Professional Documents
Culture Documents
STROKE HEMORAGIK
Diajukan Sebagai Salah Satu Tugas Dalam Menjalani Kepaniteraan Klinik Senior
pada Bagian/SMF Neurologi RSUDZA/FK Unsyiah
Banda Aceh
Oleh:
(---------)
Pembimbing:
1
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan kasus yang berjudul
Stroke Hemoragik. Shalawat dan salam selalu dilimpahkan kepada Nabi
Muhammad SAW dan keluarganya.
Ucapan terima kasih tidak lupa penulis ucapkan kepada pembimbing penulis
yaitu dr. Farida Sp.S (K) dan para dokter serta perawat di bagian/SMF Ilmu
Neurologi yang telah memberikan arahan serta bimbingan hingga
terselesaikannya laporan kasus ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan kasus ini masih
banyak terdapat kekurangan. Segala kritik dan saran yang bersifat membangun
sangat diharapkan untuk penyempurnaan tinjauan pustaka ini. Semoga dapat
bermanfaat baik bagi penulis maupun orang yang membacanya.
Penulis
3
BAB I
PENDAHULUAN
Stroke dapat dibagi menjadi stroke iskemik dan stroke hemoragik. Di negara
barat, dari seluruh penderita stroke yang terdata, 80% merupakan jenis stroke iskemik
sementara sisanya merupakan jenis stroke hemoragik. Menurut WHO stroke
merupakan gejala defisit fungsi susunan saraf yang diakibatkan oleh penyakit
pembuluh darah otak dan bukan oleh yang lainnya. Stroke hemoragik adalah stroke
yang diakibatkan oleh perdarahan arteri otak didalam jaringan otak (intracerebral
hemorrhage) dan/atau perdarahan arteri diantara lapisan pembungkus otak, piamater
dan arachnoidea.1,2 Sebanyak 10% dari kasus stroke disebabkan oleh perdarahan
intraserebral.
Perdarahan intraserebral (ICH) adalah suatu perdarahan yang terjadi di dalam
parenkim otak dan merupakan subtipe stroke kedua paling sering di seluruh dunia
dengan kejadian mencapai 5,3 juta kasus dan lebih dari 3 juta menyebabkan
kematian. Hanya 20% pasien yang bertahan hidup dalam waktu 6 bulan pasca
serangan.1 Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya ICH antara lain hipertensi
kronis, angiopati amiloid serebral, dan penggunaan antikoagulan. Selain itu, faktor
seperti usia, jenis kelamin, genetik dan etnis juga ikut mempengaruhi angka kejadian
ICH dalam beberapa studi terakhir.1,2
Manajemen yang cepat dan tepat pada fase akut dapat mencegah terjadinya
cedera otak sekunder. Pencegahan berulang intracerebral haemorrhage (ICH)
dilakukan mengingat angka morbiditas dan mortalitas yang cukup tinggi dengan
cara menurunkan tekanan darah, tidak merokok, tidak meminum alkohol dan
menghindari penggunaan kokain. Kompleksitas manajemen pada perdarahan intra
serebral memberikan tantangan bagi para dokter karena berbagai faktor dapat
menimbulkan hambatan untuk mencapai outcome yang baik sehingga diperlukan
pendekatan yang sistematis terhadap etiologi dan patologi dalam melakukan
penanganan.1,2.
3
4
BAB II
LAPORAN KASUS
Identitas Pasien
Nama : Ny.FM
Usia : 45 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Status Perkawinan : Menikah
Alamat : Meulaboh
Suku : Aceh
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
No RM : 1-14-20-00
Tanggal Periksa : 11 September 2017
Anamnesis
Keluhan Utama :
Nyeri kepala
4
5
Pemeriksaan Fisik
Status Generalis :
Kesadaran : (E4 M6 V5)
Awal masuk pasien dengan GCS : (E4M6V5)
Tekanan darah : 168/95 mmHg
Nadi : 78x /menit
Nafas : 20x /menit
Suhu : 36,6oC
Status Internus :
Kepala dan Leher
Kepala : normocephali rambut berwarna hitam, tidak mudah dicabut
Mata : pupil bulat isokor, ukuran 3 mm/ 3 mm; RCL (+/+); RCTL (+/+)
5
6
6
7
b. N. II (Optikus)
Jenis pemeriksaan Mata Kanan Mata Kiri
Isokor, Isokor,
Pupil 3mm
3mm
Baik ke Baik ke
Pergerakan bola mata segala arah
segala arah
Membuka mulut + +
Menggerakan rahang + +
7
8
Oftalmikus + +
Maxillaris + +
Mandibularis + +
Menoleh Baik
8
9
Disartria Tidak
Refleks Fisiologis
Refleks Fisiologis Kanan Kiri
Bisep + +
Trisep + +
9
10
Patela + +
Achiles + +
Babinski - -
Chaddok - -
Oppenheim - -
Gordon - -
Klonus - -
Hoffman Tromer - -
Gerakan Involunter
Jenis Pemeriksaan Kanan Kiri
Tremor - -
Chorea - -
Athetosis - -
Myocloni - -
Spasme - -
Brachii + +
Antebrachii + +
10
11
Femoralis + +
Cruris + +
b. Penyakit jantung
c. Klaudikasio termiten
6 Konstante 12 12
HASIL SSS --0,5
Tabel 1. Siriraj Stroke Score (SSS)
Catatan :
1. SSS > 1 = Stroke hemoragik
2. SSS < -1 = Stroke non hemoragik
11
12
Pemeriksaan Penunjang
Nilai Laboratorium
12
13
Radiologi:
CT Scan Kepala:
13
14
Kesimpulan:
- ICH ukuran 4x3 cm ( vol= 43,68 cm3) dengan perifokal edema in lobe
occipital kanan
Diagnosis
Diagnosis Kerja :
- Diagnosis Klinis : Cephalgia
- Diagnosis Topis : lobus occipital kanan
- Diagnosis Etiologis : stroke hemoragik
- Diagnosis Patologis : perdarahan intracerebral
Diagnosis Sekunder
1. Hipertensi Stage II
Penatalaksaan
a. Supportif
1. IVFD RL 20 tetes/menit
2. IVFD RL 20 tetes/menit
3. O2 2L/menit
4. Head up kepala 30o
5. Stabilisasi hemodinamik/sirkulasi
6. Mobilisasi bertahap
7. Pemasangan NGT
8. Pemasangan kateter
b. Medikamentosa
a. Analgetik
- Drip Paracetamol 1 gr/ 8 jam
b. Anti inflamasi
- Inj. Dexametason 1 ampul/ hari
c. Neuroprotektan
- Inj. Citicolin 500mg/12 jam
14
15
d. Anti Hipertensi
- Amlodipin 1x10 mg
Planning :
- Cek darah lengkap
- Konsul bedah saraf
-
FOLLOW UP HARIAN
Sensorik +/+
+/+
R. Fisiologis +/+
+/+
R. Patologis : (-/-)
Otonom : BAK (+)
15
16
Sensorik +/+
+/+
R. Fisiologis +/+
+/+
R. Patologis : (-/-)
Otonom : BAK (+)
16
17
17
18
Sensorik +/+
+/+
R. Fisiologis +/+
+/+
R. Patologis : (-/-)
Sensorik +/+
+/+
R. Fisiologis +/+
+/+
R. Patologis : (-/-)
18
19
Prognosis
Qou ad vitam : dubia ad bonam
Quo ad functionam : dubia ad bonam
Quo ad sanactionam : dubia ad bonam
19
20
BAB II
PEMBAHASAN
20
21
hampir 75 % kasus stroke terjadi pada orang-orang berusia di atas 65 tahun. Mulai
usia 55 tahun, risiko untuk menderita stroke bertambah dua kali lipat setiap dekade.2
Pasien seorang wanita dengan usia 45 tahun. Insidens stroke lebih besar
terjadi pada pria dibandingkan wanita, baik dengan adanya riwayat keluarga dan juga
dari kelompok ras tertentu, akan tetapi karena usia harapan hidup wanita lebih tinggi
dari pada laki-laki maka tidak jarang pada studi- studi tentang stroke didapatkan
pasien wanita lebih banyak.4
Pasien datang dengan keluhan nyeri kepala dan juga muntah. Kemungkinan
penyebab stroke pada pasien ini adalah karena pecahnya pembuluh darah di
otak (stroke hemoragik). Pecahnya pembuluh darah otak pada umumnya
terjadi saat pasien sedang beraktivitas, adanya nyeri kepala yang hebat, Nyeri
kepala hebat secara umum terjadi pada perdarahan serebral akibat peninggian tekanan
intrakranial, namun pada 50% kasus sakit kepala absen ataupun ringan. Keluhan
mual hingga muntah yang dirasakan juga dikarena akibat dari tekanan intrakranial
yang meningkat.
21
22
22
23
23
24
Tindakan Bedah pada ICH berdasarkan EBM tidak dioperasi bila (non-
surgical candidate): -Pasien dengan perdarahan kecil (<10 cm3) atau defisit
neurologis minimal, -Pasien dengan GCS 4. Meskipun pasien GCS 4 dengan
perdarahan serebelar disertai kompresi batang otak masih mungkin untuk life saving.
Dioperasi bila (surgical candidate): -Pasien dengan perdarahan serebelar >3 cm
dengan perburukan klinis atau kompresi batang otak dan hidrosefalus dari obstruksi
ventrikel harus secepatnya dibedah, -PIS dengan lesi structural seperti aneurisma,
malformasi AV atau angioma cavernosa dibedah jika mempunyai harapan outcome
yang baik dan lesi strukturnya terjangkau, -Pasien usia muda dengan perdarahan lobar
sedang s/d besar yang memburuk, -Pembedahan untuk mengevakuasi hematoma
terhadap pasien usia muda dengan perdarahan lobar yang luas ( 50).3
Pengendalian faktor resiko yang tidak dapat dimodifikasi bersifat tidak
dapat dirubah dan dapat dipakai sebagai penanda stroke pada seseorang. Selain
itu juga untuk mencegah stroke diperlukan modifikasi gaya hidup. Pencegahan
berulang intracerebral haemorrhage (ICH) dilakukan mengingat angka
morbiditas dan mortalitas yang cukup tinggi dengan cara menurunkan tekanan
darah, tidak merokok, tidak meminum alkohol dan menghindari penggunaan
kokain. AHA merekomendasikan pencegahan ICH berulang dengan cara
mengobati hipertensi adalah langkah yang paling penting untuk mengurangi
risiko ICH dan ICH berulang. Merokok, penggunaan alkohol dan penggunaan
kokain adalah faktor risiko untuk terjadinya ICH.11
24
25
BAB III
KESIMPULAN
Stroke hemoragik adalah stroke yang diakibatkan oleh perdarahan arteri otak
didalam jaringan otak (intracerebral hemorrhage) dan/atau perdarahan arteri diantara
lapisan pembungkus otak, piamater dan arachnoidea. Diagnosis stroke hemoragik
ditegankkan melalui anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang. Dari
anamnesis dapat didapati gejala yang muncul mendadak atau tiba-tiba pada saat
aktivitas, gejala bisa penurunan kesadaran, keluhan nyeri kepala dapat pula disertai
dengan Muntah. Dari pemeriksaan fisik didapati adanya peningkatan tekanan darah,
kenaikan tekanan darah dalam jumlah yang mencolok dapat menginduksi pecahnya
aneurisma sehingga dapat terjadi perdarahan, Hipertensi meningkatkan risiko untuk
terjadinya stroke sekitar dua sampai empat kali.Pemeriksaan penunjang yaitu CT
scan merupakan gold standar untuk menegakkan diagnosis suatu stroke hemoragik.
25
26
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
26