You are on page 1of 40

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Praktek Kerja Lapangan (PKL) merupakan salah satu kegiatan mahasiswa yang
harus dilaksanakan dimana merupakan suatu bentuk kerja nyata dalam memberikan
Pelayanan Asuhan Kebidanan Komunitas.
Sasaran utama kebidanan komunitas adalah ibu, bayi dan balita yang berada
didalam keluarga dan masyarakat. Bidan memandang pasiennya sebagai makhluk sosial
yang memiliki budaya tertentu dan dipengaruhi oleh kondisi ekonomi, politik, sosial
budaya dan lingkungan sekitarnya. Unsur-unsur yang tercakup dalam kebidanan
komunitas adalah bidan, pelayanan kebidanan, lingkungan, pengetahuan serta teknologi.
Pelayanan Komunitas yaitu dituntut untuk mengabdikan diri kepada masyarakat
dibina sepanjang proses pendidikan melalui berbagai bentuk pengalaman belajar yang
dilaksanakan dan dikembangkan dimasyarakat. Oleh karena itu, sasaran pelayanan
kebidanan komunitas adalah individu, keluarga dan kelompok masyarakat (komuniti).
Individu yang dilayani adalah bagian dari keluarga atau komunitas. Pelayanan ini
mencakup upaya pencegahan penyakit, pemeliharaan dan peningkatan, penyembuhan
serta pemulihan kesehatan.
Salah satu hal yang harus dilakukan dalam kuliah kerja lapangan adalah
melakukan pembinaan pada salah satu KK di RT 02 RW 03 Kelurahan Kalumbk
Kecamatan Kuranji Padang yang dilakukan oleh individu.
RW 03 Kelurahan Kalumbuk Kuranji Padang, keluarga Tn. H terdiri dari dari 6
anggota keluarga didapatkan 1 bayi, 1 balita dan 2 anak sekolah dengan permasalahan
kesehatan yang terdapat pada pengetahuan ibu tentang bahaya masa nifas, tanda bahaya
pada bayu baru lahir,teknik menyusui yang benar serta pemberian inisiasi menyusui dini,
dan pada bayi dan balita tidak mempunyai buku KIA dan ibu tidak mengetahui
pentingnya mengikuti posyandu beserta pemberian imunisasi sesuai umur, sedangkan
pada lingkungan Tn H masih belum melakukan PHBS dengan baik. Dari uraian masalah
tersebut nantinya akan dipilih beberapa masalah yang menjadi prioritas dan harus segera
mendapatkan penanganan, disamping itu masalah lainnya harus tetap dicari solusinya.
Masalah tersebut harus diatasi dengan melakukan pembinaan pada KK yang
bersangkutan dengan tujuan agar kita dapat merubah pola pikir dan perilaku masyarakat
setempat agar bisa lebih meningkatkan derajat kesehatannya.

1
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan umum
Untuk meningkatkan derajat kesehatan dalam keluarga sehingga terwujud
keluarga sehat dan sejahtera, terutama di RT 02 RW 03 Keluarahan Kalumbuk
Kecamatan Kuranji Padang, sehingga mahasiswa mendapatkan pngalaman yang
nyata di masyarakat dalam memberikan pelayanan kebidanan.

1.2.2 Tujuan khusus


Adapun tujuan khusus dari keluarga binaan ini sebagai berikut:
a. Melakukan konseling pada ibu tentang Inisiasi menyusu Dini (IMD)
b. Melakukan penyuluhan pada ibu tentang tanda-tanda bahaya pada ibu nifas
c. Memberitahu ibu teknik menyusui yang benar
d. Melakukan penyuluhan pada ibu tentang tanda-tanda bahaya pada ibu nifas
e. Memberitahu ibu manfaat posyandu
f. Memberikan koseling pada ibu tentang manfaat KMS/buku KIA
g. Memberitahu ibu pentingnya imunisasi
h. Memberitahu ibu pentingnya menjaga kesehatan lingkungan seperti
membuang limbah sehari-hari pada saluran tertutup

1.3 Manfaat
1.3.1 Bagi Keluarga Tn. H
Membantu meningkatkan pengetahuan dan kesehatan keluarga dengan
pembinaan. Khususnya ibu yang menjadi pemegang kendali kesehatan
keluarganya. Pengetahuan dan perilaku ibu dapat meningkatkan kesehatan dirinya
di masa yang akan datang dan mencegah permasalahan kesehatan

1.3.2 Bagi Masyarakat


Membantu meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui program
intervensi yang dilakukan oleh masyarakat. Sehingga dapat meningkatkan
kesadaran masyarakat tentang kesehatan, khususnya kesehatan ibu dan anak.

2
1.3.3 Bagi institusi pendidikan
Sebagai wadah dalam pencapaian kompetensi mahasiswa sesuai dengan
kurikulum pendidikan pada jurusan kebidanan Progam studi DIII kebidanan dan
wadah implementasi ilmu kebidanan dalam bentuk pengabdian masyarakat.

1.4 Sasaran
Sasaran pada keluarga binaan ini adalah keluarga Tn. H di RT 02 RW 03 kelurahan
kalumbuk kecamatan kuranji padang.

3
BAB II
TINJAUAN TEORITIS

2.1 Keluarga
Definisi keluarga inti adalah anggota keluarga yang merupakan anggota keluarga
yang merupakan pusat atau inti keluarga tersebut, baik berupa hubungan darah maupun
hukum. Keluarga adalah kelompok sosial yang bersifat abadi, dikukuhkan dalam
hubungan nikah yang memberikan pengaruh keturunan dan lingkungan sebagai dimensi
penting yang lain bagi anak. Keluarga adalah tempat yang penting dimana anak
memperoleh dasar dalam bentuk kemampuannya agar kelak menjadi orang yang berhasil
di mata masyarakat.
Keluarga inti (keluarga batih) merupakan unti terkecil dalam masyarakat yang
mempunyai fungsi-fungsi terentu, keluarga inti lazimnya terdiri dari suami/ayah,
istri/ibu, dan anak-anak yang belum menikah. Keluarga inti (nuclear family) adalah unit
dasar yang terdiri atas ibu, ayah, dan anak yang belum berdiri sendiri. Hal ini sesuai
dengan apa yang dikemukakan oleh Sarwono, bahwa keluarga merupakan lingkungan
primer hampir setiap individu, sejak ia lahir sampai datang masanya meninggalkan
rumah dan membentuk keluarga sendiri, dan menurut Khairuddin, keluarga mempunyai
sistem jaringan interaksi yang lebih bersifat hubungan interpersonal, dimana masing-
masing anggota dalam keluarga dimungkinkan mempunyai intensitas hubungan satu
sama lain, antara ayah, ibu, dan anak, maupun anak-dengan anak.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan
keluarga inti adalah unti terkecil dalam masyarakat yang dikukuhkan dalam hubungan
nikah yang terdiri dari suami/ayah, istri/ibu, dan anak-anak yang belum berdiri sendiri.

Fungsi Keluarga Inti


a. Mendapatkan keturunan dan membesarkan anak
b. Memberikan afeksi/kasih sayang, dukungan, dan keakraban
c. Mengembangkan kepribadian
d. Mengatur pembagian tugas, menanamkan kewajiban, hak, dan tanggung jawab
e. Mengajarkan dan meneruskan adat istiadat, kebudayaan, agama, dan sistem moral
pada anak.

4
Sejalan dengan fungsi keluarga yang telah dikemukakan sebelumnya, Soekanto
mengemukakan bahwa keluarga inti (keluarga batih) merupakan unit terkecil dalam
masyarakat yang mempunyai fungsi-fungsi pokok, yaitu:
a. Sebagai wadah berlangsung sosial primer, yakni dimana anak-anak dididik untuk
memahami dan menganuti kaidah-kaidah dan nilai-nilai yang berlaku dalam
masyarakat.
b. Sebagai unit yang mengatur hubungan seksual
c. Sebagai unit sosial-ekonomis yang membentuk dasar kehidupan sosial-ekonomis
bagi anak-anak.
d. Sebagai wadah tempat berlindung, supaya kehidupan berlangsung secara tertib dan
tentram, sehingga manusia hidup di dalam kedamaian.

Selanjutnya Gunarsa (1995) mengemukakan bahwa syarat utama bagi kelancaran


terlaksananya fungsi keluarga adalah terciptanya suasana keluarga yang baik. Suasana
keluarga dimana setiap anak bisa mengembangkan dirinya dengan bantuan orangtua dan
saudara-saudaranya.

2.2 Inisiasi Menyusu Dini (IMD)


a. Pengertian Inisiasi Menyusu Dini (IMD)
Inisiasi menyusu dini adalah program yang sedang dianjurkan pemerintah
pada bayi baru lahir, untuk segera menyusu sendiri pada ibunya dengan cara
meletakkan bayi pada dada ibu, dan biarkan merayap untuk mencari puting susunya
sendiri. Untuk melakukan program ini, harus dilakukan langsung setelah lahir, tidak
boleh ditunda dengan kegiatan menimbang atau mengukur bayi.(15)
Prinsip menyusu/pemberian ASI adalah dimulai sedini mungkin dan secara
eksklusif. Segera setelah bayi lahir, setelah tali pusat dipotong, letakkan bayi
tengkurap di dada ibu dengan kulit bayi melekat pada kulit ibu, biarkan kontak kulit
ke kulit ini menetap selama setidaknya 1 jam bahkan lebih, sampai bayi dapat
menyusui sendiri. Apabila ruang bersalin dingin, bayi diberi topi dan Protokol
evidence based baru yang telah diperbaharui oleh WHO dan UNICEF mengenai
asuhan bayi baru lahir untuk satu jam pertama menyatakan sebagai berikut :
1. Bayi harus mendapatkan kontak kulit dengan kulit dengan ibunya segera setelah
lahir selama paling sedikit satu jam.

5
2. Bayi harus dibiarkan untuk melakukan inisiasi menyusu dan ibu dapat
mengenali bahwa bayinya siap untuk menyusu, serta memberi bantuan jika
diperlukan.
3. Menunda semua prosedur lainnya yang harus dilakukan kepada bayi baru lahir
hingga inisiasi menyusu selesai dilakukan, prosedur tersebut seperti:
memandikan, menimbang, pemberian vitamin K, obat tetes mata, dan lain-lain.

b. Faktor-Faktor Pendukung Inisiasi Menyusu Dini (IMD)


Kesiapan fisik dan psikologi ibu yang sudah dipersiapkan sejak awal kehamilan :
1. Informasi yang diperoleh ibu mengenai Inisiasi Menyusu Dini.
2. Tempat bersalin dan tenaga kesehatan.

c. Lima Tahapan Perilaku (Pre-Feeding Behaviour) Sebelum Bayi Berhasil


Menyusu
Bayi baru lahir yang mendapatkan kontak kulit ke kulit segera setelah lahir,
akan melalui lima tahapan perilaku sebelum ia berhasil menyusu

d. Inisiasi Menyusu Dini (IMD) Yang Dianjurkan


Langkah-langkah melakukan inisiasi menyusu dini yang dianjurkan :
1. Begitu lahir, bayi diletakkan di perut ibu yang sudah dialasi kain kering.
2. Keringkan seluruh tubuh bayi termasuk kepala secepatnya, kecuali kedua
tangannya.
3. Tali pusat di potong lalu diikat.
4. Vernix (zat lemak putih) yang melekat di tubuh bayi sebaiknya tidak
dibersihkan karena zat ini membuat nyaman kulit bayi.
5. Tanpa digendong, bayi langsung ditengkurapkan di dada atau perut ibu dengan
kontak kulit bayi dan kulit ibu. Jika perlu, bayi diberi topi untuk mengurangi
pengeluaran panas dari kepalanya.

e. Prosedur dan Gambaran Proses IMD


Berikut ini adalah tahap-tahap inisiasi menyusu dini :
1. Tempatkan bayi di atas perut ibunya dalam 2 jam pertama tanpa pembatas kain
di antara keduanya (skin to skin contact), lalu selimuti ibu dan bayi dengan
selimut hangat. Posisi bayi dalam keadaan tengkurap.

6
2. Setelah bayi stabil dan mulai beradaptasi dengan lingkungan luat uterus, ia akan
mulai mencari puting susu ibunya.
3. Hembusan angin dan panas tubuh ibu akan memancarkan bau payudara ibu,
secara insting bayi akan mencari sembur bau tersebut.
4. Dalam beberapa menit bayi akan merangkak ke atas dan mencari serta
memegang puting susu ibunya, selanjutnya ia akan mulai menghisap.
5. Selama periode ini tangan bayi akan memasase payudara ibunya dan selama itu
pula refleks pelepasan hormon oksitosin ibu akan terjadi.
6. Ingat, selama periode ini bidan tidak boleh meninggalkan ibu dan bayi
sendirian. Tahap ini sangat penting karena bayi dalam kondisi siaga penuh.
Bidan harus menunda untuk memandikan bayi, melakukan pemeriksaan fisik,
maupun prosedur lain.

f. Pendapat Yang Menghambat Kontak Dini Kulit Dengan Kulit Bayi Baru Lahir
1. Bayi kedinginan.
2. Ibu lelah setelah melahirkan.
3. Kurang tersedia tenaga kesehatan.
4. Ibu harus dijahit.
5. Bayi perlu diberi Vitamin K dan tetes mata segera.
6. Bayi harus segera dibersihkan, ditimbang dan diukur.
7. Kolostrum tidak keluar, tidak cukup, tidak baik, bahkan bahaya untuk bayi.
8. Suhu kamar bersalin, kamar operasi harus dingin dan biasanya AC sentral.
9. Tenaga kesehatan belum sependapat tentang pentingnya kesempatan inisiasi
menyusu dini pada bayi lahir dengan Operasi Caesar.

g. Akibat Kegagalan Inisiasi Menyusu Dini (IMD)


1. Kegagalan inisiasi menyusu dini tersebut akan berpengaruh pada produksi ASI
ibu.
2. Hal ini disebabkan karena hormon oksitosin yang berpengaruh pada produksi
ASI ibu akan dilepaskan jika dipacu dengan isapan bayi pada puting ibu saat
menyusui.
3. Sementara itu, bayi tetap membutuhkan ASI sebagai nutrisi dan juga
menigkatkan imunitas tubuhnya.

7
4. Jika tida tejadi keseimbangan antara produksi ASI ibu denag kebutuhan ASI
yang diperlukan oleh bayi, maka akan berakibat kegagalan program ASI
eksklusif 6 bulan pada bayi.

2.3 Tanda-tanda bahaya masa nifas


Setelah ibu melahirkan, maka ibu memasuki masa nifas atau yang lazim disebut
puerpurium. Masa nifas (puerpurium) adalah waktu yang dimulai setelah placenta lahir
dan berakhir kira-kira 6 minggu. Akan tetapi seluruh alat kandungan kembali seperti
semula (sebelum hamil) dalam waktu kurang lebih 3 bulan.
Sebagian besar kematian ibu terjadi selama masa nifas atau pasca persalinan.
Oleh karena itu, sangat penting bagi ibu dan keluarga untuk mengenal tanda bahaya dan
perlu mencari pertolongan kesehatan pada tenaga kesehatan jika ditemukan tanda-tanda
bahaya pada masa nifas. Pada masa nifas, perempuan sebaiknya melakukan ambulasi
dini. Yang dimaksud dengan ambulasi dini adalah beberapa jam setelah melahirkan,
segera bangun dari tempat tidur dan bergerak, agar lebih kuat dan lebih baik. Gangguan
berkemih dan buang air besar juga dapat teratasi.
Ibu nifas dan keluarga harus mendatangi tenaga kesehatan jika ditemukan tanda
tanda bahaya masa nifas seperti berikut ini :
a. Perdarahan yang banyak lewat jalan lahir
b. Bengkak di kaki, tangan atau wajah disertai sakit kepala atau kejang
c. Demam atau panas tinggi > 2 hari
d. Keluar cairan berbau (lochea) dari jalan lahir
e. Nyeri atau panas di daerah tungkai
f. Payudara bengkak berwarna kemerahan dan sakit
g. Putting lecet
h. Ibu mengalami depresi (menangis tanpa sebab dan tidak peduli pada bayinya

2.4 Teknik menyusui yang benar


Teknik Menyusui yang Benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi dengan
perlekatan dan posisi ibu dan bayi dengan benar . Tujuan menyusui yang benar adalah
untuk merangsang produksi susu memperkuat refleks menghisap bayi
Menyusui adalah sebuah pokok bahasan yang bermuatan emosional: sangatlah
sulit untuk tidak beraksi ketika anda mendengar kata ini. Kata ini memunculkan respon
emosional yang kuat dari wanita yang sedang hamil dan memikirkan cara memberi

8
makanan bayinya ; dari para bidan dan dokter yang merawat wanita ini, yang mungkin
mempunyai pandangan dan pendapat yang sama kuatnya.
a. Cucitangan sebelum menyusui
b. Ibu duduk atau berbaring dengan santai (bila duduk lebih baik menggunakan kursi
yang rendah agar kaki ibu menggantung dan punggung ibu bersandar pada sandaran
kursi)
c. Mempersilahkan dan membantu ibu membuka pakaian bagian atas
d. Sebelum menyusui ASI dikeluarkan sedikit, kemudian dioleskan pada puting dan
sekitar areola payudara (cara ini mempunyai manfaat sebagai desinfektan dan
menjaga kelembaban puting susu)
e. Mengajari ibu untuk meletakkan bayi pada satu lengan, kepala bayi berada pada
lengkung siku ibu dan bokong bayi berada pada lengan bawah ibu
f. Mengajari ibu untuk menempelkan perut bayi pada perut ibu dengan meletakkan
satu tangan bayi di belakang badan ibu dan yang satu di depan, kepala bayi
menghadap payudara
g. Mengajari ibu untuk memposisikan bayi dengan telinga dan lengan pada garis lurus
h. Mengajari ibu untuk memegang payudara dengan ibu jari diatas dan jari yang lain
menopang dibawah serta jangan menekan puting susu dan areolanya
i. Mengajari ibu untuk merangsang membuka mulut bayi : Menyentuh pipi dengan
puting susu atau menyentuh sudut mulut bayi
j. Setelah bayi membuka mulut (anjurkan ibu untuk mendekatkan dengan cepat kepala
bayi kepayudara ibu, kemudian memasukkan puting susu serta sebagian besar areola
kemulut bayi)
k. Setelah bayi mulai menghisap, menganjurkan ibu untuk tidak memegang atau
menyangga payudara lagi
l. Menganjurkan ibu untuk memperhatikan bayi selama menyusui
m. Mengajari ibucara melepas isapan bayi (jari kelingking dimasukkan ke mulut bayi
melalui sudut mulut atau dagu bayi ditekan ke bawah.
n. Setelah selesai menyusui, mengajarkan ibu untuk mengoleskan sedikit ASI pada
puting susu dan areola. Biarkan kering dengan sendirinya
o. Mengajari ibu untuk menyendawakan bayi

9
2.5 Tanda-tanda bahaya bayi baru lahir
Tanda dan gejala sakit berat pada bayi baru lahir dan bayi muda sering tidak
spesifik. Tanda ini dapat terlihat pada saat atau sesudah bayi lahir, saat bayi baru lahir
datang atau saat perawatan di rumah sakit. Pengelolaan awal bayi baru lahir dengan
tanda ini adalah stabilisasi dan mencegah keadaan yang lebih buruk. Tanda ini mencakup
a. Tidak mau menyusu
b. Kejang-kejang
c. Lemah
d. Sesak nafas
e. Bayi merintih atau menangis terus-menerus
f. Tali pusat kemerahan sampai dinding perut, berbau dan bernanah
g. Demam atau panas tinggi
h. Mata bayi bernanah
i. Diare atau BAB cair lebih dari 3 kali sehari
j. Kulit dan mata kuning
k. Tinja bayi saat BAB berwarna pucar dan berdempul

2.6 Posyandu
a. Pengertian posyandu
Posyandu merupakan satu bentuk Upaya Kesehatan Bersunber Daya
Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggaran dari, oleh, untuk dan bersama
masyarakat, guna memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada
masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar.
Posyandu yang secara khusus ditujukan bagi ibu hamil, ibu menyusui, bayi
dan balita, serta pasangan usia subur, memiliki lima pelayanan dasar yang sangat
pokok. Kelima pelayanan dasar tersebut antara lain: KIA, KB, imunisasi, gizi, dan
pencehahan serta penanggulangan diare. Kesemuanya itu memiliki manfaat masing-
masing yang akan membawa dampak positif bagi masyarakat.
Posyandu sesungguhnya memiliki banyak manfaat, namun karena kurangnya
penyuluhan kesehatan berkaitan dengan hal tersebut, maka minat warga terhadap
Posyandu menjadi berkurang. Tujuan dari penyuluhan kesehatan kali ini adalah agar
masyarakat mengetahui apa saja manfaat yang didapat dari Posyandu, sehingga
dapat menumbuhkan rasa ketertarikan untuk datang secara rutin ke Posyandu.

10
Dengan masyarakat rutin datang ke Posyandu, tingkat kesehatan akan meningkat
dan risiko kematian ibu dan anak akan semakin berkurang.

b. Tujuan posyandu
1. Menurunkan angka kematian bayi, anak balita dan angka kelahiran
2. Meningkatkan pelayanan kesehatan ibu untuk menurunkan IMR
3. Mempercepat penerimaan Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera
(NKKBS).
4. Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk mengembangkan kegiatan
kesehatan dan kegiatan-kegiatan lain yang menunjang kemampuan hidup sehat.
5. Pendekatan dan pemerataan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dalam
usaha meningkatkan cakupan penduduk dan geografis
6. Peningkatan dan pembinaan peran serta masyarakat dalam rangka alih teknologi
untuk swakelola usaha-usaha kesehatan masyarakat.

c. Manfaat posyandu
1. Pertumbahan anak balita terpantau sehingga tidak menderita gizi kurang/gizi
buruk.
2. Bayi dan anak balita mendapat Kapsul Vitamin A setiap bulan Februari dan
Agustus.
3. Bayi memperoleh imunisasi lengkap.
4. Ibu hamil terpantau berat badannya dan memperoleh Tablet Tambah Darah serta
imunisasi Tetanus Toxoid.
5. Ibu nifas memperoleh Kapsul Vitamin A dan Tablet Tambah Darah.
6. Stimulasi tumbuh kembang balita dengan fasilitas alat permainan edukatif di
posyandu, dan mendeteksi dini tumbuh kembang
7. Anak belajar bersosialisasi dengan sesame balita dan orang tua.
8. Memperoleh penyuluhan kesehatan tentang kesehatan ibu dan anak.
9. Apabila terdapat kelainan pada anak balita, ibu hamil, ibu nifas dan ibu
menyusui akan dirujuk ke Puskesmas
10. Dapat berbagi pengetahuan dan pengalaman tentang kesehatan ibu dan anak
batita.

11
Banyak manfaat posyandu yang bisa diperoleh ibu dan balita. Semua fasilitas
tersebut disediakan secara gratis. Sudah selayaknya masyarakat memanfaatkan
berbagai fasilitas yang disediakan oleh pemerintah tersebut. Walaupun gratis,
pelayanan tersebut bukanlah sesuatu yang murah. Jika diuangkan, biaya untuk
pembelian vaksin, vitamin, dan berbagai logistik posyandu tentulah sangat mahal.
Hal ini dapat dibuktikan jika kita mengimunisasikan anak kita ke Lembaga
Pelayanan Kesehatan Swasta, biaya 1 kali imunisasi bisa mencapai puluhan bahkan
ratusan ribu rupiah.

Oleh karena itu, setiap keluarga diharapkan aktif memanfaatkan fasilitas di


posyandu. Keluarga yang aktif ke posyandu adalah keluarga yang rutin membawa
anaknya ke posyandu setiap bulan. Sesibuk apapun orang tua, perlu menyempatkan
diri sebulan sekali ke posyandu. Jika orang tua tidak sempat ke posyandu, maka
tidak ada salahnya memnta bantuan orang lain atau pengasuh untuk mengantar anak
ke posyandu. Posyandu bukan hanya tempat untuk mendapatkan imunisasi saja,
tetapi juga memantau pertumbuhan berat badan, deteksi dini penyimpangan
pertumbuhan dan perkembangan anak, serta melakukan stimulasi tumbuh kembang
balita melalui alat permainan edukatif yang tersedia di posyandu.

d. Akibat bila tidak membawa bayi dan balita ke posyandu


1. Tidak tahu apakah balita tumbuh sehat.
2. Tidak tahu apakah bayinya mengalami gangguan pertumbuhan dan tidak
mengetahui cara mencegah terjadinya gangguan pertumbuhan pada anak.
3. Bayi yang mengalami gangguan pertumbuhan tidak dapat dideteksi sehingga
tidak memungkinkan untuk dilakukan intervensi.
4. Kemungkinan imunisasi yang didapatkan tidak lengkap.
5. Tidak mendapatkan penyuluhan gizi

2.7 KMS/Buku KIA


KMS adalah kartu untuk mencatat dan memantau pekembangan balita dengan
melihat garis pertumbuhan berat badan anak dari bulan ke bulan pada KMS dapat
diketahui status pertumbuhan anaknya.

12
Kriteria Berat Badan balita di KMS:
Berat badan naik :
Berat badan bertambah mengikuti salah satu pita warna, berat badan bertambah
ke pita warna diatasnya.
Berat badan tidak naik :
Berat badanya berkurang atau turun, berat badan tetap, berat badan bertambah
atau naik tapi pindah ke pita warna di bawahnya.
Berat badan dibawah garis merah
Merupakan awal tanda balita gizi buruk Pemberian makanan tambahan atau
PMT, PMT diberikan kepada semua balita yang menimbang ke posyandu.
(Departemen Kesehatan RI. 2006: 104)
Sasaran langsung pemberian buku KIA tersebut adalah Ibu dan Anak :
a. Tiap ibu hamil dapat Buku KIA
b. Pada kehamilan gmelli (kembar), ibu dapat buku sesuai dengan jumlah bayinya
c. Tiap kali Ibu hamil akan dapat buku baru
d. Jika Buku KIA hilang (selama masih ada persediaan buku) akan dapat ganti buku
baru
Sedangkan manfaat yang didapatkan dengan penggunaan buku KIA tersebut adalah :
a. Ibu dan anak mempunyai catatan kesehatan yang lengkap, sejak ibu mulai hamil
sampai anak berumur lima tahun
b. Instrumen pencatatan dan pemantauan, informasi, komunikasi dan penyuluhan
tentang kesehatan, gizi dan standar pelayanan KIA yang lengkap di tingkat keluarga
termasuk rujukannya
c. Deteksi dini adanya gangguan atau masalah kesehatan ibu dan anak
d. Menanggapi kebutuhan maupun keinginan ibu hamil dan balita
e. Meningkatkan komunikasi antara ibu dan petugas dalam rangka mendidik ibu
ataupun keluarga tentang perawatan dan pemeliharaan KIA serta masalah gizi di
rumah.
f. Meningkatkan jangkauan pelayanan KIA berkualitas.
g. Memperbaiki sistem kesehatan dalam menerapkan manajemen pelayanan KIA yang
lebih efektif.

13
Buku KIA disimpan di rumah dan dibawa setiap kali ibu atau anak datang ke
tempat-tempat pelayanan kesehatan di mana saja untuk mendapatkan pelayanan KIA
(Posyandu, Polindes, Puskesmas, bidan atau dokter praktik swasta dan rumah sakit).

2.8 Imunisasi
a. Imunisasi
Prinsip pemberian imunisasi dalam hal ini adalah memasukkan kuman yang
telah dilemahkan ke dalam tubuh yang fungsinya untuk menangkal penyakit. Cara
tehnik pemberian imunisasi ini adalah melalui suntikan (injeksi) ataupun oral (lewat
mulut). Melalui imunisasi, beberapa penyakit bisa dilenyapkan seperti halnya
penyakit cacar di tahun 1970-an.
Saat ini, pembagian jenis imunisasi untuk bayi dibedakan menjadi 2 kategori,
yaitu imunisasi wajib dan imunisasi tambahan (dianjurkan). Untuk imunisasi wajib,
pemerintah mewajibkan 5 jenis vaksinasi bayi/anak, yaitu: BCG, Polio, Hepatitis B,
DPT, dan Campak.
Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), kelima jenis imunisasi tersebut
diwajibkan karena dampak akibat pengaruh dari penyakit tersebut dapat
menyebabkan kecacatan hingga kematian.
Sementara untuk jenis imunisasi tambahan dianjurkan untuk menambah daya
tahan tubuh terhadap beberapa jenis penyakit, di mana vaksinnya antara lain adalah
Hib, Pneumokokus (PCV), Influenza, MMR, Tifoid, Hepatitis A, Varisela, dan HPV
Berikut beberapa jenis vaksin imunisasi lengkap dan manfaat imunisasi yang
diberikan antara lain adalah :
1. Imunisasi Hepatitis B
Pemberian vaksinasi hepatitis B ini berguna serta bermanfaat dalam rangka
untuk mencegah virus Hepatitis B yang dapat menyerang dan merusak hati dan
bila hal itu terus terjadi sampai si anak dewasa akan bisa menyebabkan
timbulnya penyakit kanker hati.
2. Imunisasi BCG
Pemberian vaksinasi BCG (Bacillus Celmette-Guerin) dan juga imunisasi BCG
ini bermanfaat dan berguna dalam rangka untuk mencegah timbulnya penyakit
TBC. Dilakukan sekali pada bayi dengan sebelum usia 3 bulan. Biasanya
dilakukan bila bayi berusia 1 bulan.

14
Bila bayi telah berusia lebih dari 3 bulan dan belum mendapat imunisasi BCG
maka harus dilakukan uji tuberkulin untuk mengetahui apakah bayi sudah
terpapar bakteri TBC. Imunisasi bisa diberikan bila hasil tes tuberkulin negatif.
3. Imunisasi DPT
Diberikan dalam rangka dan bermanfaat untuk pencegahan terjadinya penyakit
Difteri, Pertusis dan Tetanus. Penyakit Difteri dapat menyebabkan
pembengkakan dan penyumbatan pernafasan, serta mengeluarkan racun yang
dapat melemahkan otot jantung. Penyakit Pertusis yang dalam kondisi berat bisa
menyebabkan terjadinya pneumonia.
Kuman Tetanus mengeluarkan racun yang menyerang syaraf otot tubuh,
sehingga otot menjadi kaku, sulit bergerak dan bernafas. Kalau penyakit campak
berat dapat mengakibatkan radang paru berat (pneumonia), diare atau bisa
menyerang otak.
4. Imunisasi Polio
Ini adalah jenis vaksinasi yang pemberiannya melalui oral (mulut) dan manfaat
imunisasi polio ini untuk mencegah penyakit polio yang dapat menyebabkan
kelumpuhan atau kecacatan. Imunisasi diberikan sebanyak 4 kali, yaitu saat bayi
berusia 1 sampai 4 bulan.
5. Imunisasi Campak
Tujuan pemberian imunisasi campak ini adalah mencegah penyakit campak.
Pemberiannya hanya sekali saja yaitu pada saat anak berusia 9 bulan.
Pemberiannya dapat diulang pada saat anak masuk SD atau mengikuti program
BIAS (Bulan Imunisasi Anak Sekolah) yang dicanangkan pemerintah.

Tujuan imunisasi merupakan upaya yang dilakukan untuk memberikan


kekebalan pada bayi dan anak dengan memasukkan vaksin ke dalam tubuh agar
tubuh membuat zat anti untuk mencegah terjadinya penyakit tertentu. Inilah yang
dimaksud dengan pentingnya imunisasi bagi anak bayi buah hati kita semuanya.
Berikut jadwal pemberian vaksinasi imunisasi yang pokok yaitu :
1. Bayi Umur < 7 Hari : Hepatitis B (Hb)0.
2. 1 Bulan : BCG, Polio 1
3. 2 Bulan : DPT / HB1, Polio 2.
4. 3 Bulan : DPT / HB2, Polio 3.
5. 4 Bulan : DPT / HB3, Polio 4.

15
6. 9 Bulan : Campak.

Efek Samping Pemberian Imunisasi :


Imunisasi kadang mengakibatkan efek samping. Ini adalah tanda baik yang
membuktikan vaksin betul-betul bekerja secara tepat. Bagi bunda para orang tua
yang memiliki anak bayi atau balita dan ingin mengimunisasi anak bayi buah hati
maka tidak perlu khawatir. Efek samping yang ditimbulkan setelah imunisasi tidak
berbahaya.
Selain itu tidak semua anak akan mengalami demam setelah imunisasi karena
hal ini juga dipengaruhi oleh daya tahan tubuh anak. Oleh karena itu, sebelum
membawa anak anda untuk diimunisasi, pastikan terlebih dahulu buah hati kita
berada dalam kondisi yang sehat dan siap untuk diimunisasi.
Berikut beberapa efek dampak imunisasi yang umum terjadi antara lain
adalah sebagai berikut :
1. BCG, dua minggu setelah imunisasi terjadi pembengkakan kecil dan merah di
tempat suntikan, seterusnya timbul bisul kecil dan menjadi luka parut.
2. DPT, umumnya bayi menderita panas sore hari setelah mendapatkan imunisasi,
tetapi akan turun dalam 1 2 hari. Di tempat suntikan merah dan bengkak serta
sakit, walaupun demikian tidak berbahaya dan akan sembuh sendiri.
3. Campak, panas dan umumnya disertai kemerahan yang timbul 4 10 hari
setelah penyuntikan.

Tips Cara Kiat Mengatasi Panas Demam Pada Anak Setelah Imunisasi
Penyebab panas demam pasca imunisasi pada bayi anak adalah Demam
yang timbul pasca imunisasi disebabkan oleh respon tubuh terhadap vaksin yang
diberikan. Vaksin yang dilemahkan akan memicu sistem kekebalan tubuh untuk
membentuk antibodi melalui serangkaian proses.
Salah satu proses tersebut melibatkan timbulnya respon peradangan yang
dapat memicu timbul demam. Namun demam pasca imunisasi bersifat ringan dan
seringkali tidak membutuhkan penanganan khusus.Demam pasca imunisasi adalah
demam ringan yang timbul setelah anak mendapatkan imunisasi. Biasanya demam
yang timbul bersifat ringan dan tidak pernah mencapai suhu lebih dari 38,5 derajat
Celsius

16
Bagi para orang tua bunda berikut beberapa cara dan tips atasi demam efek
dari pemberian imunisasi antara lain adalah sebagai berikut :
1. Apabila bayi anak demam, maka berikan obat penurun demam dengan dosis
yang tepat sesuai anjuran dokter agar suhu tubuh menjadi normal kembali.
2. Kompres bayi anak dengan air hangat untuk mengurangi resiko kejang-kejang
dibandingkan dengan menggunakan air dingin.
3. Kompres dengan air dingin bagian tubuh yang disuntik untuk mengurangi nyeri
dan bengkak yang timbul.
4. Apabila anak bunda masih bayi, berikan ASI sesering mungkin karena ASI
memiliki zat yang dapat mengurangi peningkatan suhu tubuh. Sedangkan
apabila buah hati bunda sudah tidak dalam usia menyusui, berikan banyak air
putih untuk mengurangi demam.
5. Apabila buah hati menunjukkan gejala yang lebih serius tak lama setelah
diimunisasi seperti sulit bernapas, gatal dan bintik-bintik, jantung berdebar, atau
hilang kesadaran, segera periksakan buah hati ke dokter

b. Akibat bayi dan balita yang tidak di imunisasi


1. Anak mudah sakit
Antibodi anak umumnya masih lemah dan imunisasi memperkuat sistem
daya tahan tubuh anak. Anak yang tidak diberikan imunisasi dengan lengkap
dan dengan baik bisa menyebabkan anak mudah terserang penyakit seperti
polio, TBC dan campak.
2. Anak Menjadi gampang tertular penyakit
Daya tahan yang masih lemah membuat anak muda tertular penyakit
berbahaya seperti cacar, campak, difteri dan lain-lain. Imunisasi selain
mencegah anak sakit, juga memberikan pencegahan kepada anak agar tidak
mudah tertular penyakit.
3. Bisa menimbulkan efek samping
Vaksin yang tidak diberikan bertahap sesuai dengan ketentuan bisa
menimbulkan efek samping yang serius. Maka mengikuti jadwal imunisasi
dengan tertib dan teratur bisa menjadi solusi agar tidak ada efek samping dari
imunisasi.

17
2.9 Kesehatan Lingkungan
Penyediaan air bersih dan sanitasi lingkungan yang tidak memenuhi syarat dapat
menjadi faktor resiko terhadap penyakit diare dan kecacingan. Diare merupakan penyebab
kematian nomor 4 sedangkan kecacingan dapat mengakibatkan produktifitas kerja dan
dapat menurunkan kecerdasan anak sekolah, disamping itu masih tingginya penyakit yang
dibawa vektor seperti DBD, malaria, pes, dan filariasis .
a. Sarana Air Bersih
Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang
kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak. Air
minum adalah air yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung
diminum.
Syarat-syarat Kualitas Air Bersih diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Syarat Fisik : Tidak berbau, tidak berasa, dan tidak berwarna
2. Syarat Kimia : Kadar Besi : maksimum yang diperbolehkan 0,3 mg/l, Kesadahan
(maks 500 mg/l)
3. Syarat Mikrobiologis : Koliform tinja/total koliform (maks 0 per 100 ml air)

b. Jamban dan Pembuangan Tinja


Angka kesakitan penyakit diare di Indonesia masih tinggi. Salah satu
penyebab tingginya angka kejadian diare adalah rendahnya cakupan penduduk yang
memanfaatkan sarana air bersih dan jamban serta PHBS yang belum memadai.
Menurut data dari 200.000 anak balita yang meninggal karena diare setiap tahun di
Asia, separuh di antaranya adalah di Indonesia.
Metode pembuangan tinja yang baik yaitu dengan jamban dengan syarat
antara lain sebagai berikut :
1. Tanah permukaan tidak boleh terjadi kontaminasi
2. Tidak boleh terjadi kontaminasi pada air tanah yang mungkin memasuki mata air
atau sumur, jarak jamban > 10 m dari sumur dan bila membuat lubang jamban
jangan sampai dalam lubang tersebut mencapai sumber air.
3. Tidak boleh terkontaminasi air permukaan
4. Tinja tidak boleh terjangkau oleh lalat dan hewan lain. Kotoran manusia yang
dibuang harus tertutup rapat.
5. Tidak boleh terjadi penanganan tinja segar atau bila memang benar benar
diperlukan, harus dibatasi seminimal mungkin.

18
6. Jamban harus bebas dari bau atau kondisi yang tidak sedap dipandang.
7. Metode pembuatan dan pengoperasian harus sederhana dan tidak mahal.
Ada 4 cara pembuangan tinja yaitu:
1. Pembuangan tinja di atas tanah, pada cara ini tinja dibuang begitu saja di atas
permuakaan tanah, halaman rumah, di kebun, di tepi sungai dan sebagainya. Cara
demikian tentu sama sekali tidak dianjurkan, karena dapat mengganggu
kesehatan.
2. Kakus lubang gali (pit pravy), cara ini merupakan salah satu yang paling
mendekati persyaratan yang harus dipenuhi. Tinja dikumpulkan di dalam tanah
dan lubang di bawah tanah, umumnya langsung terletak di bawah 90 cm =
kedalaman sekitar 2,5 m. Dinidngnya diperkuat dengan batu, dapat ditembok
ataupun tidak, macam kakus ini hanya baik digunakan di tempat di mana air tanah
letaknya dalam.
3. Kakus air (aqua privy), cara ini hampir mirip dengan kakus lubang gali, hanya
lubang kakus dibuat dari tangki yang kedap air yang berisi air, terletak langsung
di bawah tempat jongkok. Cara kerjanya merupakan peralihan antara lubang
kakus dengan septic tank. Fungsi dari tank adalah untuk menerima, menyimpan,
mencernakan tinja serta melindunginya dari lalat dan serangga lainnya. Bentuk
bulat, bujur sangkar atau empat persegi panjang diletakkan vertikal dengan
diameter antara 90 120 cm.
4. Septic Tank, merupakan cara yang paling memuaskan dan dianjurkan diantara
pembuangan tinja dan dari buangan rumah tangga. Terdiri dari tangki sedimentasi
yang kedap air dimana tinja dan air ruangan masuk dan mengalami proses
dekomposisi. Di dalam tangki, tinja akan berada selama 1-3 minggu tergantung
kapasitas tangki.
Pembuangan tinja yang buruk sekali berhubungan dengan kurangnya
penyediaan air bersih dan fasilitas kesehatan lainnya. Kondisi-kondisi demikian ini
akan berakibat terhadap serta mempersukar penilaian peranan masing-masing
komponen dalam transmisi penyakit namun sudah diketahui bahwa terhadap
hubungan antara tinja dengan status kesehatan. Hubungan keduanya dapat bersifat
langsung ataupun tak langsung. Efek langsung misalnya dapat mengurangi insiden
penyakit tertentu yang dapat ditularkan karena kontaminasi dengan tinja, misalnya
thypus abdominalis, kolera dan lain-lain, sedanngkan hubungan tak langsung dari

19
pembuangan tinja ini bermacam-macam, tetapi umumnya berkaitan dengan
komponen-komponen lain dalam sanitasi lingkungan.

c. Sarana Pembuangan Air Limbah


Buruknya kualitas sanitasi juga tercermin dari rendahnya persentase penduduk
yang terkoneksi dengan sistem pembuangan limbah (sewerag system). Pegolahan air
limbah dimaksudkan untuk melindungi lingkungan hidup terhadap pencemaran air
limbah tersebut. Secara ilmiah sebenarnya lingkungan mempunyai daya dukung yang
cukup besar terhadap gangguan yang timbul karena pencemaraan air limbah tersebut.
Namun demikian, alam tersebut mempunyai kemampuan yang terbatas dalam daya
dukungnya, sehingga air limbah perlu dibuang.
Beberapa cara sederhana pengolahan air buangan antara lain sebagai berikut:
1. Pengenceran
Air limbah diencerkan sampai mencapai konsentrasi yang cukup rendah,
kemudian baru dibuang ke badan-badan air. Tetapi, dengan makin bertambahnya
penduduk, yang berarti makin meningkatnya kegiatan manusia, maka jumlah air
limbah yang harus dibuang terlalu banyak, dan diperluka air pengenceran terlalu
banyak pula, maka cara ini tidak dapat dipertahankan lagi. Disamping itu, cara ini
menimbulkan kerugian lain, diantaranya : bahaya kontaminasi terhadap badan-
badan air masih tetap ada, pengendapan yang akhirnya menimbulkan
pendangkalan terhadap badan-badan air, seperti selokan, sungai, danau, dan
sebagainya. Selanjutnnya dapat menimbulkan banjir.
2. Kolam Oksidasi
Pada prinsipnya cara pengolahan ini adalah pemanfaatan sinar matahari,
ganggang (algae), bakteri dan oksigen dalam proses pembersihan alamiah. Air
limbah dialirkan kedalam kolam berbentuk segi empat dengan kedalaman antara
1-2 meter. Dinding dan dasar kolam tidak perlu diberi lapisan apapun. Lokasi
kolam harus jauh dari daerah pemukiman, dan didaerah yang terbuka, sehingga
memungkinkan memungkinkan sirkulasi angin dengan baik.
3. Irigasi
Air limbah dialirkan ke parit-parit terbuka yang digali, dan air akan
merembes masuk kedalam tanah melalui dasar dan dindindg parit tersebut. Dalam
keadaan tertentu air buangan dapat digunakan untuk pengairan ladang pertanian
atau perkebunan dan sekaligus berfungsi untuk pemupukan. Hal ini terutama

20
dapat dilakukan untuk air limbah dari rumah tangga, perusahaan susu sapi, rumah
potong hewan, dan lain-lainya dimana kandungan zat-zat organik dan protein
cukup tinggi yang diperlukan oleh tanam-tanaman.

d. Sarana Pembuangan Sampah


Sampah merupakan sisa hasil kegiatan manusia, yang keberadaannya banyak
menimbulkan masalah apabila tidak dikelola dengan baik. Apabila dibuang dengan
cara ditumpuk saja maka akan menimbulkan bau dan gas yang berbahaya bagi
kesehatan manusia. Apabila dibakar akan menimbulkanpengotoran udara. Kebiasaan
membuang sampah disungai dapat mengakibatkan pendangkalan sehingga
menimbulkan banjir. Dengan demikian sampah yang tidak dikelola dengan baik dapat
menjadi sumber pencemar pada tanah, badan air dan udara.
Berdasarkan asalnya, sampah digolongkan dalam dua bagian yakni sampah
organik ( sampah basah ) dan sampah anorganik ( sampah kering ). Pada tingkat
rumah tangga dapat dihasilkan sampah domestik yang pada umumnya terdiri dari sisa
makanan, bahan dan peralatan yang sudah tidak dipakai lagi, bahan pembungkus,
kertas, plastik, dan sebagainya.
Teknik pengelolaan sampah yang baik diantaranya harus memperhatikan
faktor-aktor sebagai berikut :
1. Penimbulan sampah
2. Penyimpanan sampah
3. Pengumpulan, pengolahan dan pemanfaatan kembali
4. Pengangkutan
5. Pembuangan.
Agar sampah tidak membahayakan kesehatan manusia, maka perlu pengaturan
pembuangannya, seperti penyimpanan sampah yaitu tempat penyimpanan sementara
sebelum sampah tersebut dikumpulkan untuk diangkut serta dibuang (dimusnahkan).
Untuk tempat sampah tiap-tiap rumah isinya cukup 1 m3. Tempat sampah janganlah
ditempatkan di dalam rumah atau pojok dapur, karena akan menjadi gudang makanan
bagi tikus-tikus sehingga rumah banyak tikusnya.
Adapun syarat tempat sampah adalah sebagai berikut :
1. Terbuat dari bahan yang mudah dibersihkan, kuat sehingga tidak mudah bocor,
kedap air.

21
2. Tempat sampah harus mempunyai tutup, tetapi tutup ini dibuat sedemikian rupa
sehingga mudah dibuka, dikosongkan isinya serta mudah dibersihkan. Sangat
dianjurkan agar tutup sampah ini dapat dibuka atau ditutup tanpa mengotori
tangan.
3. Ukuran tempat sampah sedemikian rupa sehingga mudah diangkat oleh satu
orang atau ditutup.
4. Harus ditutup rapat sehingga tidak menarik serangga atau binatang-binatang
lainnya seperti tikus, ayam, kucing dan sebagainya.

22
BAB III
TINJAUAN KASUS

I. KUESIONER
PRAKTEK KERJA LAPANGAN

RT : II NO. RESP : 006


RW : III
KELURAHAN : KALUMBUK
KECAMATAN : KURANJI
PROVINSI : SUMATERA BARAT
DAFTAR KELUARGA

NO NAMA SE UMU STAT AGAM PENDD PEKERJAAN/ DOMISI KET


X R US A K LI
DLM PENDAPATA
(Tgl N SKRG
Lahir) KELG

1 Hendra Lk 34 th Suami Islam SMA Wiraswasta Kalumbuk


pebredi (10-
02-
1982)
2 Handriyeni Pr 31 th Istri Islam SMA IRT Kalumbuk PUS
(02-
05-
1984
3 Hanifah Pr 10 th Anak Islam Pelajar - Kalumbuk Anak
(27- sekola
02- h
2006)
4 Abib Lk 7 th Anak Islam Pelajar - Kalumbuk Anak
abdurahman (19- sekola
06- h
2008)
5 Haryuni Pr 38 bln Anak Islam - - Kalumbuk Balita
(01-
02-
2013)
6 M. Arif Lk 3 bln Anak Islam - - Kalumbuk Bayi
(24-

23
12-
2015)

DATA IDENTITAS RESPONDEN

1. Nama Responden (KK/ WUS): Handriyeni


3 1
2. Umur Responden : 02 /05/1984
3. Agama Responden :
1. Islam 4. Hindu 1
2. Protestan 5. Bundha
3. Katholik 6. Lainnya:................
4. Pendidikan terakhir Responden:
1. Tidak sekolah 5. Tamat SLTA/SMA
5
2. Tidak tamat SD 6. Tamat D I-III
3. Tamat SD 7. Tamat D IV/S-1
4. Tamat SLTP 8. Tamat Pasca Sarjana
5. Pekerjaan Responden
1
1. Ibu Rumah Tangga 5. Wiraswasta
2. PNS 6. Petani
3. TNI/Polri 7. Buruh
4. Guru/Dosen 8. Lainnya:.....................
6. Suku Bangsa:
1
1. Minang 2. Non Minang :..................

DATA STATUS KESEHATAN

Angka Kelahiran (Fertilitas)


TEMPAT TENAGA RIWAYAT

NO NAMA L/P TB BB LLA LAHIR PERSALINAN


PENOLON
G

1 M. arif L 47 2,7 Rumah dokter SC


cm kg sakit

24
DATA KHUSUS

A. DATA MASALAH GANGGUAN KESEHATAN


YA TIDAK
No Pertanyaan Ket
(SKOR 1) (SKOR 2)

1 Apakah dalam 3 bulan terakhir, anggota keluarga ini ada 2


yang sakit diare/ mencret?

2 Apakah dalam 3 bulan terakhir, anggota keluarga ini ada 2


penderita batuk pilek (ISPA)?

3 Apakah dalam 6 bulan terakhir, anggota keluarga ini ada 2


penderita demam berdarah?

4 Apakah dalam 6 bulan terakhir, ada anggota keluarga ini 2


menderita cacingan?

5 Apakah dalam 6 bulan terakhir, anggota keluarga ini ada 2


yang mempunyai gejala atau menderita TBC?

6 Apakah diantara bayi/ balita/ anak sewaktu dilahirkan berat 2


badannya kurang dari 2500 gram?

7 Apakah dalam satu tahun ini ada kematian pada bayi/ balita/ 2
anak/ ibu/ bapak/ kakek/ nenek/ yang disebabkan oleh
penyakit tertentu?

8 Apakah ada bayi/ balita/ anak/ remaja/ yang mengalami gizi 2


buruk (kurang gizi)? (lihat KMS)

9 Apakah dalam keluarga ini pernah ada ibu hamil yang 2


mengalami masalah kehamilan? (lihat buku KIA)

10 Apakah ada anggota keluarga yang mengalami masalah 2

25
anemia?

B. PELAKSANAAN PERAWATAN MASA NIFAS DAN MENYUSUI


(Responden: sekarang Mempunyai Bayi)

11. Saat melahirkan, apakah ibu memberikan IMD pada bayi ?


Indikator : Skor :
a. Segera Setelah Bayi Lahir 1 = Tidak Sesuai Dengan Indikator
b. Di Letakkan Di Atas Perut Ibu Yang Sudah Dialasi 2 = Ya Sesuai Dengan Indikator
Kain Kering
c. Keringkan Tubuh Bayi Termasuk Kepala Secepatnya 1

Kecuali Kedua Tangannya


d. Tali Pusat Dipotong Lalu Diikat
e. Vernix (Zat Lemak Putih) Yang Melekat Di Tubuh
Bayi Sebaiknya Tidak Dibersihkan Karena Zat Ini
Membuat Nyaman Kulit Bayi
f. Tanpa Dibedong bayi langsung ditengkurapkan di
dada atau perut ibu dengan kontak kulit bayi dan kulit
ibu.

12. Bagaimana cara ibu merawat payudara selama masa nifas, ceritakan?
Indikator : Skor :
a. Membersihkan puting dengan air biasa 1 = Bila Tidak Melakukan/Salah
b. Membersihkan puting dengan air hangat 2 = Benar Melakukan Salah Satu Cara
c. Mengompres payudara 2

13. Bagaimana cara ibu merawat organ kewanitaan selama masa nifas, ceritakan?
Indikator : (Lingkari yang dilakukan) Skor :
a. Cuci Tangan Sebelum Dan Sesudah 1 = Bila Tidak Melakukan/Salah
Membersihkan Alat kelamin 2 = Benar Melakukan Salah Satu Cara
b. Tidak Menyentuh Daerah Luka Jahitan 2
c. Membersihkan Dengan Air Dari Arah Depan
Ke Belakang

26
d. Mengobati Luka Jahitan Dengan Betadin
e. Ganti Pembalut Minimal 2X Sehari

14. Bagaimana cara ibu dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi selama masa nifas,
ceritakan ?
Indikator: (Lingkari yang dilakukan) Skor :

a. Mengandung karbohidrat (makanan pokok, roti) 1 = Bila tidak


melakukan/salah

b. Mengandung protein 2 = Melakukan semuanya

(ikan, telur, daging, tempe, tahu, dll)


2
c. Mengandung vitamin (sayur, buah)

d. Mengandung mineral (susu, air putih)

e. Porsi 1 piring lebih banyak

f. Minum tablet tambah darah 1x 1 tablet selama 40 hari

15. Apakah ibu ada melakukan kunjungan nifas ke tenaga kesehatan ? (Menyesuaikan
dengan hari nifas )
Indikator : Skor :
2
a. Sesuai standar 1 = menjawab b
- 1 kali Pada 6 Jam 3 Hari Setelah Melahirkan 2 = menjawab a
- 1 kali Pada Hari Ke 4 28 Hari Setelah
Melahirkan
- 1 Kali Pada Hari Ke 29 42 Hari Setelah
Melahirkan
b. Tidak sesuai standar / tidak pernah

2
16. Apakah ibu mengkonsumsi vitamin A setelah melahirkan?
Indikator: Skor :

Jawaban: Dalam 24 jam setelah melahirkan 1 = tidak mengkonsumsi/> 24jam

2 = dalam 24 jam

27
17. Apakah ibu mengetahui tentang tanda-tanda bahaya dalam masa nifas? Sebutkan!
Indikator : (Lingkari, boleh lebih dari satu!)
1
a. Perdarahan yang banyak lewat jalan lahir
b. Bengkak di kaki, tangan, atau wajah disertai sakit kepala atau kejang
c. Demam atau panas tinggi > 2 hari
d. Keluar cairan berbau (lochea) dari jalan lahir
e. Nyeri atau panas di daerah tungkai
f. Payudara bengkak berwarna kemerahan dan sakit
g. Putting lecet
h. Ibu mengalami depresi (menangis tanpa sebab dan tidak peduli pada bayinya)
Skor :

1 = tidak mengetahui sama sekali atau sebagian dari indikator

2 = mengetahui semua indikator

18. Bagaimana cara ibu menyusui bayi, peragakan ? 1


Indikator: Skor :

a. Cuci tangan sebelum menyusui 1 = Bila tidak

melakukan/salah

b. Bayi dipangku, letakkan kepala bayi pada siku ibu 2 = Melakukan

dan tangan ibu menopang bokong bayi, kaki ibu

tidak mengundang posisi duduk

c. Tubuh bayi menghadap ibu, perut bayi menempel badan ibu

d. Sentuhkan putting susu pada bibir / pipi bayi untuk merangsang

agar mulut bayi terbuka

e. Menopang payudara dengan tangan kanan agar hidung bayi

tidak tertutup payudara

28
19. Pada umur berapa anak ibu disapih?
Skor:

1 < 2 tahun
2 2 tahun
C. PELAKSANAAN PERAWATAN BAYI (3 bulan)
20. Apakah ASI yang pertama keluar (colostrum) yang berwarna kekuningan diberikan
pada bayi
Indikator
2

1 = Tidak
2 = Ya

21. Bagaimana cara ibu merawat tali pusat, ceritakan?


2
Indikator: Skor:

a. Dibersihkan dengan air, dikeringkan 1 = Menjawab b


dan dibiarkan tanpa dibungkus
2 = Menjawab a
b. Dibungkus kassa tanpa atau dengan
alkohol/betadin

22. Apakah ibu ada melakukan kunjungan bayi ke tenaga kesehatan ?


Indikator : Skor :
2
a. Sesuai standar 1 = Menjawab b
- 1 kali Pada 6 Jam 48 Jam Setelah Lahir 2 = Menjawab a
- 1 kali Pada Hari Ke 3 7 Hari Setelah Lahir
- 1 Kali Pada Hari Ke 8 - 28 Hari Setelah Lahir
b. Tidak sesuai standar / tidak pernah

23. Apakah ibu mengetahui tentang tanda-tanda bahaya pada bayi baru lahir? Sebutkan!
Indikator : (Lingkari, boleh lebih dari satu!)
1
a. Tidak mau menyusu
b. Kejang-kejang
c. Lemah/letargis

29
d. Sesak nafas
e. Bayi merintih atau menangis terus menerus
f. Tali pusat kemerahan sampai dinding perut, berbau dan bernanah
g. Demam atau panas tinggi
h. Mata bayi bernanah
i. Diare atau BAB cair lebih dari 3 kali sehari
j. Kulit dan mata bayi kuning
k. Tinja bayi saat BAB berwarna pucat dan berdempul
Skor :

1 = tidak mengetahui sama sekali atau sebagian dari indikator


2 = mengetahui semua indikator

24. Nutrisi apa saja yang ibu berikan pada bayi hingga umur 6 bulan?
Indikator & skor: 2

1 = ASI + nutrisi lain (air putih, madu, sari


buah, susu formula dll)

2 = ASI saja
25. Umur anak saat diberi MP-ASI pertama kali (ditanyakan pada ibu yang memiliki
bayi usia > 6bln)
Skor:

1 6 bulan
2 > 6 bulan

26. Apa jenis MP-ASI/ makanan tambahan yang pertama kali ibu berikan? (ditanyakan
pada ibu yang memiliki bayi usia > 6bln)
Indikator Skor

a. Bubur tepung/bubur susu 1 = menjawab d dan e


b. Buah dilumatkan
2 = menjawab a, b dan c
c. Biskuit dan susu
d. Nasi dilumatkan
e. Nasi tim dan bubur kacang hijau

27. Jenis immunisasi dasar yang sudah diberikan (lihat KMS/buku JICA, isi dengan
tanggal pemberian)

30
Indikator: Skor:
2
FREKUENSI 1= tidak lengkap sesuai umur
JENIS
1 2 3 4 2 = lengkap sesuai umur

BCG

DPT

POLIO

HEPATITIS

CAMPAK

PROGRAM ORI
(Difteri)

PROGRAM PIN POLIO

D. PELAKSANAAN PERAWATAN BALITA (38 bulan)


(Responden: Yang Sedang/Sekarang Mempunyai Anak Balita)

28. Apakah ibu selalu membawa balita ke posyandu dalam 3 bulan terakhir?
1
Skor :

1 = Tidak

2 = Ya

29. Apakah anak ibu punya KMS/buku KIA? 1


Skor :

1 = Tidak

2 = Ya

30. Apakah anak ibu mendapatkan vitamin A pada bulan Februari dan Agustus dalam 1
tahun terakhir?
Skor : 2

1 = Tidak

31
2 = Ya

31. Bila anak ibu sakit, dibawa berobat kemana?


2
Skor:

1 = Dibiarkan saja/ beli obat sendiri/ alternatif


2 = Tenaga kesehatan (Puskesmas, bidan, dokter, RS)

32. Jenis immunisasi dasar yang sudah didapatkan (lihat KMS/buku JICA, isi dengan
tanggal pemberian)
FREKUENSI Skor: 1
JENIS
1 2 3 4 1= tidak lengkap sesuai umur

BCG 2 = lengkap sesuai umur

DPT

POLIO

HEPATITIS

CAMPAK

PROGRAM ORI
(Difteri)

PROGRAM PIN POLIO

E. KELUARGA BERENCANA
(Responden: 31 tahun)

33. Apakah saat ini ibu sebagai akseptor KB aktif ?


Skor : 2

1 =Tidak

2 =Ya

34. Bila Ya, jenis kontrasepsi apa yang dipergunakan?


Indikator:

1. Pantangan berkala/Senggama Terputus 5. IUD Skor:


2
2. Tisue/Kondom 6. Susuk 1= No. 1 (KB
Tradisional)

32
3. Pil 7. MOW 2= No. 2-8 (KB Modern)

4. Suntik 8. MOP

35. Bila Tidak, sebutkan alasan!


Indikator :

a. Belum punya anak


b. Ingin punya anak lagi
c. Dilarang suami
d. Tidak ada KB yang cocok
e. Tidak ingin berKB tapi tidak ingin punya anak lagi
f. Suami jauh
g. Sebutkan, ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...

F. PELAKSANAAN PERSONAL HYGIENE ANAK USIA SEKOLAH


(Responden : 7 dan 10 tahun)

36. Berapa kali mandi dalam sehari?


2/2
Skor:

1 = 1 kali

2 = 2 kali atau lebih

37. Berapa kali menggosok gigi dalam sehari? 2/2


Skor:

1 = Tidak ada atau 1 kali

2 = 2 kali atau lebih

38. Berapa kali mencuci rambut dalam seminggu ?


Skor: 2/2

1. 2 kali atau kurang

2. 3 kali atau lebih

39. Apakah mencuci tangan sebelum makan?


Skor: 2/2

1 = Tidak atau kadang-kadang

2 = Ya

40. Apakah pakaian sekolah adik dicuci setiap hari?


1 = Tidak atau kadang-kadang 2/2

33
2 = Ya

G. PELAKSANAAN KESEHATAN LINGKUNGAN


41. Apakah rumah memiliki ventilasi ?
2
Skor :

1 = Tidak ada
2 = Ada

42. Apakah sumber air bersih yang digunakan keluarga memenuhi syarat kesehatan?
2
Skor :

1 = Tidak ( sungai, air hujan, sumur tidak bercincin )


2 = Ya ( PDAM, sumur bor, sumur pakai cincin )

43. Apakah keluarga melaksanakan 3M seminggu ?


Skor : 2

1 = Tidak/ kadang-kadang
2 = Ya

44. Kemana keluarga membuang sampah sehari-hari ? 2


Skor :

1 = Dibuang sembarang tempat


2 = Dibuang di tempat sampah, dikubur atau dibakar

45. Dimana keluarga membuang limbah sehari-hari ? 1


Skor :

1 = Dibuang sembarangan atau dibuang di saluran terbuka

2 = Dibuang di saluran tertutup

46. Dimana keluarga BAB sehari-hari ? 2


Skor :

1 = Sembarangan tempat, sungai atau WC tanpa septic tank

2 = Di kakus leher angsa dan mempunyai septik tanks

47. Berapa jarak jamban/kakus dengan sumur (sumber air bersih)? (Diobservasi)
Skor:
2

34
1 = < 10 meter

2 = 10 meter

II. ANALISA DATA PERUMUSAN MASALAH


No Data Permasalahan Kesehatan
1. Ibu mengatakan tidak diberikan IMD Kurangnya pengetahuan ibu tentang
sehabis bayinya lahir Inisiasi Menyusu Dini (IMD)
2. Ibu tidak mengetahui satupun tanda bahaya Kurangnya pengetahuan ibu tentang
masa nifas tanda bahaya masa nifas
3. Sebelum menyusui bayinya, ibu tidak Kurangnya pengetahuan ibu tentang cara
pernah mencuci tangannya terlebih dahulu menyusui bayi
4. Ibu tidak mengetahui satupun tanda bahaya Kurangnya pengetahuan ibu tentang
pada bayi baru lahir tanda bahaya bayi baru lahir
5. Ibu mengatakan jarang membawa anaknya Kurangnya minat ibu dalam kegiatan
keposyandu posyandu
6. Ibu mengatakan buku KIA yang hilang dan Kurangnya pengetahuan ibu tentang
ibu tidak begitu tahu tentang manfaatnya pemanfaatan KMS/ buku KIA
buku KIA tersebut
7. ibu mengatakan balitanya belum di Kurangnya pengetahuan ibu tentang
imunisasi pentingnya imunisasi
8. Ibu membuang limbah sehari-hari di Kurangnya pengetahuan ibu tentang
saluran terbuka kesehatan lingkungan

III. PRIORITAS MASALAH


Masalah Masalah Masalah Masalah Masalah Masalah Masalah Masalah Masalah
Kriteria 1 2 3 4 5 6 7 8
Tk. Urgensi (U) 3 3 4 3 4 5 5 2
Tk. Perkembangan 3 3 3 3 4 4 3 2
(G)

35
Tk. Seriusness (S) 2 4 4 3 4 5 5 3
UXSXG 18 36 48 27 64 100 75 12
Prioritas 7 5 4 6 3 1 2 8

Dari jumlah skor diatas maka urutan prioritas masalahnya adalah :


1. Ibu mengatakan buku KIA bayi dan balita hilang dan ibu tidak begitu tahu tentang
manfaatnya buku KIA tersebut
2. Ibu mengatakan balitanya belum diimunisasi
3. Ibu mengatakan jarang membawa anaknya keposyandu
4. Sebelum menyusui bayinya, ibu tidak pernah mencuci tangannya terlebih dahulu
5. Ibu tidak mengetahui satupun tanda bahaya masa nifas
6. Ibu tidak mengetahui satupun tanda bahaya pada bayi baru lahir
7. Ibu mengatakan tidak diberikan IMD sehabis bayinya lahir
8. Ibu membuang limbah sehari-hari di saluran terbuka

IV. POA
No Masalah Tujuan Rencana Kegiatan Tanggal Keterangan
Kesehatan Kegiatan
1. Kurangnya Setelah diberikan Memberikan 13 april
pengetahuan konseling tentang konseling tentang 2016
ibu tentang pemanfaatan buku KIA pemanfaatan buku
pemanfaatan ibu dapat mengerti dan KIA
KMS/ buku tau pemanfaatan buku
KIA KIA
2. Kurangnya Setelah diberikan Memberikan 13 april
pengetahuan konseling tentang konseling tentang 2016
ibu tentang imunisasi ibu dapat imunisasi
pentingnya mengerti pentingnya
imunisasi imunisasi tersebut
3. Kurangnya Setelah diberikan Memberikan 13 april
minat ibu konseling tentang konseling tentang 2016
dalam kegiatan posyandu ibu dapat posyandu dan
posyandu mengikuti kegiatan membawa bayi balita

36
posyandu setiap bulannya ke kegiatan posyandu
ekstra yang akan
diadakan pada hari
sabtu tanggal 16 april
2016 pukul 08.00
WIB
4. Kurangnya Setelah diberikan Memberikan 15 april
pengetahuan konseling tentang cara konseling tentang 2016
ibu tentang menyusui bayi yang benar cara menyusui bayi
cara menyusui ibu dapat menerapkan yang benar
bayi yang pada bayinya
benar
5. Kurangnya Setelah diberikan Memberikan 15 april
pengetahuan konseling tentang tanda- konseling tentang 2016
ibu tentang tanda bahaya masa nifas tanda-tanda bahaya
tanda-tanda ibu dapat mengetahuinya masa nifas
bahaya masa
nifas
6. Kurangnya Setelah diberikan Memberikan 15 april
pengetahuan konseling tentang tanda- konseling tentang 2016
ibu tentang tanda bahaya pada bayi tanda-tanda bahaya
tanda-tanda baru lahir ibu dapat pada bayi baru lahir
bahaya pada mengetahuinya
bayi baru lahir
7. Kurangnya Setelah diberikan Memberikan 17 april
pengetahuan konseling tentang Inisiasi konseling tentang 2016
ibu tentang Menyusu Dini (IMD) ibu Inisiasi Menyusu
Inisiasi dapat mengetahuinya Dini (IMD)
Menyusu Dini
(IMD)
8. Kurangnya Setelah diberikan Memberikan 17 april
pengetahuan penyuluhan tentang penyuluhan tentang 2016
ibu tentang kesehatan lingkungan ibu kesehatan lingkungan

37
kesehatan dapat melaksanakan
lingkungan dengan benar

BAB IV
PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT

4.1 Faktor Pendukng


Selama kegiatan KK binaan pada keluarga Tn. H di RT 02 RW 03 kelurahan
Kalumbuk Kecamatan Kuranji Padang, ada beberapa yang menjadi faktor pendukung yang
membantu terselenggara dan tercapainya kegiatan antara lain :
a. Adanya dukungan dari ketua RT 02 yang bersedia bekerjasama membantu
mahasiswa, memberikan masukan dan arahan yang berguna sehingga pelaksanaan KK
binaan berjalan dengan lancar.
b. Keluarga Tn. H bersikap terbuka dan selalu bersedia selama pendataan
c. Ketika implementasi setiap anggota Tn. H memperhatikan dan adanya respon balik
melalui diskusi tanya jawab

4.2 Faktor Penghambat


Selama melaksanakan KK binaan terdapat hambatan-hambatan, antara lain :
a. Pada pengumpulan data awal Ny. H terlihat tidak ingin dikunjungi dengan alasan
sibuk dan mengurus keempat anaknya
b. Pada implementasi kunjungan kedua ibu tidak berada dirumah

38
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Hasil asuhan KK binaan, meliputi :
a. Ibutelah mengetahui tentang Inisiasi menyusu Dini (IMD), tanda-tanda bahaya pada
ibu nifas, teknik menyusui yang benar, tanda-tanda bahaya pada bayi baru lahir,
manfaat posyandu, manfaat KMS/buku KIA dan pentingnya imunisasi.
b. Ibu telah menerapkan perilaku kesehatan lingkungan seperti membuang limbah
sehari-hari pada saluran tertutup.

5.2 Saran
5.2.1 Bagi Keluarga Tn. H
Diharapkan kepada keluarga Tn H agar dapat meningkatkan pengetahuan dan
kesadaran akan pentingnya menjaga kesehatan.

5.2.2 Bagi Masyarakat


Diharapkan kepada masyarakat agar dapat meningkatkan derajat kesehatan
dalam kehidupan sehari-hari melalui program intervensi yang dilakukan oleh
masyarakan dan juga dapat meningkatkan kesehatan khususnya kesehatan ibu dan
anak.

5.2.3 Kepada Mahasiswa


Diharapkan agar mahasiswa dapat melakukan pencapaian kompetensi
mahasiwa sesuai kurikulum pendidikan pada jurusan prodi DIII kebidanan
STIKes MERCUBAKTIJAYA Padang dan dapat menyelesaikan kegiatan dengan
pola aktifitas warga setempat sehingga dapat bekerja sama dengan baik dalam
menanggulangi masalah kesehatan yang ada, sehingga setiap masalah yang
berhubungan dengan kesehatan ibu dan anak dapat teratasi

39
40

You might also like