You are on page 1of 6

PEMASARAN HASIL PERTANIAN:

Aplikasi Penawaran dan Permintaan


Prof. Ir. Ratya Anindita, MSc., Ph.D.
Lab. Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya
Email : ratya.fp@ub.ac.id

1. PENDAHULUAN 2.2 Harga Hasil Pertanian yang


1.1 Pengantar Berfluktuasi MODUL
1.2 Tujuan 2.3 Dorongan Untuk Membatasi
Produksi Hasil Pertanian
2. APLIKASI PENAWARAN DAN 2.4 Mendapatkan Manfaat Dengan

5
PERMINTAAN DALAM Turunnya Biaya Teknologi
PEMASARAN PERTANIAN 2.5 Pengaruh Ekspor Terhadap Harga
2.1 Rasionalisasi Intervensi Pasar Pangan
Oleh Pemerintah 2.6 Pengaruh Adanya Harga Maksimum
dan Harga Dasar

SELF-PROPAGATING ENTREPRENEURIAL EDUCATION DEVELOPMENT


1. PENDAHULUAN
1.1. Pengantar
Setelah memahami topik permintaan dan penawaran secara
teoritis, persoalan selanjutnya adalah apa makna fungsi
penawaran dan permintaan, serta bagaimana aplikasinya di
sektor pertanian, khususnya bagi pembuat kebijakan
pembangunan pertanian dan umumnya bagi produsen atau
petani.
Sebagai konsekuensi bahwa permintaan dan penawaran dapat
mempengaruhi harga di pasar, maka pergeseran permintaan dan
(SPEED)
penawaran juga dapat digunakan untuk menganalisis dan
meramalkan perubahan harga produk pertanian.
Oleh karena itu, dalam Modul 5 ini akan diberikan beberapa
contoh aplikasi penawaran dan permintaan, seperti mengapa
perlu intervensi pasar oleh pemerintah, mengapa harga hasil
pertanian berfluktuasi, mengapa produksi hasil pertanian perlu
dibatasi, apa manfaat dari adanya teknologi atau inovasi baru,
bagaimana dampak ekspor terhadap harga pangan, serta
bagaimana dampak dari kebijakan harga maksimum dan harga
dasar? Melalui contoh-contoh kasus tersebut, diharapkan akan
dapat memberikan gambaran yang sangat membantu dalam
mempelajari aplikasi dari konsep penawaran dan permintaan di
sektor pertanian.
Pemasaran Hasil Pertanian Brawijaya University 2012

1.2. Tujuan
Setelah mempelajari modul ini, mahasiswa diharapkan akan dapat:
Menjelaskan rasionalisasi yang mendasari mengapa perlu adanya intervensi pasar
oleh pemerintah dalam sektor pertanian.
Menjelaskan mengapa harga hasil pertanian berfluktuasi.
Menjelaskan mengapa produksi hasil pertanian perlu dibatasi.
Menjelaskan siapa yang memperoleh manfaat dari adanya teknologi atau inovasi
baru.
Menjelaskan bagaimana dampak ekspor terhadap harga pangan.
Menjelaskan bagaimana dampak dari adanya kebijakan harga maksimum dan
harga dasar.

2. APLIKASI PENAWARAN DAN PERMINTAAN DI SEKTOR


PERTANIAN
2.1. Rasionalisasi Perlunya Intervensi Pasar oleh Pemerintah
Masalah pendapatan dan harga petani, biasanya berasal dari keadaan pasar
pertanian yang hampir bersaing sempurna, tetapi mempunyai elastisitas harga
terhadap permintaan produk pertanian yang tidak elastis dan elastisitas
pendapatan terhadap produk pertanian terutama komoditi pangan yang rendah.
Sehingga sebagai price takers, petani hanya dapat berusaha memperbaiki
keuntungan dengan meningkatkan produksi atau mengurangi biaya sehingga
kurva penawaran akan bergeser ke kanan di sepanjang kurva permintaan yang
inelastis.
Namun petani tidaklah mudah untuk menyesuaikan output jika harga produknya
turun akibat kurva permintaan yang inelastis. Sementara itu, petani juga
dihadapkan tekanan harga dan biaya dari biaya produksi karena harga input yang
dibeli tidak ikut turun jika harga output turun. Walaupun permintaan yang
inelastis memberikan insentif petani untuk membatasi produksinya dan
menaikkan harga, akan tetapi kenyataan menunjukkan bahwa keadaan petani
seperti penyebaran berdasarkan geografis, jumlah petani yang banyak dan
beragam kendala ekonomi lain menyebabkan situasi pemasaran produk menjadi
sulit bagi petani.
Petani juga sulit untuk mempengaruhi permintaan seperti yang dilakukan bisnis
lain seperti promosi, pemasangan iklan, dan pengembangan pasar lain. Oleh
sebab itu, jika pendapatan petani turun akibat adanya penurunan harga, petani
tidak dapat mengantisipasi. Sebaliknya, jika petani menjual produksinya pada
pasar persaingan tidak sempurna (monopsoni atau oligopsoni) mengakibatkan
harga yang diterima tidak sesuai dengan harapan mereka.
Sementara itu kebijaksanaan pertanian seringkali juga memicu konflik. Sebagai
contoh, ketika kebijaksanaan harga mendorong petani untuk meningkatkan
produksi, pada saat bersamaan kontrol produksi tidaklah mudah untuk
mengurangi penawaran produk pertanian dengan berlimpahnya produksi
pertanian. Hal ini menyebabkan kebijaksanaan peningkatan produksi tidak
Page 2 of 6
Pemasaran Hasil Pertanian Brawijaya University 2012
konsisten dan diperlukan kebijaksanaan yang bertujuan ganda untuk dapat
mengantisipasi hasil dari suatu kebijaksanaan. Oleh sebab itu, kebijaksanaan
pertanian tidaklah sederhana dan tidak dapat langsung sesuai dengan rencana. Di
Indonesia situasi ini nampak nyata ketika produksi beras berlimpah, pemerintah
kurang dapat mengantisipasi sehingga harga turun di bawah harga dasar yang
ditentukan pemerintah.
Kebijaksanaan pemerintah di bidang pertanian pada umumnya berkenaan dengan
pasar dan harga yang berusaha mengalokasi sumberdaya pertanian dengan syarat
harus memenuhi preferensi individu dan masyarakat. Sehingga sangatlah sulit
untuk mendapatkan tempat pasar dan tempat proses penjualan produk pertanian
yang bebas dari peraturan pemerintah. Padahal pasar seringkali gagal
mengalokasikan sumberdaya secara tepat dan memenuhi preferensi setiap
individu (Kohls dan Uhl, 2002).

2.2. Harga Produksi Hasil Pertanian Berfluktuasi


Hal yang umum terjadi adalah harga produk pertanian selalu brfluktuasi (tidak
stabil) bila dibandingkan dengan harga-harga bahan-bahan non pertanian (sektor
industri). Hal ini disebabkan kurva penawaran dan permintaan untuk hasil
pertanian adalah inelastis dan adanya perubahan yang sulit diramalkan pada
pasokan pertanian akibat produksi pertanian yang sangat tergantung pada kondisi
alam (iklim, cuaca), hama penyakit dan faktor lainnya.
Karena kurva penawaran atau permintaan inelastis, maka mengakibatkan proporsi
perubahan harga yang relatif besar sehingga pendapatan petani relatif tidak
stabil. Akibat permintaan untuk kebanyakan produksi hasil pertanian adalah
inelastis, maka turunnya harga akan mengurangi jumlah pendapatan dan
kenaikan harga menambah pendapatan. Dampaknya pendapatan petani sebagai
produsen di sektor pertanian akan relatif tidak stabil sehingga akan
mempengaruhi proses perencanaan bagi petani.

2.3. Dorongan untuk Membatasi Produksi Hasil Pertanian


Permintaan hasil pertanian yang bersifat inelastis akhirnya mendorong para petani
untuk membatasi hasil produksi pertanian (menaikkan/menggeser kurva
penawaran ke kanan atas) agar pendapatan kotor dari hasil pertanian dapat
meningkat.
Namun umumnya hal ini akan sulit dicapai oleh para petani secara individual
dalam pencapaian target yang direncanakan. Karena para petani yang berusaha
meningkatkan hasil pertanian (untuk menaikkan penawaran) dalam usahanya
untuk mendapatkan harga yang tinggi, akan perlu suatu program yang dapat
mengatur penawaran. Oleh sebab itu, program untuk meningkatkan pendapatan
petani perlu didukung kebijakan Pemerintah demi mencegah peningkatan
penawaran dalam jumlah besar yang dapat menurunkan harga pasar bagi petani.
Di Indonesia telah diterapkan harga dasar gabah di mana Bulog membeli beras
petani dengan harga yang telah ditentukan untuk mendorong peningkatan
produksi, namun sangat sulit untuk menjaga harga petani sesuai dengan harga
dasar apabila panen melimpah.

Page 3 of 6
Pemasaran Hasil Pertanian Brawijaya University 2012

2.4. Manfaat dari Adanya Teknologi atau Inovasi Baru


Kurva penawaran produk pertanian diturunkan dari panen yang normal dari
produksi yang diharapkan petani. Pengurangan yang tak terduga dari produksi
pertanian, misalnya beras, akan menurunkan grafik penawaran ke sebelah kiri
dan sebaliknya, peningkatan yang tak terduga dari produksi beras, akan
menaikkan kurva penawaran ke sebelah kanan. Kenaikan ke sebelah kiri pada
kurva penawaran menyebabkan pendapatan petani ber-tambah sesuai dengan
kurva permintaan yang inelastis. Pada kenaikan penawaran ke sebelah kanan
akan menurunkan harga produksi pertanian dan selama pergerakan kurva
permintaan yang inelastis akan mengurangi pendapatan kotor dari produksi
pertanian yang diterima petani. Oleh sebab itu, apabila kurva permintaan yang
inelastis, maka kenaikan produksi pertanian yang berlimpah akan cenderung
menurunkan pendapatan petani daripada menambah pendapatannya. Dan
akhirnya para petanilah yang menanggung semua kerugian apabila panen dalam
jumlah besar.
Dengan keadaan tersebut di atas, haruskah para petani hanya berharap untuk
senantiasa meningkat produksinya sehingga kurva penawaran bergeser ke kanan
guna menambah pendapatannya? Tentu tidak. Solusi terbaik adalah dengan
menyediakan para petani informasi yang selengkapnya mengenai harga pasar
guna merencanakan keputusan dalam bercocok tanam sehingga mereka tidak
terkejut lagi akan ada perubahan.

2.5. Dampak Ekspor Terhadap Harga Pangan


Adanya teknologi pertanian dapat menaikkan kurva penawaran ke kanan. Seperti
halnya turunnya harga pada kurva permintaan yang tidak elastis, hasil penjualan
dari produksi pertanian turun. Ini berarti bahwa keuntungan dari pengurangan
biaya akibat adanya teknologi pertanian hanya berdampak kepada konsumen
dengan pemberian harga yang murah selama pengurangan biaya teknologi ini
berlangsung.

Apakah hal ini berarti dunia pertanian harus menolak segala pengembangan dan
pengambilan teknologi (mesin) dan sistem pemanenan pertanian yang baru jika
petani tidak diuntungkan? Dalam beberapa hal, ada beberapa alasan mengapa
para petani perlu mengadopsi teknologi pertanian yang baru dan terus
mengurangi biaya produksi selama bercocok tanam, karena orang/ petani yang
pertama yang memakai teknologi baru itu akan mendapatkan untung daripada
mereka yang mengadopsi teknologi kemudian.

Peningkatan produksi pertanian akan berpengaruh terhadap liarga hasil pertanian.


Pada beberapa hal penawaran tidak dapat dilakukan dan kenaikan permintaan
akan menekan harga pada kurva penawaran yang selalu berubah seperti yang
terlihaf pada gambar.4.2 Pada gambar.4.2 harga produksi pertanian yang tinggi
dalam beberapa tahun akan mendorong meningkatnya penawaran produksi
pertanian sehingga kurva penawaran akan bergeser dari 1 ke ^di mana kurva
penawaran akan lebih elastis. Semakin elastisnya kurva penawaran menyebabkan
harga-harga di kurva penawaran akan turun sebagaimana turunnya kurva

Page 4 of 6
Pemasaran Hasil Pertanian Brawijaya University 2012
penawaran. Harga ekspor yang tinggi akan mendorong peningkatan produksi
tetapi sebaliknya pada jangka panjang akan menurunkan harga produk pertanian.

2.6. Dampak Adanya Harga Maksimum dan Harga Dasar


Harga maksimum atau ceiling price (harga atap) adalah merupakan harga yang
umumnya ditetapkan di bawah harga keseimbangan, sedangkan Harga Dasar
adalah harga yang ditentukan di atas harga titik keseimbangan. Harga dasar
biasanya digunakan untuk menunjang harga hasil pertanian dan pendapatan
petani produsen. Sedangkan harga maksimum biasanya digunakan untuk
melindungi konsumen dari melambungnya harga barang dan mencegah terjadinya
inflasi meskipun kadang-kadang masih diragukan.
Harga dasar dan harga maksimum dapat mencegah para penjual dan para
pembeli dari permainan harga. Seperti yang ditunjukkan pada gambar .5.3 harga
dasar mengakibatkan surplus penawaran melebihi permintaan (Qp-Qi). Hal ini
mungkin, hasil pertanian yang ada disimpan, atau hasil tersebut dikeluarkan
secara besar-besaran dan mungkin juga dijual di pasar-pasar yang tidak
kompetitif. Harga maksimal di lain pihak, berakibat pada adanya pasar gelap,
pendistribusiannya dan beberapa masalah penimbunan barang.
Di Filipina, pola harga dasar (supporting price) dijalankan oleh pemerintah.
Pemerintah Filipina melalui National Food Authority (NFA) seperti Bulog di
Indonesia membeli hasil panen petani dengan harga yang telah ditentukan. Hal ini
bukan berarti Pemerintah membeli semua hasil pertanian yang selama ini
dihasilkan oleh para petani, tetapi membeli produksi pertanian berada pada
kisaran 10-15%, sedangkan di Indonesia Bulog hanya membeli sekitar 7% dari
produksi nasional.

Page 5 of 6
Pemasaran Hasil Pertanian Brawijaya University 2012

REFERENSI
Anindita, Ratya. 2004. Pemasaran Hasil Pertanian. Papyrus. Surabaya.

Anindita, Ratya dkk. 2005. Ekonomi Pertanian. Universitas Terbuka. Jakarta

Kohls, R.L. dan Joseph N. Uhl. 1986. Marketing of Agricultural Product. Fifth Edition.
John Willey and Sons, Macmillan Publishing Co-Inc., New York.

PROPAGASI
Latihan dan Diskusi (Evaluasi Mandiri)
1. Jelaskan dengan singkat dan jelas rasionalisasi mengapa pemerintah perlu
melakukan intervensi pada pasar komoditi pertanian?
2. Jelaskan dengan singkat dan jelas mengapa harga hasil pertanian berfluktuasi?
3. Jelaskan dengan singkat dan jelas mengapa produksi hasil pertanian perlu
dibatasi?
4. Jelaskan dengan singkat dan jelas apa saja manfaat dari adanya teknologi atau
inovasi baru, serta siapa yang menikmatinya?
5. Jelaskan dengan singkat dan jelas bagaimana ekspor dapat berpengaruh terhadap
harga pangan?
6. Jelaskan dengan singkat dan jelas bagaimana dampak dari kebijakan harga
maksimum dan harga minimum pada pasar komoditi pertanian?

Page 6 of 6

You might also like