Sistem Osmoregulasi ialah sistem terlarut di dalam media. tingkat
pengaturan keseimbangan tekanan kepekaan osmolaritas larutan akan osmotik cairan tubuh (air dan darah) semakin tinggi pula Sehingga akan dengan tekanan osmotik habitat menyebabkan makin bertambah (perairan). Tekanan osmotik adalah besarnya tekanan osmotik media. tekanan yang diberikan pada larutan Demikian pula halnya dengan yang dapat menghentikan perpindahan osmolaritas hemolimfe (cairan tubuh) molekul-molekul pelarut ke dalam yang meningkat secara linier dengan larutan melalui membran semi peningkatan salinitas media. Organisme permeabel (proses osmosis) akuatik euryhaline yang memiliki (Wahyuningtyas, 2012). kemampuan untuk menjaga lingkungan Ikan hidup pada kondisi dimana internalnya dengan cara mengatur lingkungannya memiliki tekanan osmolaritas (kandungan garam dan air) osmotik yang berbeda dengan tekanan pada cairan internalnya. Dengan osmotik cairan tubuhnya oleh karena demikian ikan amphiprion akan bersifat itu dalam upaya menyesuaikan diri hiperosmotik terhadap lingkungannya dengan lingkungannya diperlukan suatu apabila berada pada media bersalinitas pengaturan keseimbangan air dan rendah dan hipoosmotik pada media garam dalam jaringan tubuhnya agar bersalinitas tinggi (Arfianto,2011). proses-proses fisiologis di dalam tubuhnya dapat berlangsung dengan Tujuan normal. Pengaturan tekanan cairan osmotik pada tubuh ikan ini disebut Tujuan praktikum ini adalah untuk osmoregulasi. Penyesuaian ikan mengamati pengaruh salinitas yang terhadap pengaruh lingkungan itu berbeda terhadap proses osmoregulasi merupakan suatu homeostasis, dalam pada organisme biota laut (ikan hal ini ikan akan mempertahankan Amphiprion sp) keadaan yang stabil melalui suatu proses aktif melawan perubahan yang Metode Praktikum dimaksud. Homeostasis merupakan kecenderungan organisme hidup untuk a) Waktu dan Tempat mengontrol dan mengatur fluktuasi lingkungan internalnya (Arfianto,2011). Praktikum Fisiologi Biota Laut Osmolaritas media merupakan dilaksanakan pada hari Jumat, 31 penentu tingkat kerja osmotik yang Maret 2017, Pukul 15:4517:45 WITA, dialami oleh ikan. Osmolaritas media yang bertempat di Laboratorium makin besar dengan peningkatan Ekotoksitologi, Departemen Ilmu salinitas, hal tersebut disebabkan Kelautan, Fakultas Ilmu Kelautan dan peningkatan konsentrasi ion-ion Perikanan, Universitas Hasanuddin, terlarut. Sifat osmotik dari media Makassar. bergantung pada seluruh ion yang terlarut di dalam media tersebut. Dengan semakin besarnya jumlah ion b) Prosedur Kerja Tabel 1 Data Tingkah laku dan pergerkan Adapun prosedur kerja yang dilakukan pada saat praktikum adalah: Yang Salinitas Tingkah Pergerakan pertama yaitu menyiapkan aquarium laku kecil yang telah bersih dan beri label 35 ++ Tegak/dasar/ masing-masing : 0,5,15,25 dan 32ppt, sedang Lalu menyiapkan air dengan ++ Tegak/dasar/ konsentrasi yang diinginkan dengan sedang cara mengencerkan air laut yangt ++ Tegak/dasar/ bersalinitas tinggi (gunakan rumus sedang pengenceran, N1V1=N2V2) Masing- ++ Tegak/dasar/ masing aquarium diisi dengan air yang sedang salinitasnya sesuai dengan konsentrasi ++ Tegak/dasar/ label pada aquarium. Kemudian sedang mengukur salinitas air atau media asal organisme yang dijadikan sebagai hewan uji. Selanjutnya menimbang Berdasarkan hasil pengamatan ikan, kemudian memasukkan secara yang dilakukan media dengan salinitas perlahan 1 ekor ikan (hewan uji) 35 ppt dapat diperoleh bahwa, pada kedalam tiap aquarium (toples) dan waktu pertama kali di masukkan dalam mengamati tingkah lakunya. Terakhir, toples tingkah laku ikan nemo relatif melakukan pengamatan selanjutnya sedang dan pergerakannya juga normal setiap 15 menit selama 1 jam dan atau sedang, tegak dan cenderung mencatat semua tingkah lakunya. berada di dasar toples, hal ini disebabkan ikan nemo masih Hasil dan Pembahasan melakukan adaptasi pada lingkungan barunya juga degan bukaan a) Hasil operculumnya yang relatif normal dengan 114 kali bukaan selama semenit Tabel 1 Data Bukaan Operculum yang menandakan bahwa ikan nemo mulai berdaptasi paa lingkungannya, Salinitas t BO untuk 15 menit pertama, ikan nemo 35 0 114 (Amphiprion clarckii) membuka atau 15 102 menutup operculumnya sebanyak 102 30 109 kali karna pada saat itu ikan nemo 45 110 sudah mulai membiasakan diri terhadap 60 114 lingkungannya dan masih melakukan pergerakan dan tingkah laku yang sama, hal ini diakibatkan karena ikan tersebut mulai mengadaptasikan diri terhadap perubahan lingkungannya. Pada menit ke-30 bukaan operculum stabil dengan 109 kali, hali ini disebabkan ian nemo sudah berdaptasi denan salinitas yang ada pada toples tingkah laku ikan nemo relatif sedang dan pergerakannya juga normal atau sedang, tegak dan cenderung berada di Berdasarkan hasil pengamatan dasar toples . Sedangkan pada menit yang dilakukan media dengan salinitas ke-45 bukaan operculum stabil dengan 25 ppt dapat diperoleh bahwa, pada ditandai dengan 110 kali membuka dan waktu pertama kali di masukkan dalam menutup begitupun sama saja dengan toples tingkah laku ikan nemo relatif menit-menit sebelumnya yaitu tingkah sedang dan pergerakannya lambat, laku ikan nemo relatif sedang dan tegak dan cenderung berada di dasar pergerakannya juga normal atau toples, hal ini disebabkan ikan nemo sedang, tegak dan cenderung berada di masih melakukan adaptasi pada dasar toplesbegitupun dengan menit ke lingkungan barunya juga degan bukaan 60 Hal ini disebabkan karena telah kita operculumnya yang relatif normal ketahui bahwa ikan nemo merupakan dengan 85 kali bukaan selama semenit jenis ikan yang hidup pada salinitas air yang menandakan bahwa ikan nemo laut normal yaitu 35 ppt sehingga ikan mulai berdaptasi pada lingkungannya, tersebut dapat melakukan proses untuk 15 menit pertama, ikan nemo osmoregulasi dengan baik dimana (Amphiprion clarckii) membuka atau osmoregulasi merupakan proses menutup operculumnya sebanyak 102 mengatur konsentrasi cairan dan kali karna pada saat itu ikan nemo menyeimbangkan pemasukan serta sudah mulai membiasakan diri terhadap pengeluaran cairan tubuh oleh sel atau lingkungannya dan masih melakukan organisme hidup. Proses osmoregulasi pergerakan dan tingkah laku yang diperlukan karena adanya perbedaan sama, hal ini diakibatkan karena ikan konsentrasi cairan tubuh dengan tersebut mulai mengadaptasikan diri lingkungan disekitarnya. Jika sebuah terhadap perubahan lingkungannya. sel menerima terlalu banyak air maka ia Pada menit ke-30 bukaan operculum akan meletus, begitu pula sebaliknya, stabil dengan 109 kali, hali ini jika terlalu sedikit air, maka sel akan disebabkan ian nemo sudah berdaptasi mengerut dan mati. denan salinitas yang ada pada toples tingkah laku ikan nemo relatif sedang Salinitas t BO dan pergerakannya juga normal atau 25 0 85 sedang, tegak dan cenderung berada di 15 83 dasar toples . Sedangkan pada menit 30 76 ke-45 bukaan operculum stabil dengan 45 71 ditandai dengan 110 kali membuka dan 60 65 menutup begitupun sama saja dengan menit-menit sebelumnya yaitu tingkah Salinitas Tingkah Pergerakan laku ikan nemo relatif sedang dan laku pergerakannya juga normal atau 25 + Tegak/dasar/ sedang, tegak dan cenderung berada di passiv dasar toplesbegitupun dengan menit ke + Tegak/dasar/ 60 Hal ini disebabkan karena telah kita passiv ketahui bahwa ikan nemo merupakan + Tegak/dasar/ jenis ikan yang hidup pada salinitas air passiv laut normal yaitu 35 ppt sehingga ikan + Tegak/dasar/ tersebut dapat melakukan proses passiv osmoregulasi dengan baik dimana + Tegak/dasar/ osmoregulasi merupakan proses passiv mengatur konsentrasi cairan dan menyeimbangkan pemasukan serta pengeluaran cairan tubuh oleh sel atau organisme hidup. Proses osmoregulasi diperlukan karena adanya perbedaan konsentrasi cairan tubuh dengan lingkungan disekitarnya. Jika sebuah sel menerima terlalu banyak air maka ia akan meletus, begitu pula sebaliknya, jika terlalu sedikit air, maka sel akan mengerut dan mati.
Proses osmoregulasi diperlukan b) Pembahasan
karena adanya perbedaan konsentrasi cairan tubuh dengan lingkungan Air Tawar (0 ppt) disekitarnya. Jika sebuah sel menerima Berdasarkan hasil pengamatan terlalu banyak air maka ia akan yang dilakukan pada 15 menit pertama, meletus, begitu pula sebaliknya, jika ikan badut (Amphiprion clarckii) yang terlalu sedikit air, maka sel akan dimasukkan pada salinitas 0 ppt mengerut dan mati. mengalami pergerakan yang cukup aktif dan gesit dengan warna yang masih cukup cerah dan operculum yang aktif. Namun pergerakan ikan semakin lambat pada 15 menit kedua, dan mengalami berubahan warna kulit yang mulai gelap. Ikan ini juga terlihat bergerak naik turun dari permukaan ke dasar air secara bergerombol yang dimana telah diketahui bahwa ikan badut hidup secara bergerombol yang bersimbiosis dengan anemon. Pada 15 menit ketiga tidak terjadi perubahan sama sekali pada ikan tersebut, dimana ikan tersebut masih bergerak lambat dan sering bergerak naik turun dari permukaan ke dasar air serta warna yang masih gelap namun mengeluarkan spesies yang banyak. Hal ini disebabkan karena untuk mencegah terganggunya aktivitas metabolik dalam tubuh dapat dilakukan dengan cara mengeksresikan zat buangan. Zat buangan merupakan racun yang dapat mengganggu kerja enzim yang sangat penting dalam reaksi metabolik.
Air laut ( 5 ppt)
Ikan Badut (Amphiprion clarckii) yang dimasukkan ke dalam media dengan salinitas 10 ppt dengan lingkungan atau dapat menunjukkan bahwa, pada 15 menit berosmoregulasi dengan baik yang pertama pergerakan kembali aktif lagi. dimana telah diketahui bahwa Namun pada 15 menit kedua osmoregulasi bagi ikan merupakan pergerakan ikan tersebut menurun pengaturan tekanan osmotik cairan (lambat) dan sering kali berada di tubuh yang layak bagi kehidupan ikan, permukaan untuk menghirup langsung sehingga proses-proses fisiologis oksigen dari udara. Perubahan warna tubuhnya berfungsi normal kulit pada Ikan Badut (Amphiprion (Homeostatis). clarckii) ini tidak terlihat sama sekali, warna kulit ikan ini masi sama pada Air Laut (25 ppt) menit 15 pertama yaitu gelap (sedikit memudar). Pada 15 menit ke tiga ikan Kesimpulan tersebut masih bergerak dengan lambat dan mengeluarkan banyak feses serta Berdasarkan hasil praktikun yang dilakukan warna kulit yang memudar. Hal ini maka dapat disimpulkan bahwa proses disebabkan karena pada ikan air laut osmoregulasi diperlukan karena adanya terjadi kehilangan air dari dalam tubuh perbedaan konsentrasi cairan tubuh dengan melalui kulit dan kemudian ikan akan lingkungan disekitarnya. Jika sebuah sel mendapatkan garam-garam dari air laut menerima terlalu banyak air maka ia akan yang masuk lewat mulutnya. Organ meletus, begitu pula sebaliknya, jika terlalu dalam tubuh ikan menyerap ion-ion sedikit air sarana untuk membuang zat-zat garam seperti Na+, K+ dan Cl-, serta yang tidak diperlukan oleh sel atau organisme air masuk ke dalam darah dan hidup. selanjutnya disirkulasi. Kemudian insang ikan akan mengeluarkan Saran kembali ion-ion tersebut dari darah ke lingkungan luar. Sebaiknya laboratorium memberikan bahan dan peralatan yang lebih lengkap Air Laut (15 ppt) untuk memperlancar percobaan yang akan dilakukan Berdasarkan hasil pengamatan pada media dengan salinitas 20 ppt dapat diperoleh bahwa pada waktu 15 menit pertama ikan Badut (Amphiprion clarckii), mengalami pergerakan yang menurun drastis, dimana pergerakannya tidak aktif lagi, mengeluarkan banyak feses, lendir dan sering berada dipermukaan. Sedangkan pada 15 menit kedua pergerakan ikan tersebut mulai aktif kembali dan berenang di atas permukaan. Pada 15 menit ketiga pergerakan ikan tersebut masi berjalan dengan normal dan sama sekali tidak terjadi perubahan tingkah laku pada ikan tersebut. Hal ini disebabkan karena ikan tersebut dapat menyesuaikan diri
Agrikan Volume 7 Edisi 2-8-14 - Umar T - Pemantaun Parameter Dinamika Populasi Ikan Kembung (Rastrelliger SP) Di Perairan Pesisir Pulau Ternate Provinsi Maluku Utara