You are on page 1of 16

Asuhan Keperawatan Diare

I. KONSEP DASAR

A. Pengertian
Diare adalah pengeluaran tinja yang tidak normal atau cair (Hipocrates)
Diare adalah buang air besar yang tida nomral dan cair, dengan frekuensi lebih banyak dari
biasanya (Neonatoes > 4 kali dan bayi-anak > 3 kali dalam sehari) (Lab IKA FKUI, 1988).
B. Epidemiologi
Diare akut lebih sering terjadi pada bayi dari pada anak. Penularan melalui fecal-oral
(Lab IKA FKUI, 1988)

C. Etiologi
Penyebab diare (Lab IKA FKUA, 1984)
1. Infeksi
a. Infeksi enteral :
Bakteri : Vibrio, entamoeba coli, salmonella, shigela
Virus : enterovorus, adenovirus, rotavirus, asatrovirus
Parasit : cacing, protozoa, jamur
b. Infeksi parenteral
Infeksi dibagian tubuh lain di luar alat pencernaan ( ISPA, saluran kemih dan
OMA)
2. Malabsorbsi
a. Malabsorbsi karbohidrat (intoleransi laktosa)
b. Malabsorbsi protein
c. Malabsorbsi lemak
. Faktor makanann
4. Faktor psikologis

D. Patofisiologi

E. Derajat Dehidrasi (Lab IKA FKUI, 1988)

1. Kehilangan berat badan

a. 2,5 % tidak ada dehidrasi


b. 2,5-5% Dehidrasi ringan
c. 5-10 % dehidrasi sedang
d. > 10% dehidras berat

2. Skor Maurice King

Bagian Tubuh NILAI


Yang Diperiksa 0 1 2
Keadaan Umum Sehat Gelisah cengeng, Mengigau, koma/syok
apatis, ngantuk
Turgor Normal Sedikit, kurang Sangat kurang
Mata Nomral Sedikit cekung Sangat cekung
UUB Normal Sedikit cekung Sangat cekung
Mulut Normal Kering Kering, sianosis
Denyut Nadi Kuat Sedang Lemah
< 120 (120-140) > 140

KETERANGAN :
Skor :
- 0-2 dehidrasi ringan
- 3-6 dehidrasi sedang
- 7-12 Dehidrasi berat
Pada anak-anak Ubun Ubun Besar sudah menutup
Untu k kekenyalan kulit :
- 1 detik : dehidrasi ringan
- 1-2 detik : dehidrasi sedang
- > 2 detik : dehidrasi berat

II. PENGKAJIAN
A. Identitas
Diare akut lebih sering terjadi pad a bayi dari pada anak, frekuensi diare untuk neonatus > 4
kali/hari sedangkan untuk anak > 3 kali/hari dalam sehari. Status ekonomi yang rendah
merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya diare pada nak ditinjau dari
pola makan, kebersihan dan perawatan. Tingkat pengetahuan perlu dikaji untuk mengetahui
tingkat perlaku kesehatan dan komunikasi dalam pengumpulan data melalui wawancara atau
interview. Alamat berhubungan dengan epidemiologi (tempat, waktu dan orang) ( Lab. FKUI,
1988).

B. Keluhan utama
Keluhan yang membuat klien dibawa ke rumahsakit. Manifestasi klnis berupa BAB yang
tidaknomral/cair lebih banyak dari biasanya (LAN IKA, FKUA, 1984)

C. Riwayat Penyakit Sekarang


Paliatif, apakah yang menyebabkan gejala diare dan apa yang telah dilakukan. Diare dapat
disebabkan olehkarena infeksi, malabsorbsi, faktor makanan dan faktor psikologis.
Kuatitatif, gejala yang dirasakan akibat diare bisanya berak lebih dari 3 kali dalam sehari dengan
atau tanpa darah atau lendir, mules, muntak. Kualitas, Bab konsistensi, awitan, badan terasa
lemah, sehingga mengganggu aktivitas sehari-hari .
Regonal,perut teras mules, anus terasa basah.
Skala/keparahan, kondisi lemah dapat menurunkan daya tahan tubuh dan aktivitas sehari-hari.
Timing, gejala diare ini dapat terjadi secara mendadak yang terjadi karena infeksi atau faktor
lain, lamanya untuk diare akut 3-5 hari, diare berkepanjangan > 7 hari dan Diare kronis > 14 hari
(Lab IKA FKUA, 1984)
D. Riwayat Penyakti sebelumnya
Infeksi parenteralseperti ISPA, Infeksi Saluran kemih, OMA (Otitis Media Acut) merupakan
faktor predisposisi terjadinya diare (Lab IKA FKUA, 1984)

E. Riwayat Prenatal, Natal dan Postnatal


1. Prenatal
Pengaruh konsumsi jamu-jamuan terutamma pada kehamilan semester pertama, penyakti selama
kehamilan yang menyertai seperti TORCH, DM, Hipertiroid yang dapat mempengaruhi
pertunbuhan dan perkembangan janin di dalam rahim.
2. Natal
Umur kehamilan, persalinan dengan bantuan alat yangdapat mempengaruhi fungsi dan maturitas
organ vital .
3. Post Natal
Apgas skor < 6 berhubungan dengan asfiksia, resusitasi atau hiperbilirubinemia. BErat badan dan
panjang badan untuk mengikuti pertumbuhan dan perkembangan anak pada usia sekelompoknya.
Pemberian ASI dan PASI terhadap perkembangan daya tahan tubuh alami dan imunisasi buatan
yang dapat mengurangi pengaruh infeksi pada tubuh.

F. Riwayat Pertumbuhan dan Perkembangan


Pertumbuhan dan perkembangan menjadi bahan pertimbangan yang penting karena setiap
individu mempunyai ciri-ciri struktur dan fungsi yang berbeda, sehingga pendekatan pengkajian
fisik dan tindakan haruys disesuaikan dengan pertumbuhan dan perkembangan (Robert Priharjo,
1995)

G . Riwayat Kesehatan Keluarga


1. Penyakit
Apakah ada anggota keluarga yangmenderita diare atau tetangga yang berhubungan dengan
distribusi penularan.
2. Lingkungan rumah dan komunitas
Lingkungan yang kotor dan kumuh serta personal hygiene yang kurang mudah terkena kuma
penyebab diare.
3. Perilaku yang mempengaruhi kesehatan
BAB yang tidak pada tempat (sembarang)/ di sungai dan cara bermain anak yangkurang higienis
dapat mempermudah masuknya kuman lewat Fecal-oral.
4. Persepsi keluarga
Kondisi emah dan mencret yang berlebihan perlu suatukeputusan untuk penangan awal atau
lanjutan ini bergantung pada tingkat pengetahuan dan penglaman yang dimiliki oleh anggota
keluagra (orang tua).

H. Pola Fungsi kesehatan


1. Pola Nutrisi
Makanan yang terinfeksi, pengelolaan yang kurang hygiene berpengaruh terjadinya diare,
sehingga status gizi dapat berubah ringan samapai jelek dan dapat terjadi hipoglikemia.
Kehilangan Berat Badan dapat dimanifestasikan tahap-tahap dehidrasi. Dietik pada anak <
1tahun/> 1tahun dengan Berat badan < 7 kg dapat diberikan ASI/ susu formula dengan
rendahlaktosa, umur > 1 tahun dengan BB > 7 kg dapat diberikan makananpadat atau makanan
cair.
2. Pola eliminasi
BAB (frekuensi, banyak, warna dan bau) atau tanpa lendir, darah dapat mendukung secara
makroskopis terhadap kuman penyebab dan cara penangana lebih lanjut. BAK perlu dikaji untuk
output terhadap kehilangan cairan lewat urine.
3. Pola istirahat
Pada bayi, anak dengan diare kebutuha istirahat dapat terganggu karena frekuensi diare yang
berlebihan, sehingga menjadi rewel.
4. Pola aktivitas
Klien nampak lemah, gelisah sehingga perlu bantuan sekunder untuk memenuhi kebutuhan
sehari-hari.

I. Pemeriksaan Fisik (Robert Priharjo, 1995).

1. Sistem Neurologi,
Subyektif, klien tidak sadar, kadang-kadang disertai kejang.
Inspeksi, Keadaan umum klien yang diamati mulai pertama kali bertemu dengan klien. Keadaan
sakit diamati apakah berat, sedang, ringan atau tidak tampak sakit. Keadaran diamati
komposmentis, apatis, samnolen, delirium, stupor dan koma.
Palpasi, adakah parese, anestesia,
Perkusi, refleks fisiologis dan refleks patologis.
2. Sistem Penginderaan
Subyektif, klien merasa haus, mata berkungang-kunang,
Inspeksi :
Kepala, kesemitiras muka, cephal hematoma (-), caput sucedum (-), warna dan distibusi rambut
serta kondisi kulit kepala kering, pada neonatus dan bayi ubun-ubun besar tampak cekung.
Mata, Amati mata conjunctiva adakah anemis, sklera adakah icterus. Reflek mata dan pupil
terhadap cahaya, isokor, miosis atau midriasis. Pada keadaan diare yang lebih lanjut atau syok
hipovolumia reflek pupil (-), mata cowong.
Hidung, pada klien dengan dehidrasi berat dapat menimbulkan asidosis metabolik sehingga
kompensasinya adalah alkalosis respiratorik untuk mengeluarkan CO2 dan mengambil
O2,nampak adanya pernafasan cuping hidung.
Telinga, adakah infeksi telinga (OMA, OMP) berpengaruh pada kemungkinaninfeksi parenteal
yang pada akhirnya menyebabkan terjadinya diare (Lab. IKA FKUA, 1984)
Palpasi,
Kepala, Ubun-ubun besar cekung, kulit kepala kering, sedangkan untuk anak-anak ubun-ubun
besar sudah menutup maximal umur 2 tahun. Mata, tekanan bola mata dapat menurun, Telinga,
nyeri takan, mastoiditis.

3. Sistem Integumen
Subyektif, kulit kering
Inspeksi , kulit kering, sekresi sedikit, selaput mokosa kering
Palpasi, tidak berkeringat, turgor kulit (kekenyalan kulit kembali dalam 1 detik = dehidrasi
ringan, 1-2 detik = dehidrasi sedang dan > 2 detik = dehidrasi berat (Lab IKA FKUI, 1988).
4. Sistem Kardiovaskuler
Subyektif, badan terasa panas tetapi bagian tangan dan kaki terasa dingin
Inspeksi, pucat, tekanan vena jugularis menurun, pulasisi ictus cordis (-), adakah pembesaran
jantung, suhu tubuh meningkat.
Palpasi, suhu akral dingin karena perfusi jaringan menurun, heart rate meningkat karena
casodilatasi pemuluh darah, tahanan perifer menurun sehingga cardiac output meningkat. Kaji
frekuensi, irama dan kekuatan nadi.
Perkusi, normal redup, ukuran dan bentuk jantung secara kasar pada kausus diare acut masih
dalam batas nomral (batas kir umunya tidak lebih dari 4-7 dan 10 cm ke arah kiri dari garis
midsternal pada spasium interkostalis ke 4,5 dan 8.
Auskultasi, pada dehidrasiberat dapat terjadi gangguansirkulasi, auskulatasi bunyi jantung S1,
S2, murmur atau bunyi tambahan lainnya. Kaji tekanan darah.

5. Sistem Pernafasan
Subyektif, sesak atau tidak
Inspeksi, bentuk simetris, ekspansi , retraksi interkostal atau subcostal. Kaji frekuensi, irama dan
tingkat kedalaman pernafasan, adakah penumpukan sekresi, stridor pernafas inspirasi atau
ekspirasi.
Palpasi, kajik adanya massa, nyeri tekan , kesemitrisan ekspansi, tacti vremitus (-).
Auskultasi, dengan menggunakan stetoskop kaji suara nafas vesikuler, intensitas, nada dan
durasi. Adakah ronchi, wheezing untuk mendeteksi adanya penyakit penyerta seperti broncho
pnemonia atau infeksi lainnya.

6. Sistem Pencernaan
Subyektif, Kelaparan, haus
Inspeksi, BAB, konsistensi (cair, padat, lembek), frekuensilebih dari 3 kali dalam sehari, adakah
bau, disertai lendi atau darah. Kontur permukaan kulit menurun, retraksi (-) dankesemitrisan
abdomen.
Auskultasi, Bising usus (dengan menggunakan diafragma stetoskope), peristaltik usus
meningkat (gurgling) > 5-20 detik dengan durasi 1 detik.
Perkusi, mendengar aanya gas, cairan atau massa (-), hepar dan lien tidak membesar suara
tymphani.
Palpasi, adakahnyueri tekan, superfisial pemuluh darah, massa (-). Hepar dan lien tidak teraba.

7. Sistem Perkemihan
Subyektif, kencing sedikit lain dari biasanya
Inspeksi, testis positif pada jenis kelamin laki-laki, apak labio mayor menutupi labio minor,
pemebsaran scrotum (-), rambut(-). BAK frekuensi, warna dan bau serta cara pengeluaran
kencing spontan atau mengunakan alat. Observasi output tiap 24 jam atau sesuai ketentuan.
Palpasi, adakah pemebsaran scrotum,infeksi testis atau femosis.

8. Sistem Muskuloskletal
Subyektif, lemah
Inspeksi, klien tampak lemah, aktivitas menurun
Palpasi, hipotoni, kulit kering , elastisitas menurun. Kemudian dilanjutkan dengan pengukuran
berat badan dan tinggi badan , kekuatan otot.
J. Pemeriksaan Penunjang
1. Laboratorium (Lab IKA FKUI, 1988)
a. Faeces lengkap
Makroskopis dan mikroskopis (bakteri (+) mis. E. Coli)
PH dankadar gula
Biakan dan uji resistensi
b. Pemeriksaan Asam Basa
Analisa Baood Gas Darah dapat menimbulkan Asidosis metabolik dengan kompensasi alkalosis
respiratorik.
c. Pemeriksaan kada ureum kreatinin
Untuk mengetahui faali ginjal
d. Serum elektrolit (Na, K, Ca dan Fosfor)
Pada diare dapat terjadi hiponatremia, hipokalsemia yang memungkinkan terjadi penuruna
kesadaran dan kejang.
e. Pemeriksaan intubasi duedenum
Terutama untuk diare kronik dapat dideteksi jasad renik atau parasit secara kualitatif dan
kuantitatif.

2. Pemeriksaan Radiologi
Pemeriksaan radiologi diperlukan kalau ada penyulit atau penyakit penyerta seperti
bronchopnemonia dll seperti foto thorax AP/PA Lateral.

K. Penatalaksanaan (Lab IKA FKUI, 1988 dan FKUA, 1984)


1. Rehidrasi
a. Jenis cairan
- cara rehidrasi oral :
Formula lengkap (NaCl, NaHCO3, KCl dan Glukosa) seperti oralit,pedyalit setiap kali diare.
Formula sederhana (NaCl dan Sukrosa/KH lain) seperti LGG, tajin
- cairan parenteral :
usia 0-2 hari dengan BB < 2500 D5%, BB > 2500 (aterm) D10%.
Usia 2 hari-3 bulan d100,18 NS
Usia 3 bulan- 3 tahun D51/4 NS
Usia > 3 tahun D51/2NS
HSD (Half Strength Darrow) D1/2 2,5 NS cairan khusus untuk diare > usia 3 bulan.
b. Jalan pemberian
- Oral (dehidrasi ringan, sedang dan tanpa dehidrasi, anak mau minum serta kesadaran baik)
- Intragastrik (dehidrasi ringan, sedang, tanpa dehidrasi, anak tidakmau makan dankesadaran
menurun).
- IV line bila dehidrasi berat

c. Jumlah cairan
Jumlah cairan yang diberikan tergantung pada :
- Defisit (derajat dehidrasi)
- Kehilangan sesaat (concurent loss)
- Rumatan (maintenance)

d. Jadual/kecepatan
Jadua atau kecepatan pemeberian cairan tergantung pada tingkat dehidrasi dan umur. Untuk
defisit diberikan 3 jampertama dan dilanjutkan maintenance.

2. Obat-oabatan
a. Obat anti sekresi
- Asetosal, 25 mg/hr dengan dosisminimal 30 mg
- Klorpromasin, 0,5-1 mg/ kg BB/hr
b. Obat antispasmotilitik
Papaverin, opium. loperamid
c. Antibiotik
- Penyebab jelas
- Ada penyakit penyerta

3. Dietetik
a. Anak < 1 tahu atau > 1 tahun denga BB < 7 kg
- Susu ASI/ susu formula dengan laktosa rendah
- Makanan setengah padat (bubur susu), makana padat

b. Umur > 1 tahun dengan BB > 7 kg


Makanan padat/ maknan cair/susu
c. Dalam keadaan malabsorbsi berat serta allergi protein susu sapi dapat diberikan elemental/semi
elemental formula.

4. Supporatif
a. Vitamin A 200.000 iu Im usia < 1 tahun
b. Vitamin A 100.000 iuIM usia 1-5 tahun
c. Vitamin A 5000 iu usia > 5 tahun
d. Vitamin A 2.500 iu po usia < 1 tahun
e. Vitamin A 5.000 iu po usia > 1 tahun
f. B kompleks, vit C

L. Analisa Data

NO DATA ETIOLOGI MASALAH


1 Data Subyektif : Diare ketidakseimbangan
Berak cair lebih dari 3 kali cairan dan
Data Obyektif : elektrolit
- Keadaan umum lemah
- Pemeriksaan fisik metoeismus (-),
distensi (-), Bising usus meningkat. gangguan sirkulasi
- Bab (Konsistensi cair, warna kuning,
bau (-), frekuensi pada apada bayi > 3
kali/hari, neonatus > 4 kali sehari. tekanan koloid osmotik
- Tanda-tanda dehidrasi : menurun, tekanan hisrostatik
o Turgor kulit menurun, Ubun-ubun besar meningkat
cekung, mukosa mulut kering
o Berat badan menurun, mata cowong, volume plasma menurun
denyut nadi lebih dari 120 kali/menit imballance cairan dan elektrolit
- Hasil pemeriksaan laboratorium (serum
elektrolit :
o Kadar Natrium < 135 meq
o Kadar Kalium < 3,5 meq

Data Subyektif : Pemenuhan nutrisi


- Berak cair lebih dari 3 kali sehari Intake faktor kurang dari yang
- Klien tidak mau makan, mual, muntak, menurun penyeba diare dibutuhkan tubuh
2 nafsu makan menurun lainnya
Data Obyektif :
- Keadaan umum lemah Proses absorbsi zat-zat makanan
- Anak gelisah dan rewel menurun
- Bab cair untuk anak lebih dari 4 kali
sehari dan neonatus lebih dari 3 kali nutrisi sel menurun dan
sehari ketidakseimbangan cairan dan
- Mual, muntah, asupan makanan elektrolit
menurun
- Pemeriksaan fisik metoeismus (-),
distensi (-), Bising usus meningkat.
keadaan umum lemah

aktivitas menurun

Data Subyektif : Risiko injury kulit


Frekuensi Bab lebih dari 3 kali
- Bab lebih dari 3 kali sehari area perianal
sehari
- Anak mengais terus dan rewel
- Sering Bab dan diganti pakaian
bawahnya
3 Data obyektif : Peningkatan keasaman dan
- Bab lebih dari 3 kali sehari kelembaban pada area perianal
- Area perianal basah oelh cairan Bab dan dan sekitarnya
kencing
- Anak sering menangsi dan rewel
- Posisi tidur klien terlentang penekanan lama pada area
perianal
(avaskularisasi)

iritasi kulit area


anus

disintegrasi kulit

III. Diagnosa Keperawatan

A. Ketidak seimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan kehilangan cairan sekunder
terhadap diare.
B. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan tidak adeguatnya intake dan
diare
C. Risiko injury kulit (area perianal) berhubungan dengan peningkatan frekuensi diare.

IV. Nursing Care Planning

A. Ketidakseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan kehilangan cairan sekunder


terhadap diare.
Tujuan : Keseimbangan cairan dan elektrolit dapat dipertahankan secara optimal.
Kriteria :
- Tanda-tanda vital dalam batas normal
- Tanda-tanda dehidrasi (-), turgor kulit elastis, membran mukosa basah, haluaran urine terkontrol,
mata tidak cowong dan ubun-ubun besar tidak cekung.
- Konsistensi BAB liat/lembek dan frekuensi 1 kali dalam sehari
- Pemeriksaan laboratorium serum elektrolit BJ urine 1,008-1,010; BUN dalam batas normal.
- BGA dalam batas normal
1. Pantau tanda dan gejala kekurangan cairan (dehidrasi)
R/ Penuruna volume cairan bersirkulasi menyebabkan kekeringan jaringan dan pemekatan urine.
Deteksi dini memungkinkan terapi pergantian cairan segera untuk memperbaiki defisit.
2. Pantau intake dan out put
R/ Haluaran dapat melebihi masukan, yang sebelumnya tidak mencukupi untuk mengkompensasi
kehilangan cairan. Dehidrasi dapat meningkatkan laju filtrasi glomerulus membuat haluaran tak
adeguat untuk membersihkan sesa metabolisme.
3. Timbang BB setiap hari.
R/ Penimbangan BB harian yang tepat dapat mendeteksi kehilangan cairan.
4. Penatalaksanaan rehidrasi :
a. Anjurkan keluarga bersama klien untuk meinum yang banyak (LGG, oralit atau pedyalit 10
cc/kg BB/mencret.
R/ Kandungan Na, K dan glukosa dalam LGG, oralit dan pedyalit mengandung elektrolit sebagai
ganti cairan yang hilang secara peroral. Bula menyebarkan gelombang udara dan mengurangi
distensi.
b. Pemberian cairan parenteral (IV line) sesuai dengan umur dan penyulit (penyakit penyerta).
R/ Klien yang tidak sadar atau tingkat dehidrasi ringan dan sedang yang kurang intakenya atau
dehidrasi berat perlu pemeberian cairan cepat melalui IV line sebai pengganti cairan yang telah
hilang.
5. Kolaborasi :
a. Pemeriksaan serum elektrolit(Na, K dan Ca serta BUN)
R/ Serum elektrolit sebagai koreksi keseimbangan cairan dan elektrolit. BUN untuk mengetahui
faali ginjal (kompensasi).
b. Obat-obatan (antisekresi, antispasmolitik dan antibiotik)
R/ Antisekresi berfungsi untuk menurunkan sekresi cairan dan elektrolit untuk
keseimbangannya. Antispasmolitik berfungsi untuk proses absrobsi normal. Antibiotik sebagai
antibakteri berspektrum luas untuk menghambat endoktoksin.
B. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan tidak adeguatnya intake
dan diare
Tujuan : Kebutuhan nutrisi terpenuhi
Kriteria :
- Nafsu makan baik
- BB ideal sesuai denga numur dan kondisi tubuh
- Hasil pemeriksaan laborat protein dalam batas normal (3-5 mg/dalam)
1. Diskusikan dan jelaskan tentang pembatasan diet (makanan yang berserat tinggi, berlemak dan
air panas atau dingin)
R/ Makanan ini dapat merangsang atau mengiritasi saluran usus.
2. Timbang BB setiap hari
R/ Perubahan berat badan yang menurun menggambarkan peningkatan kebutuhan kalori, protein
dan vitamin.
3. Ciptakan lingkungan yang menyenagkan selama waktu makan dan bantu sesuai dengan
kebutuhan.
R/ Nafsu makan dapat dirangsang pada situasi releks dan menyenangkan.
4. Diskusikan dan jelaskan tentang pentingnya makanan yang sesuai dengan kesehatan dan
peningkatan daya tahan tubuh.
R/ Makanan sebagai bahan yang dibutuhkan tubuh untuk proses metabolisme dan katabolisme
serta peningkatan daya tahan tubuh terutama dalam keadaan sakit. Penjelasan yang diterima
dapat membuka jalan pikiran untuk mencoba dan melaksanakan apa yang diketahuinya.
5. Kolaborasi :
a. Dietetik
- anak , 1 tahun/> 1 tahun dengan BB < 7 kg diberi susu (ASI atau formula rendah laktosa),
makan setengah padat/makanan padat.
R/ Pada diare dengan usus yang terinfeksi enzim laktose inaktif sehingga intoleransi laktose.
- Umur > 1 tahun dengan BB > 7 kg diberi makan susu/cair dan padat
R/ Makanan cukup gizi dan disesuaikan dengan kondisi kesehatan.

b. Rehidrasi parenteral (IV line)


R/ Klien yang tidak sadar atau tingkat dehidrasi ringan dan sedang yang kurang intakenya atau
dehidrasi berat perlu pemeberian cairan cepat melalui IV line sebai pengganti cairan yang telah
hilang.
c. Supporatif (pemberian vitamin A)
R/ Vitamin merupakan bagian dari kandungan zat gizi yang diperlukan tubuh terutama pada bayi
untuk proses pertumbuhan.

C. Risiko injury kulit (area perianal) berhubungan dengan peningkatan frekuensi diare
Tujuan : Injury kulit tidak terjadi
Kriteria :
- Integritas kulit utuh
- Iritasi tidak terjadi
- Kulittidak hiperemia,atau iscemia
- Kebersihan peranal terjaga dan tetap bersih
- Keluarga dapat mendemonstrasikan dan melakasnakan perawatan perianal dengan baik dan benar
skusikan dan jelaskan pentingnya menjaga kebersihan di tempat tidur .
R/ Kebersihan mencegah aktivitas kuman. Informasi yang adeguat melalui metode diskusi dapat
memberikan gambaran tentang pentingnya kebersihan dan keadaran partisipasi dalam
peningkatan kesehatan.
2. Libatkan dan demonstrasikan cara perawatan perianal bila basah akibat diare atau kencing
dengan mengeringkannya dan mengganti pakaian bawah. serta alasnya.
R/ Kooperatif dan partisipati sangat penting untuk peningkatan dan pencegahan untuk mencegah
terjadinya disintegrasi kulit yang tidak diharapkan.
nganjurkan keluarga untuk mengganti pakaian bawah yang basah.
R/ Kelembaban dan keasaman faeces merupakan faktor pencetus timbulnya iritasi. Untuk itu
pengertian akan mendorong keluarga untuk mengatasi masalah tersebut.
ndungi area perianal dari irtasi dengan pemeberian lotion.
R/ Sering BAB dengan peningkatan keasaman dapat dikurangi dengan menjaga kebersihan dan
pemberian lotion dari iritasi.
ur posisi klien selang 2-3 jam.
R/ Posisi yang bergantian berpengaruh pada proses vaskularisasi lancar dan mengurangi
penekanan yang lama, sehingga mencegah ischemia dan iritasi.

ASUHAN KEPERAWATAN
PADA ANAK DENGAN DIARE

I. Pengkajian
A. Identitas
Nama klien : An. D
Jenis kelamin : Laki-laki
Umur : 2 tahun

Nama orang tua


Ayah/umur : Tn S/ 27 tahun
Ibu/umur : Ny. T/25 tahun
Pekerjaan : Sopir
Pendidikan : SMP
Alamat :

No. Regester : 11054875


Diagnosa Medis : GE + Dehidrasi Sedang
Sumber informasi : Ibu klien
MRS : 13 Juni 2011 jam 01.00 WIB
Tanggal pengkajian : 13 Juni 2011 jam 08.00 WIB

B. Keluhan utama
Mencret lebih dari 5 kali dalam sehari

C. Riwayat penyakti sekarang


2 hari sebelum masuh rumah sakit klien kejang 2 kali yang didahului dengan panas atau demam,
lama kejang kurang lebih 10 menit. Selaian itu klien juga mencret lebih dari 5 kali dalam sehari
kurang lebih banyak seperempat setengah gelas, terdapat ampas, tidak berlendir dan tidak
berdarah. Nafsu makan menurun, mual (-), muntah (-), makan dan minum kurang. Sebelumnya
klien dibawa ke rumah sakit tambak rejo dan mendapat pelayanan tindakan pemebraian cairan
(infus) dan pengobatan kemudian selang 1 jam dikirim ke RSUD Dr Soetomo di IRD untuk
observasi kejang. Selama di IRD klien kejang 4 kali mulai jam 01.00 s/d 04.00 WIB.
Kondisi klien tampak lebih baik kemudia dikirim ke ruang menular anak. Mulai jam 07.00-
10.00 WIB klien mencret 5 kali sehari dengan konsistensi lember, cair, warna kuning tidak
disertai lendir atau darah. Klien sedang diinfus HSD dengan kebutuhan 500 cc/3 jam
dilanjutkan dengan maintenance 1000 cc/24
jam

D. Riwayat penyakit sebelumnya


Klien pernah dirawat di rumah sakit Blitar karena mengalami panas yang tinggi dan disertai
dengan kejang.

E. Riwayat prenatal, natal dan postnatal


1. Prenatal
Kesehatan waktu ibu hami baik, perawatan ante natal care ke bidan terdekat mendapat suntikan
TT 2 kali dan obat-obatan sehat yang diminum sesuai dengan anjuran. Selama hamil belum
pernah meminum jamu-jamuan. Ibu klien tidak menderita penyakit selama hamil .
2. Natal
Umur kehamilan saat melahirkan kklien umur 9 bulan lebih 7 hari dengan BB 3000 gr, panjang
badan lahir tak terkaji. Persalinan spontan B, obat-obatan saat lahir berupa obat sehat, tindakan
resusitasi (-), pernafasan spontan dan menangis.
3. Postnatal
Apgar scor 8-9, warna kulit merah, sianosis (-), pucat (-), kejang (-), menangis (+), gangguan
minum (-).

F. Riwayat Pertumbuhan dan Perkembangan


Pertumbuhan dan perkembangan klien dalam batas nomral sesuai dengan kelompok usia
sebayanya. Mengangkat kepala umur 2 bulan, telengkup 4 bulan, duduk sendiri 8 bulan,
merangkak 9 bulan, berjalan 15 bulan dan berbicara 19 bulan, ngompol (+). Riwayat imunisasi
lengkap.

G. Riwayat kesehatan keluarga


Anggota keluarga klien tidak ada yang menderita diare. Lingkungan rumah dan komunitas
tinggal di rumah yang padat dengan kebersihan lingkungan yang cukup. Perilaku yang
mempengaruhi kesehatan anaknya sering bermain di luar rumah tanpa alas kaki, bermain di
tanah. Persepsi keluarga dalam keadaan klien yang lemah dan tidak mau makan dan minum
akhirnya di bawa ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan, pemeriksaan dan pengobatan
supaya sembuh atau pulih kembali.

H. Pola fungsi kesehatan

1. Pola nutrisi, Sejak sakit panas disertai kejang dan diare, nafsu makan menurun, makan dan
minum kurang dari biasanya, mual dan muntah (-). Biasanya klien mendapatkan makanan bubur
kasar/nasi tim, sayur-sayuran dan mendapatkan susu SGM 3, frekuensi makan 3 kali sehari.
2. Pola eliminasi, BAB mulai jam 02.00-09.00 sebanyak 7 kali , warna kuning, campur coklat (cair
dan lembek), lendir (-). BAK spontan lancar, dengan out put tak terkaji (ngompol)tetapi lebioh
sedikit dari biasanya.
3. Pola istirahat, klien cengeng dan rewel, istirahat kurang dari kebutuhan karena mules dan
diarenya. Tetapi kadang-kadang klien masih bisa istirahat kurang lebih 15-30 menit.
4. Pola aktivitas, klien agak aktif dalam aktivitas, berbaring di tempat tidur, mirng kanan dan kiri,
tangan kiri di pasang infus. Semua kebutuhan klien dapat dipenuhi dengan ketergantungan
sekunder dari keluargaatau perawat.

I. Pemeriksaan fisik
1. Sistem neurologi
Subyektif , klien sering menangis
Inspeksi ; Kesadaran komposmentis, keadaan sakit sedang.
Palpasi ; tidak didapatkan tanda-tanda parestesia.
Perkusi ; refleks fisiologis nomral, refleks patologis (-).
2. Sistem penginderaan
Subyektif, klien merasa haus
Inspeksi;
Kepala ; bentuk kepala oval, distribusi rambut merata dan lebat, tak ada kelainan, ubun-ubun
sudah menutup. Mata ; agak cowong, mata bengkak minimal karena sering menangis, refleks
cahaya baik, air mata (+).
Hidung; pernafasan cuping hidung (-)
Telinga, anatomi dan fungsional dalam batas nomrmal.
Palpasi;
kluit agak kering.
3. Sistem integumen
Subyektif; Kulit agak kering, kadang-kadang berkeringat
Inspeksi ; kadang-kadang berkeringat, sekresi ludah menurun, sub mokosa agak kering.
Palpasi ; kulit kering kdang berkeringat, turgor kulit cukup (elastisitas), kulit panas, akral hangat.
4. Sistem kardiovaskuler
Subyektif : panas badan
Inspeksi ; tidak ada kelainan
Palpasi ; suhu tubuh 38,6 C, nadi 120 j kali /menit, reguler.
Auskultasi ; HR 120 kali/menit, S1 dan S2 normal.
Perkusi ; redup
5. Sistem pernafasan
Subyektif : sesak (-)
Inspeksi ; bentuk simetris, retraksi (-), RR 32 kali/menit, irama reguler, laringitis (-)
Palapsi ; tidak didapatkan massa.
Auskulatasi; suara nafas vesikuler, tidak didapatkan ronchi atau wheezing.
6. Sistem pencernaan
Subyektif; klien merasa haus, nafsu makan menurun, makan dan minum berkurang
Inspeksi ; BAB konsistensi lember, cair mulai jam 07-09.00 5 kali sebanyak kurang lebih
seperempat gelas warna kuning campur coklat, lendir (-), darah (+-), tenggorokan; tonsil
hiperemia (-), farinitis (-)
Auskultasi ; bising usus meningkat,
Perkusi; suara tymphani, meteorismus (-), distensi (-)
Palpasi ; supel, superfisial pembuluh darah (-), hepar/lien tak teraba
7. Sistem perkemihan
Subyektif ; kencing lebih sedikit dari biasanya
Inspeksi ; testis (-)
Palpasi ; tidak ada infeksi.
8. Sistem muskuloskletal
Subyektif ; pergerakan klien cukup kuat, klien minta digendong
Inspeksi ; klien tampak tidur terlentang, kadang bergerak ke kanan dan kekiri, kebutuhan sehari-
hari dibantu
palapasi : hipotoni (+-) kekuatan otot baik rata-rata 5, kulit agak kering, BB 10 kg, panjang
badan 86 cm, lingkar kepala 47 cm, lingkar dada 55 cm dan lingkar lengan atas 15 cm.

J. Pemeriksaan penunjang
1. Laboratorium
Tanggal 12 juni 2001

Hb : 11,6 gr % ( 13,4-17 gr%)


Leukosit : 14,2 x 10 9 /L (4,3-10,3 x 10 9 /L)
Trombosit : 273 x 10 9 /L (150-350)
PCV : 0,34 (0,40-0,47)
GDA : 122 mg/dl (< 200 mg/dl)

Albumin :-
Reduksi :-
Bilirubin :-
Urobilirubin :-
Sedimen :
- erytrosit : -
- leukosit : + (0-1)
- epitel : + (0-1)
- Kristal :-
- Silinder : -

Makroskopis : cair, kuning, darah (+), lendir (-)


Mikroskopis :
- Amoeba : -
- Leukosit : (++) penuh
- erytrosit : (+) banyak
- Cyste : hystolitica (+)
- Telur :-
di ruangan
Hb : 12,2 gr %
Leukosit : 6.800
Diff count : -/-/1/60/27/2
K. Penatalaksanaan
1. Observasi intake dan out put
2. Rehidrasi :
- 3 jam pertama infus HSD 500 cc/3 jam
- HSD 1000 cc/24 jam maintenace
3. Upaya dehidrai oral :
- Setelah rehidrasi dapat dipbetrika pedyalit 10 cc/kg BB/mencret
- Susu formula dapat diberikan susuai petunjuk LLM
4. Observasi Tanda-tanda vital
Obsevasi kejang
5. Pemeriksaan lab lengkap (UL, FL, DL) dan serum elektrolit
6. Terapi
- Ampicilin 3 x 35 mg IV
- Paracetamol dan luminal 3 x 1 pulv.
- Vitamin A. 200.000 iu IM

Posted under : Asuhan Keperawatan Anak


If you like this post then consider sharing it with others.

0 komentar:

Posting Komentar

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda


Langganan: Posting Komentar (Atom)

about me
Follow me on Twitter

Add me on Your Facebook

iklan
Pengikut

You might also like