Professional Documents
Culture Documents
Pneumatic controller sebagai sistem kontrol menggunakan sistem pneumatis yaitu suatu
proses pengaturan / pengendalian terhadap satu atau beberapa besaran (variabel, parameter)
sehingga berada pada suatu harga atau dalam suatu rangkuman harga (range) tertentu. Tujuan
menggunakan sistem pneumatic controller ini untuk memudahkan penggunanya dalam hal
penggunaan alat yang dipasang sistem pneumatis agar mudah dalam pengendaliannya. Alat
yang digunakan pada praktikum pneumatic controller adalah kompresor, recorder, testing
bracket, error link, spring link, bellows restrictor unit, dan jangka sorong, pada percobaan
open loop test dan closed loop test tekanan di variasi 6,8,10,12 Psi, nilai t1 dan t2 pada open
loop test yang didapat tiap tekanan t1 = 1,05 0,67 0,41 0,44 t2 = 4,18 2,15 1,49 1,66 a1 =
32,45,40,47 x1 = 6 ; x2 = 6 sedangkan pada closed loop test nilai t = 1,91 2,10 2,11 1,64 ; x =
5,5,2,13 ; y = 3,3,1,8 ; b = 6,7,6,5. Aplikasi pneumatic controller antara lain pada sistem ramp
door, engine start, auxilary boiler, rem pneumatis pada kereta dan untuk menarik/melepas
roda pesawat.
\
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Tujuan dari percobaan kontroler pneumatis adalah sebagai berikut
1. Mengetahui perbedaan tes putaran terbuka (open loop test) dan tes putaran tertutup
(closed loop test) menggunakan teori susunan pertama (first order theory) dan teori
susunan kedua (second order theory).
2. Memahami cara kerja serta penggunaan kontroler pneumatis dalam kehidupan sehari
hari.
BAB II
DASAR TEORI
2.1.3. Teori susunan pertama (First order) dan kedua (Second order)
First Order System
Model matematika dari sistem orde pertama dapat dinyatakan dalam
bentuk diagram blok seperti berikut
2.2.5 Over-damped
Over damping mirip seperti critical damping. Bedanya pada critical
damping benda tiba lebih cepat di posisi setimbangnya sedangkan pada over
damping benda lama sekali tiba di posisi setimbangnya. Hal ini disebabkan
karena redaman yang dialami oleh benda sangat besar. Over damp respon
besarnya (shi) berkisar >1.
2.2.6 Under-damped
Output melesat naik untuk mencapai input kemudian turun dari nilai yang
kemudian berhenti pada kisaran nilai input. Respon ini memiliki efek osilasi.
Merupakan tanggapan yang berisolasi dengan frekuensi alami teredam. Besarnya
osilasi dan kecepatan osilasi tergantung dengan perbandingan redaman. Besar
(shi) pada underdamp berkisar 0 < < 1.
g(t)
t (s)
Gambar 2.10 Tanggapan Sistem Underdamp
Sumber : academia.edu
2.2.7 Critically-damped
Output tidak melewati nilai input tapi butuh waktu lama untuk mencapai
target akhirnya. Benda yang mengalami critical damping biasanya tidak bisa
langsung berhenti berosilasi (benda langsung kembali ke posisi setimbangnya).
Ramp door pada kapal digunakan untuk menaikan atau menurunkan barang.
Banyak ditemukan pada kapal ferry atau kapal Ro-Ro. Untuk mengendalikan pintu
tersebut digunakan controller pneumatis dan hidrolis agar ramp door dapat terbuka
atau tert utup.
Instrumen
Feedback
tipe PCM
140
Recorder
Mencatat hasil ahir dari
3
sistem penumatik controller
Testing
Bracket
Error Link
Bellows
Restictor
Unit
Gambar 3.2.2.a
Gambar 3.2.2.b
3.3 Data Praktikum
First Order
a. Open Loop Test
Pressure t1 t2 a1 a2 x1 x2
No. K/G
(psi) (detik) (detik) (mm) (mm) (mm) (mm)
1 6 1,05 4,18 32 80 6 6
2 8 0,67 2,15 45 80 6 6
3 10 0,41 1,49 40 80 6 6
4 12 0,44 1,66 47 80 6 6
Pressure x Y t b L i o
No.
(psi) (mm) (mm) (detik) (mm) (mm) (mm) (mm)
1 6 5 3 1,91 6 25 12,5 13
2 8 5 3 2,10 7 25 7 14
3 10 2 1 2,11 6 25 7 13
4 12 13 8 1,64 5 25 12,5 12,5
BAB IV
ANALISA DATA DAN GRAFIK
Hasil Output Hasil output tidak mempengaruhi input Hasil output mempengaruhi input
1 2
K +
= 1 2
(1 + 2)
1 2
Pressure a1 a2 x1 x2 1 2
No Vt1 Vt2 1 2 x1 + x2 ( + )
(Psi) (mm) (mm) (mm) (mm) 1 2
Dimana,
i
1 =
2G
=
x
=
K
dan nilai telah ditentukan sebelumnya
Y t b L i 0
N Pressur x
(mm (detik (mm (mm (mm (mm G K T A1 t/T -t/T
o e (Psi) (mm)
) ) ) ) ) )
25.8
1 6 5 3 1.91 6 25 12.5 13 4.13 1.67 6.89 0.48 4 3.95 -3.95
14.5 30.4
2 8 5 3 2 7 25 7 14 8.70 1.67 0 0.23 4 8.70 -8.70
12.6 25.2 44.1 13.3 -
3 10 2 1 2.11 6 25 7 13 0 2.00 1 0.16 2 0 13.30
12.9 16.2 209. 80.7 17.0 -
4 12 13 0.8 2.64 5 25 12.5 12.5 2 5 91 0.15 3 5 17.05
Step input adalah sinyal pada saat awal sebelum konstan. Untuk
menghitungnya, dapat digunakan rumus sebagai berikut.
0 = + 1
Hi = 0 1
No Pressure 0 -t/T A1 Hi
1
(Psi) (mm)
Ramp input adalah sinyal pada saat keadaan konstan. Perhitungan nilai ramp
input menggunakan rumus sebagai berikut
0 = ( ) + 1
( ) = 0 + 1
0 1
=
Hasil perhitungan dapat dilihat pada tabel berikut.
Pressure 0 t 1
No (Psi) (mm) (detik) T A1 t-T
1 6 13 1.91 0.484 25.841 0.498 1.426 8.765
2 8 14 2 0.230 30.442 0.005 1.770 7.906
3 10 13 2.11 0.159 44.115 0.000 1.951 6.662
4 12 12.5 2.64 0.155 80.735 0.000 2.485 5.030
4.4 Grafik
4.4.1 Grafik Hubungan Tekanan terhadap nilai K/G pada Open Loop Test
8
6
4
2
0
5 6 7 8 9 10 11 12 13
P
Dapat dilihat pada grafik bahwa hubungan antara P terhadap nilai K/G adalah berbanding
lurus. Semakin besar tekanan, maka nilai K/G yang dihasilkan semakin tinggi.
4.4.2 Grafik Nilai Step
Grafik step dapat digunakan sebagai penguji respon jika terjadi gangguan yang muncul secara
tiba-tiba. Garis pada grafik ini juga bisa disebut sebagai garis stabil. Ketinggian dari grafik ini
terhadap sumbu x ditentukan dari Hi. Pada saat t < 0, maka tetai = 0, sedangkan pada saat t >
0 nilai tetai = Hi. Berikut adalah grafik nilai step pada kondisi tekanan 6 Psi, 8 Psi, 10 Psi,
dan 12 Psi.
12
10
8
i
0
0 0.5 1 1.5 2 2.5
t
6
4
2
0
0 0.5 1 1.5 2 2.5
t
6
4
2
0
0 0.5 1 1.5 2 2.5
t
Step Condition pada 10 Psi
14
12
10
8
i
0
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3
t
12
10
8
i
0
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5
t
12
10
8
0
0
0 0.5 1 1.5 2 2.5
t
Initial Condition pada 8 Psi
14
12
10
8
i
6
4
2
0
0 0.5 1 1.5 2 2.5
t
8
6
4
2
0
-0.5 0 0.5 1 1.5 2 2.5
t
8
6
4
2
0
-0.3 0.2 0.7 1.2 1.7 2.2 2.7
t
Pada grafik tersebut, initial condition ditunjukkan dengan garis berwarna abu-abu, dimana
garis initial condition berjalan mendekati garis stabil yang berwwarna biru.
4.3.3 Grafik Nilai Ramp
Grafik nilai ramp berfungsi untuk melihat kemampuan suatu sistem kontrol dalam melacak
target yang bergerak pada kecepatan konstan. Pada nilai t < 0, maka nilai tetai = 0, sedangkan
pada saat nilai t > 0, nilai tetai = rampt. Berikut adalah grafik nilai ramp pada tekanan 6 Psi, 8
Psi, 10 Psi, dan 12 Psi. Hubungan nilai ramp dan T berbanding lurus, jadi semakin lama
waktu (t), maka semakin besar pula nilai ramp.
8
6
4
2
0
0 0.5 1 1.5 2 2.5
t
8
6
4
2
0
0 0.5 1 1.5 2 2.5
t
8
6
4
2
0
0 0.5 1 1.5 2 2.5
t
Ramp Condition pada 12 Psi
14
12
10
8
0
6
4
2
0
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3
t
Pada praktikum pneumatic controller ini, kesimpulan yang dapat diambil adalah sebagai
berikut:
1. Perbedaan open loop test dan close loop test ditunjukkan melalui tabel berikut
Open Loop Close Loop
Hasil Output Hasil output tidak mempengaruhi input Hasil output mempengaruhi input