You are on page 1of 8

Trad. Med. J.

, May 2013 Submitted : 02-01-2013


Vol. 18(2), p 95-102 Revised : 21-04-2013
ISSN : 1410-5918 Accepted : 12-05-2013

MOUTHWASH FORMULATION OF BASIL OIL (Ocimum basilicum L.)


AND IN VITRO ANTIBACTERIAL AND ANTIBIOFILM ACTIVITIES
AGAINST Streptococcus mutans
FORMULASI MOUTHWASH MINYAK ATSIRI DAUN KEMANGI
(Ocimum basilicum L.) SERTA UJI ANTIBAKTERI DAN ANTIBIOFILM TERHADAP
BAKTERI Streptococcus mutans SECARA IN VITRO
Ardiana Dewi Yosephine, Martha Purnami Wulanjati, Teuku Nanda Saifullah and Puji Astuti*
Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia

ABSTRACT

Basil leaves (Ocimum basilicum L.) contain essential oil that have been reported to have antibacterial
activity. Based on this antibacterial activity, basil oil can be developed as mouthwash to prevent a dental
plaque. This study aims to investigate the influence of tween 80 (as emulsifying agent) and glycerin (as
stabilizer) on physical characteristics of the mouthwash, the ratio between tween 80 and glycerin for best
stability, and in vitro antibacterial and antibiofilm activity of the mouthwash againstStreptococcus mutans.
Basil oil was extracted by water and steam distillation, then was formulated into mouthwash with a
variation amount of tween 80 and glyserin.Antibacterial and antibiofilm activities weretested with micro
dilution method. Result of study showed that tween 80 gives significant increase on viscosity and glycerin on
specific mass when they were added at more than 2.5mL in 50mL mouthwash. From five formulas, formula
with ratio of tween 80 and glycerin = 3.75 mL : 1.25mL was found to be the best. Basil mouthwash showedin
vitro antibacterial and antibiofilm activitiesagainstStreptococcus mutans. This product had MIC of 0.1% v/v
with 87,503,33% of bacterial inhibition. The MIC of biofilm formation and biofilm degradation was 0.1%
v/v and 0.2% v/v, with % inhibition and degradation of 77,520,82% and 57,646,09%, respectively.
Key words : mouthwash, antibiofilm, Streptococcus mutans, Ocimum basilicum L.

ABSTRAK

Kemangi (Ocimum basilicum L.) mengandung minyak atsiri yang dilaporkan memiliki aktivitas
antibakteri.Berdasarkan sifat antibakterinya, maka minyak atsiri daun kemangi dapat dikembangkan
menjadi mouthwash untuk mencegah timbulnya plak gigi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh pemberian tween 80 (emulgator) dan gliserin (stabilizer) pada sifat fisik mouthwash, mengetahui
perbandingan tween 80 dan gliserin yang menghasilkan mouthwash dengan stabilitas terbaik, serta melihat
aktivitasnya sebagai agen antibakteri dan antibiofilm terhadap Streptococcus mutans secara in vitro.
Minyak atsiri diperoleh dengan cara distilasi air dan uap air. Minyak atsiri kemudian diformulasi menjadi
sediaan mouthwash dan dilakukan variasi jumlah tween 80 serta gliserin untuk mengetahui pengaruhnya
terhadap sifat fisik sediaan.Aktivitas antibakteri dan antibiofilm diuji dengan metode mikrodilusi. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa tween 80 berpengaruh signifikan terhadap kenaikan viskositas dan gliserin
berpengaruh signifikan terhadap kenaikan massa jenis bila keduanya ditambahkan lebih dari 2,5mL dalam
50mL mouthwash. Dari lima formula yang dibuat, formula dengan perbandingan tween 80 dan gliserin =
3,75mL : 1,25mL ditemukan sebagai formula terbaik.Mouthwash daun kemangi menunjukkan aktivitas
antibakteri dan antibiofilm terhadap Streptococcus mutans secara in vitro. Sediaan tersebut memiliki nilai
KHM sebesar 0,1% v/v dengan % penghambatan pertumbuhan bakteri sebesar 87,503,33 %, sedangkan
kadar optimum minyak atsiri daun kemangi yang mampu menghambat serta mendegradasi biofilm
berturut-turut adalah 0,1% v/v dan 0,2% v/v dengan % penghambatan dan degradasi biofilm sebesar
77,52 0,82 % dan 57,646,09 %.
Kata kunci : mouthwash, antibiofilm, Streptococcus mutans, Ocimum basilicum L.

*Corresponding author: Puji Astuti


E-mail: p.astuti@gmail.com

Traditional Medicine Journal, 18(2), 2013 95


Ardiana Dewi Yosephine

PENDAHULUAN dipetik daunnya, didestilasi uap dan air selama 4


Kemangi adalah tumbuhan berbatang jam. Minyak atsiri yang diperoleh dihitung
pendek yang tumbuh di berbagai belahan dunia. rendemennya dan diuji indeks biasnya.
Kemangi mengandung 3,7-dimetil-1,6-oktadien-3- Pembuatanmouthwash menggunakan tween 80,
ol (linalool 3,94mg/g), 1-metoksi-4-(2-propenil) gliserin, peppermint oil, natrium benzoat, natrium
benzena (estragol 2,03 mg/g), metil sinamat sakarin, pewarna hijau, dan akuades. Biakan S.
(1,28mg/g), 4-alil-2-metoksifenol (eugenol mutans diperoleh dari Fakultas Kedokteran
0,896mg/g), dan 1,8-sineol (0,288mg/g) yang Hewan UGM. Bahan untuk uji antibakteri dan
diidentifikasi dengan metode GC/MS (Lee et al., antibiofilm adalah mouthwash X, Standar
2005). Secara tradisional, kemangi telah McFarland II dan V, media NB, media NA, media
digunakan dalam penyembuhan pusing, batuk, BHI, sukrosa, larutan saline, kristal violet, etanol
diare, konstipasi, cacingan, gagal ginjal, dan kutil 96%.
(Simon et al., 1999). Timbangan elektrik Sartorius BP 310
Tanaman kemangi mengandung minyak P, alat destilasi uap air dan air, piknometer,
atsiri yang banyak dilaporkan memiliki aktivitas
viskometer Ostwald Pyrex, mikropipet
antibakteri.Minyak atsiri ini telah digunakan
sebagai bahan pembuatan minyak wangi, lotion, Socorex 0,5-10L; 5-50L; dan 50-
sabun, sampo, atau kosmetik (Kardinan, 200L, inkubator Sakura IF-2B, oven
2003).Aktivitas minyak atsiri daun kemangi Memmert, autoklaf Sakura AC-300 AE,
sebagai antibakteri telah diteliti oleh Maryatiet al. microplate flat-bottom polystyrene 96 wells,
(2007).Hasil penelitian menunjukkan bahwa
microplate flexible U-bottom PVC 96 wells,
minyak atsiri daun kemangi memiliki
aktivitasantibakteri terhadap Staphylococcus dan Bio-radmicroplate reader
aureus dan Escherichia coli. Suppakulet al.(2003) Benchmark.
juga menyebutkan bahwa minyak atsiri daun
kemangi menunjukkan aktivitas antimikroba Pembuatan sediaan mouthwash daun
terhadap sebagian besar bakteri Gram positif dan
kemangi
Gram negatif, jamur, dan kapang.Bila dilihat dari
sifat antibakterinya, maka minyak atsiri daun Mouthwash daun kemangi dibuat
kemangi dapat dikembangkan dalam bentuk sesuai dengan formula pada tabel I.
mouthwash (obat kumur) untuk menjaga Selanjutnya kelima mouthwash yang
kebersihan dan kesehatan daerah rongga mulut. dihasilkan tersebut diuji secara fisik yang
Mouthwash yang akan dibuat termasuk
meliputi : uji organoleptis (rasa, bau, dan
dalam sediaan emulsi karena mengandung minyak
dalam media air. Oleh karena itu perlu diuji warna), penentuan viskositas
pengaruh penambahan emulgator dan stabilizer menggunakan viskosimeter Ostwald,
terhadap sifat fisik mouthwash sehingga penetapan massa jenis menggunakan
didapatkan formula mouthwash dengan stabilitas piknometer, serta uji stabilitas dengan
terbaik.Mouthwash yang mengandung minyak
metode shock termic. Uji stabilitas dengan
atsiri juga perlu diuji daya antibakteri dan
antibiofilmnya.Biofilm sendiri adalah kumpulan metode shock termic dilakukan dengan
mikroorganisme yang menempel di permukaan cara menyimpan mouthwashpada suhu
bidang sambil memproduksi Extracellular tinggi 600C dan suhu rendah 40C secara
Polymeric Substances (EPS) (Donlan, 2002; Hall- berselang-seling, masing-masing 1 hari.
Stoodley et al., 2004).Pembentukan biofilm pada
Perlakuan diulang 3 kali (selama 6 hari),
struktur gigi berperan penting dalam inisiasi dan
progresi dari karies (Kidd, 2004; Paes et al., lalu didiamkan pada temperatur
2006).Pengobatan pada permukaan dentin untuk kamar.Diamati sifat-sifat fisik yang
mencegah pembentukan biofilm dan mereduksi berubah seperti adanya creaming,
pertumbuhan mikroba dapat mencegah timbulnya penampilan, bau, warna.
karies (Knight et al., 2007).
Selain mouthwash dengan kadar
minyak atsiri 1% seperti diatas, dibuat
METODOLOGI
Daun kemangi diperoleh dari Balecatur, pula mouthwash dengan kadar minyak
Gamping, Sleman.Determinasi dilakukan di atsiri 2% dan 4% untuk mencari nilai
Laboratorium Taksonomi Tumbuhan Fakultas optimum dari aktivitas antibakteri dan
Biologi UGM.Bahan yang dikumpulkan 8 kg

96 Traditional Medicine Journal, 18(2), 2013


FORMULATION OF BASIL OIL

antibiofilmnya. Mouthwash dengan kadar sebagai kontrol media. Ke dalam masing-masing


minyak atsiri 2% dan 4% dibuat dengan sumuran dimasukkan sebanyak 5L larutan
sampel mouthwash, 85L media BHI + sukrosa
komposisi eksipien yang sama dengan 2%, serta 10L suspensi bakteri lalu microplate
formula mouthwash yang memiliki diinkubasi pada 37C selama 18-24jam. Microplate
stabilitas terbaik berdasarkan hasil uji fisik dicuci dengan air mengalir. Tambahkan 125L
sebelumnya. kristal violet 1% inkubasi pada suhu ruang
selama 15menit. Cuci microplate dengan air
mengalir. Tambahkan etanol absolut 200L
Penentuan Konsentrasi Hambat dan inkubasi pada suhu ruang selama 15.
Minimum (KHM) dengan mikrodilusi Sebanyak 150L larutan ditransfer ke microplate
Nilai KHM ditentukan dengan metode flat-bottom polystyrene 96 wells. Pengamatan
mikrodilusi menggunakan microplate flat- dilakukan dengan microplate reader pada panjang
bottom polystyrene 96 wells steril. gelombang 595 nm.
Digunakan seri konsentrasi minyak atsiri Uji degradasi biofilm
dalam sediaan mouthwash pada Pengujian seperti pada uji penghambatan
konsentrasi 0,05; 0,1; dan 0,2% v/v. biofilm, tetapi pada awal dilakukan pembentukan
Suspensi S. mutans dibandingkan dengan biofilm dengan cara memasukkan suspensi bakteri
Standar Mc Farland II (6 x 108 CFU/mL). 10L dan media BHI+ sukrosa 2% sebanyak 90L
pada microplate round bottom polystyrene
Kontrol uji yang digunakan :mouthwash 96 wells dan inkubasi pada suhu 37C selama 18-
X 12% v/v sebagai kontrol pembanding 24jam. Setelah terbentuk biofilm, microplate
sediaan, suspensi bakteri sebagai kontrol dicuci dengan air mengalir. Dimasukkan 125L
positif pertumbuhan bakteri, sediaan larutan uji (6,25L mouthwash dan 118,75 L
mouthwash yang digunakan tanpa media) pada masing-masing well, inkubasi suhu
37C selama 18-24jam. Kemudian, microplate
penambahan minyak atsiri sebagai kontrol dicuci kembali dengan air mengalir dan langkah
pembawa, dan media NB saja sebagai selanjutnya seperti pada uji penghambatan
kontrol media. pembentukan biofilm.
Stok mouthwash dan mouthwash X
dimasukkan ke dalam microplate sebanyak Cara analisis
Hasil pembacaan optical density ditetapkan
10L tiap sumuran. Ditambahkan juga rerata dan parameter standar deviation
165L media NB pada tiap (SD).Rumus yang digunakan untuk menghitung
sumuran.Suspensi bakteri diinokulasikan aktivitas penghambatan dan degradasi (Quave
sebanyak 25L untuk tiap dkk. (2008), dengan modifikasi sebagai berikut :
sumuran.Microplate diinkubasi pada suhu
% penghambatan =
37C selama 18-24jam. Hasil uji OD sampel OD blangko sampel
antibakteri kemudian diukur nilai optical 1 X 100%
(OD sampel OD media)
density (OD) pada panjang gelombang
595nm dengan microplate reader. HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil determinasi diperoleh
Uji penghambatan pembentukan biofilm kepastian bahwa tanaman yang digunakan adalah
Pengujian dilakukan dengan menggunakan marga Ocimum dan jenis Ocimum basilicum L.
microplate flexible U-bottom PVC 96-well. forma citratum Back. Dalam penelitian ini
Digunakan seri konsentrasi minyak atsiri dalam dihasilkan rendemen minyak atsiri sebesar 0,11 %
sediaan mouthwash pada konsentrasi 0,05; 0,1; v/b. Hasil penentuan indeks bias dari minyak
dan 0,2% v/v. Suspensi S. mutans dibandingkan atsiri daun kemangi pada suhu 20C adalah
dengan Standar Mc Farland V (15 x 108 CFU/mL). 1,47783.Guenther (1949) menyebutkan bahwa
Kontrol uji yang digunakan :mouthwash X 6% indeks bias minyak atsiri daun kemangi adalah
v/v sebagai kontrol pembanding, suspensi bakteri 1,52324. Perbedaan nilai ini bisa disebabkan
sebagai kontrol posistif pertumbuhan bakteri, karena perbedaan tempat tumbuh, perbedaan
sediaan mouthwash yang digunakan tanpa waktu panen, dan perbedaan perlakuan selama
penambahan minyak atsiri sebagai kontrol proses penanaman (Suppakul et al., 2003;
pembawa, dan media BHI + sukrosa 2% saja Zheljakov et al., 2008).

Traditional Medicine Journal, 18(2), 2013 97


Ardiana Dewi Yosephine

Tabel I. Formula Sediaan Mouthwash Minyak Atsiri Daun Kemangi


Bahan Formula I Formula II Formula III Formula IV Formula V
Minyak atsiri (mL) 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5
Tween 80 (mL) 5 3,75 2,5 1,25 0
Gliserin (mL) 0 1,25 2,5 3,75 5
Peppermint oil (mL) 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5
Na-benzoat (mL) 0,2 0,2 0,2 0,2 0,2
Na-sakarin (mL) 3 3 3 3 3
Pewarna hijau q.s. q.s. q.s. q.s. q.s.
Aquades ad (mL) 50 50 50 50 50

Tabel II. Data Viskositas dan Massa Jenis Mouthwash dan Air Pada Suhu 29 C
Sampel Viskositas (cPs) Massa Jenis (g/mL)
Formula I 1,6624 1,63x10-2 1,0014 5,74x10-3
Formula II 1,6414 2,92x10-2 1,0021 6,14x10-3
Formula III 1,4877 3,32x10-2 1,0048 5,78x10-3
Formula IV 1,2132 2,27x10-2 1,0193 3,15x10-3
Formula V 1,3295 1,17x10-2 1,0186 5,68x10-3
Air 1,0317 0,99595

Tabel III. Parameter Sediaan Cair Farmasi


Stabil Jernih Sifat Organoleptis Tidak Risiko Terjadinya Pemisahan
Berubah Kecil
Formula I -
Formula II
Formula III -
Formula IV - - -
Formula V - - -

Tween 80 dan gliserin memberikan pengaruh didapatkan hasil bahwa viskositas formula I dan II
pada formula mouthwash memiliki perbedaan yang signifikan secara
Berdasarkan hasil uji organoleptis, statistik dengan formula III, IV, V, dan air.
diketahui bahwa kelima mouthwash yang Hal ini menunjukkan bahwa penambahan
dihasilkan berwarna hijau, berasa mint, dan tween 80 di atas 2,5mL dalam 50mL mouthwash
berbau campuran antara mint dan kemangi. daun kemangi akan mengubah nilai viskositasnya
Pengujian viskositas dari mouthwash secara signifikan. Nilai viskositas mouthwash
dilakukan menggunakan viskometer Ostwald pada semakin menurun seiring dengan menurunnya
suhu 29C. Viskometer Ostwald merupakan jumlah tween 80 yang digunakan, namun nilai
viskometer untuk larutan Newtonian (Sinko, viskositasnya mengalami peningkatan pada
2005). Meskipun mouthwash yang dibuat formula V. Meskipun formula V tidak
merupakan emulsi, namun karena kadar total fase menggunakan tween 80, namun jumlah gliserin
minyak dalam mouthwash hanya 2% dan yang digunakan mencapai 10% dari total volume.
selebihnya merupakan fase air maka mouthwash Gliserin memiliki nilai viskositas sebesar 1,143 cPs
ini dapat digolongkan sebagai larutan Newtonian. pada konsentrasi 5% dan 1,311 cPs pada
Pada penelitian ini digunakan air sebagai larutan konsentrasi 10% (Rowe et al., 2006). Konsentrasi
pembanding. Hasil uji viskositas selengkapnya gliserin yang besar inilah yang menyebabkan
tercantum pada tabel II. Perbedaan viskositas naiknya nilai viskositas pada formula V.
ini disebabkan karena perbedaan jumlah tween Hasil ANOVA terhadap massa jenis
80 dan gliserin yang ditambahkan pada mouthwash menunjukkan bahwa formula I, II, III,
masing-masing formula. Menurut Rowe et al., dan air memiliki perbedaan nilai massa jenis
(2006) tween 80 memiliki nilai viskositas sebesar yang signifikan dengan mouthwash pada formula
425mPa.s atau setara dengan 425 cPs. IV dan V. Berdasarkan literatur, nilai massa jenis
Berdasarkan hasil ANOVA dengan SPSS 17.0 tween 80 sebesar 1,06-1,09g/mL (Budavari, 1996)

98 Traditional Medicine Journal, 18(2), 2013


FORMULATION OF BASIL OIL

Gambar 1. Sediaan mouthwash daun kemangi formula I-V

Tabel IV. Hasil uji antibakteri dan antibiofilm mouthwash terhadap pertumbuhan S. Mutans (n = 5)

% Penghambatan % Penghambatan % Degradasi


Sampel
Bakteri Biofilm Biofilm
Mouthwash 0,2 % 96,68 6,39 78,66 1,93 57,64 6,09
Mouthwash 0,1 % 87,50 3,33 77,52 0,82 48,22 10,70
Mouthwash 0,05 % 44,11 8,05 64,37 3,05 41,54 17,02
Kontrol pembawa 22,43 2,67 16,11 2,52 31,93 26,53
MouthwashX12 % 92,04 4,36
MouthwashX 6 % 58,78 2,25 50,25 9,51

dan massa jenis gliserin pada 25C sebesar pada formula IV dan V. Berdasarkan
1,2620g/mL (Rowe et al., 2006). Nilai massa jenis kenampakannya secara visual, formula I dan II
mouthwash selengkapnya tercantum pada tabel II. tampak jernih, sedangkan formula III-V terlihat
Adanya perbedaan ini disebabkan oleh keruh. Foto mouthwash daun kemangi formula I-V
perbedaan jumlah tween dan gliserin yang bisa dilihat pada gambar 1.
ditambahkan pada masing-masing formula. Berdasarkan hasil uji fisik yang dilakukan,
Literatur menunjukkan bahwa nilai massa jenis maka sediaan mouthwash yang stabil adalah
tween 80 hampir sama dengan air. Oleh karena itu formula mouthwash nomor I-III, namun peneliti
dapat dikatakan bahwa penambahan tween 80 memilih formula II dengan perbandingan tween
tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap 80 dan gliserin sebesar 3,75 mL : 1,25mL sebagai
perubahan nilai massa jenis mouthwash. Berbeda formula terbaik sesuai dengan parameter yang
halnya dengan pengaruh penambahan gliserin. digunakan. Berikut ini adalah parameter sediaan
Pengaruh penambahan gliserin pada formula I-III cair yang baik menurut Anief (1999) serta Glass
tidak memberikan perbedaan massa jenis yang dan Haywood (2006) (tabel III) :
signifikan dengan air. Namun saat dilakukan
penambahan gliserin sebanyak 3,75mL (pada Mouthwash daun kemangi memiliki aktivitas
formula IV) maka didapati bahwa nilai massa antibakteri
jenisnya menjadi berbeda signifikan dengan air. Mouthwash yang dibuat oleh peneliti
Perbedaan yang signifikan dengan massa jenis air memiliki kadar minyak atsiri kemangi sebesar
juga terjadi pada formula V dengan penambahan 1% v/v. Pemilihan kadar ini didasarkan pada
gliserin sebanyak 5mL. hasil penelitian Wulanjati et al. (2011) yang
Uji stabilitas fisik yang dilakukan menyatakan bahwa minyak atsiri daun kemangi
terhadap mouthwash menggunakan metode memiliki nilai KHM sebesar 1% v/v. Selain dibuat
shock termic.Prinsip dari metode ini adalah kadar 1% v/v, dibuat juga mouthwash dengan
memberikan suasana yang ekstrim pada kadar 2% v/v dan 4% v/v untuk mengetahui nilai
larutan uji untuk mengetahui kestabilannya. optimum dari aktivitas penghambatan antibakteri
Berdasarkan uji shock termic, diperoleh hasil dan antibiofilm oleh mouthwash daun kemangi.
bahwa pada formula I sampai III tidak ditemukan Sebanyak 10L mouthwash dari masing-
adanya pemisahan antara fase air dan minyak. masing kadar dimasukkan ke dalam microplate
Pemisahan antara fase minyak dan air terjadi dan ditambahkan 165L media NB dan 25L

Traditional Medicine Journal, 18(2), 2013 99


Ardiana Dewi Yosephine

suspensi bakteri S. mutans. Adanya penambahan 37C sehingga akan terbentuk biofilm pada
media dan suspensi bakteri ke dalam sumuran permukaan sumuran. Microplate dicuci dengan air
menyebabkan terjadinya pengenceran kadar mengalir untuk menghilangkan larutan uji,
minyak atsiri dalam sumuran. Berdasarkan kemudiaan ditambahkan 12L kristal violet 1% ke
perhitungan, diketahui bahwa kadar akhir minyak dalam sumuran dan diinkubasi selama 15menit
atsiri daun kemangi pada sumuran sebesar 0,05% pada suhu ruang. Kristal violet akan mewarnai
v/v, 0,1% v/v, dan 0,2% v/v. biofilm sehingga terbentuk cincin berwarna ungu
Microplate uji diinkubasi selama 24jam di sekeliling sumuran. Microplate kembali dicuci
pada suhu 37C sesuai dengan penelitian Aneja et untuk menghilangkan sisa kristal violet yang tidak
al. (2010).Hasil uji antibakteri kemudian diukur berikatan dengan biofilm yang terbentuk.
intensitasnya pada panjang gelombang 595nm Kemudian ditambahkan 200L etanol 96% dan
dengan microplate reader.Kemampuan antibakteri diinkubasi pada suhu ruang selama 1 menit.
ditunjukkan dengan besarnya % penghambatan Etanol 96% digunakan untuk melarutkan warna
pertumbuhan bakteri dari masing-masing sampel kristal violet yang terikat pada biofilm. Banyaknya
uji.Hasil uji aktivitas antibakteri dari mouthwash kristal violet yang terlarut berbanding lurus
daun kemangi terhadap S. mutans tercantum pada dengan jumlah biofilm yang terbentuk. Namun
tabel IV. demikian, faktor fisika, kimia, dan biologis juga
Berdasarkan analisis GC-MS yang dilakukan dapat mempengaruhi ikatan kristal violet dan
Wulanjati (2012) terhadap minyak atsiri daun biofilm. Faktor-faktor tersebut antara lain adalah
kemangi, ditemukan hasil bahwa komponen faktor struktural yang mempengaruhi difusi
utama yang terdapat didalamnya adalah geranial pewarna, perbedaan morfologi dan fisiologi dari
atau E-sitral (43,74%), neral atau Z-sitral setiap sel, dan interaksi kimia antara komponen
(31,19%), linalool (7,03%), nerol (6,93%), dan senyawa dalam tanaman dengan pewarna itu
geraniol (4,62%). sendiri (Niu dan Gilbert, 2004). Selanjutnya
Linalool, nerol, dan geraniol merupakan sejumlah 150L larutan ditransfer ke microplate
terpenoid alkohol.Alkohol diketahui memiliki flat-bottom 96 wells untuk dilakukan pembacaan
aktivitas bakterisidal (membunuh bakteri) nilai OD menggunakan microplate reader pada
daripada bakteriostatik (menghambat bakteri) panjang gelombang 595m. Hasil penelitian bisa
pada sel vegetatif. Dorman dan Deans (2000) dilihat pada tabel IV.
menyebutkan bahwa terpenoid alkohol dapat Kontrol pembawa memiliki nilai %
menghambat aktivitas pertumbuhan bakteri penghambatan biofilm sebesar 18,864 %.Nilai %
melalui mekanisme denaturasi protein bakteri. penghambatan ini diduga berasal dari natrium
Neral dan geranial merupakan monoterpen benzoat dan peppermint oilyang digunakan dalam
aldehid.Aldehid diketahui memiliki aktivitas formulanya.Natrium benzoat yang digunakan
antimikroba yang kuat.Diketahui bahwa gugus sebagai pengawet memiliki sifat bakteriostatik
aldehid yang terkonjugasi pada atom karbon (Rowe et al., 2006). Berdasarkan hasil di atas,
ikatan rangkap memiliki elektronegativitas yang maka kadar minyak atsiri daun kemangi yang
tinggi.Elektronegativitas yang tinggi ini optimum dalam menghambat pembentukan
diperkirakan memiliki hubungan yang linear biofilm adalah kadar 0,1% v/v.
dengan meningkatnya aktivitas antibakteri
(Dorman dan Deans, 2000). Mouthwash daun kemangi mampu mendegradasi
Salah satu parameter yang sering digunakan biofilm
pada uji aktivitas antibakteri adalah Konsentrasi Kemampuan degradasi biofilm dari
Hambat Minimum (KHM). KHM merupakan kadar senyawa terkait dengan kemampuan penetrasi
terkecil yang mampu menghambat pertumbuhan senyawa ke dalam biofilm yang terbentuk, yakni
bakteri secara kasat mata. Konsentrasi terkecil mampu berpenetrasi pada lapisan EPS atau
yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri lapisan lendir yang menyelubungi bakteri.Selain
ditunjukkan dengan tidak adanya kekeruhan pada itu, kemampuan senyawa dalam mendegradasi
sumuran. Berdasarkan hasil penelitian dapat biofim adalah menghilangkan EPS pada biofilm
disimpulkan bahwa mouthwash kemangi ini yang sudah terbentuk (Ardani et al., 2010).
memiliki nilai KHM sebesar 0,1% v/v. Hasil uji degradasi biofilm seperti pada
tabel IV menunjukkan nilai yang lebih rendah
Mouthwash daun kemangi mampu menghambat daripada hasil uji antibakteri dan penghambatan
pertumbuhan biofilm biofilm.Nilai % degradasi kontrol pembawa juga
Larutan uji, media, dan suspensi bakteri tampak lebih tinggi dari hasil kedua uji
dimasukkan ke dalam microplate.Selanjutnya sebelumnya.Hal ini dikarenakan adanya
microplate diinkubasi selama 24jam pada suhu kontribusi efek antibakteri dari natrium benzoat

100 Traditional Medicine Journal, 18(2), 2013


FORMULATION OF BASIL OIL

dan peppermint oil yang digunakan, sesuai dengan Journal of Applied Microbiology, 88, 308-
penjelasan sebelumnya. Berdasarkan hasil di atas, 316.
maka kadar minyak atsiri daun kemangi yang Glass, B. D. dan Haywood, A., 2006, Stability
optimum dalam menghambat pembentukan Considerations in Liquid Dosage Forms
biofilm adalah kadar 0,2% v/v. Extemporaneously Prepared From
Rendahnya nilai % degradasi biofilm ini Commercially Available Products, J Pharm
menunjukkan bahwa mouthwash minyak atsiri Pharmaceut Sci, 9(3), 398-426.
daun kemangi kurang efektif sebagai agen Guenther, E., 1949, The Essential Oils, Volume 3,
pendegradasi biofilm.Kemungkinan penyebabnya 413-415, D. Van Nostrand Company Inc.,
adalah karena mouthwash yang dibuat tidak New York.
memiliki kemampuan yang tinggi dalam Hall-Stoodley, L., Costerton, J. W., dan Stoodley, P.,
berpenetrasi ke dalam lapisan EPS 2004, Bacterial Biofilms: From the Natural
yangmenyelubungi bakteri serta melenyapkan Environment to Infectious Diseases, Nat Rev
lapisan EPS tersebut. Microbiol, 2, 95-108.
Kardinan, A., 2003, Selasih : Tanaman Keramat
KESIMPULAN Multimanfaat, 1-3, 26, PT Agro Media
Tween 80 memberikan pengaruh signifikan Pustaka, Depok.
terhadap kenaikan nilai viskositas dan gliserin Kidd, E. A. M., 2004, How Clean Must a Cavity be
memberikan pengaruh signifikan terhadap nilai Before Restoration?,Caries Res, 38, 305
kenaikan massa jenis bila keduanya ditambahkan 313.
sebanyak lebih dari 2,5mL dalam 50mL Knight, G. M., McIntyre, J. M., Craig, G. G., Mulyani,
mouthwash daun kemangi. Formula terbaik Zilm, P. S., dan Gully, N. J., 2007, Differences
berdasarkan hasil evaluasi dari berbagai uji fisik Between Normal and Demineralized
yang dilakukan adalah formula II dengan Dentine Pretreated with Silver Fluoride and
perbandingan tween 80 dan gliserin = 3,75mL : Potassium Iodide After an In Vitro
1,25mL. Mouthwash daun kemangi memiliki nilai Challenge by Streptococcus Mutans, Aust
KHM sebesar 0,1% v/v dengan % penghambatan Dent J, 52, 1621.
pertumbuhan bakteri sebesar 87,503,33%, Lee, S., Umano, K., Shibamoto, T., danLee, K., 2005,
sedangkan kadar optimum minyak atsiri daun Identification of Volatile Components in
kemangi yang mampu menghambat serta Basil (Ocimum basilicum L.) and Thyme
mendegradasi biofilm berturut-turut adalah Leaves (Thymus vulgaris L.) and Their
0,1% v/v dan 0,2% v/v dengan % penghambatan Antioxidant Properties, Food Chemistry,
dan degradasi biofilm sebesar 77,520,82 % dan 91(1), 131137.
57,646,09%. Maryati, Fauzia, R. S., danRahayu, T., 2007, Uji
Aktivitas Antibakteri Minyak Atsiri Daun
DAFTAR PUSTAKA Kemangi (Ocimum basilicum L.)
Aneja, K. R., Joshi, R., dan Sharma, C., 2010, The terhadapStaphylococcus aureus dan
Antimicrobial Potential of Ten Often Used Escherichia coli, Jurnal Penelitian Sains &
Mouthwashes Against Four Dental Caries Teknologi, 8(1), 30-38.
Pathogens, Jundishapur J Microbiol, 3(1), Niu, C. dan Gilbert, E. S., 2004, Colorimetric
15-27. Method for Identifying Plant Essential Oil
Anief, M., 1999, Sistem Dispersi, Formulasi Components That Affect Biofilm Formation
Suspensi, dan Emulsi, 70-78, Gadjah Mada and Structure, Applied Dan Environmental
University Press, Yogyakarta. Microbiology, 70(12), 6951-6956.
Ardani, M., Pratiwi, S. U. T., danHertiani, T., 2010, Paes, A. F., Koo, H., Bellato, C. M., Bedi, G., dan Cury,
Efek Campuran Minyak Atsiri Daun J. A., 2006, The Role of Sucrose in Cariogenic
Cengkeh dan Kulit Batang Kayu Manis Dental Biofilm Formation-New Insight, J
sebagai Antiplak Gigi, Majalah Farmasi DentRes, 85, 878887.
Indonesia, (21)3, 191-201. Quave, C. L., Plano, L. R. W., Pantuso, T., dan
Budavari, S., 1996, The Merck Index, 12th Edition, Bennet, B. C., 2008, Effects of Extracts from
7742, Merck Research Laboratories, New Italian Medicinal Plants on Planktonic
Jersey. Growth,Biofilm Formation and Adherence
Donlan, R. M., 2002, Biofilms: Microbial Life on of Methicilin-Resistant Staphylococcus
Surfaces, Emerg Infect Dis,8, 881-890. aureus, Journal of Etnopharmacol, 118(3),
Dorman, H. J. D. dan Deans, S. G., 2000, 418-428.
Antimicrobial Agents from Plants: Rowe, R. C., Sheskey, P. J., dan Owen, S. C., 2006,
Antibacterial Activity of Plant Volatile Oils, Handbook of Pharmaceutical Excipients, 5th

Traditional Medicine Journal, 18(2), 2013 101


Ardiana Dewi Yosephine

Edition, 301-303, 580-584, 1750-1752, Wulanjati, M. P., Yosephine, A. D., Sari, Y. A. K.,
Pharmaceutical Press, London. danWidhaningtyas, A., 2011, Formulasi
Simon, J. E., Morales, M. R., Phippen, W. B., Vieira, Sediaan MouthwashAntibakteri dari Minyak
R. F., dan Hao, Z., 1999, A Source of Aroma Atsiri Daun Kemangi (Ocimum basilicum L.),
Compounds and a Popular Culinary and Laporan Penelitian PKM, Fakultas farmasi
Ornamental Herb, 499-505, ASHA press, Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.
Alexandria. Wulanjati, M. P., 2012, Uji Antibakteri dan
Sinko, P. J., 2005, Martins Physical Pharmacy dan Antibiofilm Minyak Atsiri Kemangi
Pharmaceutical Science, 5th Edition, 569- (Ocimum basilicum L.) terhadap
571, Lippincott Williams and Wilkins, Streptococcuss mutans Secara In Vitro,
Baltimore. Skripsi, Fakultas farmasi Universitas Gadjah
Suppakul, P., Miltz, J., Sonneveld, K., danBigger, S. Mada Yogyakarta.
W., 2003, Antimicrobial Properties of Basil Zheljazkov, V. D., Callahan, A., dan Cantrell, C. L.,
and Its Possible Application in Food 2008, Yield and Oil Composition of 38 Basil
Packaging, Journal of Agricultural dan Food (Ocimum basilicumL.)Accessions Grown in
Chemistry,51(11), 3197-3207. Mississippi, J. Agric. Food Chem., 56,241-245

102 Traditional Medicine Journal, 18(2), 2013

You might also like