You are on page 1of 2

PENANGANA KEJADIAN LUAR BIASA INFEKSI RUMAH SAKIT (KLB

IRS)
NO REVISI HALAMAN
NO
DOKUMEN
RSUD ATAMBUA
TANGGAL TERBIT DITETAPKAN
STANDAR DIREKTUR RSUD ATAMBUA
OPERASIONAL
PROSEDUR

Dr. Joice M.M.Manek MPH


NIP.19601107199103 2002
PENGERTIAN 1. Kejadian luar biasa(KLB) Infeksi Rumah Sakit adalah peningkatan jumlah kasus IRS
pada suatu kelompok populasi/ruangan yang secara nyata lebih tinggi dari yang di
perkirakan
2. Jumlah kasusu IRS yang secara nyata lebih tinggi bila melebihi dua kali rerata jumlah
kasus IRS triwulan berdasarkan kecenderungan satu tahun terakhir untuk setiap
populasi /ruangan
3. Kejadian Luar Biasa /KLB infeksi adalah terjadinya infeksi rumah sakit yang belum
pernah ada di rumah sakit atau infeksi yang telah dinyatakan terradikasi oleh instansi
yang berwewnang
4. Penanganan KLb IRS adalah upaya terpadu yang dilakukan untuk menanggulangi dan
mengendalikan KLB yang terjadi di rumah sakit agar tidak meluas
TUJUAN 1. Menanggulangi dan mengendalikan KLB
2. Mencegah agar KLB serupa tidak terulang lagi pada masa yang akan datang
3. Semua petugas kesehatan dilingkungan RSUD Atambua memahami prosedur penanganan
KLB infeksi
KEBIJAKAN 1. Penetapan KLB IRS dilakukan oleh Direktur berdasarkan rekomendasi panitia PPIRS
2. Penanganan KLB IRS diselesaikan dalam waktu sesingkat-singkatnya secara terpadu oelh
seluruh unsure terkait dikoordinasikan oleh KOmite PPIRS
PROSEDUR 1. Pj ruangan/IPCLN dimana terjadi KLB melaporkan kepada IPCN/IPCO Komite PPI-RS
tentang kejadiannya KLB infeksi
2. IPCN/IPCO bersama Komite PPI-RS melaukan investigasi bersama ke tempat terjadinya KLB
3. IPCO/IPCN&panitia PPI-RS melakukankoordinasidengan :
3.1.PJ Ruang/Pengawas PelayanandanDokter yang
bertanggungjawabmenanganipasienuntukmelakukan :
3.1.1.Verifikasi diagnosis infeksirumahsakit.
3.1.2.Penegakan diagnosis IRS danmengkonfirmasikasus KLB
3.1.3Mengembangkaninvestigasikasusterhadapkemungkinanpenyebarannya.
3.2.Bagian ISLRS untukmelakukanpemeriksaan swab ruang/alat yang diduga
terkontaminasi
bakteri
4. Komite PPI bersama IPCLN melakukan langkah-langkah pencegahan dan pembatasan
infeksi
secarakonsiten:perhitungan tingkat infeksi dan memastikan bahwa tingkat infeksi saat ini berada
diatas
sebelumnya:
4.1. Mengawasi ketat pelaksanaan mencuc itangan yang benar dan tepat
4.2. Menggunakan dan mengawasi penggunaan sarung tangan dan APD sesuai indikasi
4.3.Melaksanakan pencegahan infeksi lewat udara.
4.4. Mengisolas ipasien dengan penyakit-saluran nafas
4.5.Melakukan dan mengawas ipembuangan limbah dengan benar
4.6. Melakukan pemisahan pasien yang terinfeksi pada pasien yang terinfeksi / kohorting dan
memisahkan staf yang akan memberikan penanganan.
4.7. Mengawasi ketat penerapan Kewaspadaan Standar
5. IPCLN bersama ICLN melakukansurveilansinfeksidanmelacakkasus kasuslain.Data yang
telahdiolaholehPanitia PPI disertaianalisis,
rekomendasidantindaklanjutdigunakansebagaibahanlaporankepadaDireksirumahsakitdankomu
nikasidenganinstalasi/unit yang memerlukan.
6. Komite PPI menyatakan KLB selesai jika dua kali masa inkubasi terpanjang tidak
ditemukan kasus baru.
7. IPCN bersama IPCLN melakukansurveilansinfeksisecaraaktifdanmelacakkasus-kasus lain yang ada
diruangan tersebut.
8. Data yang telah diolah oleh Komite PPIRS disertai analisis, rekomendasi dan tindak lanjut digunakan
sebagai bahan laporan kepada Direktur rumah sakit dan bahan komunikasi pada instalasi/unit yang
memerlukan.
9. IPCN bersama IPCLN melakukan surveilans infeksi secara aktif dan melacak kasus-kasus lain yang ada
di ruangan tersebut.
UNIT TERKAIT IRJ, IRNA, ISLRS, IPK, IRD, Rawat Khusus, OK , Bidang Medik dan Keperawatan, Bidang
Penunjang, Komite Medis, Komite Keperawatan.

You might also like