Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
dengan lainnya dan salah satunya adalah penampilan yang rapi dan berbau
sedap. Untuk itu kita memerlukan bahan yang kita kenal sekarang sebagai
kosmetika. Kosmetika yang paling tua yang dikenal manusia adalah sabun,
bahan pembersih kulit yang dipakai selain untuk membersihkan juga untuk
pengharum kulit. Orang mesir kuno mempelajari kebersihan kulit dari para
pendeta kuil yang melarang masuk siapapun yang tidak bersih atau bau.
kegunaan. Sabun telah dipakai sejak jaman dahulu kala. Akan tetapi teknik
Jerman telah memakai sabun sejak dahulu kala dan telah mampu membuat
sabun dengan menggunakan lemak babi atau sapi dan abu kayu yang banyak
1
Sabun dibuat melalui proses hidrolisa gliserida dengan larutan KOH
atau NaOH atau yang lebih dikenal dengan safonifikasi. Sekarang ini sabun
dibuat dengan cara praktis dan dilakukan dengan teknik yang sederhana.
Lelehan lemak sapi atau lemak lain dipanaskan dengan NaOH atau KOH.
Sabun adalah garam alkali (biasanya garam natrium) dari asam-asam lemak.
Dimana asam lemak diartikan sebagai asam karboksilat yang diperoleh dari
hidrolisis dari suatu lemak atau minyak, yang umumnya mempunyai rantai
garam C16 dan C18, namun dapat juga mengandung beberapa karboksilat dengan
sayur, garam, pewarna dan NaOH. Minyak termasuk ke dalam lemak biasa
dimana lemak dan minyak adalah trigliserida. Beberapa contoh lemak dan
minyak adalah lemak sapi, minyak kelapa, minyak jagung dan minyak ikan.
ragam dengan berbagai macam merek dagang seperti sabun cair, sabun
transparan, sabun anti acne dan lain-lain. Teknik pembuatan dan bahan yang
2
1.2 Permasalahan
jenis sabun.
1.3 Tujuan
1. Untuk membuat sabun cair yang lebih higien dalam kemasan yang
mudah dibawa.
2.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2. 1 Kulit
memiliki fungsi utama sebagai pelindung dari berbagai macam gangguan dan
oleh suatu lapisan tipis lembab yang bersifat asam, sehingga ia menamakannya
4
2. Membunuh atau menekan pertumbuhan mikroorganisme yang
membahayakan kulit.
1. Proteksi
interior tubuh. Lapisan tanduk dan mantel lemak kulit menjaga kadar
air tubuh dengan cara mencegah masuknya air dari luar tubuh dan
2. Thermoregulasi
5
3. Persepsi sensoris
Ruffini dan Benda Krauss sebagai reseptor suhu dan Nervus End
4. Absorbsi
sebasea dari folikel rambut. Bahan yang mudah larut dalam lemak
5. Fungsi Lain
6
2. 2 Pengertian Sabun
mengemulsi, terdiri dari dua komponen utama yaitu asam lemak dengan rantai
dibuat dengan reaksi kimia antara kalium atau natrium dengan asam lemak
dari minyak nabati atau lemak hewani. Sabun yang dibuat dengan NaOH
dikenal dengan sabun keras (hard soap), sedangkan sabun yang dibuat
dengan KOH dikenal dengan sabun lunak (soft soap). Sabun dibuat dengan
dua cara yaitu proses saponifikasi dan proses netralisasi minyak. Proses
proses netralisasi terjadi karena reaksi asam lemak bebas dengan alkali (Qisti,
2009).
7
2. 3 Komposisi Sabun
dengan garam alkali serta sabun deterjen saat ini yang dibuat dari bahan
a. Surfaktan
suka air (hidrofilik) dan gugus non polar yang suka minyak (lipofilik)
merupakan bahan terpenting dari sabun. Lemak dan minyak yang dipakai
dalam sabun berasal dari minyak kelapa (asam lemak C12), minyak
zaitun (asam lemak C 16-C 18), atau lemak babi. Penggunaan bahan
kimia. Ada sabun yang cepat berbusa tetapi terasa airnya kasar dan tidak
stabil, ada yang lambat berbusa tetapi lengket dan stabil. Jenis bahan
surfaktan pada syndet dewasa ini mencapai angka ribuan (Anonima, 2013;
Wasitaatmadja, 1997).
8
b. Pelumas
tidak saja meminyaki kulit tetapi juga berfungsi untuk membentuk sabun
yang lunak, misal: asam lemak bebas, fatty alcohol, gliserol, lanolin,
paraffin lunak, cocoa butter, dan minyak almond, bahan sintetik ester
1997).
9
d. Deodorant
e. Warna
(Wasitaatmadja, 1997).
f. Parfum
pewangi. Pewangi ini harus berada dalam pH dan warna yang berbeda
pula. Setiap pabrik memilih bau dan warna sabun bergantung pada
10
wangi parfum yang tidak sama untuk membedakan produk masing-
g. Pengontrol Ph
11
6. Sabun bayi yang lebih berminyak, pH netral, dan noniritatif. Sabun
netral, mirip dengan sabun bayi dengan konsentrasi dan tujuan yang
berbeda.
2. 4 Fungsi Sabun
memungkinkan air itu membasahi bahan yang dicuci dengan lebih efektif,
dan gemuk; dan sabun teradsorpsi pada butiran kotoran (Keenan, 1980).
dan keringat. Zat-zat ini tidak dapat larut dalam air karena sifatnya yang non
tersebut. Sabun memiliki gugus non polar yaitu gugus R yang akan mengikat
kotoran, dan gugus COONa yang akan mengikat air karena sama-sama gugus
polar. Kotoran tidak dapat lepas karena terikat pada sabun dan sabun terikat
12
2. 5 Efek Samping Sabun pada Kulit
kotoran yang larut dalam air maupun yang larut dalam lemak. Namun
dengan penggunaan sabun kita akan mendapatkan efek lain pada kulit,
1997).
dari efek samping sabun. Reaksi basa yang terjadi pada sabun
ini berada antara 9-12 dianggap sebagai penyebab iritasi pada kulit.
Bila kulit terkena cairan sabun, pH kulit akan naik beberapa menit
13
beberapa peneliti membuktikan bahwa sifat iritasi sabun berada di
(Wasitaatmadja, 1997).
asam.
permukaan kulit yang agak asam. Seperti air dan sabun, deterjen
waktu kontak, dan tipe kulit pemakai. Kerusakan lapisan lemak kulit
14
kontak dan intensitas pembilasan, maka cairan sabun dapat
diabsorpsi oleh lapisan luar kulit sehingga dapat tetap berada di dalam
Inilah yang sering dirasakan pada kulit oleh mereka yang sering dan
15
menimbulkan pengendapan itu, namun iritasi kulit dapat terjadi
normal tidak ada gugus merkapto (SH) bebas, dan adanya deterjen
dapat melepas gugus ini dari sistein dan sistin (Wasitaatmadja, 1997).
d. Daya Antimikrobial
Sabun yang mengandung surfaktan, terutama kation,
e. Daya Antiperspirasi
f. Lain-lain
iritasi, biasanya mulai di bawah cincin yang tidak dicuci bersih, dan
16
larutan sabun tidak adekuat sebab menimbulkan reaksi eritema
(Wasitaatmadja, 1997).
lainnya, pada umunya berasal dari lemak, minyak dan keringat, butirbutir
Zat- zat tersebut sangant sukar larut dalam air karena bersifat non
Suatu gugus sabun terdiri dari bagian muka berupa gugus COONa yang
polar serta bagian ekor berupa rantai alkyl yang bersifat non polar. Ketika
sabun dimasukkan ke dalam air maka sabun akan mengalami ionisasi. Gugus
gugus ini akan membentuk buih , dimana akan mengarah kepada air (karena
sama- sama polar), sedangkan bagian yang lain akan mengarah kepada
pada sabun dan terikat pada air, maka dengan adanya gerakan tangan atau
mesin cuci, kotoran tersebut akan tertarik atau terlepas. Jika berupa minyak
atau lemak, maka akan membentuk emulsi minyak dalanm air dan sabun
sebagi emulgator.
17
Jika sabun bertemu dengan kotoran tanah, maka akan diabsorbsi oleh
sabun dan membentuk suspensi butiran tanah, air dimana sabun sebagai zat
pembentuk suspensi.
2. Ujung anion molekul sabun yang tertarik pada air ditolak oleh ujung anion
2. 7. Sabun Cair
siraman air mandi. Sabun tidak terlepas dari fungsi utama dari sabun
yang suka air (hidrofilik) dan gugus non polar yang suka minyak
18
(lipofilik) sekaligus, sehingga dapat mempersatukan campuran yang
1. Praktis
2.Non ekonomis
(Wasitaatmadja 1997).
19
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam
20
BAB III
METODELOGI
3. 1 Perbandingan Formulasi
Bahan FI F II F III F IV FV
Natrium Sitrat
Tween 80
Asam Sitrat
Aloe Vera Ext
D-Panthenol
Na2 EDTA
Nikkol Nikko Guard 88
FR.Appel Blossom
3. 2 Cara Kerja
1. Dalam mixing tank 805 L masukan bahan fasa I berikut ini:
- Purified water panas suhu 70 - 80
- Disodium EDTA EP 108421
- D-panthenol
2. Masukkan bahan fasa II berikut ini :
- Polyquaternium-7
- Mixing sampai homogen selama 5 menit
21
3. Dalam wadah yang sesuai masukan bahan fasa III bawah ini:
- Purified water panas suhu 70 - 80
- Lippo PEG 6000
Thorex sampai homogen selama 5 menit
4. Masukan fasa III yang sudah homogen ke dalam mixing tank 805 L
yang bersi fasa I dan fasa II.
Jalankan homogenizer sampai homogen selama 5 menit.
Lalu dinginkan bulk tersebut hingga suhu mencapai 40.
5. Masukan bahan fasa IV berikut ini ke dalam mixing tank 805 L :
- Polysorbate 80 (TWEEN 80)
- Nikkol Nikko Guard 88
- FR.Apple blossom
Mixing sampai homogen selama 5 menit
6. Masukan bahan fasa V berikut ini ke dalam mixing tank 805 L :
- Miranol C2M
- Mitaine L ( Lauryl Betaine )
Mixing sampai homogen selama 5 menit
7. Masukan bahan fasa VI berikut ini ke dalam mixing tank 805 L :
- Aloe vera extract
- Chamomile Glycolic Ext
- Sunflower Ext. HGL
- MG-60
- Dow corning
Mixing sampai homogen selama 5 menit
Jalankan homogenizer sampai seluuh bahan tercampur sempurna
selama 5 menit.
8. Tambahkan ke dalam mixing tank 805 L :
22
- Purified water
Mixing sampai homogen selama 5 menit
9. Proses adjusting pH menggunakan larutan Acid Citric 20
10. Untuk validasi :
Ambil sampel pada 2 titik ( atas dan bawah ) untuk pemeriksaan pH,
bobot jenis, viskositas dan kimia.
3. 3 Evaluasi
Uji organoleptik warna, aroma, kerataan
PH dengan kertas PH
Kekentalan dengan viskositas Brookfield
Density atau berat jenis dengan piknometer
23
24
BAB IV
PEMBAHASAN
4. 1 Karakteristik
pembersih kulit berbentuk cair yang dibuat dari bahan dasar sabun
Keadaan
- Bau Khas
Khas
- Warna
pH, 25 C 6-8
25
BAB V
KESIMPULAN
5.1. Komponen
Dalam 100 ml botol :
Sodium citrate 2H20 (Na sitrat) 0,0805 gram
Citric acid anhydrous 0,0644 gram
Sodium benzoate 0,0402 gram
Plantacare 2000 UP 0,483 gram
PL.Lemon oil 4% Citral 0,0054 gram
Methocel F4MPG 0,0805 gram
Purified Water 72,980 ml
Montamox 20 (tween 20) 0,0161 gram
26
DAFTAR PUSTAKA
Fresenden & Fresenden. 1994. Kimia Organik Jilid 2, Edisi Tiga. Jakarta: Penerbit
Erlangga.
Harold Hart, Organic Chemistry, a Short Course, Sixth Edition, Michigan State
Massachuset, USA
Pustaka_unpad_formulasi_dan_evaluasi_sabun_cair.ac.id
27
28