You are on page 1of 44

LAPORAN KEGIATAN MINI PROJECT

DETEKSI DINI WANITA USIA SUBUR DENGAN RISIKO 4T (TERLALU


MUDA, TERLALU TUA, TERLALU DEKAT, TERLALU BANYAK)
DI POSYANDU KEMBANG SOKA 2 SIDOHARJO

Pendamping :
dr. Kukuh Muchrodi
NIP. 19831022 201001 1 019

Disusun oleh :
dr. Anjar Widarini

PUSKESMAS SRUWENG
KABUPATEN KEBUMEN
2017

1
LAPORAN KEGIATAN MINI PROJECT
DETEKSI DINI WANITA USIA SUBUR DENGAN RISIKO 4T (TERLALU
MUDA, TERLALU TUA, TERLALU DEKAT, TERLALU BANYAK)
DI PUSKESMAS SRUWENG
Diajukan untuk Memenuhi Tugas Pelaksanaan Internship Dokter Indonesia
Di Puskesmas Sruweng
Kabupaten Kebumen

Telah disetujui dan dipresentasikan


Pada tanggal:

Disusun oleh :
dr. Anjar Widarini

Mengetahui,
Kepala Dinas Kesehatan Pembimbing
Kabupaten Kebumen

dr.Hj.Y. Rini Kristiani. M.Kes dr. Kukuh Muchrodi


NIP. 19621217 198902 2 003 NIP 19831022 201001 1 019

2
DAFTAR ISI

Halaman Judul............................................................................................................... 1
Lembar Pengesahan...................................................................................................... 2
Daftar isi........................................................................................................................ 3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang.................................................................................................. 4
B. Tujuan.............................................................................................................. 5
C. Manfaat kegiatan.............................................................................................. 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pemetaan Wilayah........................................................................................... 7
B. Angka Kematian Ibu....................................................................................... 13
C. Angka Kematian Bayi.................................................................................. 14
D. Kunjungan K4................................................................................................. 16
E. Deteksi Dini .................................................................................................... 17
BAB III METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian............................................................................................. 22
B. Lokasi dan Waktu Penelitian.......................................................................... 22
C. Etika Penelitian............................................................................................... 22
D. Populasi dan Sampel Penelitian...................................................................... 23
E. Teknik Pengumpulan dan Instrumen Penelitian............................................. 24
F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data............................................................ 25
BAB IV PELAKSANAAN
A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan..................................................................... 26
B. Bentuk Kegiatan.............................................................................................. 26
C. Alur Kegiatan.................................................................................................. 27
D. Bentuk Inovasi Kegiatan................................................................................. 27
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN..................................................................... 28
BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan..................................................................................................... 35
B. Saran................................................................................................................ 35

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi
(AKB) masih menjadi salah satu permasalahan kesehatan di dunia. Menurut
WHO, pada tahun 2015 jumlah AKI (Angka Kematian Ibu) di dunia
mencapai 216 per 100.000 kelahiran hidup. Di Indonesia, AKI (Angka
kematian Ibu) juga tergolong masih tinggi. Angka kematian ini berkaitan
dengan kehamilan, persalinan, dan nifas. Berdasarkan Survei Demografi dan
Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012, AKI (Angka Kematian Ibu) sebesar
359 per 100.000 kelahiran hidup. Sementara target AKI (Angka Kematian
Ibu) di tahun 2015 adalah 102 kematian per 100.000 kelahiran hidup.
Sementara itu, terjadinya kasus kematian bayi menunjukan bahwa ada
fenomena gunung es permasalahan di tingkat keluarga dan masyarakat.
Permasalahan yang ada di masyarakat bisa berupa masalah kesehatan, sosial
budaya, ekonomi maupun pendidikan.
Banyaknya kasus AKI (Angka Kematian Ibu) dan AKB (Angka
Kematian Balita) dapat dipengaruhi oleh rendahnya kunjungan pemeriksaan
ibu hamil. Hasil pemantauan kunjungan K1 dan K4 di wilayah kerja
Puskesmas Sruweng pada bulan November 2016 mengalami penurunan
dibandingkan bulan Oktober 2016.
Sementara itu, hasil pemantauan di wilayah kerja Puskesmas Sruweng
khususnya di wilayah sidoharjo untuk angka kunjungan K1 dan K4 sampai
dengan November 2016 masih dibawah target. Dari 39 ibu hamil sampai
dengan november 2016 didapatkan jumlah angka kunjungan K1 dan K4
hanya 30 ibu hamil (76,9%) sedangkan target K1 adalah 92% dan K4 adalah
86%.. Trend kurangnya presentasi K1 dan K4 dapat menjadi risiko penyebab
kematian ibu dan bayi.
Wanita hamil mempunyai resiko komplikasi. Apalagi kelompok
wanita resiko tinggi, yaitu wanita dengan keadaan 4T yaitu kehamilan yang

4
terjadi pada usia terlalu muda, usia terlalu tua, selang kelahiran terlalu dekat
dan jumlah anak lebih dari tiga. Kategori wanita resiko tinggi ini mempunyai
resiko terlalu besar untuk terjadi komplikasi di banding kategori lain.
Komplikasi obstetri dapat dicegah melalui deteksi dini ibu hamil berisiko
tinggi oleh tenaga kesehatan dan masyarakat.
Deteksi dini wanita usia subur yang beresiko tinggi pada kehamilan
adalah kegiatan penjaringan terhadap wanita usia subur yang terdeteksi dapat
mengalami kehamilan risiko tinggi pada suatu wilayah tertentu. Oleh
karenanya deteksi dini oleh tenaga kesehatan dan masyarakat tentang adanya
faktor risiko dan komplikasi, serta penanganan yang adekuat sedini mungkin,
merupakan kunci keberhasilan dalam penurunan angka kematian ibu dan bayi
yang dilahirkannya.
Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik melakukan penelitian yang
berjudul Deteksi Dini Wanita Usia Subur dengan Risiko 4 T ( Terlalu Tua,
Terlalu MudaTerlalu Dekat, Terlalu Banyak ) di Posyandu soka 2 sidoharjo.

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Untuk mengidentifikasikan wanita usia subur yang beresiko tinggi
berdasarkan 4T (terlalu muda, terlalu tua, terlalu dekat dan terlalu banyak)
di posyandu soka 2 sidoharjo.
2.Tujuan Khusus
a. Untuk mengidentifikasi karakteristik responden
b. Untuk mengidentifikasi pengetahuan responden
c. Untuk mengidentifikasi sikap responden
d. Untuk mendeteksi risiko tinggi kehamilan berdasarkan 4 T (terlalu
muda, terlalu tua, terlalu dekat, dan terlalu banyak ) pada responden

5
C. MANFAAT
1. Mengetahui gambaran pengetahuan ibu hamil tentang resiko 4T (
Terlalu Tua, Terlalu muda, terlalu dekat, terlalu banyak ) di Wilayah
Kerja Puskesmas Sruweng khususnya di posyandu soka 2 sidoharjo
2. Memberikan kontribusi pada Puskesmas sebagai data sebagi evaluasi
program deteksi dini ibu hamil resiko tinggi di Wilayah Kerja
Puskesmas Sruweng khususnya di Posyandu Soka 2 sidoharjo
3. Meningkatkan kesadaran dan kepedulian masyarakat terhadap
kehamilan yang beresiko tinggi di Wilayah Kerja Puskesmas Sruweng
khususnya diposyandu soka 2 sidoharjo.
4. Memenuhi salah satu persyaratan Program Internsip Dokter Indonesia

6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

I. Pemetaan Wilayah
A. Keadaan Geografi
Wilayah UPTD Unit Puskesmas Sruweng terdiri dari 21 Desa
yang terletak pada posisi 7 - 8 lintang selatan dan posisi 109 - 110
bujur timur, dan berbatasan wilayah dengan :
Sebelah barat : Kecamatan Karanganyar
Sebelah Timur : Kecamatan Pejagoan
Sebelah Utara : Kecamatan Karanggayam
Sebelah selatan : Kecamatan Petanahan
UPTD Unit Puskesmas Sruweng mempunyai luas wilayah
437.243,85 Ha, yang terlintasi Jalur selatan Pulau Jawa dengan
Topografi 40% daerah pegunungan/bukit dan 60% merupakan daerah
dataran, UPTD Unit Puskesmas Sruweng juga terlintasi jalur rel Kereta
Api yang menghubungkan Jakarta - Surabaya.
Secara Adminstratif UPTD Unit Kecamatan Sruweng
mempunyai 21 desa dengan keadaan wilayah :
1. Menganti : daerah dataran 11. Sidoagung : daerah dataran

2. Trikarso : daerah dataran 12. Karangsari : daerah bukit

3. Sidoharjo : daerah dataran 13. Karangpule : daerah bukit

4. Giwangretno : daerah dataran 14. Pakuran : daerah bukit

5. Jabres : daerah dataran 15. Pengempon : daerah bukit

6. Sruweng : daerah dataran 16. Kejawang : daerah bukit

7. Karanggedang : daerah dataran 17. Karangjambu : daerah bukit

8. Purwodeso : daerah dataran 18. Penusupan : daerah bukit

7
9. Klepusanggar: daerah dataran 19. Donosari : daerah bukit

10. Tanggeran : daerah dataran 20. Pandansari : daerah bukit

21. Condongcampur : daerah bukit

Analogi pembagian dan pemanfaatan lahan di wilayah kerja UPTD


Unit Puskesmas Sruweng adalah sebagai berikut ;
Tanah sawah : 1.367.000 Ha
Tanah kering : 740.000 Ha
Pekarangan/ bangunan : 2.261.000 Ha

Gambaran lebih rinci luas wilayah per-desa dapat dilihat pada grafik
dibawah ini :

Trikarso Condong Campur


Tanggeran 5% 5% Donosari
6% 5% Giwangretno
Jabres
3%
Sidoagung 1% karanggedang
12% 4%
Karangsari
Karangjambu
2%
2%

Karanggpule
Sidoharjo 4%
7%
Kejawang
3%
Klepiusanggar
Sruweng
2%
5% Menganti
3%
Pengempon Purwodeso
6% 3%

Pakuran
Penusupan Pandasari
4%
4% 12%

Gb 1 : Grafik Luas Desa Kecamatan Sruweng

8
B. Keadaan Demografi
Di Indonesia kepadatan penduduk dan persebaran penduduk
yang kurang merata serta komposisi penduduk yang kurang
menguntungkan dimana penduduk usia muda masih relatif tinggi yang
berimplikasi pada Rasio Beban Tanggungan (RBT)
Jumlah penduduk kecamatan Sruweng Kabupaten Kebumen
Tahun 2015 adalah 53.674 Jiwa ( Sumber BPS Kebumen ) yang
tersebar di 21 desa di kecamatan Sruweng dengan 14.539 KK atau
rata-rata ART per rumah tangga 3,69. Jumlah penduduk terbesar di
Kecamatan Sruweng Kabupten Kebumen berada Di desa Sidoagung
karena desa Sidoangung adalah desa terluas di Kecamatan Sruweng
dengan jumlah penduduk 6.005 Jiwa. Sedangkan penduduk terkecil
berada di desa Karangsari dengan jumlah penduduk 816 Jiwa.
Gambaran penyebaran jumlah penduduk lebih rinci dapat dilihat pada
grafik dibawah ini :

Grafik Persebaran Jumlah Penduduk


Kec. Sruweng TH 2015
6,005

7,000
5,626

6,000
3,851

5,000
3,603
3,426
3,117

4,000
2,701
2,670
2,612
2,468
2,274
2,221
2,149
1,915
1,898
1,812

3,000
1,523
1,333

1,217
1,177
1,143
1,042

2,000
973
965
920

893

825

816
794

743
726

719
647

571

521
473
386

386
302
299

263
208

1,000

-
Tanggeran

Condong
Sidoagung

Kejawang
Purwodeso
Trikarso

Sidoarjo
Karangpule

Penusupan

Klepusanggar
Sruweng

Karangsari
Giwangretno

Karanggedang

Donosari

Karangjambu
Pandansari

Pakuran

Menganti
Pengempon

Jabres

Jumlah Penduduk Jumlah Rumah Tangga

Gb 2 : Grafik Persebaran Jumlah Penduduk kec. Sruweng tahun 2015

9
Komposisi penduduk menurut kelompok umur dapat
menunjukkan tinggi rendahnya angka kelahiran, Komposisi penduduk
juga dapat untuk mengetahui Rasio Beban Tanggungan RBT yaitu usia
non produktif usia antara (0-14 tahun) dan usia Produktif yaitu usia
antara (15-64 tahun). Tingginya jumlah Rasio Beban Tanggungan
(RBT) menunjukan tingginya beban tanggungan pemerintah secara
ekonomi di daerahnya,.selain usia (0-14 tahun) yaitu usia antara ( >
65) juga dapat menjadi beban tanggungan ekonomi dalam masyarakat.
Gambaran komposisi penduduk menurut kelompok umur lebih
rinci dapat dilihat pada grafik dibawah ini :

Grafik Komposisi Penduduk Menurut


Kelompok Umur Tahun 2015
3500
2872

3000
2642
2637
2503

2434
2273
2306

2500
2129

1938

1920
1880
1864
1862
1844

1806

1784
1793

2000
1655
1661

1612
1600
1578

1224

1500
1131

1004
952

896

867
766
795
829

1000
619

500

0
0-4 5 - 9 10 - 14 15 - 19 20 - 24 25 - 29 30 - 34 35 - 39 40 - 44 45 - 49 50 - 54 55 - 59 60 - 64 65 - 69 70 - 74 75+

Laki-Laki Perempuan

Gb 3 : Komposisi Penduduk Menurut Kelompok Umur Tahun 2015

Faktor pendidikan juga dapat menunjukan indicator kualitas


pendidikan formal. Pada tahun 2015 kecamatan Sruweng yang telah
menyelesaikan pendidikan setingkat Akademi/Diploma 3 sebanyak

10
842 orang (2%) sedangkan yang DIII & Sarjana (S1) sebanyak 3550
orang (5%). Lebih jelas dapat dilihat pada Grafik proporsi tingkat
pendidikan masyarakat dibawah ini :

Tingkat Pendidikan Penduduk Kec.Sruweng


SARJANA
AKADEMI/DIPLOMA
5%
2% Tidak/belum tamat SD
19%

SLTA
15%

SLTP
18%

SD
41%

Tidak/belum tamat SD SD SLTP


SLTA AKADEMI/DIPLOMA SARJANA

Gb 4 : Grafik Tingkat Pendidikan Penduduk Kec. Sruweng 2015

C. Sarana Kesehatan
Untuk meningkatkan pelayanan kesehatan di wilayah
Puskesmas Sruweng mempunyai
a. Sarana gedung
Sarana gedung berupa 1 Puskesmas induk dan 4 Puskesmas
Pembantu
b. Sarana Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat
Dalam rangka memberdayakan yang bersumber daya masyarakat
wilayah Puskesmas Sruweng memiliki Posyandu sejumlah 106,
PKD/POSKESDES 18 buah.

11
D. Tenaga Kesehatan
Pada tahun 2015 Puskesmas Sruweng memiliki sejumlah
tenaga kesehatan yang terdiri dari :
1. Tenaga Medis : 2 (dua) orang yaitu 1 dokter Umum
dan 1 dokter Gigi
2. Perawat / Bidan : Perawat 10 orang /Bidan 25 orang
3. Perawat Gigi : 1 Orang
4. Farmasi : 1 orang
5. Gizi : 1 orang
6. Teknis Medis : 1 orang
7. Sanitasi : 1 orang
8. Sarjana Kesehatan : 2 orang
9. Wiyata Bakti : 3 orang
Tenaga penunjang kesehatan lain
1. Staff Penunjang Administrasi :4
2. Juru Mudi :1

2. Angka Kematian Ibu


A.1. Definisi Angka Kematian Ibu
Angka Kematian Ibu (AKI) atau Maternal Mortality Rate
(MMR) adalah banyaknya wanita yang meninggal dari suatu
penyebab kematian terkait dengan gangguan kehamilan atau
penanganannya selama kehamilan, melahirkan dan dalam masa
nifas (42 hari setelah melahirkan) per 100.000 kelahiran hidup
tanpa melihat usia dan lokasi kehamilan.
A.2. Fungsi
AKI berguna untuk menjadi indicator penilaian
keberhasilan pelayanan kesehatan dan program pembangunan
kesehatan lainnya.

12
A.3. Jumlah
Pada tahun 2016 angka Kematian Ibu di Kecamatan
Sruweng sebanyak 0 kasus.
A.4. Penyebab AKI
Kematian ibu disebabkan oleh :
Perdarahan
Tekanan darah yang tinggi saat hamil (eklampsia)
Infeksi
Persalinan macet dan komplikasi keguguran
Keterlambatan pengambilan keputusan di tingkat
keluarga

B. Angka Kematian Bayi


B.1 Definisi
Angka Kematian Bayi (AKB) adalah banyaknya kematian
bayi berusia dibawah satu tahun,per 1000 kelahiran hidup pada
satu tahun tertentu.
B.2. Tujuan
AKI berguna untuk menjadi indicator penilaian
keberhasilan pelayanan kesehatan dan program pembangunan
kesehatan lainnya.
B.3. Jumlah
Jumlah Kematian Bayi di kecamatan Sruweng pada tahun
2016 sebanyak 8 jiwa.

B.4. Penyebab Kasus AKB di Wilayah Kerja Puskesmas Sruweng


Desa Jumlah Kasus Penyebab

Pengempon 1 BBLR
Donosari 1 Kel. Co
Karangpule 1 Asfiksia

13
Purwodeso 1 Lain-lain
Sidoagung 1
Trikarso 1
Pandansari 1 BBLR
Sruweng 1 Sepsis

Untuk mengetasi tingginya AKB di Kecamatan Sruweng


dan menjamin terlaksananya pelayanan kesehatan yang bermutu di
wilayah kerja Puskesmas, UPTD Puskesmas Sruweng menetapkan
Standar Pelayanan Minimal (SPM).

C. Standar Pelayanan Minimal


C.1. Definisi
Standar Pelayanan Minimal adalah suatu standar dengan
batas-batas tertentu untuk mengukur kinerja penyelenggaraan
kewenangan wajib daerah yang berkaitan dengan pelayanan dasar
kepada masyarakat yang mencakup jenis pelayanan, indikator dan
nilai (benchmark).
C.2. Fungsi
1. Menjamin terselenggaranya mutu pelayanan dasar kepada
masyarakat secara merata.
2. Menjamin tercapainya kondisi rata-rata minimal yang harus
dicapai pemerintah sebagai penyedia pelayanan kepada
masyarakat.
3. Pedoman pengukuran kinerja penyelenggaraan bidang
kesehatan.
4. Acuan prioritas perencanaan daerah dan pembiayaan APBD
bidang kesehatan dalam melakukan pengevaluasian dan
monitoring pelaksanaan pelayanan kesehatan.

14
C.3. Tujuan
1. Pedoman bagi Puskesmas dalam penyelenggaraan layanan
kepada masyarakat.
2. Terjaminnya hak masyarakat dalam menerima suatu layanan.
3. Dapat digunakan sebagai alat untuk menentukan alokasi
anggaran yang dibutuhkan.
4. Alat akuntabilitas Puskesmas dalam penyelenggaraan
layanannya.
5. Mendorong terwujudnya checks and balances.
6. Terciptanya transparansi dan partisipasi masyarakat dalam
penyelenggaraan puskesmas.
C.4. Indikator SPM di Puskesmas Sruweng Tahun 2016
No. Indikator SPM Target Realisasi
1. Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4 95% 69,7%
2. Cakupan Komplikasi Kebidanan yang 80% 66,5%
ditangani
3. Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga 90% 75,3%
kesehatan yang memiliki kompetensi
kebidanan
4. Cakupan pelayanan nifas 90% 75,3%
5. Cakupan Neonatus dengan komplikasi yang 81% 82,1%
ditangani
6. Cakupan Kunjungan Bayi 98% 71,4%
7. Desa/Kelurahan Universal Child 100% 76,2%
Immunization (UCI)
8. Cakupan pelayanan anak balita 90% 69,8%
9. Cakupan pemberian makanan pendamping 100% 78,1%
ASI pada anak usia 6-24 bulan keluarga
miskin
10. Balita gizi buruk mendapat perawatan 100% 100%

15
11 Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD & 100% 100%
setingkat
12. Cakupan peserta KB aktif 70% 61,37%

D. Kunjungan Ibu Hamil K4


D.1. Definisi
Kunjungan K4 adalah kontak ibu hamil dengan tenaga
kesehatan yang ke-empat (atau lebih) untuk mendapatkan
pelayanan antenatal sesuai standar yang ditetapkan, dengan
ketentuan : satu kali pada triwulan pertama, satu kali pada triwulan
kedua, dan dua kali pada triwulan ketiga (Depkes RI, 2004).
D.2. Cakupan Kunjungan K4 di kecamatan Sruweng
100
90
80
70
60
50
40
30
20
10 %
0

Gb 5: Cakupan Kunjungan K4 di Kecamatan Sruweng


D.3. Jumlah
Pada tahun 2016 angka Kematian Ibu di Kecamatan
Sruweng sebanyak 0 kasus.
D.4. Penyebab AKI
Kematian ibu disebabkan oleh :
Perdarahan, Infeksi

16
Tekanan darah yang tinggi saat hamil (eklampsia)
Persalinan macet dan komplikasi keguguran
Keterlambatan pengambilan keputusan di tingkat
keluarga
II. Deteksi Dini
Pengertian deteksi dini adalah usaha untuk mengidentifikasi
penyakit atau kelainan secara klinis belum jelas dengan menggunakan
test, pemeriksaan atau prosedur tertentu yang dapat digunakan secara
cepat untuk membedakan orang-orang yang kelihatannya sehat tetapi
sesunguhnya menderita suatu kelainan.

Test skrining dapat dilakukan dengan :


Pertanyaan (anamnesa)
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan laboratorium
Deteksi dini bertujuan untuk mengurangi morbiditas atau
mortalitas dari penyakit dengan pengobatan dini terhadap kasus yang
ditemukan. Menurut Wilson and Jungner (1986) persyaratan deteksi
dini antara lain :
Masalah kesehatan atau penyakit yang diskrining harus merupakan
masalah kesehatan yang penting.
Harus tersedia pengobatan bagi pasien yang terdiagnosa setelah proses
skrining.
Tersedia fasilitas diagnosa dan pengobatan.

III. Wanita Usia Subur (WUS)


WUS (Wanita Usia Subur) berdasarkan konsep Departemen Kesehatan
(2006) adalah wanita dalam usia reproduktif, yaitu usia 15 49 tahun
baik yang berstatus kawin, janda maupun yang belum menikah.

17
IV. Kehamilan Berisiko
A. Definisi
Kehamilan berisiko adalah kehamilan yang akan menyebabkan
terjadinya bahaya dan komplikasi yang lebih besar, baik terhadap ibu
maupun terhadap janin yang dikandungnya selama masa kehamilan,
melahirkan ataupun nifas bila dibandingkan dengan kehamilan
persalinan dan nifas normal (Puji, 2012).
Kehamilan risiko tinggi adalah suatu proses kehamilan yang
kehamilannya mempunyai risiko lebih tinggi dan lebih besar dari
normal umumnya kehamilan (baik itu bagi sang ibu maupun sang
bayinya) dengan adanya risiko terjadinya penyakit atau kematian
sebelum atau pun sesudah proses persalinanya kelak. Kehamilan
risiko tinggi adalah kehamilan yang menyebabkan terjadinya bahaya
dan komplikasi yang lebih besar baik terhadap ibu maupun terhadap
janin yang dikandungnya selama masa kehamilan, persalinan, ataupun
nifas bila dibandingkan dengan kehamilan persalinan dan nifas normal.
(Puji, 2012).
B. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kehamilan Berisiko
Menurut Puji Rochyati faktor risiko ibu hamil adalah:
1. Kehamilan risiko rendah
a. Primipara tanpa komplikasi
Primipara adalah wanita yang pernah 1 kali melahirkan
bayi yang telah mencapai tahap mampu hidup (viable). Kehamilan
denganpresentase kepala, umur kehamilan 36 minggu dan kepala
sudah masuk PAP.
b. Multipara tanpa komplikasi
adalah wanita yang telah melahirkan 2 janin viabel atau lebih.
c. Persalinan spontan dengan kehamilan prematur dan bayi hidup
Persalinan spontan yang terjadi pada kehamilan kurang dari
37 minggu, tetapi berat badan lahir melebihi 2500 gram.

18
2. Kehamilan risiko sedang
Kehamilan yang masuk ke dalam kategori 4 terlalu :
a. Umur ibu terlalu muda (< 20 tahun)
Pada usia ini rahim dan panggul ibu belum berkembang
dengan baik dan relatif masih kecil, biologis sudah siap tetapi
psikologis belum matang. Sebaiknya tidak hamil pada usia di
bawah 20 tahun. Apabila telah menikah pada usia di bawah 20
tahun, gunakanlah salah satu alat/obat kontrasepsi untuk
menunda kehamilan anak pertama sampai usia yang ideal untuk
hamil.
Menurut Caldwell dan Moloy ada 4 bentuk pokok jenis
panggul:
1) Ginekoid: paling ideal, bentuk bulat: 45
2) Android: panggul pria, bentuk segitiga: 15
3) Antropoid: agak lonjong seperti telur: 35 %
4) Platipelloid: menyempit arah muka belakang: 5 %
(Prawirohardjo, 2008).
b. Umur ibu terlalu tua (> 35 tahun)
Pada usia ini kemungkinan terjadi problem kesehatan
seperti hipertensi, diabetes mellitus, anemis, saat persalinan
terjadi persalinan lama, perdarahan dan risiko cacat bawaan.
c. Jarak kehamilan terlalu dekat (< 2 tahun)
Bila jarak anak terlalu dekat, maka rahim dan kesehatan ibu
belum pulih dengan baik, pada keadaan ini perlu diwaspadai
kemungkinan pertumbuhan janin kurang baik, persalinan lama,
atau perdarahan.
d. Jumlah anak terlalu banyak (> 4 anak)
Ibu yang memiliki anak lebih dari 4, apabila terjadi hamil
lagi, perlu diwaspadai kemungkinan terjadinya persalinan lama,
karena semakin banyak anak, rahim ibu makin melemah.

19
C. Pencegahan Kehamilan Berisiko
Sebagian besar kematian ibu hamil dapat dicegah apabila
mendapat penanganan yang adekuat difasilitas kesehatan. Kehamilan
berisiko dapat dicegah bila gejalanya ditemukan sedini mungkin
sehingga dapat dilakukan tindakan pencegahan menurut Kusmiyati
(2011), antara lain:
Sering memeriksakan kehamilan sedini mungkin dan teratur,
minimal 4X kunjungan selama masa kehamilan yaitu:
1. Satu kali kunjungan pada triwulan pertama (tiga bulan
pertama).
2. Satu kali kunjungan pada triwulan kedua (antara bulan keempat
sampai bulan keenam).
3. Dua kali kunjungan pada triwulan ketiga (bulan ketujuh sampai
bulan kesembilan).
4. Imunisasi TT yaitu imunisasi anti tetanus 2 (dua) kali selama
kehamilan dengan jarak satu bulan, untuk mencegah penyakit
tetanus pada bayi baru lahir.
5. Bila ditemukan kehamilan berisiko, pemeriksaan kehamilan
harus lebih sering dan intensif
6. Makan makanan yang bergizi asupan gizi seimbang pada ibu
hamil dapat meningkatkan kesehatan ibu dan menghindarinya
dari penyakit- penyakit yang berhubungan dengan kekurangan
zat gizi.
7. Menghindari hal-hal yang dapat menimbulkan komplikasi pada
ibu hamil: Berdekatan dengan penderita penyakit menular, asap
rokok dan jangan merokok, makanan dan minuman beralkohol,
pekerjaan berat, penggunaan obat-obatan tanpa petunjuk
dokter/bidan, pemijatan/urut perut selama hamil.
8. Berpantang makanan yang dibutuhkan pada ibu hamil.
9. Mengenal tanda-tanda kehamilan berisiko dan mewaspadai
penyakit apa saja pada ibu hamil.

20
10. Segera periksa bila ditemukan tanda-tanda kehamilan berisiko.
Pemeriksaan kehamilan dapat dilakukan di Polindes/bidan.
desa, Puskesmas/Puskesmas pembantu, rumah bersalin, rumah
sakit pemerintah atau swasta.
11. Cara mencegah kehamilan risiko tinggi yaitu tidak melahirkan
pada umur kurang dari 20 tahun / lebih dari 35 tahun, Hindari
jarak kelahiran terlalu dekat / kurang dari 2 tahun, rencanakan
jumlah anak 2 orang saja.

21
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif untuk mengidentifikasi
prosentase WUS dengan risiko 4T di wilayah kerja Puskesmas Sruweng
khususnya di posyandu Soka 2 desa Sidoharjo.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian


1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini dilakukan di Posyandu Soka 2 Desa Sidoharjo.
2. Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan bulan November 2016 Maret 2017.

C. Etika Penelitian
Sebelum dilakukan penelitian, responden akan menandatangani format
persetujuan sebagai responden dalam penelitian ini. Responden yang bersedia
ikut dalam penelitian akan melakukan pretest, mendapatkan intervensi
penyuluhan, dan melakukan post test.

D. Populasi dan Sampel Penelitian


1. Populasi Penelitian
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti.
Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai maka populasi dalam penelitian ini
adalah semua WUS di wilayah kerja Puskesmas Sruweng khususnya di
Desa Sidoharjo.
2. Sampel Penelitian
Sampel pada penelitian ini adalah WUS yang datang ke Posyandu
dengan ketentuan sebagai berikut:

22
a. Kriteria Inklusi
1) WUS yang bersedia menjadi subjek penelitian.
2) WUS yang berdomisili tetap di wilayah Sruweng.
b. Kriteria Eksklusi
WUS yang tidak mengikuti rangkaian acara pretest, penyuluhan dan
post test secara lengkap.
3. Teknik Sampling
Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik Insidental Sampling.

E. Teknik Pengumpulan dan Instrumen Penelitian


1. Teknik Pengumpulan Data
Data diperoleh dari pengisian kuesioner pretest dan post test yang
telah disiapkan oleh peneliti.
2. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian berupa kuesioner yang berisi pertanyaan tertulis
mengenai kehamilan berisiko berdasarkan 4T.

F. Prosedur Penelitian
1. Peneliti melakukan pengambilan data di lapangan yang sesuai dengan
kriteria inklusi.
2. Setiap sampel diberi kuesioner pretest, kemudian diberikan penyuluhan
dan dilakukan posttest setelahnya.
3. Sampel yang tidak mengikuti rangkaian acara secara lengkap tidak
diikutsertakan dalam penelitian.
4. Setelah didapatkan semua data dari hasil pengisian kuesioner, dilakukan
pengolahan data dengan menggunakan komputer.

23
G. Rancangan Penelitian

WUS di wilayah kerja kecamatan


Populasi Target Sruweng di Desa Tanggeran

Populasi WUS yang datang ke Kelas Posyandu


Sumber

Kriteria Inklusi
Insidental
Sampling Kriteria Eksklusi

Populasi Studi Sampel

Pretest

Penyuluhan

Posttest

Berisiko Tidak Berisiko

Data

Analisis Data

Gambar 6. Rancangan Penelitian

24
H. Teknik Pengolahan dan Analisa Data
1. Teknik Pengolahan Data
a. Pengolahan Data (editing)
Meneliti kembali apakah lembar kuesioner sudah cukup baik
sehingga dapat diproses lebih lanjut.
b. Pengkodean (Coding)
Usaha mengklarifikasi jawaban-jawaban yang ada menurut
macamnya, menjadi bentuk yang lebih ringkas dengan menggunakan
kode.
c. Pemasukan Data (Entry)
Memasukan data kedalam perangkat komputer sesuai dengan
kriteria.
d. Pembersihan Data (Cleaning data)
Data yang telah dimasukan kedalam computer diperiksa kembali
untuk mengkoreksi kemungkinan kesalahan. (Hastono, 2001).
2. Teknik Analisis Data
Pada penelitian ini digunakan analisis univariat yaitu analisa yang
dilakukan terhadap setiap variable dari hasil penelitian dalam analisa ini
hanya menghasilkan distribusi dan persentase.
Hasil penelitian dapat dinyatakan dalam bentuk distribusi frekuensi
WUS dengan risiko 4T dibandingkan dengan total responden.
Rumus yang digunakan

= 100%

Ket :
P : Persentase
x : Jumlah WUS berisiko
N : Jumlah Responden

25
BAB IV
PELAKSANAAN

A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan


1. Tempat
Tempat pelaksanaan dilakukan di Rumah Posyandu Soka 2 Desa
Sidoharjo, Kecamatan Sruweng, Kabupaten Kebumen.
2. Waktu
Waktu kegiatan dilaksanakan pada hari Selasa, tanggal 14 februari 2017.
B. Bentuk Kegiatan
Bentuk kegiatan yang dilakukan diantaranya :
1. Pretest
Pengisian Kuesioner yang berisi informed consent, identitas responden,
dan Kuesioner Pretest (beberapa pertanyaan mengenai resiko 4T)
2. Penyampaian Materi (Penyuluhan)
Merupakan kegiatan untuk meningkatkan pengetahuan kesehatan dalam
upaya deteksi dini para WUS (wanita usia subur) terhadap resiko 4T.
Edukasi ini berupa penyuluhan yang disampaikan setelah responden
mengerjakan beberapa pertanyaan (Pretest). Selain menggunakan
penyuluhan, edukasi kesehatan juga dilakukan dengan pembagian kalender
tentang risiko 4T (Terlalu muda, terlalu tua, terlalu dekat, dan terlalu
banyak). Harapannya agar meningkatkan pengetahuan dan sikap
responden terhadap risiko 4T pada kehamilan selanjutnya.
3. Pembagian Kalender
Kegiatan pembagian kalender yang berisi tentang risiko 4T (terlalu muda,
terlalu tua, terlalu dekat, terlalu banyak) dilaksanakan setelah responden
mendapatkan penyuluhan. Kalender dibagikan kepada tiap responden
dengan harapan agar meningkatkan pengetahuan dan sikap responden
terhadap risiko 4T pada kehamilan selanjutnya.

26
4. Pengisian Kartu KDRT (Kartu Deteksi Resiko 4T)
Pada setiap responden dilakukan pemantauan deteksi dini dengan cara
mengisi kartu KDRT. Hasil dari pengisian kartu dapat dilaporkan kepada
bidan atau tenaga kesehatan agar dapat digunakan sebagai bahan evaluasi
pada kehamilan berisiko.
5. Post Test
Responden diberikan beberapa pertanyaan yang sama untuk mengukur
pemahaman setelah di berikan penyuluhan dan pengisian kartu KDRT.

C. Alur Kegiatan

Penyampaian
Pre-test Pemberian
materirisiko 4T
Kalender
(Penyuluhan)

Pengisian
Post-test
kartu KDRT

D. Bentuk Inovasi Kegiatan


1. Pemberiaan Kalender
Kalender risiko 4T adalah kalender yang berisi data informasi mngenai
risiko 4T. Didalam kalender tersebut terdapat gambar ilustrasi tentang
risiko 4T (terlalu muda, terlalu tua, terlalu sering dan terlalu banyak)
diharapkan ditempel di ruang tamu atau ruang keluarga responden.
Tujuan diberikan kalender ini adalah meningkatkan pengetahuan dan
sikap responden terhadap risiko 4T pada kehamilan selanjutnya.
2. Pemberian Kartu KDRT
Kartu KDRT ini adalah kartu berisi identitas pasien, dan pemantauan
deteksi dini risiko 4T tiap responden. Hasil dari pengisian kartu dapat

27
dilaporkan kepada bidan atau tenaga kesehatan agar dapat digunakan
sebagai bahan evaluasi pada kehamilan berisiko.

28
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambaran umum WUS peserta Posyandu


Tabel 1 Data Riwayat Kehamilan
No Usia Usia saat G1 Status Paritas Rata-rata jarak kehamilan
1. 28 tahun 21 tahun P2A0 5 tahun
2. 21 tahun 20 tahun P1A0 -
3. 23 tahun 22 tahun P1A0 -
4. 42 tahun 19 tahun P5A0 3 tahun
5. 35 tahun 23 tahun P3A1 6 tahun
6. 29 tahun 20 tahun P2A0 5 tahun
7. 26 tahun 23 tahun P1A0 -
8. 25 tahun 20 tahun P2A0 4 tahun
9. 32 tahun 26 tahun P3A2 -
10. 21 tahun 19 tahun P1A0 -
11. 31 tahun 23 tahun P3A1 5 tahun
12. 23 tahun 19 tahun P1A0 -
13. 23 tahun 21 tahun P1A0 -
14 26 tahun 24 tahun P2A0 1 tahun

Tabel 2 Data Risiko 4T


No Terlalu Muda Terlalu Tua Terlalu Dekat Terlalu Banyak Risiko 4T
1. x x X x Tidak Berisiko
2. x x X x Tidak Berisiko
3. x x X x Tidak Berisiko
4. V V X V Beresiko
5. x x X v Tidak Beresiko
6. x x X x Tidak Beresiko
7. x x X x Tidak Beresiko
8. x x X x Tidak Beresiko
9. x x X x Tidak Beresiko
10. x x X x Tidak Beresiko

29
11. x x X x Tidak Beresiko
12. x v X x Beresiko
13. x x X x Tidak Beresiko
14 x x X v Beresiko

Tabel 3 Pengetahuan Tentang Risiko 4T


Karakteristik Jumlah Presentase
Terlalu Muda
Jawaban yang Benar 14 100 %
Jawaban yang Tidak Benar 0 0%
Terlalu Tua
Jawaban yang Benar 14 100 %
Jawaban yang Tidak Benar 0 0%
Terlalu Dekat
Jawaban yang Benar 11 78 %
Jawaban yang Tidak Benar 3 23 %
Terlalu Banyak
Jawaban yang Benar 10 71,4 %
Jawaban yang Tidak Benar 4 28,6 %

Tabel 4 Pengetahuan Tentang Kehamilan


Karakteristik Jumlah Presentase
Bahaya penyakit selama kehamilan terhadap ibu
dan janin
Jawaban yang Benar 12 85 %
Jawaban yang Tidak Benar 2 15 %
Hubungan antara kematian janin dengan hal
berbau mistis
Jawaban yang Benar 13 93 %
Jawaban yang Tidak Benar 1 7%
Pengaruh riwayat abortus terhadap kehamilan
berikutnya

30
Jawaban yang Benar 14 100 %
Jawaban yang Tidak Benar 0 0%
Bahaya perdarahan saat kehamilan
Jawaban yang Benar 13 97 %
Jawaban yang Tidak Benar 1 3%
Jumlah Kunjungan selama kehamilan
Jawaban yang Benar 13 93 %
Jawaban yang Tidak Benar 1 7%

Tabel 5 Kesadaran risiko 4T pada diri sendiri


Karakteristik Jumlah Presentase
Penilaian Risiko 4T pada diri sendiri
Jawaban yang Benar 14 100%
Jawaban yang Tidak Benar 0 0%
Kesadaran untuk kontrol saat terjadi kehamilan
berisiko tinggi
Jawaban yang Benar 11 78%
Jawaban yang Tidak Benar 3 22%

Evaluasi Postest
Tabel 6 Pengetahuan Tentang Risiko 4T
Karakteristik Jumlah Presentase
Terlalu Muda
Jawaban yang Benar 14 100 %
Jawaban yang Tidak Benar 0 0%
Terlalu Tua
Jawaban yang Benar 14 100 %
Jawaban yang Tidak Benar 0 0%
Terlalu Dekat
Jawaban yang Benar 13 92,8 %
Jawaban yang Tidak Benar 1 7,2 %

31
Terlalu Banyak
Jawaban yang Benar 14 100 %
Jawaban yang Tidak Benar 0 0%

Tabel 4 Pengetahuan Tentang Kehamilan


Karakteristik Jumlah Presentase
Bahaya penyakit selama kehamilan terhadap ibu
dan janin
Jawaban yang Benar 14 100%
Jawaban yang Tidak Benar 0 0%
Hubungan antara kematian janin dengan hal
berbau mistis
Jawaban yang Benar 14 100 %
Jawaban yang Tidak Benar 0 0%
Pengaruh riwayat abortus terhadap kehamilan
berikutnya
Jawaban yang Benar 14 100 %
Jawaban yang Tidak Benar 0 0%
Bahaya perdarahan saat kehamilan
Jawaban yang Benar 14 100 %
Jawaban yang Tidak Benar 0 0%
Jumlah Kunjungan kontrol selama kehamilan
Jawaban yang Benar 14 100%
Jawaban yang Tidak Benar 0 0

Tabel 5 Kesadaran risiko 4T pada diri sendiri


Karakteristik Jumlah Presentase
Penilaian Risiko 4T pada diri sendiri
Jawaban yang Benar 14 100%
Jawaban yang Tidak Benar 0 0%
Kesadaran untuk kontrol saat terjadi kehamilan
berisiko tinggi
Jawaban yang Benar 14 100 %

32
Jawaban yang Tidak Benar 0 0%

Kesehatan Ibu saat hamil merupakan faktor kunci dalam perkembangan


calon bayi. Banyak faktor yang mempengaruhi kesehatan Ibu selama hamil,
diantaranya usia ibu saat hamil pertema, asupan nutrisi selama kehamilan, jarak
antara kehamilan sebelumnya, jumlah anak, faktor psikologis ibu, dan faktor
lingkungan tempat tinggal. Dari beberapa faktor diatas, peneliti tertarik untuk
melihat kesehatan Ibu dari segi usia ibu (terlalu muda atau tua), jumlah anak, dan
jarak kehamilan sebelumnya. Faktor tersebut yang disebut dengan sebutan 4T.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di Desa Giwangretno,
Kecamatan Sruweng pada tanggal 14 Februari 2017. Peneliti mendapatkan
responden 14 orang ibu hamil atau ibu yang sudah memiliki anak. Usia responden
mulai dari 21-42 tahun. Indikator penilaian kehamilan berisiko berdasarkan usia
calon ibu saat hamil, jumlah anak, dan jarak kehamilan sebelumnya. Dari hasil
rekapan data responden didapatkan hasil 3 orang (21%) responden dengan
kehamilan berisiko dan 11 orang (79%) responden dengan kehamilan tidak
beresiko. Kehamilan dengan usia terlalu muda terdapat 1 orang, kehamilan
dengan usia terlalu tua kehamilan pertama terlalu muda dan jumlah anak terlalu
banyak sebanyak 1 orang, kehamilan dengan waktu yang terlalu dekat sebanyak 1
orang.
Kehamilan dengan usia calon Ibu yang terlalu muda dapat menimbulkan
berbagai resiko karena secara fisik calon ibu dengan usai saat hamil terlalu muda
memiliki rahim dan panggul belum berkembang secara optimal sehingga dapat
menyebabkan keguguran, perdarahan saat hamil maupun setelah persalinan, dan
secara mental hamil usia muda juga belum siap menghadapi perubahan yang
terjadi saat kehamilan maupun persalinan.
Kehamilan dengan usia calon Ibu yang terlalu tua juga memiliki berbagai
resiko, seperti perdarahan saat hamil amupun persalinan (plasenta previa/ solusio
plasenta) hipertensi pada kehamilan, ketuban pecah dini, dan bayi berat lahir
rendah. Dan memiliki resiko bayi lahir dengan kelainan genetik seperti down
syndrome.

33
Kehamilan yang terlalu dekat jaraknya juga dapat berisiko menimbulkan
perdarahan saat hamil maupun persalinan, anemia pada kehamilan, keguguran,
bayi lahir kurang bulan,, tidak optimalnya tumbuh kembang anak sebelumnya.
Dan kondisi rahim ibu juga belum pulih secara sempurna dari kehamilan
sebelumnya, dan ibu juga tidak bisa maksimal dalam menyusui dan merawat
anaknya.
Kehamilan yang terlalu banyak juga menimbulkan resiko seperti
kehamilan letak lintang, perdarahan saat hamil dan juga mengakibatkan tidak
optimalnya perkembangan anak karena fokus orang tua terbagi kepada beberap
anak.
Berdasarkan hasil penelitian (pretest) mengenai pengetahuan responden
tentang 4T, didapatkan data 14 orang (100%) menjawab benar mengenai usia
responden saat hamil masuk kategori terlalu muda atau tidak. Terdapat 14 orang
(100%) menjawab benar. Terdapat 11 orang (78%) menjawab benar dan 3 orang
(12%) menjawab salah mengenai kehamilan responden terlalu dekat atau tidak
dengan kehamilan sebelumnya. Terdapat 10 orang (71%) menjawab benar dan 4
orang (16%) menjawab salah mengenai jumlah anak saat kehamilan berlangsung
terlalu banyak atau tidak.
Penyuluhan dilakukan setelah diadakan pretest pada responden.
Penyuluhan diberikan kurang lebih selama 30 menit dilanjutkan sesi tanya jawab.
Setelah itu dilakukan posttest pada responden untuk menilai keberhasilan
penyuluhan yang diberikan. Hasil yang didapatkan mengalami kenaikan dalam hal
pengetahuan tentang resiko 4T pada responden. Hal ini dibuktikan dengan hasil
100% repsonden menjawab benar saat ditanyakan apakah usia responden pada
saat kehamilan sekarang masuk dalam kategori terlalu muda, terlalu tua terlalu
banyak serta jarak anak terlalu dekat

34
BAB VI
SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Desa Giwangretno, Kecamatan


Sruweng pada hari Rabu tanggal 17 Mei 2017 mengenai 4T (Hamil terlalu tua,
terlalu muda, terlalu dekat jarak dan terlalu banyak anak) dengan jumlah
responden sebanyak 14 orang, didapatkan hasil bahwa terdapat 3 orang (36%)
responden dengan riwayat kehamilan beresiko, karena usai terlalu muda, terlalu
tua maupun terlalu dekat jarak kehamilan. Setelah dilakukan penyuluhan dan
posttest terhadap pengetahun Ibu mengenai faktor resiko kehamilan beresiko (4T)
terdapat kenaikan yang signifikan hampir 100% pada semua faktor yang
disebutkan.

B. Saran
Perlu dilakukan penyuluhan resiko 4T (terlalu muda, terlalu tua, terlalu dekat, dan
terlalu banyak) secara berkesinambungan terhadap Ibu hamil maupun calon Ibu,
karena kesehatan Ibu dan bayi sangat dipengaruhi oleh 4 faktor tersebut. Dan
perlu dilakukan inovasi penyuluahan dengan menggunakan media penyuluhan
maupun alat peraga lain yang lebih menarik dan mudah diingat oleh masyarakat,
serta dilakukan pemantauan secara kontinyu terhadap kondisi ibu hamil oleh
petugas kesehatan setempat baik pada kehamilan yang beresiko maupun tidak
beresiko.

35
DAFTAR PUSTAKA

Astuti, Puji Hutari. 2012. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Ibu I (Kehamilan)
.Yogyakarta: Rohima Press.
Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional. (2006). Deteksi Dini
Komplikasi Persalinan. Jakarta : BKKBN.
Data Primer Puskesmas Sruweng. 2016
Departemen Kesehatan Repubik Indonesia. Undang-undang Nomor 23 tahun
1992 tentang Kesehatan. http: //id.wikipedia.org/wiki/promosi kesehatan,
diakses tanggal 25 September 2008.
Departemen Kesehatan RI. (2012). Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) dan
Laporan Nasional 2012. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.
Departemen Kesehatan RI. (2015). Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) dan
Laporan Nasional 2015. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.
Kusmiyati, yuni dkk.2011. Perawatan Ibu Hamil. Yogyakarta: Fitramaya

Prawirohardjo,S., 2008. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono


Prawirohardjo.Profi Kesehatan 2008

Wilson JMG, Junger G. Principles and practice of screening for disease. Geneva:
World Health Organization (Switzerland); 1968.

36
LAMPIRAN

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Yang bertanda tangan di bawah ini

Nama :

Umur :

Alamat :

Kepada saya telah diberikan penjelasan mengenai prosedur penelitian :

Deteksi Dini Wanita Usia Subur dengan Risiko 4T (Terlalu tua, Terlalu
muda, Terlalu dekat, Terlalu banyak) di Puskesmas Sruweng

Dan saya telah memahaminya.

Maka dengan sadar saya menyatakan bersedia untuk mengikuti penelitian ini.

Kebumen, ..............................

Yang memberi persetujuan

(.............................................)

37
IDENTITAS RESPONDEN
Nama :
Usia :
Status Pernikahan :
Riwayat Kehamilan :
Usia saat hamil pertama kali : ................. tahun
Jumlah kehamilan hingga saat ini: ........... kali
Riwayat keguguran : pernah/ tidak pernah,
Saat kehamilan ke-
Jumlah lahir mati :
Jumlah anak hidup :
Usia anak
1. anak 1 : ................. tahun
2. anak 2 : ................. tahun
3. anak 3 : ................. tahun
4. dst : ................. tahun
Alamat :
Pendidikan terakhir
a. SD d. Diploma/ Sarjana
b. SMP e. Lain-lain, sebutkan: ...............
c. SMA
Pekerjaan
a. Ibu rumah tangga
b. Petani
c. Karyawan swasta
d. PNS
e. Lain-lain, sebutkan : .............

38
Nama :
Usia :
Alamat :
KUESIONER PRETEST
Berilah tanda centang () pada jawaban yang dianggap benar
Benar Tidak

1 Usia yang baik untuk merencanakan kehamilan adalah


usia diatas 20 tahun dan sebelum usia 35 tahun

2 Hamil lebih dari 5x kemungkinan memiliki risiko besar


bagi ibu maupun janinnya

3 Adanya penyakit selama kehamilan dapat membahayakan


janin maupun ibunya

4 Bayi mati di dalam kandungan bukan karena diguna-


gunain oranglain yang tidak suka kepada kita

5 Melahirkan di usia remaja (15-19 tahun) lebih berisiko


karena belum siap secara fisik maupun mental

6 Keguguran lebih dari 2x maka kehamilan berikutnya


harus betul-betul dipersiapkan

7 Kehamilan yang memiliki jarak kurang dari 2 tahun


merupakan salah satu resiko pada kehamilan

8 Jika terjadi perdarahan sewaktu hamil maka harus segera


memeriksakan diri ke bidan/ dokter

9 Kontrol kehamilan sebaiknya paling sedikit 4x selama


kehamilan

10 Bila terjadi kehamilan berisiko tinggi maka harus lebih


sering kontrol dibandingkan dengan kehamilan normal

11 Apakah saya termasuk wanita beresiko untuk hamil?

39
Nama :
Usia :
Alamat :
KUESIONER POSTTEST
Berilah tanda centang () pada jawaban yang dianggap benar
Benar Tidak

1 Usia yang baik untuk merencanakan kehamilan adalah


usia diatas 20 tahun dan sebelum usia 35 tahun

2 Hamil lebih dari 5x kemungkinan memiliki risiko besar


bagi ibu maupun janinnya

3 Adanya penyakit selama kehamilan dapat membahayakan


janin maupun ibunya

4 Bayi mati di dalam kandungan bukan karena diguna-


gunain oranglain yang tidak suka kepada kita

5 Melahirkan di usia remaja (15-19 tahun) lebih berisiko


karena belum siap secara fisik maupun mental

6 Keguguran lebih dari 2x maka kehamilan berikutnya


harus betul-betul dipersiapkan

7 Kehamilan yang memiliki jarak kurang dari 2 tahun


merupakan salah satu resiko pada kehamilan

8 Jika terjadi perdarahan sewaktu hamil maka harus segera


memeriksakan diri ke bidan/ dokter

9 Kontrol kehamilan sebaiknya paling sedikit 4x selama


kehamilan

10 Bila terjadi kehamilan berisiko tinggi maka harus lebih


sering kontrol dibandingkan dengan kehamilan normal

11 Apakah saya termasuk wanita beresiko untuk hamil?

40
KDRT

(KARTU DETEKSI RISIKO 4T)

G P A

Nama :
Usia :
Alamat :

Ya Tidak

1. ApakahApakah
1. saya TERLALU MUDA usia untuk hamil?

2. Apakah saya TERLALU TUA untuk hamil?

3. Apakah jarak kehamilan saya TERLALU DEKAT?

4 Apakah saya TERLALU BANYAK anak?

41
LAMPIRAN

42
43
44

You might also like