You are on page 1of 4

PRAKTIS

Diagnosis dan Tatalaksana Preeklampsia Berat Tidak


Tergantung Proteinuria
Ganot Sumulyo,* Wulan Ardhana Iswari,** Tiarma Uli Pardede,*** Febriansyah Darus,***
Bintari Puspitasari,*** Sanny Santana,*** Finekri Abidin,*** Judi J Endjun***
*Residen Obstetri dan Ginekologi FKUI, **Dokter Umum Intern Divisi Fetomaternal Departemen Obstetri dan Ginekologi RSPAD
Gatot Soebroto, ***Divisi Fetomaternal Departemen Obstetri dan Ginekologi RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta, Indonesia

Abstrak
Preeklampsia merupakan salah satu penyebab morbiditas dan mortalitas maternal dan perinatal terbesar, yang terjadi pada 2-3% kehamilan.
Preeklampsia didefinisikan sebagai suatu sindrom yang berhubungan dengan vasospasme, peningkatan resistensi pembuluh darah perifer,
dan penurunan perfusi organ yang ditandai adanya hipertensi, edema, dan proteinuria yang timbul karena kehamilan. Mengingat pentingnya
penanganan dini, maka diagnosis dan penentuan beratnya preeklampsia tidak lagi bergantung hanya kepada adanya proteinuria pada onset
baru hipertensi. Tatalaksana terminasi pada preeklampsia tanpa perburukan disarankan saat usia kehamilan mencapai 37 minggu atau lebih.

Kata kunci: Diagnosis, preeklampsia, proteinuria, tatalaksana

Abstract
Preeclampsia is one of the largest causes of maternal mortality and morbidity, occurring in approximately 2-3% of pregnancies. It is defined as
a range of symptoms related to vasospasm, an increase in peripheral vascular resistance, and a decrease in organ perfusion, as evidenced by
hypertension, edema, and proteinuria, related to pregnancy. Considering the significance of early management, a presence of proteinuria in new
onset hypertension no longer rules out the diagnosis and determination of the severity of preeclampsia. Termination in stable preeclampsia is
recommended only at a gestational age of 37 weeks or older. Ganot Sumulyo, Wulan Ardhana Iswari, Tiarma Uli Pardede, Febriansyah Darus,
Bintari Puspitasari, Sanny Santana, Finekri Abidin, Judi J Endjun. Guide to Diagnosis and Management of Severe Preeclampsia

Keywords: Diagnosis, management, preeclampsia, proteinuria

PENDAHULUAN Hipertensi biasanya muncul lebih awal. Untuk Proteinuria berarti konsentrasi protein
Preeklampsia merupakan salah satu penyebab diagnosis preeklampsia, kenaikan tekanan melebihi 0,3 g/L dalam urin 24 jam, atau
utama morbiditas dan kematian maternal sistolik harus 30 mmHg atau lebih di atas pemeriksaan kualitatif menunjukkan +1 atau
dan perinatal pada sekitar 2-3% kehamilan.1 nilai normal atau mencapai 140 mmHg atau +2 atau 1 g/L atau lebih dalam urin yang
Penyakit yang disebut sebagai disease lebih. Kenaikan tekanan diastolik sebenarnya dikeluarkan kateter atau midstream yang
of theories ini, masih sulit ditanggulangi. lebih dipercaya. Apabila tekanan diastolik diambil minimal dua kali dengan jarak 6 jam.
Insidens preeklampsia di Indonesia berkisar naik 15 mmHg atau lebih, atau 90 mmHg Biasanya proteinuria timbul lebih lambat
antara 3-10%, dengan 39,5% di antaranya atau lebih, maka hipertensi dapat didiagnosis. daripada hipertensi dan edema, sehingga
menyebabkan kematian di tahun 2001 dan Penentuan tekanan darah dilakukan minimal 2 harus dianggap tanda serius.4
55,56% di tahun 2002.2,3 kali dengan selang waktu 6 jam pada keadaan
istirahat.4 Diagnosis dini dalam pemeriksaan antenatal
Preeklampsia dan eklampsia yang dikenal rutin serta penatalaksanaan yang cepat dan
dengan nama toksemia gravidarum Edema adalah penimbunan cairan secara tepat penting untuk mencegah morbiditas
merupakan suatu sindrom yang berhubungan umum dan berlebihan dalam jaringan tubuh, dan mortalitas.
dengan vasospasme, peningkatan resistensi yang diketahui dari kenaikan berat badan
pembuluh darah perifer, dan penurunan serta pembengkakan kaki, jari tangan, dan Definisi dan Epidemiologi
perfusi organ yang ditandai adanya hipertensi, wajah. Kenaikan berat badan kg per minggu Preeklampsia merupakan hipertensi dalam
edema, dan proteinuria yang timbul karena dalam kehamilan masih dianggap normal; kehamilan yang disertai dengan adanya
kehamilan. Adanya kejang dan koma lebih kenaikan 1 kg per minggu beberapa kali proteinuria. Kadar protein urin 300 mg
mengarah pada kejadian eklampsia.4 perlu menimbulkan kewaspadaan terhadap dalam 24 jam atau terbaca positif 2 (++)
preeklampsia. 4 pada pengukuran urin pancar tengah

Alamat Korespondensi email:

576 CDK-255/ vol. 44 no. 8 th. 2017


PRAKTIS

(midstream) dengan menggunakan


Paternal HLA-C Seminal cytokine levels
dipstick.1,5,6 World Health Organization (WHO)
Length and type (TGF, IFNy)
membagi preeklampsia-eklampsia menjadi
of sperm exposure Dangerous father
preeklampsia ringan, preeklampsia berat,
other determinants
superimposed preeklampsia pada hipertensi
kronik, dan eklampsia.7
Couple-specific immune
Preeklampsia merupakan salah satu penyebab maladaptation
utama morbiditas dan kematian maternal
serta perinatal, 2-3% dari seluruh kehamilan.1
Disturbed interaction between NK-cell receptors
Insidens preeklampsia di dunia sekitar 2-8%
and invasive cytotropoblast HLA-C,G-E
dari seluruh kehamilan. Di Amerika Serikat,
prevalensi preeklampsia naik dari 3,4% pada
Deficient vascular priming (IFNy, ANGIO, VEGF, PIGF)
tahun 1980 menjadi 3,8% pada tahun 2010;
Adverse decidual cytokine milleu
insidens eklampsia diperkirakan 1 per 3250
FAS FAS ligand
kelahiran pada tahun 1998. Di Indonesia,
Impaired interstitial and endovascular trophablast invasion
pendataan preeklampsi-eklampsia, terutama
di tingkat nasional masih terbatas. Insidens
preeklampsia di Indonesia berkisar antara Increased apoptosis Impaired remodelling
3-10%, dengan 39,5% menyebabkan kematian cytotrophoblast spiral arteries
di tahun 2001 dan 55,56% di tahun 2002.2,3 Raised free radicals
Th1 cytokines
Patofisiologi
Hingga saat ini etiologi preeklampsia belum Endothelial Placental
diketahui pasti.8,9 Beberapa teori yang diduga cell activation underperfusion
berkaitan dengan kejadian preeklampsia,9
yaitu:
Iskemia plasenta Susceptibility genes Increased concentrations
General vasospasm Thrombophilias of soluble VEGF receptor
Abnormalitas hemostasis diikuti dengan obesity
aktivasi sistem koagulasi Insulin resistance
Kerusakan endotel vaskular Smoking
Abnormalitas nitric oxide (NO) dan infection
metabolisme lipid
Aktivasi leukosit
Perubahan sitokin yang berkaitan dengan
resistensi insulin

Plasenta menerima aliran darah dari beberapa


arteri uteroplasenta yang terbentuk dari
migrasi interstitial dan trofoblas endovaskular
ke dinding arteriol spiralis. Perubahan ini
menyebabkan arteri uteroplasenta memiliki
resistensi rendah, tekanan rendah, dan aliran
pada segmen desidua arteri uteroplasenta, tyrosine kinase 1 (sFIt-1). Protein ini bekerja
tinggi. Pada kehamilan normal, trofoblas
sedangkan segmen miometrium arteriol dengan berikatan di reseptor vascular
menginduksi perubahan pembuluh darah
spiralis terus menunjukkan karakteristik endothelial growth factor (VEGF) serta placental
dari ruang intervili hingga arteriol spiralis
muskuloelastiknya, sehingga sangat responsif like growth factor (PLGF). Jika kadar protein ini
awal. Perubahan ini dua tahap, yaitu konversi
terhadap pengaruh hormon.9 meningkat dalam sirkulasi ibu, kadar VEGF dan
segmen desidua pada arteriol spiralis oleh
PLFG bebas menurun. Hal ini menyebabkan
migrasi trofoblas endovaskular pada trimester
Kejadian iskemia plasenta yang menimbulkan disfungsi sel endotel. Biasanya kadar sFIt-1
pertama dan segmen miometrium pada
gejala klinis preeklampsia dikatakan meningkat di dalam serum ibu dan plasenta
trimester kedua.9
berkaitan dengan produksi faktor plasenta pada preeklampsia dibandingkan kehamilan
yang memasuki sirkulasi ibu, sehingga normal. Peningkatan kadar sFIt-1 berkaitan
Pada kehamilan dengan preeklampsia, respons
menyebabkan disfungsi sel endotel. Plasenta dengan derajat penyakit.9
plasentasi pembuluh darah ibu tidak adekuat.
menghasilkan protein, yaitu soluble fms-like
Perubahan pembuluh darah hanya ditemukan

CDK-255/ vol. 44 no. 8 th. 2017 577


PRAKTIS

Pada kehamilan, produksi prostanoid proteinuria.11Saat ini, diagnosis preeklampsia darah terus-menerus kurang dari 160
meningkat pada jaringan ibu dan fetoplasenta. berat tidak lagi tergantung pada adanya mmHg sistolik atau 110 mmHg diastolik,
Prostasiklin dihasilkan oleh endotel pembuluh proteinuria. Manajemen preeklampsia tanpa obat antihipertensi tidak disarankan.
darah serta korteks ginjal. Prostasiklin proteinuria tidak boleh ditunda. Task Force on 4. Pasien hipertensi gestasional atau
merupakan vasodilator kuat dan inhibitor Hypertension in Pregnancy juga menyarankan preeklamsia tanpa tanda perburukan tidak
agregasi trombosit. Sedangkan tromboksan untuk mengeliminasi kriteria proteinuria perlu tirah baring.
A2 (TXA2) dihasilkan oleh trombosit dan masif, yang didefinisikan sebagai proteinuria 5. Untuk pasien preeklampsia tanpa tanda
trofoblas, merupakan vasokonstriktor kuat >5 g, karena kurangnya bukti bahwa perburukan, USG disarankan untuk menilai
dan agregator trombosit. Ketidakseimbangan kuantitas protein berhubungan dengan pertumbuhan janin dan uji antenatal
produksi prostanoid atau katabolisme ini luaran kehamilan dengan preeklampsia.11 untuk menilai status janin.
berkaitan dengan preeklampsia. Peroksida Pertumbuhan janin terhambat juga bukan 6. Jika terdapat tanda bukti pertumbuhan
lipid dan radikal bebas juga berkaitan dengan lagi indikasi preeklampsia berat mengingat janin terhambat, dianjurkan penilaian
patogenesis preeklampsia.9 tatalaksana PJT pada kehamilan dengan atau fetoplasenta yang mencakup velocimetry
tanpa preeklampsia tidak berbeda. 11 arteri Doppler sebagai uji antenatal
Diagnosis tambahan.
Hipertensi: Pencegahan 7. Untuk pasien preeklampsia dengan
Sistolik >140 mmHg atau diastolik >90 Pemberian antioksidan vitamin C dan E tekanan darah sistolik kurang dari 160
mmHg pada dua kesempatan berjarak dianggap tidak efektif. Suplementasi kalsium mmHg dan diastolik kurang dari 110
4 jam dengan di antaranya pasien mungkin berguna pada populasi dengan mmHg dan tanpa gejala, magnesium
dalam keadaan istirahat (kecuali terapi asupan kalsium yang rendah. Aspirin dosis sulfat untuk pencegahan eklampsia tidak
antihipertensi dimulai sebelum saat rendah (60 sampai 80 mg) dapat dimulai disarankan.
ini). Ditemukan pada usia kehamilan pada akhir trimester pertama mungkin 8. Untuk pasien preeklampsia berat pada
20 minggu pada wanita yang sedikit mengurangi risiko preeklampsia. Tirah atau di luar 34 minggu lengkap kehamilan,
sebelumnya memiliki tekanan darah baring dan pembatasan garam tidak terbukti dan pada kondisi ibu atau janin tidak stabil
normal. bermanfaat.11 terlepas dari usia kehamilan, dianjurkan
Sistolik >160 mmHg atau diastolik persalinan setelah stabilisasi ibu.
>110 mmHg, hipertensi dikonfirmasi Manajemen 9. Untuk pasien preeklampsia berat kurang
segera agar dapat diberi terapi Beberapa perubahan terbaru dalam dari 34 minggu lengkap kehamilan dengan
antihipertensi manajemen preeklampsia, yaitu: kondisi ibu dan janin stabil, dianjurkan
Trombositopenia (jumlah trombosit 1. Waktu terminasi: Pada pasien kehamilan dilanjutkan, persalinan hanya
<100.000). preeklampsia tanpa tanda perburukan, pada fasilitas perawatan intensif ibu dan
Gangguan fungsi hati (peningkatan enzim dapat diterminasi pada usia kehamilan 37 bayi yang memadai.
transaminase hati dua kali konsentrasi minggu lengkap. 10. Untuk pasien preeklampsia berat,
normal), nyeri kuadran kanan atas 2. Manajemen post-partum: agen manajemen konservatif kehamilan
persisten berat atau nyeri epigastrium antiinflamasi nonsteroid dapat pada 34 minggu atau kurang dari usia
tidak responsif terhadap pengobatan meningkatkan tekanan darah dan harus kehamilan, kortikosteroid dianjurkan
dan tidak ada diagnosis alternatif, atau diganti dengan analgesik lain pada pasien untuk kematangan paru janin.
keduanya. dengan hipertensi selama lebih dari 1 hari 11. Untuk pasien preeklampsia dengan
Insufisiensi ginjal (peningkatan kreatinin postpartum. 11 hipertensi berat selama kehamilan
serum lebih besar dari 1,1 mg/dL, (sistolik tekanan darah minimal 160
atau dua kali lipat dari kreatinin serum Beberapa rekomendasi dalam menangani mmHg atau diastolik minimal 110
baseline laboratorium rumah sakit yang preeklampsia ataupun hipertensi dalam mmHg berkelanjutan), dianjurkan terapi
bersangkutan tanpa penyakit ginjal kehamilan: 11 antihipertensi.
lainnya. 1. Pemantauan ketat pada pasien hipertensi 12. Untuk pasien preeklampsia, keputusan
Edema paru. gestasional atau preeklampsia tanpa terminasi kehamilan tidak harus
Timbulnya onset gejala neurologis seperti perburukan, dengan penilaian serial gejala didasarkan pada jumlah proteinuria atau
nyeri kepala atau gangguan visual.11 ibu dan gerakan janin (setiap hari oleh perubahan jumlah proteinuria.
pasien), pengukuran serial tekanan darah 13. Untuk pasien preeklampsia berat dan
Sebelumnya, salah satu kriteria preeklampsia (dua kali seminggu), serta penilaian jumlah janin belum viable, terminasi kehamilan
adalah proteinuria yang didefinisikan sebagai trombosit dan enzim hati (mingguan) dianjurkan setelah stabilisasi ibu.
ekskresi >300 mg protein dalam urin 24 jam atau 2. Untuk pasien hipertensi gestasional, Manajemen konservatif kehamilan tidak
rasio protein/kreatinin minimal 0,3 (masing- pemantauan tekanan darah setidaknya dianjurkan.
masing diukur sebagai mg/dL). Metode sekali seminggu dengan penilaian 14. Kortikosteroid disarankan diberikan
dipstick tidak lagi disarankan untuk diagnostik proteinuria dan terminasi kehamilan ditangguhkan
kecuali pendekatan lain tidak tersedia. Protein 3. Untuk pasien hipertensi gestasional selama 48 jam jika kondisi ibu dan janin
1+ dianggap sebagai cut off untuk diagnosis ringan atau preeklampsia dengan tekanan tetap stabil pada pasien preeklamsia berat

578 CDK-255/ vol. 44 no. 8 th. 2017


PRAKTIS

dan janin viable di usia kehamilan kurang pasien preeklampsia berat yang disertai: preeklampsia, atau preeklampsia
dari 34 minggu lengkap dengan salah Hipertensi berat tak terkendali superimposed, tekanan darah disarankan
satu dari berikut: Eklampsia dipantau di rumah sakit atau pengawasan
Ketuban pecah dini preterm Edema paru rawat jalan dilakukan minimal 72 jam
In partu Solusio plasenta post-partum, hingga 10 hari pada pasien
Jumlah trombosit rendah (<100.000) Disseminated intravascular coagulation yang bergejala.11
Kadar enzim hati abnormal terus- Kematian janin intrapartum
menerus (dua kali atau lebih dari nilai 16. Untuk pasien preeklampsia, cara SIMPULAN
normal) persalinan disarankan tidak perlu sesar. Preeklampsia merupakan salah satu
Pertumbuhan janin terganggu Cara terminasi kehamilan harus ditentukan penyebab utama morbiditas dan kematian
(kurang dari persentil lima) oleh usia kehamilan, presentasi janin, maternal dan perinatal. Diagnosis dini dalam
Oligohidramnion berat (AFI <5 cm) status serviks, dan kondisi janin dan ibu. pemeriksaan antenatal dan natal rutin serta
Reverse end diastolic pada studi 17. Untuk pasien preeklampsia berat, penatalaksanaan yang cepat dan tepat
Doppler arteri umbilikalis dianjurkan administrasi magnesium sulfat penting untuk mencegah morbiditas dan
Onset baru disfungsi ginjal intra- dan post-partum untuk mencegah mortalitas. Proteinuria saat ini sudah tidak
15. Kortikosteroid disarankan diberikan jika eklampsia. terlalu penting untuk diagnosis. Tatalaksana
janin viable dan pada usia kehamilan 18. Untuk pasien preeklampsia yang terminasi untuk preeklampsia tanpa tanda
kurang dari 34 minggu lengkap, tetapi menjalani sesar, dianjurkan administrasi perburukan, disarankan saat usia kehamilan
terminasi kehamilan tidak dapat intraoperatif magnesium sulfat secara telah mencapai 37 minggu lengkap.
ditunda setelah kondisi ibu stabil tanpa parenteral untuk mencegah eklampsia.
memandang usia kehamilan atau untuk 19. Untuk pasien hipertensi gestasional,

DAFTAR PUSTAKA
1. Wright D, Syngelaki A, Akolekar R, Poon LC, Nicolaides KH. Competing risk model in screening for preeclampsia by maternal characteristics and medical history. Am
J Obstet Gynecol. 2015;213:62.e1-10.
2. Opitasari C, Andayasari L. Parity, education level and risk for pre-eclampsia in selected hospitals in Jakarta. Health Science Indones. 2013;1:35-9.
3. Sulistyowati S, Abadi A, Wijiati. Low class Ib (HLA-G/Qa-2) MHC protein expression againts Hsp-70 and VCAM-1 profile on preeclampsia. Indones J Obstet Gynecol.
2010;34-3:103-7.
4. NICE. Pre-eclampsia pathways [Internet]. 2015 [cited 2016 Dec 20]. Available from: pathways.nice.org.uk/pathways/hypertension-in-pregnancy.
5. U.S. Department of Health and Hhuman Services. The seventh report of the Joint National Committee on prevention, detection, evaluation, and treatment of high
blood pressure. NH Publication; 2004 .p. 49-53.
6. Cunningham FG, Leveno KJ, Bloom SL, Spong CY, Dashe JS, Hoffman BL, et al. Williams Obstetrics. 24th ed. USA: McGrawHill; 2014 .p. 728-79.
7. WHO. Buku saku pelayanan kesehatan ibu di fasilitas kesehatan dasar dan rujukan. Jakarta; 2013 .p. 4,8,111-5.
8. Arias F, Daftary SN, Bhide AG. Hypertensive disorders in pregnancy. In: Arias F, Daftary SN, Bhide AG, editors. Practical guide to high-risk pregnancy and delivery: A
South Asian perspective. 3rd ed. New Delhi: Elsevier; 2008. p. 397-435.
9. Sibai BM. Hypertension. In: Gabbe SG, Niebyl JR, Simpson JL, Landon MB, Galan HL, Jauniaux ERM, et al, editors. Obstetrics normal and problem pregnancies. 6th ed.
Philadelphia: Elsevier; 2012. p. 780-824.
10. Sibai B, Dekker G, Kupferminc M. Pre-eclampsia. Lancet.2005;365(9461):785-99.
11. ACOG. Hypertension in pregnancy. Washington: the American College of Obstetricans and Gynecologists; 2013 .p. 22

CDK-255/ vol. 44 no. 8 th. 2017 579

You might also like