Professional Documents
Culture Documents
Syukur Alhamdulillah kami haturkan kepada Alloh SWT yang telah memberikan
kemudahan kepada kami sehingga tersusunlah Pedoman Internal PONKESDES Al- Hikmah,
Desa Simorejo Tahun 2017
Sebagai tujuan di susunnya Pedoman Internal tersebut adalah sebagai dasar dalam
memberikan pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, efektif dan efisien sehingga terwujud
kesehatan masyarakat desa atau kelurahan secara optimal
Pedoman Internal berfungsi untuk memberikan petunjuk bagi petugas PONKESDES
dalam melaksanakan kegiatan pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan standart
pelayanan yang telah di tetapkan .Dan tak lupa juga kami ucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan Penyusunan Pedoman internal
PONKESDES ini.
Mudah-mudahan apa yang telah kami buat ini dapat dipergunakan sebagai bahan yang
bisa dipertimbangkan sebagai dasar dalam mengimplementasikan standar pelayanan. Usul
dan saran sangat kami harapkan demi kesempurnaan penyusunan Pedoman Internal di masa
yang akan datang
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ........................................................................................................................1
Daftar isi ...............................................................................................................................2
BAB I Pendahuluan .............................3
Buku Pedoman Ponkesdes 1
1.1 Latar Belakang ........................................3
1.2 Dasar Hukum ........................................3
1.3 Pengertian ................................4
1.4 Tujuan .....5
1.5 Visi, Misi dan Tata Nilai ............................................................5
1.6 Manfaat ..................................................................................5
1.7 Ruang Lingkup ..................................................6
1.8 Sasaran Pedoman ...........6
1.9 Batasan Operasional ............................................................................................................7
1.3. Pengertian
1. Standar Pondok Kesehatan Desa ( Ponkesdes ) adalah ukuran baku dan tolok ukur yang
dipergunakan dalam penyelenggaraan pelayanan dan penilaian kualitas pelayanan
kesehatan di Ponkesdes.
2. Ponkesdes adalah sarana pelayanan kesehatan yang berada di desa atau kelurahan yang
merupakan pengembangan dari Pondok Bersalin Desa (Polindes) sebagai jaringan
Puskesmas dengan tenaga minimal perawat dan bidan dalam rangka mendekatkan akses
dan meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan.
3. Polindes (Pondok Bersalin Desa) adalah Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat
yang berada di desa yang memberikan pelayanan kesehatan Ibu, Anak dan Keluarga
Berencana yang dilaksanakan oleh Bidan.
4. Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas adalah fasilitas
pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya
kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan
preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di
wilayah kerjanya.
1.4. Tujuan
1. Tujuan Umum
Tersedianya standar penyelenggaraan Ponkesdes sehingga tercapai pelayanan
kesehatan yang aman, bermutu, efektif dan efisien agar terwujud derajat kesehatan
masyarakat di desa/ kelurahan yang optimal.
2. Tujuan Khusus
a. Tersedianya Standar Administrasi dan Manajemen Ponkesdes;
b. Tersedianya Standar Sumber Daya Ponkesdes;
c. Tersedianya Standar Upaya Pelayanan Kesehatan Ponkesdes;
d. Tersedianya Standar Pencatatan Pelaporan Ponkesdes;
e. Tersedianya Standar Monitoring dan Evaluasi Ponkesdes.
Tata Nilai
SIGAP (Sinergi, Inovatif, Gigih , Amanah, dan Profesional
1.6. Manfaat
Dengan tersedianya Standar Ponkesdes maka dapat diperoleh manfaat sebagai berikut:
1 . Bagi Masyarakat
Sebagai acuan untuk mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar;
2. Bagi Petugas Ponkesdes
Sebagai acuan dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan di Ponkesdes;
3. Bagi Puskesmas
Sebagai acuan dalam penyelenggaraan pelayanan, monitoring dan evaluasi pelayanan
kesehatan di desa;
4 Bagi Dinas Kesehatan Provinsi dan Kabupaten/Kota
a. Sebagai acuan dalam mengukur kinerja pelayanan kesehatan di Ponkesdes;
b. Sebagai acuan dalam penentuan kebijakan di Ponkesdes.;
c. Sebagai acuan dalam perencanaan program dan anggaran.
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia
Tenaga kesehatan di Ponkesdes minimal terdiri dari1 (satu) orang bidan dan
1 (satu)orang perawat,dimana tenaga tersebut diharapkan bertempat tinggal di desa
atau kelurahan wilayah kerjanya.Jenis dan jumlah tenaga di Ponkesdes dapat di
kembangkan sesuai dengan kebutuhan.
b.Kompetensi Perawat
1. Asuhan Keperawatan Klinis dan Komunitas
2. Pertolongan pertama Gawat Darurat ( PPGD )/ Basic life Support (BLS)
3. Imunisasi
4. Konseling
5. Pendidikan Kesehatan
6. Keperawatan Kesehatan Masyarakat
B.Distribusi Ketenagaan
Tenaga kesehatan di Ponkesdes Al- Hikmah Desa Simorejo Widang ada dua(2) profesi
yaitu Bidan dan Perawat ,Bidan yang dulunya berada di polindes secara otomatis
menempati Ponkesdes yang telah di sediakan dan perawat yang menempati Ponkesdes
Buku Pedoman Ponkesdes 7
berasal dari Dinas Kesehatan Kabupaten Tuban yang sudah bekerja sama dengan Dinas
Kesehatan Propinsi Jawa Timur, yang mana dalam melaksanakan kegiatan sehari-harinya
meliputi:
1. Pendaftaran
2. Pelayanan KIA dan KB
3. Pelayanan BP
4. Melayani konsultasi masalah kesehatan
5. Melaksanakan kegiatan di luar gedung Ponkesdes yang meliputi Posyandu Balita,
C.Jadwal Kegiatan
Jadwal kegiatan di Ponkesdes Al-Hikmah Desa Simorejo Kabupaten Tuban ada 2 yaitu
jadwal kegiatan Bulanan dan jadwal kegiatan Tahunan ,jadwal kegiatan tersebut ada pada
lampiran .
BAB III
STANDAR FASILITAS
A. Standar Fasilitas
Pada setiap ruangan yang ada di Ponkedes Al-Hikmah Desa Simorejo sudah
dilengkapi dengan wastafel.
Ruangan-ruangan tersebut harus ditata menurut alur kegiatan dan memperhatikan
ruang gerak petugas. Pelayanan administrasi umum hendaknya berdekatan dengan
pintu utama ponkesdes.Fasilitas ruangan yang ada harus dirawat dengan baik.Bangunan
Ponkesdes harus terpelihara,mudah dibersihkan dan dapat mencegah penularan
penyakit serta kecelakaan.
Ruangan Ponkesdes (baik untuk pemeriksaan ,maupun kamar mandi ) harus
terlihat bersih dan terwat tidak ada sarang laba-laba.
Pembiayaan penyelenggaraan Ponkesdes diperoleh dari Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah( APBD ) Kabu dapaten/Kota,APBD propinsi,APBN, dan sumber lain
yang sah dan tidak mengikat.
Dana Operasional Ponkesdes adalah dana yang dapat digunakan untuk kelangsungan
kegiatan di Ponkesdes, bisa berupa dana untuk pemeliharaan bangunan Ponkesdes,
pelaksanaan program maupun pembelian bahan pakai habis. Tarif di Ponkesdes sesuai
dengan aturan yang berlaku.
PERALATAN :
Peralatan kebidanan dan keperawatan harus terlihat bersih sehabis dipakai,langsung
dicuci dan disimpan pada tempatnya dengan rapi dan tertutup sehingga tidak ada debu
yang menempel.
Buku Pedoman Ponkesdes 9
Peralatan (minimal) dan harus dimiliki oleh Ponkesdes baik dalamgedung maupun luar
gedung yang terdiri dari :
Kit Bidan
No Jenis Peralatan Jumlah Minimal
Peralatan
I Kit Bidan
1 Alat Penghisap Lendir DeLee / Bulb 1 buah
2 Alat Penghisap Lendir Elektrik 1 buah
3 Bak Instrumen dengan tutup 2 buah
4 Baki Logam Tempat Alat Steril Bertutup 2 buah
5 Bengkok Kecil 2 buah
6 Bengkok Besar 2 buah
7 Doppler 1 buah
8 Gunting Benang 2 buah
9 Gunting Episiotomi 2 buah
10 Gunting Verband 1 buah
11 Gunting Tali Pusat 2 buah
12 Pemeriksaan Hb 1 buah
13 Klem Pean/ Klem Tali Pusat 2 buah
14 Korcher Tang 2 buah
15 1/2 Klem Korcher/ Pemecah Ketuban 2 buah
16 Lancet 1 buah
17 Mangkok untuk Larutan 2 buah
18 Meteran 2 buah
19 Palu Refleks 1 buah
20 Penjepit Uterus 2 buah
21 Pelvimeter Obstetrik 1 buah
22 Pengukur Lingkar Kepala 1 buah
23 Pengukur Panjang Badan Bayi 1 buah
24 Pengukur Tinggi Badan (Microtoise) 1 buah
25 Pinset Anatomi Pendek 2 buah
26 Pinset Anatomi Panjang 2 buah
27 Pinset Bedah 2 buah
28 Pisau Pencukur 2 buah
29 Pita Pengukur Lila 1 buah
30 Penutup Mata (Okluder) 1 buah
31 Stetoskop Janin 1 buah
32 Stetoskop Neonatus 1 buah
33 Sudip lidah logam panjang 12 cm 1 buah
34 Sudip lidah logam panjang 16,5 cm 1 buah
35 Sonde mulut 1 buah
36 Sonde Uterus/Penduga 2 buah
37 Spekulum Vagina (Cocor Bebek) Besar 1 buah
38 Spekulum Vagina (Cocor Bebek) Kecil 1 buah
39 Spekulum Vagina (Cocor Bebek) Sedang 1 buah
40 Stetoskop 2 buah
41 Silinder Korentang Steril 2 buah
4. Kit Imunisasi
Jenis Peralatan Jumlah Minimal
No Peralatan
I Kit Imunisasi
1 Vaksin Carrier 1 unit
II Bahan Habis Pakai
1 Alat Suntik Sekali Pakai 1 ml Sesuai kebutuhan
2 Alat Suntik Sekali Pakai 3 ml Sesuai kebutuhan
3 Alkohol Swab kemasan box isi 100 lembar 1 box
4 Vaksin Sesuai kebutuhan
III Perlengkapan
1 Kotak penyimpan jarum bekas 1 buah
2 Tas Kanvas tempat kit 1 buah
C. Denah Ruang
MEJA
BIDAN
RUANG BERSALIN
Komp
MEJA
PERAWAT Kamar Mandi
BAB IV
TATALAKSANA PELAYANAN
A. Lingkup Kegiatan
Upaya Kesehatan adalah setiap kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan yang
dilakukan secara terpadu, terintegrasi dan berkesinambungan untuk memelihara dan
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dalam bentuk pencegahan penyakit,peningkatan
kesehatan,pengobatan penyakit, dan pemulihan kesehatan oleh pemerintah dan/atau
masyarakat.
I. Pelayanan Gizi
a. Deskripsi
Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 menyebutkan bahwa upaya perbaikan gizi
masyarakat bertujuan ntuk meningkatkan mutu gizi perseorangan dan masyarakat, antara lain
Buku Pedoman Ponkesdes 21
melalui perbaikan pola konsumsi makanan, perbaikan perilaku sadar gizi dan peningkatan
akses dan mutu pelayanan gizi dan kesehatan sesuai dengan kemajuan ilmu dan teknologi.
Upaya perbaikan gizi masyarakat dilakukan oleh para petugas gizi puskesmas
bersama-sama dengan masyarakat setempat. Kegiatannya dilakukan di dalam gedung maupun
di luar gedung dan bekerjasama dengan lintas program maupun lintas sektor.
b. Kegiatan Perbaikan Gizi Masyarakat
. Kegiatan di dalam gedung
Kebijakan dan prosedur penyuluhan setiap konsultasi gizi.
Melaksanakan program kesehatan gizi masyarakat dengan sasaran ibu hamil, ibu
nifas, bayi dan balita.
Memotivasi ibu post partum untuk segera memberikan ASI eksklusif ( IMD).
Pemberian tablet tambah darah untuk ibu hamil.
Pengukuran Lingkar Lengan Atas (LILA) ibu hamil.
Pemberian kapsul vitamin A.
Poli Gizi.
Perawatan gizi buruk.
Penyuluhan kelompok.
2. Kegiatan di luar gedung
Pemberian kapsul vitamin A.
Memotivasi ibu post partum untuk segera memberikan ASI eksklusif.
Penimbangan setiap bulan dan pemantauan pertumbuhan bayi, anak balita di
Posyandu.
Pengukuran tinggi badan dan penimbangan berat badan bayi dan balita.
Penyuluhan, pemantauan status gizi dan konsultasi gizi.
Pemetaan Kadarzi.
Monitoring garam beryodium.
Penyuluhan kelompok.
Pemberian makanan pendamping ASI pada usia 6-24 bulan yang Bawah Garis
Merah (BGM).
Pemantauan balita gizi buruk yang mendapat perawatan.
Pemberian tablet tambah darah.
Pemantauan balita gizi buruk mendapat PMT Pemulihan.
Pemantauan balita BGM (Bawah Garis Merah).
a. Deskripsi
Keperawatan Kesehatan Masyarakat adalah suatu bidang dalam keperawatan
kesehatan yang merupakan perpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat dengan
dukungan peran serta aktif masyarakat, serta mengutamakan pelayanan promotif, preventif
secara berkesinambungan tanpa mengabaikan pelayanan kuratif dan rehabilitatif secara
menyeluruh dan terpadu, ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat
sebagai suatu kesatuan yang utuh, melalui proses keperawatan untuk meningkatkan fungsi
kehidupan manusia secara optimal sehingga mandiri dalam upaya kesehatannya.
Prioritas sasaran keperawatan kesehatan masyarakat adalah keluarga rawan terutama
yang berpenghasilan rendah. Keluarga rawan adalah keluarga yang rentan terhadap masalah
kesehatan (vulnerable group), terutama keluarga yang mempunyai ibu hamil/nifas/menyusui
(termasuk balitanya), usia lanjut, penderita penyakit kronis baik menular maupun tidak
menular.
b. Kegiatan Keperawatan Kesehatan Masyarakat
1. Kegiatan di dalam gedung
Melakukan Asuhan keperawatan individu (rawat jalan) pada pasien yang datang ke
Ponkesdes yang meliputi keluhan utama atau SOAP.
Kegiatan yang dilakukan antara lain:
Asuhan keperawatan terhadap pasien rawat jalan.
Penemuan kasus baru (deteksi dini) pada pasien rawat jalan.
Penyuluhan/ Pemberian nasehat (konseling) keperawatan.
Pemantauan keteraturan berobat.
Rujukan kasus/masalah kesehatan kepada tenaga kesehatan lain.
1 Roborantia
2 Vaksin
3 Syok Anafilaktik
- Adrenalin 1:1000
- Antihistamin
- Hidrokortison
- Aminophillin 240 mg/10 ml
- Dopamin
4 Sedativa
5 Antibiotik
6 Uterotonika
7 Antipiretik
8 Koagulantia
9 Anti kejang
10 Glicerin
11 Cairan infuse
4. Daftar obat yang tersedia untuk perawat berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor :1239/MENKES/SK/2001
2 Obat Emergency
a. Ringer Laktat
b. NaCl 0,9 %
3 Infus set
6. Pencatatan dalam rekam medis pasien beserta dosis obat yang di berikan
7. Pengelolaan yang meliputi perencanaan,penyimpanan dan penyerahan
Buku Pedoman Ponkesdes 30
8. Pencatatan,pelaporan dan pengarsipan mengenai pemakaian obat dan efek samping
obat
9. Pemberian informasi kepada pasien maupun keluarga pasien dalam hal penggunaan
dan penyimpanan obat serta berbagai aspek pengetahuan tentang obat demi
meningkatkan kepatuhan dalam penggunaan obat
10. Pemantauan terapi obat dan pengkajian penggunaan obat dan
11. Pengaturan persediaan dan perencanaan
BAB VI
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
A. Pengertian Kesehatan dan Keselamatan kerja
Keselamatan dan kesehatan kerja difilosofikan sebagai suatu pemikiran dan upaya
untu kenjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun rohani tenaga kerja
pada khususnya dan manusia pada umumnya, sedangkan pengertian secara keilmuan
adalah suatu ilmu pengetahuan dan penerapannya dalam usaha mencegah
kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja.
Buku Pedoman Ponkesdes 32
Dan yang dimaksud dengan kesehatan kerja adalah suatu kondisi kesehatan yang
bertujuan agar masyarakat pekerja memperoleh derajat kesehatan setinggi-tingginya,
baik jasmani,rohani maupun social,dengan usaha pencegahan dan pengobatan
terhadap penyakit atau gangguan kesehatan yang disebabkan oleh pekerjaan dan
lingkungan kerja maupun penyakit umum.Kesehatan dalam ruang lingkup
kesehatan,keselamatan dan keamanan kerja tidak hanya diartikan dalam suatu
keadaan bebas dari penyakit.
Keselamatan kerja merupakan salah satu fator yang harus dilakukan selama
bekerja.Tidak ada seorangpun didunia ini yang menginginkan terjadinya kecelakaan,
keselamatan kerja sangat tergantung pada jenis,bentuk dan lingkungan dimana
pekerjaan itu di laksanakan.
B. Pentingnya penggunaan alat pelindung diri
Pengertian Alat Pelindung Diri adalah alat atau perlengkapan yang berfungsi sebagai
penyekat atau pembatas antara petugas dan penderita.Sebagai upaya untuk membuat
dinding pemisah untuk mencegah perpindahan mikroba pathogen diantara petugas
dan penderita. Penggunaan APD bertujuan antara lain :
1. Melindungi penderita dari mikroorganisme pathogen yang ada pada petugas
2. Melindungi petugas dari bahan-bahan yang bersifat infeksius seperti
darah,sekret,cairan tubuh penderita.
C. Jenis-jenis Alat Pelindung Diri
a. Sarung tangan
Sarung tangan berfungsi melindungi tangan dari bahan yang dapatmenularkan
penyakit dan melindungi pasien dari mikroorganisme yang berada di tangan petugas
kesehatan.Sarung tangan merupakan penghalang paling penting untuk mencegah
penyebaran infeksi.Sarung tangan harus harus diganti antara setiap kontak dengan
satu pasien ke pasien lainnya untuk menghindari kontaminnasi silang.
INGAT Memakai saraung tangban tidak dapat menggantikan tindakan mencuci
tangan atau pemakaian antiseptic yang digosokkan pada tangan
b.Masker
Masker harus cukup besar untuk menutupi hidung,mulut,bagian dagu,dan
rambut pada wajah.Masker dipakai untuk menahan cipratan yang keluar sewaktu
petugas kesehatan atau petugas bedah berbicara,batuk atau bersin serta untuk
PENUTUP
Pedoman internal yang sudah tersusun ini agar menjadi dasar dalam pelaksanaan
seluruh pelayanan kesehatan dan kegiatan yang ada di Ponkesdes Al-Hikmah, sehingga bisa
dilaksanakan secara optimal dan berkualitas.
Pedoman internal ini juga digunakan sebagai bahan evaluasi terhadap indicator
kinerja petugas Ponkesdes Al-Hikmah sebagai harapan dengan tersusunya pedoman internal
ini dapat meningkatkan mutu pelayanan dan keselamatn pasien.
Kami menyadari pedoman internal yang tersusun ini masih kurang sempurna oleh
karena itu mohon masukan dan saran dari berbagai pihak untuk kesempurnaan pedoman
internal ini dimasa yang akan datang .