Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN
D. MANFAAT
TINJAUAN TEORI
1. Definisi AV Shunt
3. Indikasi operasi
Pasien dengan End Stage Renal Disease (ESRD) yang memerlukan akses
4. Kontraindikasi operasi :
a) Lokasi pada vena yang telah dilakukan penusukan untuk akses cairan
a) Status pasien
Lembar status pasien harus diisi dengan lengkap meliputi berat badan,
b) Informed consent
persetujuannya, sebaiknya dalam hal ini ada saksi, pasien dan petugas.
c) Barang-barang
dilepas.
d) Darah
b) Lampu
c) Kursi
waktu lama
d) Meja instrument
harus terpasang duk steril karena daerah ini harus daerah steril.
e) Suction apparatus
Terdiri dari dua tabung yaitu tabung penampung dan tabung vacuum
Alat ini berfungsi untuk menyedot cairan pada daerah operasi
f) Electro couter
Cek alat dengan menyalakannya semua harus pada angka 30. Untuk
angka 30.
g) Anastesi set
Tempat limbah harus dbedakan antara limbah medis dan nin medis.
i) Obat-obatan emergency
a) Persiapan perawat
serta lampu.
instrument
- Menyiapkan minor set, duk streil dan baju operasi diatas meja
instrument
tempat sampah.
- Alat steril
Jas operasi, kassa, duk, minor set, jarum, benang, com, infuse set,
bengkok, mess.
benang zyde 3/0, benang vicril 3/0, handscoon steril, jarum jahit
- Set AV Shunt
3. Atur posisi tangan pasien berada disamping dan letakkan di atas meja
pasien.
desinfeksi.
6. Ambil meja mayo untuk alas tangan dan lapisi dengan doek steril
7. Perawat circulator memegang lengan bagian atas pasien
14. Operator membuat irisan berbentuk lazy s atau bentuk yang lain.
15. Perdalam lapis demi lapis dengan pean sampai ketemu pembuluh darah
vena.
16. Pembuluh darah vena dibebaskan dari jaringan sekitarnya sampai cukup
17. Pembuluh darah vena dikendali/di tegel dengan benang silk 3/0 pada
18. Operator memperdalam lapis demi lapis untuk mencari pembuluh darah
artery.
19. Arteri dibebaskan dari jaringan sekitar sampai panjangnya cukup untuk
menempatkan buldog.
20. Pemb.darah vena diligasi bagian distal dengan benang silk 3/0.
gunting vaskuler..
22. Cek patensi lumen vena dengan memasukkan cairan nacl + heparin.
23. Jika ada darah aliran balik dari vena lakukan penjepitan pada ujung
24. Pasang buldog arteri pada bagian proksimal dan distal pemb.darah
artery.
no 11.
prolene 7/0
28. Jika tidak ada kebocoran dari jahitan buka buldog artery bagian
proksimal.
30. Raba pembuluh darah vena dan rasakan adanya bunyi tril pada vena
proksimal.
d) Evaluasi
1) Operasi berjalan dengan baik dan tidak ada kendala
4) Perdarahan sedikit
2. Diagnosa Keperawatan
3. Perencanaan
4. Pelaksanaan
5. Evaluasi
B. KONSEP DASAR POLIPECHTOMY
1. Definisi Polipectomy
bisa dijepit dan kemudian dilepaskan dengan loop kawat atau tang.
atau packing dan pressure. Jelly dan kasa minyak yang dioleskan ke
3. Tujuan operasi
lain yang terkait dengan polip hidung bisa sembuh total. Pemilihan
pasien yang tepat untuk operasi sangat penting untuk hasil jangka
panjang terbaik.
Pasien yang memenuhi syarat untuk operasi harus diberi tahu tentang hal
berikut:
terkait.
d. Polipektomi hidung diindikasikan untuk gejala atau gejala yang tidak
mana polip hidung dikaitkan dengan kondisi lain seperti alergi, asma
5. Kontraindikasi
dengan baik.
3) Pengujian olfactory
1) Epistaksis.
2) Meningitis
3) Perdarahan intrakranial.
4) Abses otak.
5) Herniasi otak
6) Cedera saraf optik.
7) Hematoma orbit.
dengan panjang poros 4-3 / 4 inci dan berbagai ukuran tip. Produk
maupun ruang operasi. Hal ini juga disebut forsep pengepakan atau
9. Prosedur Kerja
C. KONSEP DASAR TONSILEKTOMY
1. Pengertian
Tonsilektomi adalah operasi pengangkatan tonsil / mandel /
amandel. Operasi ini merupakan operasi THT yang paling sering
dilakukan pada anak-anak. Para ahli belum sepenuhnya sependapat
tentang indikasi tentang tonsilektomi, namun sebagian besar membagi
alasan (indikasi) tonsilektomi menjadi indikasi absolut dan indikasi
relatif.
Instrumentasi teknik tonsilektomi adalah suatu tata cara atau
tehnik yang menunjang tindakan pembedahan dimulai dari proses
persiapan alat, mengatur penataan alat secara sistematis dan penggunaan
alat/ instrument selama tindakan operasi pengangkatan tonsil
(tonsilektomi) berlangsung.
2. Indikasi
a. Indikasi Absolut :
Tonsil (amandel) yang besar hingga mengakibatkan gangguan
pernafasan, nyeri telan yang berat, gangguan tidur atau sudah
terjadi komplikasi penyakit-penyakit kardiopulmonal.
Abses peritonsiler (Peritonsillar abscess) yang tidak menunjukkan
perbaikan dengan pengobatan Dan pembesaran tonsil yang
mengakibatkan gangguan pertumbuhan wajah atau mulut yang
terdokumentasi oleh dokter gigi bedah mulut.
Tonsillitis yang mengakibatkan kejang demam.
Tonsil yang diperkirakan memerlukan biopsi jaringan untuk
menentukan gambaran patologis jaringan.
b. Indikasi Relatif:
Jika mengalami Tonsilitis 3 kali atau lebih dalam satu tahun dan
tidak menunjukkan respon sesuai harapan dengan pengobatan
medikamentosa yang memadai.
Bau mulut atau bau nafas tak sedap yang menetap pada Tonsilitis
kronis yang tidak menunjukkan perbaikan dengan pengobatan.
Tonsilitis kronis atau Tonsilitis berulang yang diduga sebagai
carrier kuman Streptokokus yang tidak menunjukkan repon
positif terhadap pengobatan dengan antibiotika.
Pembesaran tonsil di salah satu sisi (unilateral) yang dicurigai
berhubungan dengan keganasan (neoplastik).
3. Kontraindikasi
Terdapat beberapa keadaan yang disebutkan sebagai
kontraindikasi, namun bila sebelumnya dapat diatasi, operasi dapat
dilaksanakan dengan tetap memperhitungkan imbang manfaat dan
risiko. Keadaan tersebut adalah:
a. Gangguan perdarahan
b. Risiko anestesi yang besar atau penyakit berat
c. Anemia
d. Infeksi akut yang berat
4. Tujuan
a. Untuk mengatur alat secara sistematis di meja instrumen
b. Memperlancar handling instrumen
c. Mempertahankan kesterilan alat selama operasi berlangsung.
5. TEKNIK INSTRUMENTASI
a. Pengkajian
1) Identitas pasien
2) Kondisi fisik dan psikis
3) Kelengkapan alat instrumen
b. Persiapan pasien dan lingkungan
1) Persiapan Pasien
Pasien dipersiapkan dalam kondisi bersih dan mengenakan
pakaian khusus masuk kamar operasi.
Pasien harus puasa.
Pasien telah menandatangani persetujuan tindakan
kedokteran.
Lepas gigi palsu dan semua perhiasan bila ada.
Vital sign dalam batas normal.
Pasien dibaringkan di meja operasi dengan posisi supine di
meja operasi.
Pasien dilakukan tindakan pembiusan dengan SAB.
Memasang plat diatermi pada tungkai kaki kiri.
Foto rongen femur AP.
2) Persiapan Lingkungan
Mengatur dan mengecek fungsi mesin suction, mesin
couter, lampu operasi, meja mayo dan meja instrument.
Memasang U- Pad steril dan doek pada meja operasi.
Mempersiapkan linen dan instrument steril yang akan
dipergunakan.
Mempersiapkan dan menempatkan tempat sampah medis
agar mudah dijangkau.
Mengatur suhu ruangan
c. Persiapan alat:
Alat Steril
1. Di Meja Mayo
Desinfeksi klem : 1 buah
Canule suction : 1 buah
Cannula Suction adalah
isap neuro yang sempurna
untuk isap Stabil. Ujung
Bulbous di hisap
membantu dengan tidak
tumpul dan meminimalkan
kerusakan jaringan. Setetes
air mata atau lubang kunci
hisap memungkinkan isap
dikontrol.
Spatula lidah : 1 buah
Tongkat Lidah atau Tongue
Spatel adalah alat yang
digunakan untuk memeriksa
lidah pasien. Tongue Spatel
memiliki nama lain yaitu
Tongue Depressor atau
penekan lidah, di Inggris
sering juga disebut Tongue
Blade dan di Jerman disebut
Zungenspatel.
Klem 90 : 2 buah
Klem 90 manis : 1 buah
Raspatorium : 1 buah
Bagian kerjanya
dibulatkan, rata dan rata.
Dengan raspatory, jaringan
lunak dapat didorong
menjauh dari tulang dan
mendorong periosteum
("pengikis tulang"). Ini
memperlihatkan bidang
bedah untuk penempatan.
Betadin : secukupnya
NS 0,9 % 1 Liter : 1 flash
Selang Suction : 1 buah
Selang untuk
sedot dahak atau
benda asing yang
berbentuk cair
A. KESIMPULAN
AV Shunt adalah suatu tindakan pembedahan dengan cara
menghubungkan arteri radialis dengan vena cephalika sehingga terjadi fistula
arteiomena sebagai abses dialysis.
Pembedahan untuk polip hidung, yang dikenal sebagai polipektomi
hidung, biasanya dipertimbangkan saat bentuk pengobatan lain tidak
memberikan kelegaan apapun dari gejala. Operasi pengangkatan polip hidung
tidak menjamin pemberantasan permanen dan ada kemungkinan polip dapat
kambuh lagi.
Penatalaksanaan untuk polip nasal bisa secara konservatif maupun
operatif yang biasanya dipilih dengan melihat ukuran polip itu sendiri dan
keluhan dari pasien sendiri. Pada pasien dengan riwayat rhinitis alergi, polip
nasal mempunyai kemungkinan yang lebih besar untuk rekuren. Sehingga
kemungkinan pasien harus menjalani polipektomi beberapa kali dalam
hidupnya. Meskipun Anda mungkin tidak ingin menjalani operasi, penting
untuk diingat bahwa kualitas hidup Anda dapat meningkat secara signifikan
setelah pengangkatan jaringan yang sakit. Dengan metode bedah modern,
sebanyak jaringan normal yang melapisi rongga hidung dipertahankan dan
prosesnya, sementara invasif, biasanya tidak mengakibatkan komplikasi
parah.
Tonsilektomi adalah operasi pengangkatan tonsil / mandel / amandel.
Operasi ini merupakan operasi THT yang paling sering dilakukan pada anak-
anak. Para ahli belum sepenuhnya sependapat tentang indikasi tentang
tonsilektomi, namun sebagian besar membagi alasan (indikasi) tonsilektomi
menjadi indikasi absolut dan indikasi relatif.
Indikasi untuk tonsitektomi dulu dan sekarang tidak berbeda, namun
terdapat perbedaan prioritas relatif dalam menentukan indikasi tonsitektomi
pada saat ini. Terakhir dapat dicegah bila seorang pasien selalu menjaga
personal hygene dan pola makan.
B. SARAN
1. Diharapkan untuk masyarakat lebih memperhatikan kesehatan untuk
mencegah timbulnya masalah kesehatan dalam keluarga. Selain itu agar
meningkatkan mutu kesehatan dalam masyarakat melalui pelaksanaan
penyakit kesehatan dalam masyarakat atau keluarga.
2. Perawat dan tim medis perlu menyarankan pasien melakukan AV-Shunt
untuk menghindari kerusakan pembuluh darah lebih lanjut dari beberapa
komplikasi penyakit yang mennyertai gagal ginjal.
3. Perawat kamar operasi harus melaksanakan prinsip steril dengan sebenar-
benarnya untuk mencegah dan mengurangi resiko terjadinya infeksi pada
saat pembedahan.
DAFTAR PUSTAKA