You are on page 1of 2

ABU BAKAR MENJADI KHOLIFAH

Ia dilahirkan dua tahun satu bulan setelah kelahiran Nabi Muhammmad SAW. Nama aslinya
Abdullah bin Abi Quhafah, kemudian terkenal dengan julukan Abu Bakar. Sedangkan gelar
Ash-Shiddiq diberikan oleh para sahabat karena ia sangat membenarkan Rasulullah SAW
dalam segala hal.

Sejak muda Abu Bakar menjadi teman akrab Rasulullah SAW. Ialah yang menemani
Rasulullah di Gua Hiro, dan yang pertama kali memeluk Islam dari kalangan orang tua
terhormat. Ketika Muhammad sakit keras, Abu Bakar adalah orang yang ditunjuk olehnya
untuk menggantikannya menjadi imam dalam sholat. Hal ini menurut sebagian besar ulama
merupakan petunjuk dari Nabi Muhammad agar Abu Bakar diangkat menjadi penerus
kepemimpinan Islam, sedangkan sebagian kecil kaum Muslim saat itu, yang kemudian
membentuk aliansi politik Syiah, lebih merujuk kepada Ali bin Abi Thalib karena ia
merupakan keluarga Nabi. Setelah sekian lama perdebatan akhirnya melalui keputusan
bersama umat islam saat itu, Abu Bakar diangkat sebagai pemimpin pertama umat islam
setelah wafatnya Muhammad. Abu Bakar memimpin selama dua tahun dari tahun 632 sejak
kematian Muhammad hingga tahun 634 M.

Keagungan kepribadian Abu Bakar dapat disimak dari penggalan-penggalan pidatonya ketika
dilantik menjadi khalifah, yaitu :
Saya bukan orang yang terbaik di antara kalian, tetapi saya akan memelihara
amanah/kepercayaan yang telah kalian serahkan kepada saya. Kalau saya mengikuti ajaran
Allah SWT dan petunjuk Rasul-Nya, maka ikutilah saya. Sebaliknya jika saya menyimpang,
luruskanlah (koreksilah) saya. Kebenaran adalah kejujuran, dan kebohongan adalah
ketidakjujuran. Orang yang paling kuat dalam pandangan saya, adalah orang-orang yang
lemah di antara kalian, oleh karena itu saya akan menjamin hak-hak mereka. Dan orang
yang paling lemah dalam pandangan saya adalah orang-orang yang kuat di antara kalian,
dan saya akan mengambil sebagian dari hak-hak mereka (zakatnya).

Program pertama yang dicanangkan Abu Bakar setelah ia menjadi khalifah adalah meredam
pemberontakan, memerangi orang-orang yang membangkang tidak mau membayar zakat dan
orang-orang murtad yang saat itu terjadi di mana-mana dan menimbulkan kekacauan.
Sepeninggal Rasulullah SAW, memang banyak umat Islam yang kembali memeluk
agamanya yang semula. Mereka merasa berhak berbuat sekehendak hati. Bahkan lebih tragis
lagi, muncul orang-orang yang mengaku sebagai nabi, antara lain Musallamah Al-Kadzdzab,
Tulaiha Al-Asadi, dan Al Aswad Al Ansi.

Untuk meluruskan akidah orang-orang murtad tersebut, Abu Bakar mengirim sebelas
pasukan perang ke sebelas daerah tujuan, di antaranya adalah Pasukan Khalid bin Walid
ditugaskan menundukkan Tulaiha Al-Asadi, Pasukan Amer bin Ash ditugaskan di Qudlaah,
Suwaid bin Murqim ditugaskan ke Yaman, dan Khalid bin Said ditugaskan ke Syam.

Program Abu Bakar selanjutnya adalah proyek pengumpulan dan penulisan ayat-ayat Al-
Quran. Program ini dicanangkan atas usulan Umar bin Khattab, sedangkan pelaksanaannya
dipercayakan kepada Zaid bin Tsabit.

Pengumpulan ayat-ayat Al-Quran itu dilakukan dengan pertimbangan:


1. Banyak sahabat yang hafal Al-Quran gugur dalam perang penumpasan orang-orang
murtad.
2. Ayat-ayat Al-Quran yang ditulis pada kulit-kulit kurma, batu-batu, dan kayu-kayu sudah
banyak yang rusak sehingga perlu dilakukan usaha penyelamatan.

3. Penulisan ayat-ayat Al-Quran dan membukukannya ini bertujuan agar dapat dijadikan
pedoman bagi umat Islam sepanjang zaman.

Semasa pemerintahannya, Abu Bakar juga berhasil memperluas daerah dakwah Islamiyah,
antara lain ke Irak yang ketika itu termasuk wilayah jajahan Kerajaan Persia, dan ke Syam
yang di bawah jajahan Romawi.

Setelah memerintah selama dua tahun, Abu Bakar berpulang ke Rahmatullah pada tanggal 23
Jumadil Akhir 13 H dalam usia 63 tahun. Beliau dimakamkan dekat makam Rasulullah
SAW. Beliau dikenal oleh para sahabat sebagai khalifah yang sangat taat kepada Allah SWT
dan Rasul-Nya serta berbudi luhur.

You might also like