Professional Documents
Culture Documents
1. Orthoquartzites
Orthoquartzites merupakan jenis batuan sedimen yang terbentuk dari
proses sedimentasi yang menghasilkan unsur silika yang tinggi, tanpa
5
6
2. Graywacke
Graywacke merupakan jenis batupasir yang tersusun dari unsur
unsur mineral yang berbutir besar, terutama kwarsa dan feldspar serta
fragmenfragmen batuan. Material pengikatnya adalah clay dan
carbonate. Sortasi (pemilahan) butir pada graywacke tidak bagus karena
lingkungan pengendapannya relatif curam dan adanya matriks-matriks
batuan. Hal ini juga menyebabkan berkurangnya porositas batuannya.
3. Arkose
Arkose merupakan jenis batupasir yang biasanya tersusun dari kwarsa
sebagai mineral yang dominan, meskipun seringkali mineral arkose
feldspar jumlahnya lebih banyak dari kwarsa.
2.1.1.2.Batuan Karbonat
Batuan karbonat adalah limestone (batugamping), dolomit, dan yang
bersifat diantara keduanya. Limestone adalah istilah yang biasa dipakai untuk
kelompok batuan yang mengandung paling sedikit 80 % kalsium karbonat atau
magnesium. Pada limestone fraksi disusun terutama oleh mineral kalsit,
sedangkan pada dolomit mineral penyusun utamanya adalah mineral dolomit.
Dolomit adalah jenis batuan yang merupakan variasi dari limestone yang
mengandung unsur karbonat lebi h besar dari 50%, sedangkan untuk batuan
batuan yang mempunyai komposisi pertengahan antara limestone dan dolomit
akan mempunyai nama yang bermacammacam tergantung dari unsur yang
dikandungnya. Untuk batuan yang unsur kalsitnya melebihi dolomit disebut
dolomit limestone, dan yang unsur dolomitnya melebihi kalsit disebut dengan
limy, calcitic, calciferous atau calcitic dolomite
7
2.1.1.3.Batuan Shale
Batuan shale adalah batuan serpih berbutir halus dengan permeabilitas
yang mendekati nol (impermeabel). Batuan ini dapat berlaku sebagai batuan
reservoir apabila permeabilitasnya besar sebagai akibat perekahan.
Pada umumnya unsur penyusun shale ini terdiri dari lebih kurang 58%
silikon dioksida (SiO2), 15% alumunium oksida (Al2O3), 6% besi oksida (FeO)
dan Fe2O3, 2% magnesium oksida (MgO), 3% kalsium oksida (CaO), 3%
potasium oksida (K2), 1% sodium oksida (Na2), dan 5% air (H2O). Sisanya adalah
oksida metal dan anion.
2.1.2.1.Porositas
Porositas () didefinisikan sebagai perbandingan antara volume ruang
pori-pori terhadap volume batuan total (bulk volume). Besar-kecilnya porositas
suatu batuan akan menentukan kapasitas penyimpanan fluida reservoir. Secara
matematis dapat dinyatakan sebagai berikut :
Vp Vb Vg
x100% x100% ...........................................................(2.1)
Vb Vb
dimana,
= Porositas, %
Vb = volume batuan total (bulk volume),cm3
Vg = volume padatan batuan total (volume grain), cm3
Vp = volume ruang poripori batuan, cm3
Connec ted or
Effec tive
Porosity
Total
Porosity
Isolated or
Non-Effec tive
Porosity
90 o
o
90
90 o
90 o
90 o
o
90
Gambar 2.2. Pengaruh Susunan Butir terhadap Porositas Batuan (Amyx, J.W.;
Bass, D,M.Jr.; Whiting, R.L, 1960)
2.1.2.2.Permeabilitas
dimana :
V = kecepatan aliran fluida, cm / sec
= viskositas fluida yang mengalir, cp
dP / dL = gradien tekanan dalam arah aliran, atm / cm
k = permeabilitas media berpori, darcy
Tanda negatif dalam persamaan tersebut menunjukkan bahwa apabila
tekanan bertambah dalam satu arah, maka arah aliran berlawanan dengan arah
pertambahan tekanan tersebut.
Beberapa anggapan yang digunakan oleh Darcy dalam Persamaan (2.4)
adalah :
Alirannya mantap (steady state)
Fluida yang mengalir satu fasa
10
Q.. L
K ,.............................................................................................. (2.5)
A.( P1 P2 )
Q o . o . L
Ko , ................................................................................(2.7)
A.( P1 P2 )
Q w . w . L
Kw , ...............................................................................(2.8)
A.( P1 P2 )
Dimana :
o = viskositas minyak
w = viskositas air.
Hargaharga Ko dan Kw pada Persamaan (2.7) dan (2.8) jika diplot
terhadap So dan Sw akan diperoleh hubungan seperti yang ditunjukkan pada
(Gambar 2.4). Dari (Gambar 2.4), dapat ditunjukkan bahwa Ko pada Sw = 0 dan
So = 1 akan sama dengan harga K absolut, demikian juga untuk harga K
absolutnya.
Gambar 2.4. Kurva Permeabilitas Efektif untuk Sistem Minyak dan Air (Amyx,
J.W.; Bass, D,M.Jr.; Whiting, R.L, 1960)
13
Gambar 2.5. Kurva Permeabilitas Relatif untuk Sistem Minyak dan Air (Amyx,
J.W.; Bass, D,M.Jr.; Whiting, R.L, 1960)
2.1.2.3.Saturasi Fluida
2.1.2.4.Wettabilitas
Apabila dua fluida bersinggungan dengan benda padat, maka salah satu
fluida akan bersifat membasahi permukaan benda padat tersebut, hal ini
disebabkan adanya gaya adhesi. Dalam sistem minyak-air benda padat, gaya
adhesi AT yang menimbulkan sifat air membasahi benda padat adalah :
AT = so sw = wo. cos wo ,...(2.15)
Dimana :
AT = Gaya adhesi yang menyebabkan cairan naik ke atas batuan,
dyne/cm
so = tegangan permukaan minyakbenda padat, dyne / cm
sw = tegangan permukaan airbenda padat, dyne / cm
wo = tegangan permukaan minyakair, dyne / cm
wo = sudut kontak minyakair.
15
Gambar 2.6. Water Wet dan Oil Wet (Amyx, J.W.; Bass, D,M.Jr.; Whiting, R.L,
1960)
2.1.2.5.Tekanan Kapiler
Tekanan kapiler (Pc) adalah perbedaan tekanan antara permukaan dua
fluida yang tidak tercampur. Perbedaan tekanan dua fluida yang dimaksud adalah
perbedaan tekanan antara fluida non-wetting fasa (Pnw) dengan fluida Wetting
fasa.
(Pw) atau Pc = Pnw - Pw ,.......... (2.16)
Tekanan permukaan fluida yang lebih rendah terjadi pada sisi pertemuan
permukaan fluida immiscible yang cembung. Di reservoir biasanya air sebagai
fasa yang membasahi (wetting fasa), sedangkan minyak dan gas sebagai non-
wetting fasa atau tidak membasahi.
Tekanan kapiler dalam batuan berpori tergantung pada ukuran pori dan
macam fluidanya, yang secara kuantitatif dapat dinyatakan dalam hubungan
sebagai berikut :
2. .cos
Pc . g. h ,...................(2.17)
r
16
dimana :
Pc = tekanan kapiler, dyne/cm2
= tegangan permukaan antara dua fluida, dyne/cm
cos = sudut kontak permukaan antara dua fluida, derajat
r = jari-jari kelengkungan pori-pori, cm
= perbedaan densitas dua fluida, gr/cc
g = percepatan gravitasi, cm/dt2
h = tinggi kolom, cm
Gambar 2.7. Variasi Pc terhadap Sw (Amyx, J.W.; Bass, D,M.Jr.; Whiting, R.L,
1960)
17
2.1.2.6.Kompressibilitas
Batuan yang berada pada kedalaman tertentu akan mengalami dua macam
tekanan, yaitu :
a) Internal Stress, yang berasal dari desakan fluida yang terkandung di
dalam pori-pori batuan (tekanan hidrostatik fluida formasi).
b) Eksternal Stress, yang berasal dari pembebanan batuan yang ada
diatasnya (tekanan overburden).
Dimana :
Vr = volume padatan batuan (grains), inch3
Vp = volume poripori batuan, inch3
P = tekanan hidrostatik fluida di dalam batuan, psi
P* = tekanan luar (tekanan overburden), psi
dan diakhiri dengan akhiran ana (Inggris : ane), seperti methane, ethane,
propane, butane, pentane, dll.
Pada tekanan dan temperatur normal empat alkana yang pertama
merupakan gas. Sebagai hasil meningkatnya titik didih (boiling point) karena
penambahan jumlah atom karbon maka mulai pentana (C5H12) sampai hepta
dekana (C17H36) merupakan cairan. Sedangkan alkana yang mengandung 18 atom
karbon atau lebih merupakan padatan (solid). Alkana dengan rantai bercabang
memperlihatkan gradasi sifat-sifat fisik yang berlainan dengan n-alkana, dimana
untuk rantai bercabang memperlihatkan sifat-sifat fisik yang kurang beraturan.
Perubahan dalam struktur menyebabkan perubahan didalam gaya antar
molekul (inter molekuler force) yang menghasilkan perbedaan pada titik lebur dan
titik didih diantara isomer-isomer alkana. Seri n-alkana yang diberikan pada Tabel
2.1. memperlihatkan gradasi sifat-sifat fisik yang tidak begitu tajam.
berdekatan. Pemberian nama untuk deret ini sama dengan untuk deret alkena
dengan memberi akhiran una (Inggris : yne).
Pada suatu suhu dan tekanan standard, hidrokarbon aromatik ini dapat
berada dalam bentuk cairan atau padatan. Benzena merupakan zat cair yang tidak
berwarna, berbau harum dan mendidih pada temperatur 176 0F.
dimana :
o = densitas minyak, gr/cc
w = densitas air, gr/cc
141,5
0
API = 131,5 ,.........................................................................(2.21)
SG
B. Viskositas Minyak
Viskositas minyak (o) didefinisikan sebagai ukuran ketahanan
minyak terhadap aliran, atau dengan kata lain viskositas minyak adalah
suatu ukuran tentang besarnya keengganan minyak untuk mengalir,
dengan satuan centi poise (cp) atau gr/100 detik/1 cm.
Gambar 2.8. Hubungan Viskositas terhadap Tekanan (Mc Cain, William D.;
1933)
Gambar 2.9. Grafik Faktor Volume Formasi (Bo) Terhadap Tekanan (Warno
H,1985)
D. Kompressibilitas Minyak
Kompressibilitas minyak didefinisikan sebagai perubahan volume
minyak akibat adanya perubahan tekanan, secara matematis dapat
dituliskan sebagai berikut:
26
1 V
Co
V P
,...............................................................................(2.25)
B ob B oi
Co ,................................................................(2.26)
B oi Pi Pb
dimana :
Bob = faktor volume formasi pada tekanan bubble point
Boi = faktor volume formasi pada tekanan reservoir
Pi = tekanan reservoir
Pb = tekanan bubble point.
m PM
g ,...................................................................................(2.27)
V RT
dimana :
m = berat gas, lb
V = volume gas, cuft
M = berat molekul gas, lb/lb mole
P = tekanan reservoir, psia
T = temperatur, oR
R = konstanta gas = 10.73 psia cuft/lbmole oR
dimana :
z = faktor kompresibilitas gas
Ma = berat molekul tampak = yi Mi
yi = fraksi mol komponen ke-i dalam suatu campuran gas
Mi = berat molekul untuk komponen ke-i dalam suatu campuran gas.
B. Viscositas Gas
Viskositas gas akan naik dengan bertambahnya suhu, dalam hal ini
tabiat gas akan berlainan dengan cairan, untuk gas sempurna viskositasnya
tergantung dari tekanan. Gas sempurna berubah menjadi gas tidak
sempurna bila tekanannya dinaikkan dan tabiatnya mendekati tabiat zat
cair.
Salah satu cara untuk menentukan viskositas gas yaitu dengan korelasi
grafis (Carretal), dimana cara ini untuk menentukan viskositas gas
campuran pada sembarang tekanan maupun suhu dengan memperhatikan
adanya gas-gas ikutan, seperti H2S, CO2, dan N2. Adanya gas-gas non-
hidrokarbon tersebut akan memperbesar viskositas gas campuran.
28
dimana :
Bg faktor volume formasi gas, Cuft/SCF
Vr volume gas pada kondisi reservoir, Cuft
Vsc volume gas pada kondisi standar, SCF
dimana :
Zr = faktor kompressibilitas gas pada kondisi reservoir.
Zsc = faktor kompressibilitas gas pada kondisi standard (1).
Tr = Temperatur pada kondisi reservoir, R
Tsc = Temperatur pada kondisi standard = 60 F = 520 R
Psc = tekanan pada kondisi standard = 14,7 psia
29
D. Kompresibilitas Gas
Kompresibilitas gas didefinisikan sebagai perubahan volume gas yang
disebabkan oleh adanya perubahan tekanan yang mempengaruhinya.
Kompressibilitas Gas dapat dinyatakan dengan :
1 dV
Cg ,.......................................................................... . (2.34)
V dP
Dalam pembahasan mengenai kompressibilitas gas terdapat dua
kemungkinan penyelesaian, yaitu : kompressibilitas gas ideal dan
kompressibilitas gas nyata.
n RT
PV n RT atau V
P
dV n RT
, ......................................................................... (2.35)
dP P2
Kombinasi antara persamaan (2.34) dan (2.35) sebagai berikut
1 n RT 1
Cg , .............................................. (2.36)
V P2 P
Z
V n RT , .............................................................................. (2.37)
P
Bila dianggap konstan, penurunan persamaan tersebut menghasilkan
persamaan sebagai berikut :
dZ
P Z
dV dP
n RT
dP P2
1 dV
Cg
V dP
30
P n R T dZ
Cg P Z
dP
2
n RT Z P
1 1 dZ
Cg .......................................................................... (2.38)
P Z dP
C pr
Cg ..................................................................................... . (2.39)
Ppc
Dimana :
Cpr = pseudo-reduced compressibility
Ppc = pseudo-critical pressure
dimana :
f = specific gravity (SG)
w = berat jenis air, lb/cuft
Vw = spesific volume, cuft/lb
dimana :
= densitas fluida, (ppg atau gr/cc)
Ph = tekanan hidrostatik, (psi atau ksc)
h = tinggi kolom fluida, (ft atau meter)
Gradien hidrostatik untuk air murni adalah 0,433 psi/ft, sedangkan air asin
adalah 0,465 psi/ft. Penyimpangan dari harga tersebut disebut tekanan abnormal.
2. Tekanan Overburden
Tekanan overburden adalah tekanan yang diderita oleh formasi karena beban
(berat) batuan diatasnya atau besarnya tekanan yang diakibatkan oleh berat
seluruh beban yang berada di atas suatu kedalaman tertentu tiap satuan luas.
berat material berat cairan
Pob ,.....................................................................(2.44)
luas area
reservoir, tekanan statik sumur, tekanan alir dasar sumur, dan gradien tekanan
reservoir. Tekanan awal reservoir adalah tekanan reservoir pada saat pertama kali
diketemukan. Tekanan dasar sumur pada sumur yang sedang berproduksi disebut
tekanan aliran (flowing) sumur. Kemudian jika sumur tersebut ditutup maka
selang waktu tertentu akan didapat tekanan statik sumur.
Td = Ta + Gt.D ,...............................................................................................(2.46)
dimana :
Td = Temperatur formasi pada kedalaman tertentu D ft, 0F
Ta = Temperatur rata-rata di permukaan, 0F
Gt = Gradien temperatur, 0F / 100 ft
D = Kedalaman, ft
2.4.1.2.Perangkap Struktur
Perangkap struktur merupakan perangkap yang terbentuk sebagai akibat
peristiwa deformasi pada lapisan batuan, dan sampai dewasa ini merupakan
perangkap yang paling penting. Jelas di sini berbagai unsur perangkap yang
membentuk lapisan penyekat dan lapisan reservoir sehingga dapat menangkap
minyak, disebabkan gejala tektonik atau struktur, misalnya perlipatan dan
patahan.
Gambar 2.19
Gambar 2.17. Bentuk Perangkap Struktur Patahan Kubah Garam
(Kesoemadinata,1980)
dalam membatasi bergeraknya minyak dan gas. Beberapa kombinasi antara unsur
stratigrafi dan unsur struktur adalah sebagai berikut :
1. Kombinasi antara lipatan dengan pembajian
Perangkap jenis ini terjadi setelah proses pembajian lapisan terbentuk,
baru kemudian diikuti dengan proses pengangkatan atau intrusi batuan
bawahnya. Gambar 2.19. menunjukkan kombinasi lipatan dengan
pembajian dapat terjadi karena salah satu pihak pasir menghilang dan
di lain pihak hidung/puncak lapisan bawah antiklin menutup arah
lainnya.
Gambar 2.20. Diagram Fasa Minyak Jenuh (Mc Cain, William D.; 1933)
Gambar 2.21. Diagram Fasa Minyak Tak Jenuh (Mc Cain, William D.; 1933)
yang gas oil ratio-nya lebih dari 100,000 scf/stb dipertimbangkan sebagai
gas kering.
Ciri-ciri gas kering, antara lain :
- Temperatur kritik dan temperatur krikondenterm fluida relatif lebih
rendah, sehingga biasanya berharga jauh di bawah temperatur
reservoir.
- Sedikit sekali (hampir tidak ada) cairan yang diperoleh dari separator
di permukaan, dan
- GOR produksi biasanya lebih besar dari 100,000 scf/stb, hal ini yang
membedakannya dari gas basah.
Gambar 2.22. Diagram Fasa Gas Kering (Mc Cain, William D.; 1933)
Gambar 2.23. Diagram Fasa Gas Basah (Mc Cain, William D.; 1933)
Gambar 2.24. Diagram Fasa Gas Kondensat (Mc Cain, William D.; 1933)
Pada awal produksi, karena gas yang dibebaskan dari minyak masih
terperangkap pada sela-sela pori batuan, maka gas oil ratio produksi akan lebih
kecil jika dibandingkan dengan gas oil ratio reservoir. Gas oil ratio produksi akan
bertambah besar bila gas pada saluran pori-pori tersebut mulai bisa mengalir dan
hal ini akan terus-menerus berlanjut hingga tekanan menjadi rendah. Bila tekanan
telah cukup rendah, maka gas oil ratio akan menjadi berkurang sebab volume gas
di dalam reservoir tinggal sedikit. Dalam hal ini gas oil ratio dan gas oil produksi
reservoirnya harganya hampir sama (Gambar 2.27.). Reservoir jenis ini pada tahap
teknik produksi primernya akan meninggalkan residual oil yang cukup besar.
Produksi air hampir tidak ada karena reservoirnya terisolir, sehingga meskipun
terdapat connate water tetapi hampir-hampir tidak dapat diproduksikan.
Perfomance reservoir atau perilaku reservoir adalah kelakuan reservoir
yang dicirikan oleh data di permukaan, sehubungan dengan masa produksi di
permukaan, dimana data tersebut meliputi :
1. Laju produksi minyak (qo), gas (qg) dan air (qw)
2. Tekanan reservoir (Pr)
3. Perbandingan produksi air terhadap minyak (WOR)
4. Perbandingan produksi gas terhadap minyak (GOR)
5. Produksi kumulatif minyak (Np), air (Wp) dan gas (Gp)
Dimana kesemua data di atas diplot terhadap waktu.
Reservoir solution gas drive memiliki karakteristik, yaitu :
- Penurunan tekanan reservoir yang cepat. Tidak ada fluida ekstra atau tudung
gas bebas yang besar yang akan menempati ruang pori yang dikosongkan oleh
minyak yang diproduksi.
- Produksi minyak bebas air. Tidak ada water drive, sehingga sedikit atau
bahkan tidak ada air yang diproduksi bersama minyak selama umur produksi.
- Productivity Index juga turun dengan cepat.
- Gas Oil Ratio mula-mula rendah kemudian naik dengan cepat akibat
terbebaskannya sejumlah gas dari minyak sampai maksimum, kemudian turun
akibat adanya ekspansi gas dalam reservoir.
50
- Recovery Faktor rendah. Produksi minyak dengan solution gas drive ini
biasanya merupakan recovery yang tidak efisien, harga RF berkisar 5 % - 30
%. Hubungan permeabilitas relatif (Kg/Ko) menentukan besarnya RF dari
reservoir ini. Selain itu, jika viskositas minyak bertambah, maka RF akan
berkurang.
Gambar 2.26. Karakteristik Tekanan, PI, dan GOR pada Solution Gas Drive
Reservoir (Cole F.W,1969)
Gambar 2.28. Karakteristik Tekanan, PI, dan GOR pada Gas Cap Drive Reservoir
(Cole F.W,1969)
2.4.3.3.Water Drive
Untuk reservoir jenis water drive ini, energi pendesakan yang mendorong
minyak untuk mengalir adalah berasal dari air yang terperangkap bersama-sama
dengan minyak pada batuan reservoirnya. Efisisensi pendesakan air biasanya lebih
besar dibandingkan dengan pendesakan oleh gas.
Apabila dilihat dari terbentuknya batuan reservoir water drive, maka air
merupakan fluida pertama yang menempati pori-pori reservoir. Tetapi dengan
adanya migrasi minyak bumi maka air yang berada disana tersingkir dan
digantikan oleh minyak. Dengan demikian karena volume minyak ini terbatas,
maka bila dibandingkan dengan volume air yang merupakan fluida pendesaknya
akan jauh lebih kecil.
Reservoir dengan jenis mekanisme pendorong water drive memiliki
karakteristik, yaitu :
- Penurunan tekanan sangat pelan atau relative stabil. Penurunan tekanan
yang kecil pada reservoir adalah karena volume produksi yang
ditinggalkan langsung digantikan oleh sejumlah air yang masuk ke
zone minyak.
- Perubahan GOR selama produksi kecil, sehingga dapat dikatakan
bahwa GOR reservoir adalah konstan.
- Harga WOR naik tajam karena mobilitas air yang besar.
53
- Kenaikkan GOR cukup cepat, hal ini disebabkan karena mobilitas gas
yang lebih lebih besar dari mobilitas minyak sehingga produksi gas
naik naik dengan cepat.
- Produksi air dianggap tidak ada atau diabaikan.
- Recovery faktor yang didapat 20 60 %.
Gravity drainage mempunyai peranan yang penting dalam memproduksi
minyak dari suatu reservoir. Sebagai contoh bila kondisinya cocok, maka recovery
dari solution gas drive reservoir bisa ditingkatkan dengan adanya gravity drainage
ini. Demikian pula dengan reservoir-reservoir yang mempunyai energi pendorong
lainnya.
Seandainya dalam reservoir itu terdapat tudung gas primer (primary gas
cap) maka tudung gas ini akan mengembang sebagai proses gravity drainage
tersebut. Reservoir yang tidak mempunyai tudung gas primer segera akan
mengadakan penentuan tudung gas sekunder (secondary gas cap).
Pada awal dari reservoir ini, gas oil ratio dari sumur-sumur yang terletak
pada struktur yang lebih tinggi akan cepat meningkat sehingga diperlukan suatu
program penutupan sumur-sumur tersebut. Diharapkan dengan adanya program
ini perolehannya minyaknya dapat mencapai maksimum.
Besarnya gravity drainage dipengaruhi oleh gravity minyak, permeabilitas
zona produktif, dan juga dari kemiringan formasinya. Faktor-faktor kombinasi
seperti misalnya, viskositas rendah, specific gravity rendah, mengalir pada atau
sepanjang zona dengan permeabilitas tinggi dengan kemiringan lapisan cukup
curam, ini semuanya akan menyebabkan perbesaran dalam pergerakan minyak
dalam struktur lapisannya (Gambar 2.31.).
Dalam reservoir gravity drainage perembesan airnya kecil atau hampir
tidak ada produksi air. Laju penurunan tekanan tergantung pada jumlah gas yang
ada. Jika produksi semata-mata hanya karena gas gravitasi, maka penurunan
tekanan dengan berjalannya produksi akan cepat. Hal ini disebabkan karena gas
yang terbebaskan dari larutannya terproduksi pada sumur struktur sehingga
tekanan cepat akan habis. Karakteristik segregation drive reservoir ditunjukkan
oleh Gambar 2.32.
55
reservoir masih di atas tekanan jenuh. Di bawah tekanan jenuh, gas akan bebas
sehingga gas oil ratio akan naik.