You are on page 1of 7

Proses Terbentuknya Intan >> Diamond

Intan termasuk dalam kelompok bahan galian yang terbentuk secara alami di kedalaman tertentu
dari permukaan bumi, termasuk dalam kelompok mineral Carbon sebagai mineral utama penyusun
intan (diamond).
Mineral Carbon terdapat di alam dengan 3 bentuk dasar, yaitu sebagai :
1. Diamond (Intan)- Sangat Keras, dengan kristal (berwarna) jernih
2. Graphite- Lunak, berwarna hitam, tersusun dari (unsur) carbon murni, struktur molekulernya
tidak padat sekuat diamond (intan), hal tersebutlah yang menjadikan graphite lebih lunak
dibandingkan diamond.
3. Fullerite, merupakan mineral yang terbuat dari molekul yang berbentuk bulat sempurna yang
tersusun dari 60 atom Carbon
Intan terbentuk pada kedalaman 100 mil (161 Km) di bawah permukaan bumi, pada batuan yang
cair pada bagian mantel bumi yang memiliki temperature dan tekanan tertentu yang memungkinkan
untuk merubah (mineral) carbon menjadi intan

Kebanyakan intan yang kita temukan sekarang merupakan hasil pembentukan proses jutaan-milyar
tahun yang lalu, erupsi magma yang sangat kuat membawa intan-intan tersebut ke permukaan,
membentuk pipa kimberlite, penamaan kimberlite berasal dari penemuan pertama pipa tempat intan
berada tersebut di daerah Kimberley, Afrika Selatan.

Intan juga dapat ditemukan di dasar sungai sebagai endapan yang kita sebut sebagai endapan intan
alluvial, pada dasarnya intan type alluvial juga berasal dari pipa Kimberlite purba yang kemudian
mengalami proses geologi lanjutan berupa pengangkutan oleh air atau glacier yang berlangsung
pada jutaan-milyar tahun yang lalu, sehingga intan-intan yang berasal dari pipa kimberlite tersebut
terbawa bermil-mil jauhnya dari tempat asalnya dan kemudian terendapkan di dasar sungai.

Intan ditemukan di alam dalam bentuk batu yang masih kasar, sehingga harus melalui beberapa
proses terlebih dahulu agar tercipta sebagai perhiasan yang berkilau untuk kemudian menjadi
barang yang komersil.

Keterdapatan Intan di Kalimantan


plume tectonics dan pipa intan kimberlite: Kalimantan case.
Anthony Evans dalam bukunya, An Introduction to Economic Geology and Its Environmental
Impact (Blackwell Science, 1997) menulis kadar2 intan di pipa kimberlite/lamproite di seluruh dunia.
Yang paling miskin (kimberlit Lesotho : 0,309 karat/ton) - yang paling kaya (Argyle AK1 Lamproite di
Australia Barat punya kadar intan 4 karat/ton). Bandingkan dengan kadar intan Pamali intrusive
breccia yang hanya 0,0035 karat/ton. Bagaimana intan Martapura bisa punya kadar 0,47 karat/ton ?
Rasanya, proses enrichment pun tak akan mendongkrak kadar sampai 134 kali bukan ? Lalu, dari
mana asal intan Martapura ?

Melihat peta penyebaran intan di seluruh dunia (Evans, 1997), jelas tergambar di situ bahwa deposit
intan yang besar selalu berasosiasi dengan daerah continental craton (> 1500 Ma old). Teori terbaru
sekarang tentang origin of diamonds adalah bahwa intan bukanlah hasil kristalisasi magma di intrusi
ultrabasa (akan in-situ), tetapi bahwa intan adalah ex-situ, mereka adalah mineral2 di upper mantle
yang terbawa hot plume mantle yang sedang up-welling. Maka, intan bukanlah fenokris, tetapi
xenokris.
Mengherankan, sejak Koolhoven (1935) menulis laporannya tentang asal intan Kalimantan (Het
Primaire Voorkomen van den Zuid-Borneo Diamant - Primary Occurrences of the South Kalimantan
Diamond), riset tentang ini tak mengalami kemajuan yang signifikan sampai saat ini pun.

Prof. Adjat Sudradjat, di dalam bukunya, Teknologi dan Manajemen Sumberdaya MIneral (ITB,
1999) masih menulis bahwa asal intan Kalimantan ini tak diketahui dari mana. Lima puluh tahun
sebelumnya (1949), van Bemmelen pun mengindikasikan hal yang sama. Memang, Koolhoven
(1935) menyebutkan bahwa a pipe of ultrabasic rock yang disebutnya Pamali intrusive breccia
adalah sumber intan di Kalimantan Selatan. Tetapi, semua buku menuliskan bahwa kadar intan di
breksi Pamali (bukan Pemali seperti di Jawa Tengah ya..) sangat kecil, jauh di bawah kadar intan
yang ditemukan di endapan placer-nya. Kata Pak Soetarjo Sigit dkk di bukunya Mineral Deposits of
Indonesia (1962), tidak ekonomis menambang intan di breksi Pamali itu.

Ini kadar2 intan di Kalimantan Selatan (van Bemmelen, 1949 vol IB) : pipa ultrabasa breksi intrusif
Pemali : 0,0035 karat/ton (1 karat intan = 0,20 g), enriched top soil Pamali : 0,035 karat/ton,
diamond bearing gravels placer deposits : 0,47 karat/ton. Nah, intan terbesar yang pernah
ditemukan di endapan plaser itu adalah yang ditemukan di desa Cempaka, Kal Sel seberat 166
karat (33 gram). Cukup besar, hampir sebanding dengan intan Kohinoor kepunyaan raja Lahore,
India sebelum dibelah (186 karat), tetapi jauh lebih kecil dibandingkan intan terbesar yang pernah
ditemukan di Afrika Selatan, intan Cullinan (3024 karat - 602 gram) yang kata buku Munaf (1956) -
Ensiklopedia Indonesia (termasuk ensiklopedia Indonesia pertama) dihadiahkan pemerintah AfSel
ke raja Inggris Edward VII.

Nah, benarkah Koolhoven bahwa breksi intrusif Pamali itu sumber primer intan di Martapura ? Tidak
tahu, sebab praktis tak ada riset ke arah situ yang serius. Kalau melihat kadar2 intan antara placer
deposits di Martapura dan primary deposits di breksi Pamali itu, maka diragukanlah kebenaran
Koolhoven itu.
Koolhoven (1935) dan van Bemmelen (1949) menyebutkan bahwa breksi intrusif Pamali itu adalah
model kimberlitic pipe intrusive di Afrika Selatan. Betulkah ? Kadar intan yang dilaporkan mereka tak
mendukung analogi ini.

Bagaimana hubungan antara intan dan craton bagus dipelajari dari artikel Dante Canil (University of
Victoria, British Columbia, Canada) yang risetnya dalam 15 tahun terakhir berhubungan dengan
mantle listosphere, dalam GSA Today vol. 18, no. 6, June 2008, hal. 4-10, melaporkan kemajuan
terbaru tentang pengetahuan ini.

Dalam artikel berjudul, Canadas craton : A bottoms-up view, Canil menulis tentang bagian craton
Canada di Archean Slave Province, Mackay Lake, yang disusun polymetamorphic gneiss berumur
sekitar 3300 juta tahun. Craton ini diintrusi banyak sekali pipa kimberlit yang membawa intan. Pipa
kimberlit ini membawa xenolith peridotit dan sedikit eklogit berasal dari akar craton di wilayah
mantel.
Penelitian ini beraplikasi kepada eksplorasi intan pada pipa kimberlit yang menembus craton, dan
keberadaan intra-cratonic basin yang bisa menjadi habitat hidrokarbon organik dan anorganik.
Craton didefinisikan sebagai bagian stabil lempeng benua yang tidak lagi mengalami deformasi
tektonik dalam waktu yang lama (milyaran tahun) (Bleeker, 2003, the late Archean record : puzzle in
ca. 35 pieces, Lithos v. 71, p.99-134). Saat ini telah diidentifikasi sebanyak 35 segmen/provinsi
kerak Bumi berumur Archean (> 2500 juta tahun, berdasarkan skala waktu geologi terbaru dari
Gradstein et al., 2004) yang diidentifikasi sebagai craton.

Bagian massa litosfer terbesar dari suatu craton adalah bagian litosfer yang terletak di bawah
diskontinuitas M (Mohorovicic) yang lazim disebut litosfer mantel. Kekuatan dan stabilitas jangka
panjang suatu craton bergantung kepada sifat litosfer mantelnya. Begitu berpengaruhnya, sehingga
sifat litosfer mantel ini akan menentukan asal benua. Dalam hal ini, patut diperhatikan perbedaan
definisi antara berapa tebal kerak benua, posisi diskontinuitas M, tebal litosfer, dan tebal astenosfer
(agar tak membingungkan, pengertian dasar pembagian kerak-mantel-inti harus dibedakan dengan
litosfer-astenosfer-mesosfer-inti).

Artikel Canil (2008) memberikan ringkasan tentang faktor-faktor termal, petrologi, dan geologi untuk
pehamaman evolusi cratonic lithosphere (meliputi kerak benua maupun mantle lithosphere)
berdasarkan xenoliths yang dibawa pipa kimberlit yang mengintrusi craton. Canada berpusat di
suatu craton yang besar dan bagian tersingkapnya merupakan singkapan kerak Archean terluas di
dunia. Kayanya pipa-pipa kimberlit yang membawa intan ke permukaan menjadikan wilayah ini
sebagai fokus utama riset eksplorasi intan selama 15 tahun terakhir.Survey geofisika dalam proyek-
proyek bernama DeepProbe, Kaapvaal, dan sebagainya selama beberapa tahun terakhir dilakukan
di atas craton Canada. Tujuan survey ini adalah untuk mendapatkan geophysical imaging litosfer di
bawah craton. Penelitian geologi dan geokimia atas singkapan batuan-batuan mantel berupa
xenoliths yang dibawa kimberlit seolah bagai jendela untuk masuk ke dalam mantel. Gambaran
craton dan litosfer mantel di bawahnya yang diperoleh dari geophysical imaging dan sifat komposisi
serta ciri termal bagian bawah craton berdasarkan xenoliths, bila digabungkan akan memberikan
gambaran lebih utuh tentang craton dan evolusinya. Xenoliths ini umumnya berupa peridotit. Maka
disimpulkan bahwa mantle lithosphere adalah residu leburan peridotit. Pada tekanan di bawah 3
Gpa (giga pascal) sistem ini akan menghasilkan olivin.

Berdasarkan pemelajaran termal, diketahui bahwa struktur termal bagian craton Canada di Slave
Province mantle tak berubah secara signifikan selama 500 juta tahun terakhir. Struktur termal yang
tetap ini kontras dengan struktur petrologinya yang bervariasi baik secara lateral maupun vertikal
diikuti dengan tingkat depletion-nya yang berbeda-beda berdasarkan bukti garnet geochemistry.
Variasi ini juga sejajar dengan kejadian seismic anisotropy. Thermal steady-state ini tidak diketahui
apakah begitu juga untuk periode yang lebih tua, misalnya pada ujung Archean (2500 juta tahun)
saat Slave Province mulai stabil. Indikasi dari paleogeothermal masih sulit untuk diduga-duga.

Untuk mengetahui umur cratonic mantle roots digunakan isotop Re-Os (Renium-Osmium) dan
isotop 187Osmium-188Osmium pada peridotit yang dibawa pipa kimberlit dari mantle lithosphere.
Hasilnya bervariasi dari 3500 juta tahun sampai 500 juta tahun. Disimpulkan bahwa mantle
lithosphere telah berperan dalam pembentukan craton pertama (3,5 Ga) juga pengakaran-nya
(cratonic mantle rooting) kembali pada periode berikutnya (0,5 Ga).

Geophysical imaging menunjukkan bahwa di bawah craton Archean ini ada tumpukan mantle
lithosphere yang membentuk sistem perakaran bagi craton. Berdasarkan bukti-bukti geologi dan
geokronologi, diketahui bahwa pembentukan tahap akhir dan amalgamasi mantle root ini terjadi 500-
1000 juta tahun lebih kemudian daripada umur litosfer Archean yang membentuk craton.

Demikian sedikit catatan dari artikel Canil (2008). Craton Canada adalah craton yang paling banyak
dipelajari di dunia. Banyak riset tentang craton yang dilakukan di sini menjadi model untuk craton
lain di seluruh dunia (seperti craton-craton di Australia, Afrika, Asia, Amerika).
Pengetahuan ini tidak hanya untuk kepentingan ilmu pengetahuan geologi, tetapi juga telah
bermanfaat untuk eksplorasi intan. Geophysical imaging-nya dapat dimanfaatkan untuk eksplorasi
migas di intra-crattonic basin, dan struktur termalnya dapat dimanfaatkan dalam hal pengkajian
pembentukan migas secara anorganik.

Nah, di Kalimantan kita punya craton kecil (Schwaner) yang disebut dan
disatukan dengan Laut Jawa sampai ke Malaya oleh Ian Metcalfe (1996) menjadi SW Kalimantan
craton. Dan di Kalimantan, intan tak hanya ada di Martapura, tetapi juga di Purukcahu (KalTeng)
dan Sanggau (KalBar). Mengapa kita tak mencoba mengkaji origin of diamonds in Kalimantan
secara lebih serius ?
Tetapi secara ringkas boleh disebutkan bahwa belum ada bukti intrusi pipa kimberlite ditemukan di
Kalimantan. Pak Dr. Ade Kadarusman (INCO) yang pernah mempelajari asal intan di Kalimantan
pernah menulis (2005) alternatif2 asal intan di Kalimantan sebagai berikut:
Ultrahigh pressure (UHP) metamorphic origin; source from Meratus Complex -Peridotitic origin
(Pearson et al., 1995); source from Bobaris peridotite (largely based on Koolhoven and van
Bemmelen description).
Meteoritic origin; presence of textites and impact-crater like structure in north Martapura
Kimberlite/lamproite origin (Bergman et al, 1987;1988; Spencer et al, 1988); source from the
cratonic core of central Borneo (now eroded)
Lamproite origin (Parkinson et al, 2000); source from rifted Australian fragment containing
diamondiferous craton.

Perbedaan Intan, Berlian, Permata, dan Batu Mulia


Masih banyak orang yang bingung dengan penggunaan istilah dalam dunia "gemstone". istilah-
istilah tersebut sangat banyak yang keluar dari fakta ilmiah. Sebagai seorang geologist, diharapkan
kita mampu memahami penggunaan istilah tersebut dan berusaha memberi pemahaman ke
masyarakat mengenai penggunaan istilah tersebut. Dibawah ini disajikan sejumlah rangkuman fakta
ilmiah yang bisa menjawab perbedaan antara intan, batu mulia, permata, berlian, batu hias dan
sebagainya :

Intan adalah mineral, bukan batuan.


Tidak benar intan terbentuk dari batubara.
Berlian adalah intan yang sudah diproses.
Batu Mulia adalah semua jenis mineral dan batuan yang mempunyai sifat fisik, kimia dan
keterdapatan yang langka menjadikannya bernilai ekonomis.
Batu mulia terdiri atas 3 jenis yaitu ; batu permata (precious stones), batu setengah permata
(semi-precious stones), dan batu hias (ornamental stones).

Bagaimana Intan Terbentuk ?


Dipermukaan bumi, intan sudah bukan mineral yang original. Hal ini dikarenakan mereka terbentuk
pada suhu dan tekanan yang tinggi pada mantel bumi, sekitar 100 mil dibawah permukaan.
Sebagian besar intan yang ditemukan dipermukaan sebenarnya merupakan hasil kiriman dari
bawah permukaan oleh letusan gunungapi.

Letusan ini dimulai dari perjalanan magma dari mantel, merobek blok batuan mantel yang
mengandung intan dan mengantarkannya ke permukaan bumi tanpa mencair. Blok batuan mantel
dikenal sebagai xenolith. Mereka mengandung intan yang terbentuk pada suhu dan tekanan yang
tinggi dari mantel. Kebanyakan intan dihasilkan dari pertambangan yang berisi batuan xenolith dan
sedimen aluvial yang merupakan hasil pelapukan blok batuan yang mengandung intan yang telah
tertransportasi oleh media air.

Gambar intan, sifat fisik, dan pembentukannya.

Beberapa intan diperkirakan terbentuk dalam kondisi suhu tekanan tinggi dari zona subduksi. Selain
itu, intan juga dapat terbentuk dari tumbukan asteroid dengan permukaan bumi (impact asteroid).
Asteroid yang dalam perjalanannya memasuki bumi disebut sebagai meteor, apabila sudah sampai
di permukaan akan membentuk meteorit (batu meteor). Batu meteor (meteorit) banyak ditemukan
mengandung intan, akan tetapi sampai saat ini belum ada tambang intan yang berasal dari deposit
tersebut.

Pencarian lainnya yang berhubungan dengan artikel ini : batu intan diamond, asal batu
intan, batu akik intan, batu intan bumi, batuan intan, penambangan intan, beda intan dan
berlian, gambar intan, ciri2 batu intan, gambar batu intan, permata intan berlian, ciri-ciri
intan, perbedaan intan dan berlian, sifat intan, manfaat batu intan, manfaat intan.

Kegunaan Intan
Sifat fisik dan kimia yang unik dari intan membuatnya cukup banyak digunakan dalam kehidupan
sehari-hari. Kekerasan, refraksi, dispersi, dan kilau yang tinggi serta keterdapatannya di permukaan,
membuat intan menjadi mineral yang bernilai ekonomis dan sangat langka. Kebanyakan harga
intan yang sudah diolah ditentukan dari kualitasnya seperti warna, cara pemotongan (cut), clarity,
dan karat.

Intan banyak digunakan sebagai perhiasan (kalung, gelang, cincin, dsb), alat pemotong (gergaji,
alat gerinda), dan mata bor (bit) pada beberapa mesin pengeboran. Selain itu intan juga dapat
digunakan sebagai membran (selaput) penutup pada mesin x-ray, selaput getar pada speaker,
konduktivitas mikroelektronik, dan microbearing pada jarum jam tangan.

You might also like