You are on page 1of 17

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Imunisasi merupakan usaha memberikan kekebalan pada bayi dan anak dengan
memasukkan vaksin ke dalam tubuh agar tubuh membuat zat anti untuk mencegah terhadap
penyakit tertentu. Program imunisasi ini bertujuan untuk menurunkan angka kematian bayi
akibat Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I), diantaranya tuberculosis,
difteri, pertusis, tetanus, poliomyelitis, campak, dan hepatitis B (Hidayat, 2008).
Dari data terakhir WHO, terdapat kematian balita sebesar 1,4 juta jiwa per tahun akibat
penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi, misalnya: batuk rejan 294.000 (20%); tetanus
198.000 (14%), campak 540.000 (38%). Indonesia sendiri, UNICEF mencatat sekitar 30.000-
40.000 anak di Indonesia setiap tahun meninggal karena serangan campak.Jumlah kasus
campak di Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2009 terdapat sebanyak 3.614 kasus.Ini berarti
setiap dua puluh menit seorang anak Indonesia meninggal karena campak (IDAI, 2010).
Departemen Kesehatan RI telah mencanangkan Pengembangan Program Imunisasi (PPI)
secara resmi pada tahun 1997, yang menganjurkan agar semua anak diimunisasi enam
macam penyakit yaitu difteri, pertusis, tetanus, tuberkulosis, polio, campak. Tahun
1991/1992, Departemen Kesehatan RI telah mulai mengembangkan program imunisasi
hepatitis Bdengan mengintegrasikannya ke dalam program imunisasi rutin yang telah ada di
empat propinsi yaitu Nusa Tenggara Barat, Bali, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Timur,
yang terus dikembangkan ke propinsi lainnya dan akhirnya pada tahun 1997/1998 imunisasi
hepatitis B sudah dapat menjangkau seluruh bayi di Indonesia (Depkes RI, 2008).
Vaksin adalah suatu bahan yang berasal dari kuman atau virus yang menjadi penyebab
penyakit yang bersangkutan, yang telah dilemahkan atau dimatikan atau diambil sebagian
atau tiruan dari kuman penyebab penyakit, yang sengaja dimasukkan ke dalam tubuh
seseorang atau kelompok orang yang bertujuan untuk merangsang timbulnya zat anti
penyakit tertentu pada orang-orang tersebut. Melalui studi yang mendalam vaksin dianggap
menjadi alat yang paling efektif (Hidayat, 2008). Jenis atau macam imunisasi vaksin yang
wajib pada anak antara lain BCG, DPT/ DT, polio, campak/ measles, hepatitis A dan B,
typhoid dan paratyphoid dan varisella atau cacar air (CPDDI, 2008).
Penyakit campak secara klinik dikenal dengan memiliki 3 stadium yaitu stadium kataral,
stadium erupsi (keluar bercak-bercak) dan stadium konvalesensi.Penyebab penyakit campak
adalah virus yang masuk ke dalam genus Morbillivirus dan keluarga
Paramyxoviridae.Penyakit ini merupakan penyakit yang bersifat akut dan menular lewat
udara melalui system pernafasan, terutama percivkan ludah (cairan yang keluar ketika
seseorang bersin, batuk atau berbicara) seorang penderita (Hidayat, 2008).

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana melakukan pengkajian data baik data subyektif maupun obyektif
padaBy. S dengan imunisasi campak di Puskesmas Timika ?
2. Bagaimana membuat interpretasi data dengan tepat pada pada By. S dengan imunisasi
campak di Puskesmas Timika ?
3. Bagaimana menentukan diagnosa/masalahpotensial dan antisipasi pada By. S
dengan imunisasi campak di Puskesmas Timika ?
4. Dapat menentukan tindakan segera yang tepat untuk pada By. S dengan imunisasi
campak di Puskesmas Timika
5. Dapat membuat perencanaan tindakan yang tepat untuk pada By. S dengan imunisasi
campak di PuskesmasTimika
6. Dapat melaksanakan rencana tindakan yang telah dibuat dengan baik pada
By. S dengan imunisasi campak di Puskesmas Timika.
7. Dapat melakukan evaluasi dari tindakan yang telah dilakukan dari awal sampai
akhir pada By. S dengan imunisasi campak di Puskesmas Timika.
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mampu melaksanakan asuhan kebidanan balita pada An. S dengan imunisasi
campak dengan menggunakan tujuh langkah varney secara komprehensif.
2. Tujuan Khusus
a. Dapat melakukan pengkajian data baik data subyektif maupun obyektif
padaBy. S dengan imunisasi campak di Puskesmas Timika.
b. Dapat membuat interpretasi data dengan tepat pada pada By. S dengan imunisasi
campak di Puskesmas Timika.
c. Dapat menentukan diagnosa/masalahpotensial dan antisipasi pada By. S
dengan imunisasi campak di Puskesmas Timika.
d. Dapat menentukan tindakan segera yang tepat untuk pada By. S dengan
imunisasi campak di Puskesmas Timika
e. Dapat membuat perencanaan tindakan yang tepat untuk pada By. S dengan
imunisasi campak di PuskesmasTimika
f. Dapat melaksanakan rencana tindakan yang telah dibuat dengan baik pada
By. S dengan imunisasi campak di Puskesmas Timika.
g. Dapat melakukan evaluasi dari tindakan yang telah dilakukan dari awal sampai
akhir pada By. S dengan imunisasi campak di Puskesmas Timika.
D. Manfaat
1. Manfaat untuk anak
Untuk mencegah terjadinya penyakit Campak pada Balita.
2. Manfaat untuk keluarga
Menghilangkan kecemasan dan biaya pengobatan bila anak sakit. Mendorong keluarga
kecil apabila si orang tua yakin bahwa anak-anak akan menjalani masa kanak-kanak
dengan aman dari penyakit campak.
3. Manfaat untuk negara
Memperbaiki tingkat kesehatan dan status kesehatan balita, menciptakan bangsa yang
kuat dan berakal untuk melanjutkan pembangunan negara dan memperbaiki citra bangsa
Indonesia diantara segenap bangsa didunia.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Imunisasi
1. Pengertian Imunisasi
a. Pengertian Imunisasi secara Umum
Imunisasi merupakan usaha memberikan kekebalan pada bayi dan anak dengan
memasukkan vaksin ke dalam tubuh agar tubuh membuat zat anti untuk mencegah
terhadap penyakit tertentu. Program imunisasi ini bertujuan untuk menurunkan angka
kematian bayi akibat Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I)
diantaranya tuberculosis, difteri, pertusis, tetanus, poliomyelitis, campak, dan
hepatitis B (Hidayat, 2008).
b. Pengertian Imunisasi
Imunisasi adalah suatu pemindahan atau transfer antibodi secara pasif,
sedangkan istilah vaksinasi dimaksudkan sebagai pemberian vaksin (antigen) yang
dapat merangsang pembentukan imunitas (antibodi) dari sistem imun di dalam
imunitas (Achmadi, 2006).
c. Tujuan Imunisasi
Tujuan imunisai adalah agar anak menjadi kebal terhadap penyakit, sehingga
dapat menurunkan angka morbilitas dan mortalitas, serta dapatmengurangi kecacatan
akibat penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi. (Hidayat, A. Aziz Alimul.
2008)
d. Macam-macam Imunisasi
Imunisasi dasar adalah imunisasi pertama yang perlu diberikan pada semua
orang, terutama bayi dan anak untuk melindungi tubuhnya dari penyakit yang
berbahaya
1) BCG
Perlindungan penyakit TBC (Tuberkolosis), penyebab bakteri Bacillus Calmette
Guerrin, kandungannya adalah Bacillus Calmette-Guerrin yang telah dilemahkan.
2) DPT/DT
Perlindungan penyakit difteri (infeksi tenggorokan), pertusis (batuk rejan) dan
tetanus (kaku rahang), penyebab bakteri difteri, pertusis dan tetanus.
3) Polio
Perlindungan penyakit poliomielitis/ polio (lumpuh layu) yang menyebabkan
nyeri otot, lumpuh dan kematian.
4) Campak/Measles
Perlindungan penyakit campak/tampek, efek samping yang mungkin terjadi
adalah demam, ruam kulit dan diare.
5) Hepatitis
Perlindungan penyakit infeksi hati atau kanker hati yang mematikan.
e. Jadwal Pemberian Imunisasi

B. Imunisasi Campak
1. Pengertian Imunisasi Campak
Imunisasi campak adalah cara untuk meningkatkan kekebalan seorang secara aktif
terhadap virus campak sehingga bila kelak ia terpajan pada antigen yang sesuai serupa
tidak terjadi penyakit (Hidayat, 2008).
2. Efek Samping
Efek samping setelah pemberian imunisasi campak
a. Demam ringan > 39, 50C, biasanyan setelah hari ke 5 6 selama 2 hari.
b. Diare
c. Ruam setelah 7-12 hari pasca imunisasi, dan berlangsung selama 2-4 hari.
d. Kemerahan selama 3 hari.
3. Diagnosis Penyakit Campak
Diagnosis kasus campak dibuat atas dasar kelompok gejala klinik yang sering
berkaitan, yaitu conza dan mata radang disertai batuk dan demam yang tinggi beberapa
hari diikuti ruam mukopopular pada kulit yang memiliki ciri khas. Ruam timbul diawali
dari belakang telinga kemudian menyebar ke muka, dada, tubuh, lengan dan kaki
bersamaan dengan meningkatnya suhu tubuh. Pada stadium prodromal dapat ditemukan
enatem di mukosa pipi yang merupakan tanda patognomosis penyakit campak yaitu
bercak koplik. Pada saat penyembuhan, ruam merah menghitam dan selanjutnya
mengelupas.

C. TEORI MANAJEMEN KEBIDANAN 7 LANGKAH VARNEY


Asuhan kebidanan adalah penerapan fungsi dan kegiatan yang menjadi tanggung
jawab bidan dalam memberi pelayanan kepada klien yang mempunyai kebutuhan masalah
kesehatan ibu di masa hamil, persalinan,nifas, seletah lahir, serta keluarga berencana
(Varney, 2007).
Manajemen kebidanan adalah proses pemesahan masalah yang digunakan sebagai
metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah, penemuan-
penemuan, keterampilan dalam rangkaian atau tahapan yang logis untuk pengambilan sutu
keputusan yang berfokus pada klien (Varney, 2007). Manajemen kebidanan menurut Varney
terdiri dari 7 langkah yaitu pengkajian, interpretasi data, identifikasi, diagnosa potensial,
antisipasi, penyusunan rencana, pelaksanaan rencana asuhan secara efisien dan aman
kemudian evalusi.
1. Langkah I : PENGKAJIAN
Pada langkah pertama ini dikumpulkan semua informasi yang akurat dari semua
yang berkaitan dengan kondisi klien. Untuk memperoleh data dapat dilakukan dengan
cara anamnesa, pemeriksaan fisik sesuai dengan kebutuhan dan pemeriksaan tanda-tanda
vital, pemeriksaan khusus dan pemeriksaan penunjang.
Langkah ini merupakan langkah awal yang akan menentukan langkah berikutnya,
sehingga kelengkapan data sesuai dengan kasus yang dihadapi akan menentukan proses
interpretasi yang benar atau tidak dalam tahap selanjtnya, sehingga dalam pendekatan ini
harus yang komprehensif meliputi data subjektif, objektif dan hasil pemeriksaan sehingga
dapat menggambarkan kondisi/masalah klien yang sebenarnya.

2. Langkah II : INTERPRETASI DATA


Data dasar yang telah dikumpulkan diinterpretasikan sehingga dapat merumuskan
diagnosa atau masalah yang spesifik.Rumusan diagnosa dan masalah keduanya
digunakan karena masalah tidak dapat didefenisikan seperti diagnosa tetapi tetap
membutuhkan penanganan.Masalah sering berkaitan dengan hasil pengkajian.

3. Langkag III : IDENTIFIKASI DIAGNOSA ATAU MASALAH POTENSIAL


Pada langkah ini bidan mengidentifikasi masalah atau diagnosa potensial
berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosa yang sudah diidentifikasi. Langkah ini
membutuhkan antisipasi bila memungkinkan dilakukan pencegahan.Bidan diharapkan
dapat waspada dan bersiap-siap mencegah diagnosis/masalah potensial ini menjadi
kenyataan.

4. Langkah IV : IDENTIFIKASI KEBUTUHAN YANG MEMERLUKAN


PENANGANAN SEGERA
Mengantisipasi perlunya tindakan segera oleh bidan dan/dokter untuk konsultasi
atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan lain. Langkah keempat
mencerminkan kesinambungan proses manajemen kebidanan. Dalam hal ini, bidan harus
mampu mengevaluasi kondisi setiap klien untuk menentukan kepada siapa sebaiknya
konsultasi dan kolaborasi dilakukan.
5. Langkah V : PERENCANAAN ASUHAN YANG MENYELURUH
Rencana asuhan yang menyeluruh tidak hanya meliputi apa yang sudah
teridentifikasi dari kondisi/masalah klien, tapi juga dari kerangka pedoman antisipasi
terhadap klien tersebut, apakah kebutuhan perlu konseling, penyuluhan dan apakah
pasien perlu dirujuk karena ada masalah-masalah yang berkaitan dengan masalah
kesehatan lain.
Pada langkah ini tugas bidan adalah merumuskan rencana asuhan sesuai dengan
hasil pembahasan rencana bersama klien dan keluarga, kemudian membuat kesepakatan
bersama sebelum melaksanakannya.

6. Langkah VI : PELAKSANAAN RENCANA ASUHAN


Pada langkah keenam, rencana asuhan menyeluruh dilakukan dengan efisiensi dan
aman.Pelaksanaan ini bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan atau sebagian dikerjan oleh
klien atau petugas kesehatan lainnya.

7. Langkah VII : EVALUASI


Melakukan evaluasi hasil dari asuhan yang telah diberikan meliputi pemenuhan
kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar telah terpenuhi sesuai dengan
diagnosa/masalah.
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PADA BALITA USIA 18 Bulan
DENGAN IMUNISASI CAMPAK BOOSTER
I. Pengkajian Data
Tanggal : 16 Mei 2017 Jam : 09.00 WIT
Oleh : Mhs. Kelompok 2
Tempat/ruang: PKM. Timika/ Poli Imunisasi
A. Data subyektif.
1. Biodata
Bayi / Anak
Nama : An. S
Umur : 18 Bulan
Tgl / jam lahir : 18 November 2015/ 20.15 WIT
Jenis kelamin : Perempuan

2. Orang Tua
Nama Ibu :Ny. L Nama Suami : Tn. R
Umur : 21 thn Umur : 22 tahun
Suku / Bangsa : Ambon/ Indonesia Suku / Bangsa : Ambon/Indonesia
Agama : Kristen Protestan Agama : Kristen Protestan
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Swasta Pekerjaan : tidak bekerja
Alamat : Jl. Kebun Sirih

3. Alasan Kunjungan
Ibu mengatakan ingin memantau perkembangan anaknya.
Ibu mengatakan ingin mengimunisasikan anaknya.

4. Riwayat Kesehatan
a) Riwayat Kesehatan yang lalu : ibu mengatakan anaknya baru sembuh dari demam
1 hari yang lalu.

b) Riwayat kesehatan masa lalu :


1) Prenatal Care
Tempat/ Frekuensi ANC : Pkm. Timika/3x
Penyakit penyerta kehamilan : tidak ada
Imunisasi saat ANC :TetanusToxoid, frekuensi :2x
2) Natal
Tempat persalinan : Pkm. Timika
Penolong : Bidan
Cara persalinan : Normal
Komplikasi : tidak ada
3) Post Natal
Kondisi bayi waktu lahir(A/S) : 8/9
Berat badan : 2500gram
Panjang badan : 49 cm
LIKA : 33 cm
LIDA : 34 cm

5. Riwayat Imunisasi
No. Jenis Umur
Imunisasi 0-1 bln 2 bln 3 bln 4 bln 5-8 bln 9-11 bln
1. HB0 18/11/15
2. BCG 09/12/15
3. Polio 09/12/15 19/01/16 12/05/16 13/06/16
4. DPT HB hib 19/01/16 12/05/16 13/06/16
5. Campak 15/09/16

6. Riwayat Tumbuh Kembang


a. Pertumbuhan fisik
Berat Badan : 9,4kg
Panjang badan : 62 cm
LILA : 15,9cm
LIDA : 43,7cm
LIKA : 44 cm
b. Perkembangan
Umur anak : 18 bulan
Kemampuan gerak kasar : anak dapat berdiri, berjalan, dan berlari
Kemampuan gerak halus :anak sudah dapat menyusun mainannya
Kemampuan bicara, bahasa dan kecerdasan: anak sudah dapat menyebutkan 1-2
kata
Kemampuan bergaul dan kemandirian : anak sudah bisa makan sendiri

7. Riwayat nutrisi
a. Bayi pertama kali mendapat ASI dengan cara : menetek langsung pada ibunya
b. Apakah masih menetek : anak sudah tidak menetek
c. Berapa banyak mendapat ASI : sesuka bayi dan tidak dibatasi
d. Apakah sudah diberikan MPASI : anak sudah mendapatkan MPASI
e. Kapan mulai pemberian makanan tersebut : pada usia 7 bulan
f. Jenis makanan apa yang sudah diberikan : bubur, sayur dan ikan
g. Berapa kali sehari dapat makanan tambahan : 2 kali sehari
8. Riwayat psikososial
a. Anak ke : satu
b. Hubungan ayah dan ibu : baik
c. Hubungan ayah dan anak : baik
d. Hubungan ibu dan anak : baik
e. Pola interaksi : baik

9. Aktifitas sehari-hari
a. Nutrisi
Frekuensi : makan 2x/hari, minum 7-8 gelas/hari
Jenis : bubur, sayur dan ikan
Pantangan : tidak ada
Alergi : tidak ada
Yang memberi : ibu
Masalah, upaya mengatasi: tidak ada
b. Istirahat
Berapa lama tidur sehari : 12-13 jam
Tidur siang : 2-3 jam
Tidur malam : 10 jam
Apakah yang bisa membuat tidur : nyanyian ibunya
c. Personal hygiene
Mandi : 2x sehari
Cuci rambut : 3-4x / mgg
Ganti baju : 3-4x/hari
Pemahaman orang tua : ibu mengatakan anaknya sering diganti bajunya
apabila sudah basah karena keringat.
d. Eliminasi
1) BAB
Frekuensi : 2x/ hari
Bau : khas feses
Warna : coklat
Konsistensi : lunak
Keluhan :tidak ada
2) BAK
Frekuensi : tidak diketahui karena masih menggunakan popok
Bau : khas urin
Warna :kuning jernih
Keluhan : tidak ada
e. Pola ketergantungan: masih dimandikan orang tuanya.

B. Data Obyektif
a. Pemeriksaan umum
1. Keadaan Umum : lemah
2. Kesadaran : comprehensif
3. TTV
Suhu : 37,8oC
Nadi :99 x/m
Respirasi :34 x/m

b. Antropometri
Berat badan : 10,7 kg
Tinggi badan : 62 cm
Lingkar lengan atas : 15,9 cm
Lingkar kepala : 44 cm
Lingkar dada : 43,7 cm

c. Pemeriksaan Fisik
1. Inspeksi
Kepala : bersih, rambut hitam lurus.
Wajah : kemerahan, tidak ada odema
Mata : conjungtiva sedikit pucat.
Hidung :tidak ada polip, tidak ada cairan abnormal.
Mulut :tidak ada sariawan, bersih, tidak ada karies.
Gigi : seri atas 4 buah, seri bawah 4 buah, geraham atas 2 buah,
geraham bawah 2 buah.
Telinga : simetris, tidak ada cairan yang abnormal
Perut : tidak ada kembung.
Genitalia : tidak dilakukan
Ekstremitas: simetris atas bawah.
2. Palpasi
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid
Kulit :turgor baik
Perut :tidak ada kembung
3. Auskultasi
Dada : tidak dilakukan
Perut : tidak dilakukan
4. Perkusi
Ekstemitas : tidak dilakukan
d. Pemeriksaan Penunjang : tidak dilakukan.

II. INTERPRETASI DATA DASAR


Diagnosa : An. S umur18 bulan dengan imunisasi campak boster.
Data subyektif :
Ibu mengatakan anaknya lahir tanggal 18 November 2015
Ibu mengatakan ingin mengimunisasikan campak anaknya.
Ibu mengatakan anaknya baru sembuh dari sakit demam 1 hari yang lalu.
Data obyektif :
Keadaan umum : lemah
Kesadaran :comprehensive
Hasil TTV :Suhu: 37,8 oC, Nadi:99 x/m, Respirasi:34 x/m
Hasil antropometri:Berat badan : 10,7 kg, Tinggi badan: 62 cm, Lingkar
lengan atas: 15,9 cm, Lingkar kepala : 44 cm, Lingkar dada: 43,7 cm
Muka agak kemerahan
Hidung: Hidung simetris, bersih dan tidak ada benjolan.
Kulit: Bersih, tugor baik
Masalah : baru sembuh dari sakit.
Kebutuhan : istirahat untuk memperbaiki KU.

III. DIAGNOSA MASALAH POTENSIAL


An.S umur 18 bulan dengan kebutuhan istirahat untuk memperbaiki KU sebelum
pemberian imunisasi campak booster.

IV. TINDAKAN SEGERA


Mandiri : memberikan obat paracetamol untuk menurunkan panas.

V. INTERVENSI
Tanggal: 16 Mei 2017 Pukul: 09.00 WIT
1. Beritahu kepada ibu tentang keadaan anaknya
R/ agar ibu mengetahui keadaan anaknya.
2. Beritahu ibu tentang pentingnya imunisasi campak
R/ agar ibu mengerti dan mengetahui tentang imunisasi campak.
3. Beritahu ibu tentang efek samping dari imunisasi campak
R/ agar jika terjadi masalah ibu dapat memahami bahwa keadaan anaknya normal.
4. Beritahu ibu bahwa keadaan anaknya tidak diizinkan untuk diberikan imunisasi
campak
R/ Karena jika diberikan imunisasi campak akan menambah buruk keadaan
anaknya.
5. Berikan obat penurun panas
R/ untuk menurunkan panas dan mengurangi rasa nyeri
6. Beritahu cara minum obat penurun panas
R/ agar ibu tidak salah dalam pemberian obat
7. Beritahu ibu apabila keadaan anaknya tidak kunjung membaik setelah diberikan
obat segera datang ke petugas kesehatan
R/ untuk mencegah terjadinya masalah yang tidak diinginkan
8. Jadwalkan kunjungan ulang
R/ agar ibu tidak lupa untuk datang ke posyandu

VI. IMPLEMENTASI
Tanggal: 16 Mei 2017 Pukul: 09.00 WIT
1. Memberitahu kepada ibu tentang keadaan anaknya
TTV : Suhu: 37,8 oC, Nadi:99 x/m, Respirasi:34 x/m
Antropometri :Berat badan : 10,7 kg, Tinggi badan: 62 cm
2. Memberitahu ibu tentang pentingnya imunisasi campak, dengan imunisasi
campak dapat mencegah adanya penyakit campak
3. Memberitahu ibu tentang efek samping dari imunisasi campak, efek samping
yaitu bisa terjadi demam, bekas suntikan bisa ruam kemerahan, kebiruan dan
bengkak.
4. Memberitahu ibu bahwa keadaan anaknya tidak diizinkan untuk diberikan
imunisasi campak karena dapat memperburuk keadaan anaknya.
5. Memberikan obat penurun panas dilakukan untuk menurunkan demam pada anak
dan mengurangi rasa nyeri.
6. Memberitahu cara minum obat penurun panas agar ibu memberikan obat sesuai
dengan 3T (tepat waktu, tepat obat, tepat pasien)
7. Memberitahu ibu apabila keadaan anaknya tidak kunjung membaik setelah
diberikan obat segera datang ke petugas kesehatan adalah cara agar mencegah
terjadinya komplikasi lanjutan
8. Menjadwalkan kunjungan ulang adalah cara untuk mengingatkan ibu agar
memantau perkembangan anaknya dan guna memberikan imunisasi campak
booster
VII. EVALUASI
Tanggal: 16 Mei 2017 Pukul: 09.05 WIT
1. Ibu sudah mengerti dengan keadaan anaknya
2. Ibu sudah memahami pentingnya pentingnya imunisasi campak booster
3. Ibu sudah mengerti tentang efek samping pemberian imunisasi campak booster
4. Ibu mengerti alasan kenapa anaknya tidak diimunisasikan
5. Ibu bersedia memberikan obat penurun panas pada anaknya.
6. Ibu mengerti cara pemberian obat penurun panas
7. Ibu mengerti dan akan membawa anaknya jika keadaan anaknya tidak membaik
8. Ibu bersedia akan melakukan kunjungan ulang
BAB IV
PEMBAHASAN

Pada kasus ini akan dibahas tentang kesenjangan antara teori dengan kenyataan praktik
dilapangan dalam asuhan kebidanan pada By S 18 bulandengan imunisasi Campak boster,
tetapi juga kesamaan-kesamaan antara teori dengan praktik dilapangan antara lain :
1. Pengkajian Data
Pada pengkajian data By S usia 18bulan dengan imunisasi Campak boster tidak sesuai
dengan apa yang terdapat pada tinjauan teori yaitu imunisasi Campak Bosteryaitu pada usia 18
bulan
2. Identifikasi Diagnosa dan Masalah
Diagnosa yang disimpulkan dari hasil pemeriksaan By S usia 18 bulan dengan
imunisasi Campak Boster, hal ini sesuai dengan teori dan tidak terdapat kesenjangan antara teori
dan praktik dilapangan.
3. Antisipasi Masalah Potensial
Dalam pengkajian data terdapat antisipasi masalah potensial yaitu terjadi bengkak pada
bekas suntikan.Hal ini sesuai dengan teori sehingga tidak terjadi kesenjangan antara teori dengan
praktik dilapangan.
4. Identifikasi Kebutuhan Segera
Terdapat kesamaan antara tinjauan pustaka dan tinjauan kasus
5. Intervensi
Tidak ada kesenjangan antara teori dan praktik dilapangan yaitu dari alat dan bahan
yang digunakan sampai langkah-langkah penginjeksian serta KIE yang diberikan pada ibu/
keluarga klien.
6. Implementasi
Pada implementasi dilakukan sesuai dengan intervensi sehingga antara teori dengan
prakrik dilapangan tidak ada kesenjangan.
7. Evaluasi
Setelah kita melakukan perencanaan dan pelaksanaannya kita mengevaluasi keadaan
klien dan diharapkan klien tidak mengalami komplikasi. Hal ini tidak mengalami kesenjangan
antara teori dan praktik dilapangan.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
1.Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif
terhadap suatu antigen, sehingga bila ia terpejan pada antigen yang serupa tidak
terjadi penyakit.
2.Tujuan penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
Poliomyelitis
Campak
Difteri
Pertusis
Tetanus
TBC
Hepatitis
3.Hepaitis B adalah penyakit yang disebabkan infeksi virus.Hepatitis (HBV) yang
menyerang hati dan dapat mengakibatkan kerusakan dari sel hati.
B. Saran
Melalui asuhan kebidanan ini diharapkan mahasiswa mampu mengkaji dan
melaksanakan asuhan kebidanan khususnya pada bayi atau balita dengan imunisasi.

You might also like