You are on page 1of 32

No.

Dokumen FO-UGM-PBI-01-17
BORANG Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM Revisi 00
LABORATORIUM ENTOMOLOGI Halaman 0 dari 32

LAPORAN PRAKTIKUM
ENTOMOLOGI
MATA KULIAH ENTOMOLOGI

MENGAMATI MORFOLOGI, ALAT MULUT, TIPE
KAKI, TIPE TELUR, LARVA, PUPA SAYAP DAN
ANTENNA SERANGGA



















NAMA : ACHMAD FAQIH SHAAB
NIM : 16/401934/PBI/01383






PROGRAM PASCASARJANA FAKULTAS BIOLOGI
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2017

0
No. Dokumen FO-UGM-PBI-01-17
BORANG Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM Revisi 00
LABORATORIUM ENTOMOLOGI Halaman 1 dari 32

A. Judul Latihan:
Mengamati Morfologi, Alat Mulut, Tipe Kaki, Tipe Telur, Larva, Pupa,
Sayap dan Antenna Serangga

B. Dasar Teori:
Serangga merupakan golongan binatang yang gerbesar, kira-kira 75% dari
jumlah binatang yang hidup telah diketahui manusia adalah serangga. Serangga
ada yang menguntungkan manusia misalnya lebah, tetapi banyak yang sangat
merugikan karena merusak tanaman dan menyebarkan penyakit manusia dan
binatang ternak. Serangga merupakan kelompok hewan dengan keragaman
terbesar bila dibandingkan dengan golongan hewan lain yaitu hampir 75% dari
total hewan yang hidup di dunia (Listiani. 2008). Serangga berhasil dalam
mempertahankan keberlangsungan hidupnya pada habitat yang bervariasi,
kapasitas reproduksi yang tinggi, kemampuan memakan jenis makanan yang
berbeda dan kemampuan menyelamatkan diri dari musuhnya. Serangga juga
memegang peranan yang sangat penting dalam suatu ekosistem yakni sebagai
herbivora, predator, parasit, dekomposer maupun sebagai penyerbuk dalam
pembungaan dan pembuahan (Campbell et al. 2000; Koneri et al. 2010; Listiani
2008).
Ukuran serangga cukup beragam, yang terkecil besarnya kurang dari 0,25
mm, sedangkan yang terbesar mencapai 15-25 cm. Berat rata-rata serangga tidak
melebihi 5,72 gram. Lalat beratnya sekitar 15-30 miligram dan ulat dewasa berat
rata-ratanya 3,5 gram. Serangga mudah sekali menyesuaikan diri dengan keadaan
sekitarnya. Walaupun serangga suka pada tanaman tertentu, apabila tanaman itu
tidak ada ia masih dapat hidup dengan memakan jenis tanaman lain (Ross et al.
1982; Satta et al. 1998). Secara morfologi tubuh serangga dewasa dapat dibedakan
menjadi tiga bagian utama, sementara bentuk pradewasa biasanya menyerupai
moyangnya, hewan lunak beruas mirip cacing. Ketiga bagian tubuh serangga
dewasa adalah kepala (caput), dada (thorax), dan perut (abdomen). Caput
merupakan sebuah konstruksi yang padat dan keras dan terdapat beberapa suture
yang menurut teori evolusi caput tersebut terdiri dari empat ruas yang mengalami
penyatuan. Torak terdiri dari tiga ruas yang jelas terlihat, sedangkan abdomen
terdiri dari 9 ruas. Caput merupakan kepala serangga yang berfungsi sebagai

1
No. Dokumen FO-UGM-PBI-01-17
BORANG Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM Revisi 00
LABORATORIUM ENTOMOLOGI Halaman 2 dari 32

tempat melekatnya antena, mata majemuk, mata oseli, dan alat mulut.
Berdasarkan posisinya kepala serangga dibagi menjadi tiga bagian yaitu
hypognathous, prognathous, dan ephistognathous. Hypognathous apabila alat
mulutnya menghadap ke bawah, contoh serangganya adalah belalang Acrididae
prognathous apabila alat mulutnya menghadap ke depan, contoh serangganya
adalah kumbang Carabidae dan ephistognathous apabila alat mulutnya
menghadap ke belakang, contoh serangga adalah semua serangga ordo Hemiptera
(Koneri et al. 2010; Listiani 2008; Mason et al. 1993; Syarifah et al. 2012).
Sesungguhnya tubuh serangga terdiri tidak kurang 20 ruas. Enam ruas
terkonsolidasi membentuk kepala, tiga ruas membentuk toraks dan 11 ruas
membentuk abdomen. Tidak seperti halnya vertebrata, serangga tidak memiliki
kerangka dalam, oleh karena itu tubuh serangga ditopang oleh pengerasan dinding
tubuh yang berfungsi sebagai kerangka luar (eksoskleton). Proses pengerasan
dinding tubuh tersebut dinamakan sklerotisasi. Dinding tubuh atau kulit serangga
disebut integument. Integument terdiri atas satu lapis epidermis (yang dapat
menghasilkan lapisan luar yang keras), selput (membran) dasar dan kutikula
(Lawrance et al. 1994; Mastrigt 2005).
Serangga pada umumnya mempunyai peranan yang sangat kompleks bagi
suatu ekosistem tertentu, untuk itu serangga sangat baik sebagai suatu indikator
lingkungan yang baik. Peran serangga dalam ekosistem diantaranya adalah
sebagai pollinator, dekomposer, predator, bioindikator lingkungan, parasit dan
predator. Berikut di jelaskan peranan serangga sebagai pollinator, dekomposer
dan bioindikator lingkungan (Koneri et al. 2010; Listiani 2008).
1. Pollinator
Berperan dalam proses polinasi, karena serangga hanya bertujuan untuk
mendapatkan nektar yang merupakan sumber makanannya. Hal ini terjadi karena
adanya hubungan timbal balik antara lebah dan bunga yaitu terjadi simbiosis
mutualisme diantara keduanya. Karena, serbuk sari bunga yang menempel dan
terbawa pada tubuh serangga dan terjadi polinasi dibantu oleh serangga, lalu
sereangga mendapatkan timbal balik yaitu mendapatkan nektar dari bunga (Satta
et al, 1998).

2
No. Dokumen FO-UGM-PBI-01-17
BORANG Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM Revisi 00
LABORATORIUM ENTOMOLOGI Halaman 3 dari 32

Lebah masuk dalam ordo Hymenoptera. Hymenoptera merupakan salah satu


dari 4 family terbesar dalam serangga antara lain Diptera, Lepidoptera, Coleoptera
dan Hymenoptera. Hymenoptera memiliki 7000 nama spesies dimana masuk
dalam 25 % total nama spesies serangga yang ada di dunia. Hymenoptera
diklasifikasikan menjadi 3 superfamily dan 22 family. Superfamily dari
hymenoptera antara lain symptha, apocrita (aculeata), dan apocrita (parasitica)
(Mastrigt 2005).
Lalu didapati pula kupu-kupu yang meghisap madu, kupu- kupu sendiri
masuk dalam ordo lepidoptera. Kupu-kupu merupakan salah satu jenis serangga
yang termasuk ke dalam ordo Lepidoptera. Lepidoptera berasal dari kata lepido
yang berarti sisik dan ptera yang berarti sayap. Hidup di daerah tropis, kutub,
pegunungan sampai gurun pasir. Penyebaran setiap jenis kupu-kupu tersebut
mengikuti pola distribusi yang jelas. Jenis kupu-kupu yang ditemukan pada
wilayah bagian barat Indonesia, mempunyai banyak kesamaan dengan kupu-kupu
yang berasal dari daratan Asia, sedangkan kupu-kupu yang terdapat di Indonesia
bagian timur, memiliki kesamaan dengan kupu-kupu dari benua Australia (Corbet
et al. 1956; Lawrance et al. 1994).
Ordo Lepidoptera dibagi menjadi kupu-kupu siang dan kupu-kupu malam
(yang juga disebut dengan ngengat). Kupu-kupu mempunyai warna yang cerah,
ngengat warna abu-abu dan coklat. Namun, ada kupu-kupu dengan warna kurang
cerah (khususnya genus Euploea subfamili Danainae dan banyak anggota
Subfamili Satyrinae) dan ada ngengat dengan warna yang sangat indah (misalnya
genus Milionia). Beberapa kupu-kupu dapat ditemukan pada lampu malam hari
(Ogyris meeki) dan agak banyak ngengat aktif pada siang hari. Ketika istirahat,
ngengat membentangkan sayapnya sepanjang tubuhnya, dengan demikian
menunjukkan bagian atas dari sayap depan saja. Sebaliknya kupu-kupu melipat
sayapnya vertikal melampaui punggungnya, sehingga menampakkan bagian
bawah dari sayap belakang, dan bila mana duduk dengan sayap terbuka, juga
sebagian dari sayap belakang masih terlihat. Antena dari kupu-kupu mempunyai
benjolan di ujung, sedangkan ngengat memiliki antena seperti bulu atau bulu
burung (Mastrigt 2005; Corbet et al. 1956).

3
No. Dokumen FO-UGM-PBI-01-17
BORANG Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM Revisi 00
LABORATORIUM ENTOMOLOGI Halaman 4 dari 32

2. Dekomposer
Serangga memeliki peranan yang sangat kompleks pada proses dekomposisi
terutama tanah. dengan keberadaan beberapa spesies kumbang pendekomposisi
tinja, maka hal tersebut dapat diminimalisir (Shahabuddin, et al., 2005). Kumbang
yang bersifat dekomposer biasanya merupakan anggota dari ordo Coleoptera, dan
famili Scarabaeidae, yang lebih dikenal sebagai kumbang tinja.
Menurut Corbet et al (1956) Coleoptera merupakan kelompok serangga
yang sering digunakan untuk menggambarkan habitat terestrial terutama pada
ekosistem tropis. Kumbang dapat hidup pada habitat gunung, pantai, hutan,
padang pasir, gua bawah tanah, habitat air tawar dan bagian tumbuhan yang sudah
busuk. Kumbang tidak terdapat di kutub selatan dan lingkungan dengan suhu
600C, habitat laut bebas dan habitat ekstrim seperti danau dengan salinitas tinggi
(Syarifah, 2012).
Ordo Coleoptera mempunyai peranan tersendiri bagi manusia khususnya
dalam bidang pertanian. Banyak yang bertindak sebagai hama tanaman yang
biasanya akan menyerang hampir semua bagian tanaman dan sebagai pengendali
hama tanaman, sebagian lagi bersifat predator dari serangga-serangga lain
(Basuki, 2008). Terdapat beberapa jenis Coleoptera yang dapat dijadikan sebagai
pengendali hama tanaman, misalnya beberapa jenis Famili Coccinelidae berperan
sebagai predator bagi kutu daun yang merusak tanaman. Beberapa jenis
Coleoptera fitophagus seperti anggota Familia Chrysomelidae dan Curculionidae
juga berperan sebagai kontrol biologi spesies secara luas. Selain itu juga ada
beberapa jenis Coleoptera yang dapat membantu terjadinya proses penyerbukan
(sebagai polinator). Selain peran ekologi, kumbang juga mempunyai arti ekonomi
penting karena mempunyai bentuk yang menarik dan dapat dijadikan hiasan atau
benda koleksi yang bernilai tinggi contohnya kumbang lucanid (Koneri et al.
2010).

3. Bioindikator suatu ekosistem


Jenis serangga yang digunakan sebagai bioindikator lingkungan mulai
banyak diteliti karena bermanfaat untuk mengetahui kondisi kesehatan suatu
ekosistem. Terutama pada serangga akuatik selama ini paling banyak digunakan

4
No. Dokumen FO-UGM-PBI-01-17
BORANG Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM Revisi 00
LABORATORIUM ENTOMOLOGI Halaman 5 dari 32

untuk mengetahui kondisi pencemaran air pada suatu daerah, diantaranya adalah
beberapa spesies serangga dari ordo Ephemeroptera, Diptera, Trichoptera dan
Plecoptera kehadirannya dapat memberikan indikasikan bahwa lingkungan
tersebut telah tercemar atau tidak, karena serangga ini tidak dapat bertahan hidup
dan melakukan reproduksi hidup pada habitat atau wilayah yang telah tercemar
(Ross et al. 1982).

5
No. Dokumen FO-UGM-PBI-01-17
BORANG Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM Revisi 00
LABORATORIUM ENTOMOLOGI Halaman 6 dari 32

C. Hasil Pengamatan dan Pembahasan:

Kegiatan I.
Morfologi Serangga
Nama Spesimen Keterangan
1. Caput
2. Thoraks
3. Abdomen
4. Antena
5. Mata Facet
6. Membran Thympanum
7. Spiraculum
8. Kaki

1. Antena
2. Palpus
3. Prothorax
4. Mesothorax
5. metathorax
6. Abdomen
7. Mata facet
8. Kaki protrorax
9. Kaki mesothorax
10. Kaki metathorax

1. Antena
2. Proboscis
3. Thorax
4. Kaki
5. Abdomen
6. Sayap depan
7. Sayap belakang

6
No. Dokumen FO-UGM-PBI-01-17
BORANG Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM Revisi 00
LABORATORIUM ENTOMOLOGI Halaman 7 dari 32

Pada praktikum ini yaitu mengamati morfologi serangga. Serangga (disebut


pula Insecta, dibaca Insekta) adalah kelompok utama dari hewan beruas
(Arthropoda) yang bertungkai enam (tiga pasang), karena itulah mereka disebut
pula Hexapoda (dari bahasa Yunani yang berarti berkaki enam). Serangga
merupakan hewan beruas dengan tingkat adaptasi yang sangat tinggi. Ukuran
serangga relatif kecil dan pertama kali sukses berkolonisasi dibumi. Kajian
mengenai peri kehidupan serangga disebut Entomologi (Campbell, 2003).
Tubuh serangga terdiri dari tiga bagian utama yaitu kepala, thoraks dan
abdomen. Kutikula dibangun oleh lapisan epikutikula, eksokutila dan
endokutikula. Kepala dibangun oleh cranium di mana terletak mulut, antena dan
mata. Thoraks terdiri dari tiga yaitu segmen prothoraks, mesothoraks, dan
metathoraks. Pasangan struktur organ reproduksi terdapat pada bagian abdomen.
Serta untuk mendukung proses kehidupannya, serangga memerlukan
kesetimbangan dalam makan dan pencernaan, pernafasan, peredaran, ekskresi,
syaraf dan reproduksi. Saluran makanan serangga terdiri dari foregut, midgut dan
hindgut. Organ ekskresi serangga yang penting adalah tubulus malpighi
dan rektum. Serangga mempunyai sistem peredaran darah terbuka, darah
mengalir, dalam homosol. Untuk berespirasi, serangga menggunakan system
trakea yang berhubungan dengan spirakel. Obat serangga dibagi menjadi tiga
kategori yaitu visceral, segmental dan apendage. Yang termasuk gerakan serangga
adalah berjalan, merangkak dan terbang.
Belalang adalah serangga herbivora yang terkenal sebagai hama dengan
kemampuan melompat mumpuni (dapat mencapai jarak hingga 20 kali panjang
tubuhnya). Pada umumnya belalang berwarna hijau atau cokelat. Belalang terkait
erat secara biologis dengan kecoa dan jangkrik dan masuk dalam kelompok
serangga Orthoptera. Saat ini terdapat lebih dari 20.000 spesies belalang.
Tubuh belalang terdiri dari 3 bagian utama, yaitu kepala, dada (thorax) dan
perut (abdomen). Belalang juga memiliki 6 enam kaki bersendi, 2 pasang sayap,
dan 2 antena. Kaki belakang yang panjang digunakan untuk melompat sedangkan
kaki depan yang pendek digunakan untuk berjalan. Meskipun tidak memiliki
telinga, belalang dapat mendengar. Alat pendengar pada belalang disebut dengan
tympanum dan terletak pada abdomen dekat sayap. Tympanum berbentuk

7
No. Dokumen FO-UGM-PBI-01-17
BORANG Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM Revisi 00
LABORATORIUM ENTOMOLOGI Halaman 8 dari 32

menyerupai disk bulat besar yang terdiri dari beberapa prosesor dan saraf yang
digunakan untuk memantau getaran di udara, secara fungsional mirip dengan
gendang telinga manusia, Belalang bernafas dengan trakea. Belalang punya 5
mata (2 compound eye, dan 3 ocelli). Belalang termasuk dalam kelompok hewan
berkerangka luar (exoskeleton). Contoh lain hewan dengan exoskeleton adalah
kepiting dan lobster. Belalang betina dewasa berukuran lebih besar daripada
belalang jantan dewasa, yaitu 58-71 mm sedangkan belalang jantan 49-63 mm
dengan berat tubuh sekitar 2-3 gram.
Kepala adalah bagian dari serangga yang berisi otak, 2 mata kompon,
probosis dan faring (tenggorokan, dimana merupakan awal dari sistem
pencernaaan), dan 2 antena yang terpasang di kepala. antena adalah alat sensor
yang terdapat di kepala serangga dewasa. Antena ini digunakan untuk mencium
dan keseimbangan. Kupu-kupu mempunyai 2 antena dengan ujung yang sedikit
membulat yang disebut sebagai antennal club. mata kompon kupu-kupu terdiri
dari banyak lensa hexagonal seperti halnya pada mata kompon serangga lainnya.
Kupu-kupu hanya dapat melihat warna merah, hijau dan kuning saja. kupu-kupu
dewasa menghisap nektar bunga dan cairan lainnya dengan menggunakan
probosis atau mulut penghisap yang seperti sedotan spiral. Ketika tidak
digunakan, probosis ini akan digulung melingkar seperti selang air. palp labial
membantu kupu-kupu untuk menentukan apakah sesuatu itu merupakan makanan
atau bukan.
Dada adalah bagian diantara kepala (head) dan perut (abdomen) dimana
kaki dan sayap terpasang. kupu-kupu mempunyai sepasang kaki pendek yang
berada di depan, dan 2 pasang kaki yang lebih panjang di belakangnya. Kaki,
terutama sepasang yang ditengah, dilengkapi dengan sensor penciuman yang
membuat kupu-kupu dapat "merasakan" kandungan kimia pada tempatnya
hinggap. perut merupakan bagian ekor serangga yang mempunyai segmentasi
yang memiliki organ vital seperti jantung, tubulus atau pembuluh Malphigi untuk
alat ekresi (pembuangan sisa metabolisme dan benda tidak berguna lainnya),
organ reproduksi dan sebagian besar sistem.

8
No. Dokumen FO-UGM-PBI-01-17
BORANG Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM Revisi 00
LABORATORIUM ENTOMOLOGI Halaman 9 dari 32

Jawaban pertanyaan:
(1) Caput
a. Berapakah jumlah ocelli yang saudara dapatkan pada preparat yang
saudara amati?
Pada Papilio sp. Terdapat 2 mata ocelli
Pada Dystiscus marginalis tidak terdapat mata ocelli
Pada Valanga nigricornis terdapat 3 mata ocelli
b. Berapakah jumlah ruas atau segmen pada palpus maxilla dan palpus
labialis?
Jumlah segemen pada palpus maxillaris adalah lima segmen dan
palpus labialis adalah tiga segmen
c. Sebutkan tipe mulut dari Valanga nigricornis?
Tipe mulut Valangan nigricornis adalah tipe mulut paling primitive
yaitu tipe mulut pengunyah

(2) Thorax
a. Alat gerak apa saja yang terdapat pada thorax, bersendi pada segmen
thorax ke berapa dan berapa jumlahnya?
Pada thorax terdapat kaki dan sayap, semua serangga memiliki 3
pasang kaki antara lain prothorax, mesothorax dan metathorax.
Umumnya serangga memiliki 2 macam sayap yaitu sayap prothorax
dan sayap mesothorax. Sayap pada segmen mesothorax disebut dengan
tegmina atau elytra.
b. Berapakah jumlah spiraculum/stigma yang terdapat pada thorax?
Jumlah spiraculum/stigma adalah 1 pasang.

(3) Abdomen
a. Berapakah jumlah ruas/segmen dari Valanga nigricornis?
Jumlah segmen pada Valanga adalah 10 segmen.
b. Apakah ada perbedaan jumlah ruas/segmen abdomen pada terga dan
sterna?
Tidak ada

9
No. Dokumen FO-UGM-PBI-01-17
BORANG Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM Revisi 00
LABORATORIUM ENTOMOLOGI Halaman 10 dari 32

c. Dimanakah letak tympanum dan apa gunanya?


Tympanum terletak pada bawah pasang sayap kedua yang berfungsi
sebagai alat sensor suara.
d. Berapakah jumlah spirakulum atau stigma yang terdapat pada thorax
dan abdomen dan apakah fungsinya?
Spirakulum adalah muara alat pernapasan serangga yaitu trakea.
Terdapat 10 pasang spirakel. 8 pasang terletak pada thorax dan 2
pasang terdapat pada abdomen. spirakel yang berfungsi sebagai alat
pertukaran udara.

10
No. Dokumen FO-UGM-PBI-01-17
BORANG Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM Revisi 00
LABORATORIUM ENTOMOLOGI Halaman 11 dari 32

Kegiatan II.
Tipe Alat Mulut Serangga
Nama Spesimen Keterangan
1. Clypeus
2. Labrum
3. Mandibular
4. Grinding region
5. Incising region
6. Cardo
7. Stipes
8. Galea
9. Lacinia
10. Palpifer
11. Palpus maksilaris
12. Sub mentum
13. Mentum
14. Pre. Mentum
15. Paraglossa
16. Glossa
17. Palpus labialis

1. Clypeus
2. Anticlypeus
3. Bucula
4. Stylet
5. Rostrum
6. Food channel
7. Salivary channel
8. Mandibulla
9. Maksila

11
No. Dokumen FO-UGM-PBI-01-17
BORANG Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM Revisi 00
LABORATORIUM ENTOMOLOGI Halaman 12 dari 32

1. Mata facet
2. Galea
3. Food channel
4. Galea

Pada praktikum ini yaitu melakukan pengamatan pada alat mulut serangga.
Suatu pengetahuan dasar tentang tipe alat mulut adalah penting sebab ia
menunjukkan tipe makanan dan kerusakan yang disebabkan oleh serangga dala
lingkungan. Adalah juga sangat penting untuk mengenal tipe alat mulut karena
mereka cukup bervariasi dan selalu digunakan dala umumnya dibedakan menjadi
dua tipe utama, yaitu pengunyah dan pencucuk pengisap.

Alat mulut pengunyah


Anggapan kesamaan pada struktur alat mulut di antara serangga-serangga
dengan alat mulut pengunyah dan arthtropoda yang sangat erat hubungannya,
misalnya Lipan (Centipedes) dan symphildis. Alat mulut pada mulut pengunyah
dan Arthropoda yang sangat erat symphildis. Alat mulut Pengunyah terdapat pada
ordo-ordo serangga yang primitif, secara umum misalnya Orthoptera (belalang,
kecoa) dan Thysanura (kutu buku). Secara umum dapat diterima bahwa semua
tipe alat mulut serangga yang lain berkembang dari alat mulut pengunyah.
Belalang dan larva Lepidoptera merupakan contoh yang umum untuk
seranggaserangga dengan alat mulut pengunyah. Alat-alat mulut pengunyah
secara normal dikenal dengan mandibula yang sangat tersklerotisasi dan bergerak
secara lateral. Serangga serangga dengan alat mulut pengunyah, menggigit dan
mengunyah makanannya. Alat mulut pengunyah secara umum terdiri atas labium,
mandibula, maxilla, labium dan hypopharinx. Labium sering disebut bibir atas,
menutupi/ menyelimuti mandibula, menutup mulut dari depan dan membantu

12
No. Dokumen FO-UGM-PBI-01-17
BORANG Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM Revisi 00
LABORATORIUM ENTOMOLOGI Halaman 13 dari 32

mendorong makanan ke dalam mulut. Mandibula merupakan sepasang rahang


(jaw) terletak langsung di belakang labrum dan dapat bervariasi dalam ukurannya
pada species. Mandibula tunggal berbentuk piramida dan biasanya sering
tersklerotisasi seluruhnya oleh kutikula dengan gigi-gigi. Mandibula bergerak dan
samping ke samping sambil memperlihatkan fungsi utama mengunyah, memotong
dan melumatkan makanan. Maxilla merupakan sepasang rahang yang kedua,
beruas-ruas (segmen) terletak langsung di belakang mandibula. Masing-masing
maxilla mendukung satu organ seperti perasa yang disebut maxillary. Palpus
maxillary yang berfungsi sebagai suatu organ perasa bentuknya menyerupai
antenna dengan 5 atau 6 ruas. Variasi yang besar dalam struktur palpus maxillary
dan cuping (lobus) terminal rnenyebabkan banyaknya variasi pada maxilla.
Maxilla bergerak dari samping ke samping sambil memegang, memanipulasi,
menarik dan mencicipi makanan yang sedang dimakan. Suatu bangunan tunggal
yang disebut labium merupakan bibir bawah terletak di belakang maxilla. Fungsi
utama labium adalah menutup rongga mulut dari bawah atau belakang dan
menarik makanan ke dalam esophagus. Hypopharinx adalah suatu bangunan yang
menyerupai Iidah, terletak di muka atau atas labium. Serangga-serangga dengan
alat mulut pengunyah secara normal dikenal berdasarkan mandibula dan tidak
adanya cucuk (beak). Weelvils dan scorpionflies merupakan dua perkecualian
yang utama. Bagian depan kepala pada weelvils memanjang ke dalam bentuk
suatu moncong dengan gerakan mandibula ke arah lateral yang lemah/ sedikit
terjadi pada ujung moncong. Kepala pada scorpionflies adalah memanjang secara
ventral ke dalam struktur seperti cucuk juga dengan mandibula yang bergerak ke
arah lateral.

Alat mulut penusuk dan menghisap


Tipe alat mulut penusuk dan penghisap biasanya tampak seperti jarum yang
biasa disebut dengan proboscis dan dapat diadaptasikan untuk mencucuk jarungan
tanaman serta menghisap cairannya. Serangga-serangga dengan tipe alat mulut
penusuk penghisap dijumpai pada ordo Hemoptera, Hemiptera, Anoplura, dan
Diptera. Bentuk yang pasti keterlibatan struktur dan tehnik-tehnik memakan pada
alat mulut penusuk dan penghisap cukup bervariasi dalam beberapa kelompok.

13
No. Dokumen FO-UGM-PBI-01-17
BORANG Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM Revisi 00
LABORATORIUM ENTOMOLOGI Halaman 14 dari 32

Cucuk yang menyerupai tongkat pada Hemiptera, dan Hemoptera


merupakan suatu perluasan labium yang telah menjadi memanjang menyerupai
pedang dan berbentuk tabung. Dalam labium ini terdapat sepasang styles yang
ramping halus menyerupai jarum yang disebut dengan mandibula dan maxillary
stylets. Selama makan, pasanganyang dliar (mandibular stylets) memotong lubang
kecil pada bagian jaringan tanaman, dan pasangan yang dalam maxillary stylets
ditancapkan kedalam lubang tersebut. Pergantian proses-proses ini, yaitu
memotong jaringan tanaman yang diikuti dengan menusukkan maxillary stylets
berlanjut sampai dengan serangga-serangga mencapai jaringan-jaringan yang
berisi cairan yang cocok. Maxillary stylets memegang dan membentuk suatu
saluran makanan. Selama proses makan, ludah dipompa kedalam jaringan
tanaman melalui saluran ludah. Ludah ini membantu memudahkan ekstraksi
cairan jaringan tanaman kemudian cairan tanaman ditelan melaui saluran
makanan.
Tipe mulut penghisap biasanya ditemukan pada kupu-kupu dan ngengat.
Serangga tersebut menghisap cairan melalui probosis. Bentuk probosis
memanjang dan tergulung. Saat kupu-kupu hinggap di bunga, maka mereka akan
membuka gulungan probosis dan menyedot cairan nektar ke dalam tubuh.
Probosis menggulung kembali secara alami dan kupu-kupu akan pindah ke bunga
yang lainnya
Variasi alat mulut alat mulut telah berkembang berdasarkan waktu dan
beberapa dimodifikasi untuk siphoning (pipa untuk memindahkan cairan)
misalnya pada kupu-kupu dan ngengat, sponging (menyerap) misalnya pada lalat
rumah, atau penggigit-pengisap pada Iebah. Beberapa serangga tidak makan pada
waktu dewasa dan mempunyai alat mulut sangat tidak berkembang dan tidak
berfungsi yang disebut alat mulut vestigial (tereduksi). Contoh umum serangga
dengan alat mulut vestigial misalnya ngengat ulat sutera.

Jawaban pertanyaan:
(1) Sebutkan perbedaan pada proboscis specimen yang digunakan?
Proboscis pada Papilio sp. Dan mampu digulung jika tidak
digunakan untuk mengambil nutrient.

14
No. Dokumen FO-UGM-PBI-01-17
BORANG Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM Revisi 00
LABORATORIUM ENTOMOLOGI Halaman 15 dari 32

Kegiatan III
Tipe Kaki Serangga
Nama Spesimen Keterangan
1. Coxa
2. Trochanter
3. Carinula
4. Carina
5. Pulvilus
6. Femur (metathorax
7. Spura
8. Spina
9. Claw
10. Arolium
11. Tibia

1. Coxa
2. Trochanter
3. Femur
4. Tibia
5. Oragon auditus
6. Dactyla
7. Tarsus
8. Satae

1. Coxa
2. Trochanter
3. Femur
4. Tibia
5. Organon auditus
6. Dactyla
7. Tarsus

15
No. Dokumen FO-UGM-PBI-01-17
BORANG Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM Revisi 00
LABORATORIUM ENTOMOLOGI Halaman 16 dari 32

8. Satae

1. Coxa
2. Trochanter
3. Femur
4. Tibia
5. Tarsus
6. Ungues
7. Scopa
8. Auricular

1. Coxa
2. Trochanter
3. Femur
4. Tibia (mengalami modifikasi)

1. Coxa
2. Trochanter
3. Femur
4. Tibia (terdapat spina)
5. Tarsus
6. Spina
7. Claw

16
No. Dokumen FO-UGM-PBI-01-17
BORANG Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM Revisi 00
LABORATORIUM ENTOMOLOGI Halaman 17 dari 32

1. Coxa
2. Trochanter
3. Femur
4. Tibia
5. Tarsus
6. Claw (untuk mengait)
7. Spirakulum

Tipe Kaki Serangga


Tipe kaki saltatorial menurut Singh (2007) memiliki femora kaki belakang
yang besar untuk menampung otot-otot yang digunakan untuk melompat. Tipe
kaki termodifikasi ini dimiliki oleh belalang kayu.
Tipe kaki fassorial merupakan kaki serangga yang dimodifikasi untuk
menggali. Tipe kaki ini ditemukan pada spesies kumbang kotoran dan mole
cricket atau anjing tanah (Gryllotalpa). Bentuk kaki tipe ini memiliki kaki depan
yang pendek dan tebal, tibia dan tarsomer berbanta lobus stout yang digunakan
untuk menggali (Singh, 2007). Menurut Zhang (2015), anjing tanah memiliki kaki
depan khusus denagan tarsi yang bergerak hampir paralel dengan sumbu
longitudinal. Kaki depan anjing tahan bergerak pada sudut sumbu tertentu yang
dibentuk dengan mengayunkan tubuhnya. Anjing tanah memiliki kaki dengan
bagian anterior feroma yang panjang berwarna kuning dengan setae, panjang tibia
sekitar 4 mm dengan warna coklat dan panjang tarsus 2 mm berwarna kuning.
Tibia berwarna coklat kekuningan dan tarsus coklat. Kaki belakang anjing tanah
jantan memiliki tibiae posterior dengan 6 duri apikal pra internal. Sedangkan,
anjing tanah betina memiliki kaki belakang dengan tibia posteior dengan 11 duri
apikal pra internal (Prasanna et.al, 2012).
Tipe Natatorial merupakan tungkai yang berfungsi untuk berenang,
ditandai dengan bentuk yang pipih serta adanya sekelompok rambut-rambut
renang yang panjang. Misalnya; kumbang Dytiscidae dan kepinding kapal.

17
No. Dokumen FO-UGM-PBI-01-17
BORANG Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM Revisi 00
LABORATORIUM ENTOMOLOGI Halaman 18 dari 32

Tipe kaki Pollen-carrying legs atau kaki curbiculum merupakan bentuk


kaki yang dimiliki oleh lebah (Apis mellifera). Kaki tipe ini berfungsi untuk
membawa serbuk sari atau nektar. Bagian bekalang dari tibia pada tipe ini
melebar dengan rambut-rambut atau scopa yang panjang dan beberapa duri kaku
yang pendek membentuk kuas sebagi keranjang serbuk sari atau tempat
menempelnya sebuk sari. Ketika serbuk sari atau nektar sudah terkumpul penuh
maka hindtibia akan saling bergesekan secara berlawanan sehingga serbuk sari
yang menempel pada rambut-rambut akan jatuh.
Tipe kaki Raptorial legs merupakan jenis kaki termodifikasi yang
ditemukan pada serangga predator. Tipe kaki ini dimiliki oleh belalang sembah
(Mantis religiosa) dan kalajengking air (Nepid bug). Mantis religiosa memiliki
kaki depan termodifikasi untuk menangkap mangsa. Coxa pada tipe kaki raptorial
memanjang sementara femora membentuk spinosa yang tebal. Kaki bagian depan
dapat dilipat menghadap kearah prothorax. Ketika ada mangsa, kaki depan tipe
raptorial ini dapat direntangkan untuk menangkap mangsa dan membawanya
langsung kebawah rahang untuk dimangsa (Singh, 2007).
Tipe Cursorial merupakan tipe tungkai ini memiliki bentuk tungkai yang
panjang dan ramping. Tungkai tipe ini biasanya digunakan untuk berjalan dan
berlari. Misalnya: pada lipas ( Periplanetasp) dan kumbang.
Tipe kaki Clinging legs, merupakan kaki yang ditemukan pada spesies
kutu. Kaki ini berfungsi untuk menempel pada inangnya. Modifikasi tipe kaki ini,
tarsi tersegmentasi hanya satu dan masing-masing ujung memiliki cakar yang
kuat. Cakar ini berfungsi untuk melawan proses tibialis. Nantaorial legs
merupakan bentuk kaki yang termodifikasi untuk menfasilitasi serangga untuk
berenang. Tipe kaki ini banyak dimiliki oleh serangga air. Tepi tibia pada kaki
natatorial memiliki dua baris rambut renang. Selama berenang, kaki-kaki ini akan
memperluas area permukaan yang diterapkan pada permukaan air.

18
No. Dokumen FO-UGM-PBI-01-17
BORANG Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM Revisi 00
LABORATORIUM ENTOMOLOGI Halaman 19 dari 32

Jawaban pertanyaan:
(1) Sebutkan sistematika dari 3 spesies yang digunakan dalam praktikum?
a. Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Coleoptera
Famili : Dysticidae
Genus : Dystiscus
Spesies : Dystiscus marginalis

b. Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Orthoptera
Famili : Gryllotalpidae
Genus : Gryllotalpa
Spesies : Gryllotalpa hexadactyla

c. Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Hymenoptera
Famili : Aphidae
Genus : Aphis
Spesies : Aphis sp.

19
No. Dokumen FO-UGM-PBI-01-17
BORANG Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM Revisi 00
LABORATORIUM ENTOMOLOGI Halaman 20 dari 32

Tipe Telur Serangga


Nama Spesimen Keterangan

Tipe Larva Serangga


Nama Spesimen Keterangan
1. Sisa spiracle anterior
2. Sisa spiracle posterior

1. Caput
2. Kaki thoracal
3. Abdomen
4. Satae
5. Spirakulum
6. anus

20
No. Dokumen FO-UGM-PBI-01-17
BORANG Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM Revisi 00
LABORATORIUM ENTOMOLOGI Halaman 21 dari 32

Tipe Pupa Serangga


Nama Spesimen Keterangan
1. calon mulut
2. calon antenna
3. calon kaki
4. calon sayap depan
5. calon sayap belakang
6. sisa clasper

Tipe Telur, Larva, dan Pupa Serangga


Pada praktikum ini membandingkan morfologi telur, larva dan pupa
insecta dari berbagai spesies antara lain Aedes aegypti, Culex sp., Attacus atlas,
Mantis sp. Dan untuk larva adalah Lepidiota stigma dan Attacus atlas dan untuk
pupa adalah Attacus atlas.
Telur, larva dan pupa merupakan bagian dari fase hidup serangga secara
umum. Masing masing memiliki beragam morfologi yang berguna untuk
identifikasi. Telur merupakan fase hidup serangga saat berupa embrio.
Berdasarkan ada tidaknya selubung atau pelindung, telur dapat dibedakan menjadi
2 macam antara lain telur yang memiliki selubung (ootheca) dan telur bebas.
Ootheca tersusun dari albumin.
Tipe telur serangga dibagi menjadi tipe telu soliter, tipe telur koloni,
soliter dengan ootheca dan koloni dengan ootheca. Aedes aegypti memiliki tipe
telur yang soliter karena fase hidupnya soliter. Sedangkan pada Culex sp.
Memiliki jenis telur koloni yang hidupnya secara bersamaan dan memiliki
pelampung yang digunakan untuk menahan diatas permukaan air. Attacus atlas
memiliki memiliki tipe telur soliter yaitu dalam 1 selubung/ootheca terdapat satu
embrio.
Bentuk-bentuk telur dan tempat yang cocok untuk peneluran (ovivosisi)
dapat sangat bervariasi dari satu species ke species yang lain. Serangga-serangga
tertentu meletakkan telurnya secara tunggal, sedangkan banyak serangga yang
lain, misalnya ngengat Tussock dan ngengat ulat tenda (Tent) maupun belalang
sembah (Mantidae) meletakkan massa telur yang terdiri atas ratusan butir. Banyak

21
No. Dokumen FO-UGM-PBI-01-17
BORANG Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM Revisi 00
LABORATORIUM ENTOMOLOGI Halaman 22 dari 32

weevil, sawflies (Iebah) dan kumbang kulit menyimpan telurnya di dalam


jaringan tanaman. Kumbang May dan belalang meletakkan telurnya di dalam
tanah.
Serangga-serangga air secara normal menyimpan telurnya di dalam air,
tetapi telur-telur tersebut sering dilekatkan pada berbagai tipe substrat. Serangga-
serangga parasit, misalnya lebah-lebah ichneumon dan beberapa lalat Tachinid,
secara normal meletakkan telurnya dalam atau pada inang yang cocok (suitable),
sedangkan lalat Tachinid yang lain melekatkan telurnya pada dedaunan yang biasa
dimakan oleh serangga inang (host) yang rnengkonsumsi daun tersebut, yaitu ulat
atau belalang. Serangga betina dan kebanyakan species serangga meletakkan
telur, tetapi lalat Flesh dan banyak Aphids melahirkan anakanaknya. Species-
species utama menghasilkan individu jantan dan betina dengan telurtelur yang
dibuahi pada seekor betina dewasa oleh satu atau lebih jantan dewasa. Ini
merupakan reproduksi bi-seksual. Individu-individu dan beberapa species
berkembang dan telur-telur yang tidak dibuahi, ini merupakan reproduksi
pantenogenesis. Telur-telur yang tidak dibuahi dan satu betina dewasa mungkin
menghasilkan keturunan (offspring) jantan atau betina seluruhnya atau anakan
(serangga muda) dan kedua jenis kelamin. Banyak lebah parasit menghasilkan
jantan semua dan telur-telur yang tidak dibuahi. Aphids tertentu, weevils dan
sawflies dengan populasi betina secara eksklusif selalu bereproduksi secara
partenogenesis. Pantenogenesis selektif yang lanjut (advance) tersebut adalah
keturunan yang dapat dihasilkan secara sungguhsungguh apabila kondisi
Iingkungan adalah cocok untuk pertumbuhan dan perkembangan dan stadium
sebelum dewasa (muda). Walaupun demikian keturunan tersebut secara genetic
adalah identik dengan induk, namun kurang mampu terhadap tantangan/
kesempatan. Species-species Aphids tertentu memiliki kelebihan (advantages)
pada kedua tipe reproduksi dengan pergantian generasi keturunan yang berasal
dan telur yang dibuahi dan tanpa dibuahi.
Larva memiliki keragaman tipe dan bentuk. Berdasarkan dengan
banyaknya kaki, dapat dibedakan menjadi polipoda, apoda, dan oligopoda. Larva
polipoda adalah terdapat pada Attacus atlas, bentuk larva nya adalah eruciform
yaitu mengerucut. Dan terdapat 2 macam kaki, yaitu kaki thoraksial yang terdapat

22
No. Dokumen FO-UGM-PBI-01-17
BORANG Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM Revisi 00
LABORATORIUM ENTOMOLOGI Halaman 23 dari 32

pada thorax yang aka nada sampai dengan dewasa, serta kaki abdominal yang
berfungsi untuk menempel pada ranting ranting dan akan mereduksi pada fase
dewasa. Pada segmen terakhir terdapat clusper untuk menempel pada ranting pada
saat fase pupa. Dan pada mulut terdapat spinneret yang digunakan untuk
membentuk kokon selama pupa (membentuk sutera). Pada Lepidiota stigma
memiliki tipe oligopoda yang memiliki kaki thoraksial. Spesies ini memiliki
bentuk scarabaeiform yang artinnya berbentuk seperti C.
Tipe pupa serangga berbeda beda, antara lain obtecta, coartata, dan libera.
pada praktikum ini menggunakan Attacus atlas yang memiliki tipe pupa obecta.
Obtecta merupakan suatu pupa yang memiliki pembungkus yang dapat berupa
cetakan. Pada jantan dan betina pupa juga terlihat, pada jantan sayap menutupi
kaki dan pada betina terlihat sangat jelas sayap dan kaki. Sedangkan untuk warna
jantan lebih gelap dibandingkan dengan betina.

Jawaban pertanyaan :
A. Larva
1. Sebutkan tipe pernapasan berdasarkan letak stigma pada larva dari ordo:
a. Lepidoptera : memiliki system penapasan holopneustik yang
berarti spirakel disepanjang tubuh yang berfungsi dengan baik
b. Coleoptera : memiliki system pernapasan dengan tie
holopneustik yang berarti spirakel berada di sepanjang tubuh dan
spirakel berfungsi dengan baik/fungsional
c. Diptera : memiliki tipe metapneustik yang berarti hanya
spirakel terakhir yang terbuka dan berfungsi
2. Apakah fungsi clasper, spinneret dan chrochet?
a. Clasper berfungsi untuk menempel pada fase pupa pada tempat yang
kasar maupun licin.
b. Spineret berfungsi untuk mengeluarkan sutera
c. Chrochet berfungsi untuk membentuk coccon saat pupa dan
menempel pada substrat

23
No. Dokumen FO-UGM-PBI-01-17
BORANG Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM Revisi 00
LABORATORIUM ENTOMOLOGI Halaman 24 dari 32

B. Pupa
a. Apa yang dimaksut dengan cremaster dana apa gunanya?
Cremaster merupakan otot pada serangga yang berperan pada saat
terjadi perkawinan
b. Apa yang disebut coccon dan puparium?
Coccon merupakan kantung sutera didalamnya pupa terbentuk,
sedangkan puparium adalah selubung yang dibentuk oleh pergeseran
kulit larva yang terakhir dimana pupa terbentuk

24
No. Dokumen FO-UGM-PBI-01-17
BORANG Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM Revisi 00
LABORATORIUM ENTOMOLOGI Halaman 25 dari 32

Tipe Antena Serangga


Nama Spesimen

25
No. Dokumen FO-UGM-PBI-01-17
BORANG Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM Revisi 00
LABORATORIUM ENTOMOLOGI Halaman 26 dari 32

Tipe Antena Serangga


Semua serangga dewasa dan nimfa kecuali Protura memiliki sepasang
antena yang terletak pada bagian anterior kepala, dekat dengan mata majemuk,
namun demikian pada beberapa serangga misal pada bentuk larva, antenna sangat
tereduksi. Antena biasanya beruas-ruas dan terdiri dari bagian-bagian, ruas
pertama merupakan ruas dasar (skape), ruas kedua adalah tangkai pedikel (ped),
dan sisanya flagelum. Fungsi utama antenna adalah indera (sensory). Berbagai
tipe-tipe rambut kecil (sensilla) yang terletak pada antenna bertindak sebagai
rangsangan fisik (tactile), pembau, suhu, kelembaban dan penerima suara.
Antenna sering memainkan suatu bagian yang penting pada proses birahi
(mating) pada banyak serangga, sebagai contoh antenna yang menyerupai sisir
pada ngengat (moth) jantan, merasakan bau (feromon) yang dipancarkan oleh
ngengat betina pada species yang sama. Dimorfisme seksual pada antenna adalah
umum, antenna serangga jantan sering lebih kompleks rumit dibandingkan yang
betina.
Antenna secara umum digunakan sebagai suatu ciri taksonomi dalam
identifikasi serangga karena variasi yang dapat dibedakan dalam ukurannya
maupun bentuknya. Tipe-tipe antenna yang paling umum dapat dibedakan antara
lain:
1. Kapitate: ruas-ruas di sebelah ujung antena meningkat garis tengahnya
dan peningkatannya terjadi secara tiba-tiba, seperti clavate tetapi
perbesaran ruas-ruas terakhir tiba-tiba membesar, misalnya Nitidulidae.
2. Stilate: ruas terakhirmemiliki juluran yang berbentuk seperti stili atau jari
yang memanjang, segmen terakhir runcing dan agak panjang,
misalnya Asilidae.
3. Bipectinate: setiap segmen memiliki satu pasang rambut
4. Setaceus: berbentuk seperti duri, ruas-ruasnya lebih mengecil pada bagian
ujung. seperti rambut kaku (Seta), makin ke ujung ruas-ruas antena
maakin ramping, misalnya Isoptera.
5. Moniliform: berbentuk seperti untaian tasbih, ukuran ruas-ruasnya sama
dan relatif berbentuk bulat, seperti manik-manik, ruas-ruas antena
berukuran sama dan berbentuk bulat, misalnya Rhysodidae.

26
No. Dokumen FO-UGM-PBI-01-17
BORANG Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM Revisi 00
LABORATORIUM ENTOMOLOGI Halaman 27 dari 32

6. Lamellate: bila ruas-ruas ujung meluas ke samping membentuk gelabir-


gelambir seperti piring yang bulat atau oval, segmen paling ujung
membesar dan menjadi lempengan, misalnya Scarabaidae.
7. Filiform: berbentuk seperti benang, setiap ruas memiliki ukuran yang
hampir sama dan biasanya berbentuk silindris, menyerupai tambang, tiap-
tiap segmen yang membentuk antena ukurannya sama, misalnya antena
pada Valanga sp. (Orthoptera)
8. Pektinate: berbentuk seperti sisir, sebagian besar ruas-ruas memiliki
juluran lateral langsing dan panjang, setiap segmen memanjang ke arah
samping seperti sisir, misalnya Pyrochoroidae.
9. Serrata: berbentuk seperti gergaji, ruas-ruas terutama yang terdapat pada
setengah atau dua pertiga dari ujung antena berbentuk segitiga, tiap-tiap
segmennya berbentuk seperti gigi, misalnya Elateridae.
10. Bentuk Gada: ruas-ruas di sebelah ujung antena meningkat garis
tengahnya dan peningkatannya terjadi secara betahap, misalnya pada
Tenebrionidae dan kumbang Lady.
11. Clavate: seperti moniliform tapi agak membesar kebagian ujungnya,
misalnya Coccinellidae.
12. Flabelate: bila ruas-ruas ujung seperti lembaran yang sisinya sejajar dan
panjang atau gelambir-gelambir berbentuk lidah meluas ke
samping, semua segmen setelah pedicel bentuknya seperti lempengan,
misalnya Rhipiceridae.
13. Genikulat: berbentuk siku, dengan ruas pertama panjang dan ruas-ruas
berikutnya kecil dan membengkok pada satu sudut dengan yang pertama,
contoh pada kumbang Chalcididae. Segmen pertama berukuran panjang
diikuti oleh satu segmen yang lebih kecil yang membentuk sudut dengan
segmen pertama, misalnya Formicidae.
14. Plumosa: berbentuk seperti bulu, kebanyakan ruas-ruasnya memiliki
rambut-rambut panjang, setiap segmen berambut lebat dan panjang,
misalnya nyamuk jantan.

27
No. Dokumen FO-UGM-PBI-01-17
BORANG Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM Revisi 00
LABORATORIUM ENTOMOLOGI Halaman 28 dari 32

15. Aristate: ruas terakhir biasanya membesar dan mengandung bulu-bulu


dorsal yang banyak, yaitu arista, seakan-akan dari segmen antena keluar
lagi antena, misalnya Muscidae. Misalnya pada lalat rumah.

28
No. Dokumen FO-UGM-PBI-01-17
BORANG Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM Revisi 00
LABORATORIUM ENTOMOLOGI Halaman 29 dari 32

Tipe Sayap Serangga


Nama Spesimen Keterangan

Tipe Sayap Serangga


Sayap merupakan pertumbuhan daerah tergum dan pleura. Sayap terdiri
dari dua lapis tipis kutikula yang dihasilkan oleh sel epidermis yang segera
menghilang. Tiap sayap tersusun atas permukaan atas dan bawah yang terbuat dari
bahan khitin tipis. Diantara kedua lipatan terdapat berbagai cabang tabung
pernapasan (trakea). Tabung ini mengalami penebalan yang tampak seperti jari-
jari sayap. Fungsi trakea sebagai pembawa oksigen kejaringan dan penguat sayap.
Jari- jari sayap mempunyai pola yang tetap dan khas pada setiap kelompok dan
jenis serangga tertentu, sifat ini mempermudah dalam mendeterminasi serangga.
Fungsi utama sayap pada serangga digunakan untuk terbang (Hadi et al. , 2009).
Rangka sayap dasar terdiri dari: kosta (C), subkosta (Sc) yang dapat
bercabang satu kali dan ditandai Sc1 dan Sc2, radius (R) yang terdiri dari
percabangan posterior yairu sector radial (Rs) yang dapat bercabang dua kali
dengan empat percabangan yang mencapai batas sayap dan cabang anterior radius

29
No. Dokumen FO-UGM-PBI-01-17
BORANG Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM Revisi 00
LABORATORIUM ENTOMOLOGI Halaman 30 dari 32

adalah R1, median (M) dapat bercabang dua kali dengan empat rating cabang
mancapai batas sayap, kubitus (Cu) bercabang satu kali, dan ranting cabangnya
adaalh Cu1 dan Cu2. Cu1 dibagian distalnya dengan dua ranting cabang yaitu
Cu1a dan Cu1b dan rangka sayap anal (A) secara khas tidak bercabang dan
biasanya ditandai dari anterior ke posterior sebagai sayap anal pertama (1A),
rangka sayap anal kedua (2A) dan seterusnya. Rangka-rangka sayap melintang
menghubungkan rangka-rang sayap longitudinal yang utama. Menurut Sunarjo
(1991), terdapat bentuk-bentuk modifikasi sayap serangga yaitu sebagai berikut:
a. Pada trips (Thysanoptera), sayap depan dan belakang berupa rumbai.
b. Pada kumbang (Coleoptera), sayap depan mengeras dan dinamakan
elytra.
c. Pada lalat (Diptera), sayap depan berkembang sempurna, sedangkan
sayap belakang mengalami modifikasi struktur ganda yang disebut halter.
d. Pada kepik (Hemiptera), sayap depan sebagian mengeras dan sebagian
lainnya tetap berupa selaput (membran) yang berisi tulang-tulang sayap.
e. Pada belalang (Orthoptera), sayap depan berupa perkamen, diduga
sebagai pelindung sayap belakang dan disebut tegmina.

30
No. Dokumen FO-UGM-PBI-01-17
BORANG Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM Revisi 00
LABORATORIUM ENTOMOLOGI Halaman 31 dari 32

DAFTAR PUSTAKA

Basuki, D,F,I., 2008, Identifikasi Jenis-Jenis Ordo Coleoptera Koleksi


Laboratorium Hama Hutan Fakultas Kehutanan. Skripsi. Institut Pertanian
Bogor, Bogor.

Borror, J. D., C. A. Triplehorn., and N. F. Johnson. 1998. Pengenalan Pelajanar


Serangga. Edisi Keenam. Gadjah Mada University Press. Yogjakarta.

Campbell, N.A., J.B. Reece & L.G. Mitchell. 2000. Biologi. Edisi kelima - jilid 2.
Penerbit Erlangga. Jakarta. Hal: 234-289.

Corbet, A. S., and Pendlebury, H. M. 1956. The Butterflies of Malaya Peninsula.


Oliver Boyd Edinburg. London.

Koneri, R., Solihin, D.D., Buchori, D., dan Tarumingkeng, R. 2010.


Keanekaragaman Kumbang Lucanid (Coleoptera: Lucanidae) pada
Berbagai Ketinggian Tempat di Hutan Konsensi Unocal Gunung Salak,
Jawa Barat. Jurnal Matematika dan Sains . Vol. 15, No. 2.

Lawrence, J.F., and Britton, E.B., 1994, Australian Beetles, Melbourne University
Press.

Listiani, L., 2008, Pengaruh Pola Perkawinan Poliandri Kumbang Ulat Tepung
(Tenebrio molitor L.) Terhadap Jumlah Larva Dan Jumlah Kumbang
Anaknya. Skripsi. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Mastrigt, H.V., 2005, Buku Panduan Lapangan Kupu-kupu untuk Wilayah


Membramo sampai Pegunungan Cyclops. Conservation International.
Jayapura.

Mason,Bill and Huber T, Jhon. 1993. Hymenoptera of The World : an


Identification to Famili. Canada Commuication Group Publishing,
Canada.

Ross, H.H.,Ross, C.A and Ross, J.R.P. 1982. A Text Book of Entomology. 4thed.
New York.

Satta,A., ,M. Acciaro., I. Floris., A. Lentini., and L. Sulas,, 1998. Insect


Pollination of Sulla(H edysarum coronarium L.) and Its Effect on Seed
Production in a Mediterranean Environment. CIHEAM Options
Mediterraneennes. P: 373-377.

Syarifah, N.N., 2012, Keanekaragaman dan Kelimpahan Ordo coleopteran di


Kawasan Gunung Manglayang Bagian Barat Kabupaten Bandung.
Skripsi.Universitas Pendidikan,Bandung.

31

You might also like