningkatan pengeluaran
natrium dan air lewat urine.
3. Sebaliknya jika tubuh mengalami defisit volume intravaskuler. Maka tubuh akan
meningkatkan sekresi ADH, sehingga reabsorbsi air di ginjal akan meningkat dan tubuh
memberikan peringatan dalam bentuk rasa haus.
4. Kondisi hipovolemia ini juga menyebabkan tekanan darah menurun. Sehingga akan
merangsang sistem rennin-angiotensin dan terjadilah respon berupa pengurangan
produksi urine.
A. Input Cairan
Asupan atau input cairan merupakan jumlah cairan yang masuk ke dalam tubuh manusia.
Secara fisiologis, manusia sudah dibekali dengan respon untuk memasukkan cairan ke
dalam tubuh. Respon haus merupakan refleks yang secara otomatis menjadi perintah
kepada tubuh memasukkan cairan. Pusat pengendali rasa haus berada di dalam
hipotalamus otak.
Input cairan untuk kondisi normal pada orang dewasa adalah 2.500 cc per hari. Asupan
cairan dapat langsung berupa cairan atau ditambah dari makanan lain. Apabila terjadi
ketidakseimbangan volume cairan tubuh dimana asupan cairan kurang atau adanya
perdarahan, maka curah jantung menurun, menyebabkan terjadinya penurunan tekanan
darah.
B. Output Cairan
Pengeluaran atau output cairan sebagai bagian dalam mengimbangi asupan cairan pada
orang dewasa, dalam kondisi normal adalah 2.300 cc. Jumlah air yang paling banyak
keluar berasal dari eksresi ginjal (berupa urine), sebanyak 1.500 cc per hari pada orang
dewasa.
Pasien dengan ketidakadekuatan pengeluaran cairan memerlukan pengawasan asupan dan
pengeluaran secara khusus. Peningkatan jumlah dan kecepatan pernapasan, demam,
keringat, muntah, dan diare dapat menyebabkan kehilangan cairan secara berlebihan.
C. Rumus Menghitung Keseimbangan Cairan
1. Intake/cairan masuk: mulai dari cairan infus, minum, kandungan cairan dalam makanan
pasien, volume obat-obatan, termasuk obat suntik, albumin, dll.
2. Output/cairan keluar: feses dan urine dalam 24 jam, jika pasien dipasang kateter maka
hitung dalam ukuran di urobag.
3. IWL (Insensible Water Loss): jumlah cairan keluarnya tidak disadari dan sulit dihitung,
yaitu jumlah keringat, uap hawa nafas.
Rumus IWL: (Kayra, 2013) IWL = (15x BB)/24 jam

Penghitungan balance cairan untuk dewasa Balance cairan = intake cairan output cairan,
yaitu:
1. Input cairan
- Air (makan+minum) ... ml
- Cairan infus ... ml
- Therapy injeksi ... ml
- Air Metabolisme ... ml
Dewasa 5 ml/Kg/hari
Anak 12 - 14 tahun 5-6 ml/Kg/hari
7 - 11 tahun 6-7 ml/Kg/hari
5 - 7 tahun 8-8.5 ml/Kg/hari
Balita 8 ml/Kg/hari
Total ... ml

2. Output cairan
- Urine ... ml
- Feses ... ml
- (kondisi normal 1BAB feses = 100cc)
- Muntah/perdarahan/cairan drainage luka/cairan NGT terbuka ... ml
- IWL ... ml
Dewasa 15 ml/Kg/hari
Anak {30 usia (tahun)} ml/Kg/hari
Total ... ml

Pranata, A. E. 2013. Manajemen Cairan & Elektrolit. Yogyakarta: Nuha Medika.


Leksana, Ery. 2004. Terapi Cairan dan Elektrolit. Semarang: Bagian Anestesi dan Terapi
Intensif FK UNDIP.

You might also like