Persalinan preterm umumnya berkaitan dengan berat badan lahir rendah
(BBLR) dan pertumbuhan janin yang terhambat keduanya sebaiknya dicegah karena dilihat dari dampaknya yang negatif tidak hanya menyebabkan kematian perinatal tetapi juga menyebabkan mordibitas. Persalinan preterm adalah persalinan yang terjadi pada usia kehamilan 20-37 minggu atau dengan berat janin kurang dari 2500 gram. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan multipara dengan kejadian persalinan preterm di RSUD Abdoer Rahem Situbondo. Desain penelitian ini adalah analitik dengan pendekatan cross secsional. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu bersalin yang mengalami persalinan preterm yang disebabkan oleh multipara. Data yang diperoleh diolah dengan purposive sampling diuji dengan uji Spearman Rank. Hasil penelitian didapatkan nilai pada tingkat kemaksimalan ( = 0,05), exact sig (2 tailed) = 0,003 dan nilai tersebut < taraf signifikan ( = 0,05), dengan demikian H0 di tolak dan H1 diterima. Simpulan dari penelitian ini adalah ada hubungan multipara dengan kejadian persalinan preterm di RSUD Abdoer Rahem Situbondo dimana multipara yang paling dominan menyebabkan persalinan pretem adalah multipara 5 karena makin banyak persalinan uterus bekerja tidak efisien dan dinding uterus mengalami parutan bekas implantasi sehingga pada implantasi janin melemah.