Professional Documents
Culture Documents
Konsep Ke Penerapan
Disusun Oleh
STIE WidyaDharma
Pontianak
2017/2018
Konsep Pemikiran
Pengertian Dasar
Manajemen Berdasarkan Ungsur Ungsur MBO
Penetapan-Sasaran
Tujuan (MBO)
Hubungan MBO dan Teori
Penetapan Sasaran
MBO adalah program yang mencakup sasaran yang khas, yang ditentukan secara
partisipatif, untuk kurun waktu tertentu yang eksplisit, dengan umpan balik
mengenai kemajuan kemajuan sasaran.
Tidak diragukan lagi, daya tarik MBO terletak pada tekananya untuk mengubah
tujuan organisasi secara keseluruhan menjadi tujuan khusus unit-unit organisasi dan
para individu yang menjadi anggotanya. MBO menjalankan konsep tujuan dengan
merancang suatu proses, dimana dengan proses tersebut sasaran-sasaran secara
bertingkat diturunkan ke sepanjang organisasi itu.
MBO secara langsung mendukung sesaran spesifik dan umpan balik. MBO
menyiratkan, bukannya menyatakan secara eksplisit, bahwa sasaran harus
dipersepsikan sebagai hal yang dapat dilaksanakan (feasible). Konsisten dengan
penetapan-sasaan, MBO akan sangat efektif bila sasaran itu cukup sulit agar dapat
menuntut orang itu memaksa diri bekerja.
Satu-satunya wilayah yang mungkin terdapat ketidakcocokan antara MBO dan teori
penetapan sasaran adalah yang berkaitan dengan isu partisipasi: MBO sangat
mendukung partisipasi itu sedangkan penetapan-sasaran menunjukkan bahwa
penugasan sasaran ke bawahan sering sama berhasilnya Bagaimanapun, manfaat
utama penggunaan partisipasi adalah untuk mendorong individu menetapkan sasaran
yang lebih sukar.
Kepopuleran MBO hendaknya tidak ditafsirkan bahwa slalu berhasil. Dalam sejumlah
kasus yang terdokumentasi, MBO telah dilaksanakan tetapi gagal memenuhi harapan
manajemen.
PROGRAM PENGAKUAN KARYAWAN
Konsisten dengan teori penguatan, yang memberikan imbalan atas perilaku tertentu
dengan pengakuan sesudah perilaku tersebut mendorong terciptanya prestasi
lainnya. Pengakuan dapat beragam bentuknya.
Salah satu alat pengakuan yang digunakan luas adalah penggunaan sistem usulan.
Karyawan menawarkan usulan untuk memperbaiki proses atau memotong biaya dan
diberikan pengakuan berupa hadiah sejumlah uang tunai.
Artinya proses partisipasi yang menggunakan seluruh kapasitas karyawan dan yang
dirancang untuk mendorong peningkatan komitmen demi kesuksesan organisasi.
1. Manajemen Parisipasif
Dewan kerja, yaitu kelompok-kelompok karyawan yang didominasi atau dipilih yang
harus diajak konsultasi dulu bila manajemen mengambil keputusan yang melibatkan
karyawan.
3. Lingkaran Mutu
Adalah kelompok kerja karayawan yang bertemu secara teratur untuk membahas
masalah-masalah kualitas mereka, menyelidiki sebab-sebab, merekomendasikan
penyelesaian, dan mengambil tindakan korektif.
Artinya bagian dari upah seorang karyawan yang didasarkan pada ukuran kinerja
individu dan/atau organisasi. Empat dari program upah-variabel yang lebih luas
digunakan adalah : upah per unit, bonus, bagi laba dan bagi hasil.
Rencana upah per unit artinya para pekerja diupah dengan jumlah tetap menurut
tiap satuan produksi yang diselesaikan.
Bonus artinya pemberian dari perusahaan secara eksklusif ke para eksekutif atau
kesemua karyawan .
TUNJANGAN FLEKSIBEL
Memberi tunjangan yang sama kepada semua karyawan mengasumsikan bahwa semua
karyawan mempunyai kebutuhan yang sama. Tentu saja kita tahu bahwa asumsi ini
keliru. Jadi tunjangan fleksibel mengubah pengeluaran untuk tunjangan menjadi
motivator.
I s u I s u D a l a m Mo t i v a s i
Dalam bagian ini, kita lihat beberapa masalah unik yang dihadapi dalam upaya
memotivasi karyawan profesional, pekerja sementara, dan angkatan kerja yang
beragam, pekerja jasa kerterampilan rendah, dan orang-orang yang melakukan
pekerjaan yang diulang-ulang.
Para profesional ini menerima banyak kepuasan intrinsik dari kerja mereka. Mereka
cenderung digaji dengan baik. Para profesional lazimnya berbeda dari para
noprofesional (Robbins, 2006). Mereka mempunyai komitmen jangka panjang yang
kuat dibidang keahliannya. Untuk itu dalam memotivasi para profesional sebagai
berikut :
Berikan mereka otonomi untuk menyalurkan minat
Sebutan lazim para karyawan sementara ini adalah mereka tidak memiliki keamanan
atau stabilitas, seperti yang dimiliki karyawan tetap. Mereka tidak diidentikkan
dengan organisasi atau tidak diminta menunjukkan komitmen yang dilakukan
karyawan lain. Lazimnya, pekerja sementara tidak diberi atau hanya sedikit diberi
perawatan kesehatan, pensiun, atau tunjangan yang serupa. Tidak ada solusi yang
sederhana untuk memotivasi karyawan tidak tetap. Sekelompok kecil pekerja
sementara tersebut lebih menyukai kebebasan dari statusnya. Perkiraan terbaru
tentang presentase pekerja yang memilih status ini secara sukarela berkisar dari
33 sampai 77 %. Akan tetapi, yang menjadi tantangan adalah menangani karyawan
tidak tetap yang memilih status ini secara terpaksa.
Tidak semua orang termotivasi oleh uang. Tidak semua orang menginginkan
pekerjaan yang menantang. Kebutuhan wanita, berjuang, imigran, penyandung cacat
fisik, kaum lanjut usia, dan lain-lain dari kelompok-kelompok beragam tidaklah sama
seperti kebutuhan pria Amerika kulit putih dengan tiga anak. Beberapa contoh
dapat memperjelas hal ini. Karyawan yang bekerja sambil kuliah lazimnya sangat
menghargai jadwal kerja yang fleksibel. Individu-individu semacam itu dapat ditrik
ke organisasi yang menawarkan jam kerja fleksibel, pembagian pekerjaan, atau
penugasan-penugasan sementara. Jika akan memaksimalkan motivasi karyawan, anda
harus memahami dan menanggapi keragaman ini atara lain :