You are on page 1of 37

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah kami haturkan kepada Alloh SWT yang telah memberikan
kemudahan kepada kami sehingga tersusunlah Pedoman Internal PONKESDES Al- Hikmah,
Desa Simorejo Tahun 2017
Sebagai tujuan di susunnya Pedoman Internal tersebut adalah sebagai dasar dalam
memberikan pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, efektif dan efisien sehingga terwujud
kesehatan masyarakat desa atau kelurahan secara optimal
Pedoman Internal berfungsi untuk memberikan petunjuk bagi petugas PONKESDES
dalam melaksanakan kegiatan pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan standart
pelayanan yang telah di tetapkan .Dan tak lupa juga kami ucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan Penyusunan Pedoman internal
PONKESDES ini.
Mudah-mudahan apa yang telah kami buat ini dapat dipergunakan sebagai bahan yang
bisa dipertimbangkan sebagai dasar dalam mengimplementasikan standar pelayanan. Usul
dan saran sangat kami harapkan demi kesempurnaan penyusunan Pedoman Internal di masa
yang akan datang

Widang, 14 Februari 2017


Kepala Puskesmas Widang

Dr.Hj. SHINTA PUSPITASARI


Nip.19740310 200312 2 005

DAFTAR ISI
Kata Pengantar ........................................................................................................................1
Daftar isi ...............................................................................................................................2
BAB I Pendahuluan .............................3
Buku Pedoman Ponkesdes 1
1.1 Latar Belakang ........................................3
1.2 Dasar Hukum ........................................3
1.3 Pengertian ................................4
1.4 Tujuan .....5
1.5 Visi, Misi dan Tata Nilai ............................................................5
1.6 Manfaat ..................................................................................5
1.7 Ruang Lingkup ..................................................6
1.8 Sasaran Pedoman ...........6
1.9 Batasan Operasional ............................................................................................................7

BAB II Standart Ketenagaan ........................8


A. Kualifikasi Sumber daya Manusia ........................8
B. Distribusi Ketenagaan ............................................9
C. Jadwal Kegiatan ....................9

BAB III Standar Fasilitas ......................10


A. Standar fasilitas ......10
B. Denah Ruang ..............18

BAB IV Tatalaksana Pelayanan ......................19


A. Lingkup kegiatan ......................................19
B. Metode Kegiatan ......................................20
C. Langkah Kegiatan ..20

BAB V Logistik ..............35


BAB VI Keselamatan Sasaran Kegiatan / Program ......38
BAB VII Keselamatan Kerja ..........................................39
BAB VIII Pengendalian mutu ......................................42
BAB IX Penutup ..........43
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 . Latar belakang


UUD 1945 hasil amandemen Pasal 28 H ayat (1) mengamanatkan kepada kita, bahwa
setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal dan mendapatkan
lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan.
Sistem Kesehatan Nasional (SKN) Tahun 2012 menyebutkan antara lain bahwa
pelaksanaan SKN ditekankan pada peningkatan perilaku dan kemandirian masyarakat,
profesionalisme sumber daya manusia kesehatan, serta upaya promotif dan preventif tanpa
mengesampingkan upaya kuratif dan rehabilitatif.

Buku Pedoman Ponkesdes 2


Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik
pasal 15 mengamanatkan bahwa Penyelenggara Pelayanan Kesehatan berkewajiban
menyusun dan menetapkan standar pelayanan agar pelayanan dapat dilaksanakan sesuai
dengan standar serta penyelenggara dapat memberikan pertanggungjawaban terhadap
pelayanan yang diselenggarakan.
Kebijakan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Menengah Nasional (RPJMN)
2015-2019 mengamanatkan adanya akselerasi pemenuhan akses pelayanan kesehatan ibu,
anak, remaja, dan lanjut usia yang berkualitas. Mempercepat perbaikan gizi masyarakat.
Meningkatkan pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan. Meningkatkan akses
pelayanan kesehatan dasar yang berkualitas. Meningkatkan ketersediaan, penyebaran, dan
mutu sumber daya manusia kesehatan serta meningkatkan promosi kesehatan dan
pemberdayaan masyarakat.
Untuk mewujudkan Visi Pembangunan di Jawa Timur tersebut, perlu dilakukan
pendekatan akses dan peningkatan kualitas pelayanan kesehatan kepada masyarakat dalam
rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi tingginya di Jawa Timur.
Salah satu programnya adalah pengembangan Pondok Bersalin Desa (Polindes) menjadi
Pondok Kesehatan Desa (Ponkesdes).

1.2. Dasar Hukum


1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik;
2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;
3. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan;
4. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2014 tentang Keperawatan;
5. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1991 tentang Pedoman Penanggulangan Wabah;
6. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 585/MENKES/PER/IX/1989 tentang Persetujuan
Tindakan Medik;
7. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 269/MENKES/PER/III/2008 tentang Rekam
Medik;
8. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 1464/MENKES/PER/X/I/2010 tentang Ijin dan
Penyelenggaraan Praktik Bidan;
9. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 44 Tahun 2016 tentang Pedoman Manajemen
Puskesmas;
10. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 369/MENKES/SK/III/2007 tentang Standar Profesi
Bidan;
11. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 3 Tahun 2014 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Jawa Timur Tahun 2014
2019;
12. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 7 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan;
Buku Pedoman Ponkesdes 3
13. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 2 Tahun 2015 tentang Upaya Kesehatan;
14. Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 4 Tahun 2010 tentang Pondok Kesehatan Desa
(Ponkesdes) di Jawa Timur.

1.3. Pengertian
1. Standar Pondok Kesehatan Desa ( Ponkesdes ) adalah ukuran baku dan tolok ukur yang
dipergunakan dalam penyelenggaraan pelayanan dan penilaian kualitas pelayanan
kesehatan di Ponkesdes.
2. Ponkesdes adalah sarana pelayanan kesehatan yang berada di desa atau kelurahan yang
merupakan pengembangan dari Pondok Bersalin Desa (Polindes) sebagai jaringan
Puskesmas dengan tenaga minimal perawat dan bidan dalam rangka mendekatkan akses
dan meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan.
3. Polindes (Pondok Bersalin Desa) adalah Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat
yang berada di desa yang memberikan pelayanan kesehatan Ibu, Anak dan Keluarga
Berencana yang dilaksanakan oleh Bidan.
4. Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas adalah fasilitas
pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya
kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan
preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di
wilayah kerjanya.

1.4. Tujuan
1. Tujuan Umum
Tersedianya standar penyelenggaraan Ponkesdes sehingga tercapai pelayanan
kesehatan yang aman, bermutu, efektif dan efisien agar terwujud derajat kesehatan
masyarakat di desa/ kelurahan yang optimal.
2. Tujuan Khusus
a. Tersedianya Standar Administrasi dan Manajemen Ponkesdes;
b. Tersedianya Standar Sumber Daya Ponkesdes;
c. Tersedianya Standar Upaya Pelayanan Kesehatan Ponkesdes;
d. Tersedianya Standar Pencatatan Pelaporan Ponkesdes;
e. Tersedianya Standar Monitoring dan Evaluasi Ponkesdes.

1.5.Visi, Misi dan Tata Nilai


Visi
Menjadi pilihan utama masyarakat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang terpadu
dan berkualitas prima menuju kecamatan Widang sehat dan mandiri
Misi
1. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan
2. Mendorong kemandirian hidup sehat bagin masyarakat
Buku Pedoman Ponkesdes 4
3. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan
4. Menjadi pusat penggerak peran serta masyarakat

Tata Nilai
SIGAP (Sinergi, Inovatif, Gigih , Amanah, dan Profesional

1.6. Manfaat
Dengan tersedianya Standar Ponkesdes maka dapat diperoleh manfaat sebagai berikut:
1 . Bagi Masyarakat
Sebagai acuan untuk mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar;
2. Bagi Petugas Ponkesdes
Sebagai acuan dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan di Ponkesdes;
3. Bagi Puskesmas
Sebagai acuan dalam penyelenggaraan pelayanan, monitoring dan evaluasi pelayanan
kesehatan di desa;
4 Bagi Dinas Kesehatan Provinsi dan Kabupaten/Kota
a. Sebagai acuan dalam mengukur kinerja pelayanan kesehatan di Ponkesdes;
b. Sebagai acuan dalam penentuan kebijakan di Ponkesdes.;
c. Sebagai acuan dalam perencanaan program dan anggaran.

1.7. Ruang lingkup


Ruang lingkup Standar Ponkesdes meliputi,
1. Administrasi dan manajemen termasuk kelembagaan, visi, misi dan tujuan yang
merupakan arah strategi Ponkesdes, prosedur pelayanan, biaya/tarif, jenis pelayanan,
indikator kinerja, uraian tugas,perencanaan kegiatan, rekam medik, SOP, informed
consent, tugas limpah dan hak serta kewajiban pasien;
2. Sumber daya, meliputi bangunan, pembiayaan, peralatan, obat-obatan dan sumber
daya manusia;
3. Upaya pelayanan kesehatan di Ponkesdes meliputi Upaya Pelayanan Kesehatan
Wajib dan Pengembangan;
4. Pencatatan pelaporan, meliputi pencatatan dan mekanisme pelaporan;
5. Monitoring dan evaluasi,dan
6. Penilaian Standar.
1.8. Sasaran Pedoman
Sasaran dalam pelayanan di Ponkesdes AL- Hikmah Desa Simorejo Kecamatan Widang
adalah masyarakat yang ada di wilayah kerja Puskesmas Widang yaitu masyarakat Desa
Simorejo Kecamatan Widang.
Sasaran Program meliputi :
1. Bumil, Bulin, Bufas
2. Bayi
3. Balita
4. Anak Prasekolah
5. Remaja
Buku Pedoman Ponkesdes 5
6. Lansia
1.9. Batas Operasional
Batas operasional Ponkesdes AL- Hikmah Desa Simorejo Kecamatan Widang adalah
meliputi Upaya Pelayanan Kesehatan Wajib dan Pengembangan.

BAB II
STANDAR KETENAGAAN
A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia

Tenaga kesehatan di Ponkesdes minimal terdiri dari1 (satu) orang bidan dan
1 (satu)orang perawat,dimana tenaga tersebut diharapkan bertempat tinggal di desa
atau kelurahan wilayah kerjanya.Jenis dan jumlah tenaga di Ponkesdes dapat di
kembangkan sesuai dengan kebutuhan.

Buku Pedoman Ponkesdes 6


Bidan yang melaksanakan tugas di Ponkesdes harus mempunyai Surat Ijin
Bidan (SIB)/Surat Tanda Registrasi (STR)dan SIKB (Surat Ijin Kerja Bidan).Perawat
dapat melaksanakn praktek keperawatan pada sarana pelayanan kesehatan,baik
praktek perorangan atau berkelompok.Perawat yang melaksanakan praktek
keperawatan pada sarana pelayanan kesehatan wajib memiliki SIP ( Surat Ijin
Perawat ) / STR.Sedangkan untuk melakukan praktek perorangan atau kelompok
wajib memiliki SIPP ( Surat Ijin Praktek Perawat).
Tenaga Bidan di Ponkesdes adalah Bidan dari Pegawai Negeri Sipil ( PNS ),
yang diangkat oleh Bupati/Walikota atau bidan pegawai tidak tetap ( PTT ) Pusat yang
diangkat oleh Menteri Kesehatan atau Bidan PTT daerah yang diangkat bupati
/walikota.
Tenaga perawat di Ponkesdes adalah Perawat PNS atau Perawat Ponkesdes
yang di tempatkan oleh Bupati/Walikota,minimal D-III keperawatan.
Kompetensi yang dibutuhkan dalam pelaksanaan tugas di Ponkesdes adalah:
a.Kompetensi Bidan
1. Asuhan Persalinan Normal ( APN )
2. Stumulasi Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang ( SDIDTK )
3. Manajemen Terpadu Balita Sakit/Muda ( MTBS/M )
4. Pelayanan Keluarga Berencana
5. Konseling
6. Resusitasi
7. Penanganan Bayi Berat Badan Lahir Rendah ( BBLR )
8. Inisiasi Menyusui Dini ( IMD )
9. Imunisasi

b.Kompetensi Perawat
1. Asuhan Keperawatan Klinis dan Komunitas
2. Pertolongan pertama Gawat Darurat ( PPGD )/ Basic life Support (BLS)
3. Imunisasi
4. Konseling
5. Pendidikan Kesehatan
6. Keperawatan Kesehatan Masyarakat

B.Distribusi Ketenagaan
Tenaga kesehatan di Ponkesdes Al- Hikmah Desa Simorejo Widang ada dua(2) profesi
yaitu Bidan dan Perawat ,Bidan yang dulunya berada di polindes secara otomatis
menempati Ponkesdes yang telah di sediakan dan perawat yang menempati Ponkesdes
Buku Pedoman Ponkesdes 7
berasal dari Dinas Kesehatan Kabupaten Tuban yang sudah bekerja sama dengan Dinas
Kesehatan Propinsi Jawa Timur, yang mana dalam melaksanakan kegiatan sehari-harinya
meliputi:
1. Pendaftaran
2. Pelayanan KIA dan KB
3. Pelayanan BP
4. Melayani konsultasi masalah kesehatan
5. Melaksanakan kegiatan di luar gedung Ponkesdes yang meliputi Posyandu Balita,

Posyandu Lansia, PHN, kunjungan Bumil Resti, Nifas dan lain-lain

C.Jadwal Kegiatan
Jadwal kegiatan di Ponkesdes Al-Hikmah Desa Simorejo Kabupaten Tuban ada 2 yaitu
jadwal kegiatan Bulanan dan jadwal kegiatan Tahunan ,jadwal kegiatan tersebut ada pada
lampiran .

BAB III
STANDAR FASILITAS
A. Standar Fasilitas

Ponkesdes Al- Hikmah merupakan bagian dari jejaring pelayanan kesehatan


Puskesmas untuk mencapai indicator kinerja kesehatan yang di tetapkan daerah,oleh
karena itu Ponkesdes Al-Hikmah Simorejo didirikan di atas tanah milik pemerintah
Daerah Desa Simorejo.
a. Luas bangunan Ponkesdes Al-Hikmah Desa Simorejo adalah 772,638 Ha
Lokasi Ponkesdes Al- Hikmah berada di Desa Simorejo Kabupaten Tuban yang
mana biaya mendirikan Ponkesdes berasal dari Anggaran Dana Desa yang di peroleh
dari APBD Kabupaten Tuban yang di bangun sejak Tahun 2009 dan resmi di tempati
pada bulan 2010.

Buku Pedoman Ponkesdes 8


Jenis bangunan yang ada di Ponkesdes Al-Hikmah Desa Simorejo adalah Permanen,
dan untuk melakukan kegiatan pelayanan kesehatan di Ponkesdes di perlukan
ruangan-ruangan yang terdiri dari:
No Nama Ruang Jumlah Luas (m2)
minimal minimal

1 Ruang Periksa Perawat 1 buah 9


2 Ruang Periksa Bidan 1 buah 9
3 Ruang persalinan dan nifas 1 buah 12
4 Ruang tunggu 1 buah 4,5
5 Kamar mandi/WC 1 buah 3
6 Ruang Pendaftaran dan Obat 1 buah 4,5
7 Koridor 7
8 Luas Bangunan 49

Pada setiap ruangan yang ada di Ponkedes Al-Hikmah Desa Simorejo sudah
dilengkapi dengan wastafel.
Ruangan-ruangan tersebut harus ditata menurut alur kegiatan dan memperhatikan
ruang gerak petugas. Pelayanan administrasi umum hendaknya berdekatan dengan
pintu utama ponkesdes.Fasilitas ruangan yang ada harus dirawat dengan baik.Bangunan
Ponkesdes harus terpelihara,mudah dibersihkan dan dapat mencegah penularan
penyakit serta kecelakaan.
Ruangan Ponkesdes (baik untuk pemeriksaan ,maupun kamar mandi ) harus
terlihat bersih dan terwat tidak ada sarang laba-laba.
Pembiayaan penyelenggaraan Ponkesdes diperoleh dari Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah( APBD ) Kabu dapaten/Kota,APBD propinsi,APBN, dan sumber lain
yang sah dan tidak mengikat.
Dana Operasional Ponkesdes adalah dana yang dapat digunakan untuk kelangsungan
kegiatan di Ponkesdes, bisa berupa dana untuk pemeliharaan bangunan Ponkesdes,
pelaksanaan program maupun pembelian bahan pakai habis. Tarif di Ponkesdes sesuai
dengan aturan yang berlaku.
PERALATAN :
Peralatan kebidanan dan keperawatan harus terlihat bersih sehabis dipakai,langsung
dicuci dan disimpan pada tempatnya dengan rapi dan tertutup sehingga tidak ada debu
yang menempel.
Buku Pedoman Ponkesdes 9
Peralatan (minimal) dan harus dimiliki oleh Ponkesdes baik dalamgedung maupun luar
gedung yang terdiri dari :
Kit Bidan
No Jenis Peralatan Jumlah Minimal
Peralatan
I Kit Bidan
1 Alat Penghisap Lendir DeLee / Bulb 1 buah
2 Alat Penghisap Lendir Elektrik 1 buah
3 Bak Instrumen dengan tutup 2 buah
4 Baki Logam Tempat Alat Steril Bertutup 2 buah
5 Bengkok Kecil 2 buah
6 Bengkok Besar 2 buah
7 Doppler 1 buah
8 Gunting Benang 2 buah
9 Gunting Episiotomi 2 buah
10 Gunting Verband 1 buah
11 Gunting Tali Pusat 2 buah
12 Pemeriksaan Hb 1 buah
13 Klem Pean/ Klem Tali Pusat 2 buah
14 Korcher Tang 2 buah
15 1/2 Klem Korcher/ Pemecah Ketuban 2 buah
16 Lancet 1 buah
17 Mangkok untuk Larutan 2 buah
18 Meteran 2 buah
19 Palu Refleks 1 buah
20 Penjepit Uterus 2 buah
21 Pelvimeter Obstetrik 1 buah
22 Pengukur Lingkar Kepala 1 buah
23 Pengukur Panjang Badan Bayi 1 buah
24 Pengukur Tinggi Badan (Microtoise) 1 buah
25 Pinset Anatomi Pendek 2 buah
26 Pinset Anatomi Panjang 2 buah
27 Pinset Bedah 2 buah
28 Pisau Pencukur 2 buah
29 Pita Pengukur Lila 1 buah
30 Penutup Mata (Okluder) 1 buah
31 Stetoskop Janin 1 buah
32 Stetoskop Neonatus 1 buah
33 Sudip lidah logam panjang 12 cm 1 buah
34 Sudip lidah logam panjang 16,5 cm 1 buah
35 Sonde mulut 1 buah
36 Sonde Uterus/Penduga 2 buah
37 Spekulum Vagina (Cocor Bebek) Besar 1 buah
38 Spekulum Vagina (Cocor Bebek) Kecil 1 buah
39 Spekulum Vagina (Cocor Bebek) Sedang 1 buah
40 Stetoskop 2 buah
41 Silinder Korentang Steril 2 buah

Buku Pedoman Ponkesdes 10


42 Spekulum Vagina (Sims) 1 buah
43 Tabung untuk bilas vagina 1 buah
44 Tampon Tang 1 buah
45 Termometer Dahi dan Telinga 1 buah
46 Thermometer digital 1 buah
47 Termometer Dewasa 1 buah
48 Tensimeter Dewasa 1 buah
49 Timbangan Dewasa 1 buah
50 Timbangan Bayi 1 buah
51 Toples Kapas/Kasa Steril 1 buah
52 Torniket Karet 1 buah
53 Tromol Kasa / Kain Steril 1 buah
54 Resusitasi Dewasa beserta masker 1 buah
55 Resusitasi Bayi beserta masker 1 buah
56 Waskom Bengkok 1 buah
57 Waskom Cekung 1 buah
58 Weight baby scale + tray for 20 kg 1 buah
II Bahan Habis Pakai
1 Alkohol 5 botol
2 Betadine Solution atau Desinfektan lainnya 5 botol
3 Chromic Catgut 1 pak
4 Cairan NaCl 1 pak
5 Disposable Syringe, 1 cc 5 dus
6 Disposable Syringe, 2,5 3 cc 5 dus
7 Disposable Syringe, 5 cc 5 dus
8 Disposable Syringe, 10 cc 5 dus
9 Infus Set dengan Wing Needle untuk Anak dan Bayi no. 23 2 set
dan 25
10 1 gulung
Kasa
11 1 pak
Kapas
12 2 buah
Kateter Karet
13 1
Lidi kapas
14 1 pak
Masker
15 1 buah
Pelumas
16 1 buah
Sarung tangan
17 1 buah
Sabun Tangan atau Antiseptik
18 50 tes
Tes kehamilan strip
19 1 buah
Ultrasonic gel 250 ml
20 2 pak
Umbilical cord klem plastik
III
Perlengkapan
1 1 buah
Duk steril kartun
2 1 buah
Kotak Penyimpan Jarum atau Pisau Bekas
3 1 buah
Senter + baterai besar
4 1 pasang
Sarung Tangan Karet untuk Mencuci Alat
5 1 buah
Sikat untuk Membersihkan Peralatan
6 1 buah
Stop Watch
7 1 buah
Tas tahan air tempat kit
8 1 buah
Tempat Kain Kotor
9 1 buah
Tempat Plasenta
Buku Pedoman Ponkesdes 11
2. Kit Keperawatan Kesehatan Masyarakat (PHN Kit)
No Jenis Peralatan Jumlah Minimal
Peralatan
I Set Keperawatan kesehatan Masyarakat
1 Alat Test Darah Portable / rapid diagnostic test ( Hb, Gula 1 unit
darah, Asam Urat, Kolesterol)
2 1 buah
Bak Instrumen dilengkapi Tutup
3 1 buah
Gunting Angkat Jahitan
4 1 buah
Gunting Iris Lurus
5 1 buah
Gunting Jaringan
6 1 buah
Gunting Verband
7 1 buah
Klem Arteri
8 1 buah
Kom Iodine
9 1 buah
Kom Kapas Steril
10 1 buah
Kom dilengkapi tutup
11 1 buah
Nierbeken
12 1 buah
Palu Reflex
13 1 buah
Peak Flow Meter
14 1 buah
Pen lancet
15 1 buah
Penlight
16 1 buah
Pinset Anatomis
17 1 buah
Pinset Cirurgis
18 1 buah
Sphygmomanometer Dewasa dan anak
19 1 buah
Stetoskop Anak
20 1 buah
Stetoskop Dewasa
21 1 buah
Termometer
22 1 buah
Timbangan Badan Dewasa
II
Bahan Habis Pakai
1 1 buah
Alat tenun perawatan luka
2 1 botol
Alkohol 70% kemasan botol 100 ml
3 1 box
Alkohol Swab kemasan box isi 100 lembar
4 1 box
Blood Lancet kemasan box isi 25 buah
5 1 botol
Handscrub kemasan botol 500 ml
6 1 dos
Kasa Hidrofil Steril uk 16 cm x 16 cm kemasan dos isi 16
7 lembar 1 buah
8 Masker 1 botol
9 NaCl 0,9 % kemasan botol 500 ml 10 roll
10 Pembalut (gulung) hidrofil 4 m x 5 cm 1 roll
11 Plester 1 botol
12 Povidon Iodida larutan 10% kemasan botol 60 ml 1 buah
13 Refill Strip Asam Urat kemasan isi 25 strip 1 buah
14 Refill Strip Glukosa kemasan isi 25 strip 1 buah
15 Refill Strip Haemoglobin Darah kemasan isi 25 strip 1 buah
16 Refill Strip Kolesterol kemasan isi 25 strip 1 botol
17 Rivanol kemasan botol 300 ml 1 pasang
18 Sarung Tangan Non Steril 1 pasang
Buku Pedoman Ponkesdes 12
19 Sarung Tangan Steril 1 buah
III Sudip Lidah
1 Perlengkapan 1 buah
2 Duk Biasa 1 buah
3 Duk Bolong 1 buah
4 Meteran Gulung 1 buah
5 Perlak Besar 1 buah
6 Perlak Kecil 1 buah
Tas Kanvas tempat kit
3. Kit Posyandu
No Jenis Peralatan Jumlah Minimal
Peralatan
I Kit Posyandu
1 Alat Permainan Edukatif 2 set
2 Food Model 1 set
Gunting perban 1 buah
3 Timbangan Bayi 1 unit
4 Timbangan Dacin dan perlengkapannya 1 set
5 Timbangan Dewasa 1 unit
6 Termometer Anak 1 buah
II Bahan Habis Pakai
1 Alkohol 1 botol
2 Cairan Desinfektan atau Povidone Iodin 1 botol
3 Kasa steril 1 kotak
4 Kapas 1 kotak
5 Perban 1 roll
6 Plester 1 roll
7 Masker Sesuai kebutuhan
8 Sarung tangan Sesuai kebutuhan
III Perlengkapan
1 Tas kanvas tempat kit 1 buah

4. Kit Imunisasi
Jenis Peralatan Jumlah Minimal
No Peralatan
I Kit Imunisasi
1 Vaksin Carrier 1 unit
II Bahan Habis Pakai
1 Alat Suntik Sekali Pakai 1 ml Sesuai kebutuhan
2 Alat Suntik Sekali Pakai 3 ml Sesuai kebutuhan
3 Alkohol Swab kemasan box isi 100 lembar 1 box
4 Vaksin Sesuai kebutuhan
III Perlengkapan
1 Kotak penyimpan jarum bekas 1 buah
2 Tas Kanvas tempat kit 1 buah

5. Peralatan Non Medis


Buku Pedoman Ponkesdes 13
a. Promosi kesehatan (Promkes) Kit
Promkes kit adalah media yang dibutuhkan untuk penyuluhan kesehatan berupa leaflet,
lembar balik, Poster, standard flipchard, wireless & mic, meghaphone (toagh).
b. Transportasi (kendaraan roda dua).
c. Papan data.
d. Papan nama Ponkesdes.
e. Mebelair Ponkesdes minimal :
No Uraian Jumlah Satuan
1 Lemari obat 1 Buah
2 Meja 4 Buah
3 Tempat tidur periksa 3 Buah
4 Kursi lipat 6 Buah
5 Kursi tunggu panjang 1 Buah
6 Rak 1 Buah

C. Denah Ruang

Buku Pedoman Ponkesdes 14


PINTU RUANG PERIKSA BP/KIA

MEJA
BIDAN
RUANG BERSALIN

Komp
MEJA
PERAWAT Kamar Mandi

BAB IV
TATALAKSANA PELAYANAN
A. Lingkup Kegiatan
Upaya Kesehatan adalah setiap kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan yang
dilakukan secara terpadu, terintegrasi dan berkesinambungan untuk memelihara dan
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dalam bentuk pencegahan penyakit,peningkatan
kesehatan,pengobatan penyakit, dan pemulihan kesehatan oleh pemerintah dan/atau
masyarakat.

Buku Pedoman Ponkesdes 15


Ponkesdes merupakan bagian dari jejaring Puskesmas untuk mencapai indikator
kinerja kesehatan yang ditetapkan daerah. Oleh karenanya Ponkesdes mempunyai hubungan
koordinatif, kooperatif dan fungsional dengan Puskesmas dan Dinas Kesehatan dan sarana
pelayanan kesehatan lain.
Ponkesdes wajib berpartisipasi dalam penanggulangan bencana, wabah penyakit,
pelaporan penyakit menular dan penyakit lain yang ditetapkan oleh tingkat nasional dan
daerah serta dalam melaksanakan program prioritas pemerintah. Ponkesdes melaksanakan
pelayanan kesehatan dasar yang terdiri dari upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan
perseorangan.
Lingkup Upaya Pelayanan Kesehatan
Sebagai jejaring Puskesmas, Ponkesdes menyelenggarakan upaya kesehatan
masyarakat tingkat pertama dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama di wilayah
desa/kelurahan.
A. Upaya Kesehatan Masyarakat Tingkat Pertama
1. Upaya Kesehatan Masyarakat Esensial
a). Pelayanan Promosi Kesehatan;
b). Pelayanan Kesehatan Lingkungan;
c). Pelayanan Kesehatan Ibu Anak dan Keluarga Berencana;
d). Pelayanan Gizi; dan
e). Pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit.
2. Upaya Kesehatan Masyarakat Pengembangan
a). Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat
b). Pelayanan kesehatan jiwa
c). Pelayanan kesehatan gigi masyarakat
d). Pelayanan kesehatan tradisional komplementer
e). Pelayanan kesehatan olahraga
f). Pelayanan kesehatan indera
g). Pelayanan kesehatan lansia
h). Pelayanan kesehatan kerja
i). Pelayanan kesehatan lainnya.
Disesuaikan dengan prioritas masalah kesehatan, kekhususan wilayah kerja dan
potensi sumber daya yag tersedia.
B. Upaya Kesehatan Perseorangan Tingkat Pertama
a). Rawat jalan
b). Home care

Upaya kesehatan masyarakat tingkat pertama dan upaya kesehatan perseorangan


tingkat pertama yang dilakukan di Ponkesdes AL-HIKMAH dilaksanakan sesuai dengan
kewenangan tenaga di Ponkesdes AL-HIKMAH.
C. Metode Kegiatan
Metode Kegiatan Ponkesdes Al-Hikmah adalah pelayanan didalam gedung Ponkesdes
Al-Hikmah dan diluar gedung Ponkesdes Al-Hikmah.

Buku Pedoman Ponkesdes 16


1. Metode Pelayanan Dalam Ponkesdes
2. Metode Pelayanan Luar Ponkesdes
D. Langkah Kegiatan

Promosi Kesehatan adalah upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat


melalui pembelajaran dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat agar mereka dapat menolong
dirinya sendiri serta mengembangkan kegiatan yang bersumberdaya masyarakat sesuai sosial
budaya setempat dan didukung oleh kebijakan publik yang berwawasan kesehatan.
Tujuan promosi kesehatan adalah agar masyarakat mau dan mampu menerapkan
perilaku hidup bersih dan sehat. Indikator Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) rumah
tangga yang diharapkan adalah 10 (sepuluh) indikator rumah tangga sehat meliputi:
pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan, bayi diberi ASI eksklusif, menimbang bayi
atau Balita, menggunakan air bersih, mencuci tangan dengan air bersih dan sabun,
menggunakan jamban sehat, memberantas jentik di rumah, makan sayur dan buah setiap hari,
melakukan aktifitas fisik setiap hari serta tidak merokok di dalam rumah.
Jenis komunikasi dalam promosi kesehatan:

Komunikasi perorangan (komunikasi interpersonal)


Komunikasi kelompok
Komunikasi massa
Macam metode dalam Promosi Kesehatan :
Ceramah
Diskusi Kelompok
Curah pendapat
Demonstrasi, dll.
Pemilihan metode harus dilakukan dengan memperhatikan kemasan informasinya, keadaan
penerima informasi (termasuk sosial budayanya) dan hal-hal lain seperti ruang dan waktu.
Agar pesan dapat mudah diterima oleh sasaran, maka sebaiknya dalam melaksanakan
penyuluhan menggunakan alat bantu atau media penyuluhan.
Jenis media penyuluhan:
Leaflets, Poster, lembar balik, stiker
Spanduk, Umbul umbul, Banner
Pemberdayaan Masyarakat adalah segala upaya fasilitasi yang bersifat non instruktif,
untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan masyarakat, agar mampu mengidentifikasi
Buku Pedoman Ponkesdes 17
masalah, merencanakan dan melakukan pemecahannya dengan memanfaatkan potensi
setempat.
Tujuan pemberdayaan masyarakat adalah meningkatkan kemandirian masyarakat dan
keluarga dalam bidang kesehatan, sehingga masyarakat akan dapat berkontribusi dalam
meningkatkan derajat kesehatan.
Antara Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat merupakan dua hal yang
tidak dapat dipisahkan. Promosi Kesehatan selalu bertujuan akan adanya kemampuan dan
kemauan masyarakat untuk bertindak yaitu yang disebut sebagai masyarakat yang berdaya,
sedangkan Pemberdayaan Masyarakat selalu harus diawali dengan pemberian informasi yang
terus menerus.
Pemberdayaan masyarakat merupakan suatu proses, salah satu bentuk proses
pemberdayaan masyarakat saat ini adalah berkembangnya kegiatan Desa Siaga. Keberhasilan
Proses pemberdayaan dapat dilihat dengan terwujudnya berbagai Upaya Kesehatan
Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) di masyarakat.
UKBM adalah upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat yang dibentuk dari, oleh ,
untuk dan bersama masyarakat.
Jenis-jenis UKBM :
Posyandu
Poskesdes
Poskestren
Pos UKK, dll
b. Kegiatan Promosi Kesehatan yang dilaksanakan di Ponkesdes
1. Kegiatan di dalam gedung
Melakukan penyuluhan perorangan, keluarga dan kelompok.
Pemasangan dan pemanfaatan Media Promosi Kesehatan.
Melaksanakan konseling masalah kesehatan.
Pencatatan dan pelaporan kegiatan promosi kesehatan.
. Kegiatan di luar gedung
Melakukan pendekatan kepada pimpinan wilayah setempat agar mendapat
dukungan dalam pengembangan kegiatan kesehatan.
Membina hubungan kerjasama dengan para tokoh masyarakat/agama di desa.
Melakukan kemitraan dengan organisasi kemasyarakatan, Lembaga Sosial
Masyarakat ( LSM) , Tokoh Masyarakat ( TOMA) dan Tokoh Agama ( TOGA).
Melakukan penyuluhan perorangan pada saat kunjungan rumah.
Melakukan Penyuluhan kelompok yang ada (pengajian, arisan, karang taruna dsb).

Buku Pedoman Ponkesdes 18


Melakukan pengembangan dan pembinaan UKBM yang berkembang di desa
( Posyandu, Poskestren, Pos UKK, Poskesdes dsb.)
Mengembangkan Desa Siaga Aktif.
Memberdayakan Masyarakat untuk berperilaku hidup bersih dan sehat.
E. Pelayanan Kesehatan Lingkungan;
a. Deskripsi
Kesehatan lingkungan adalah upaya pencegahan penyakit dan/atau gangguan
kesehatan dari faktor risiko lingkungan untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat
baik dari aspek fisik, kimia, biologi maupun sosial.
Penyehatan lingkungan adalah upaya pengawasan terhadap sarana Kesehatan
lingkungan antara lain perumahan, lingkungan permukiman, sarana air bersih dan sanitasi
dasar dilaksanakan terhadap subtansi yaitu air, udara, tanah, limbah padat, cair, gas,
kebisingan/ getaran pencahayaan, habitat vektor penyakit, radiasi, kecelakaan, makanan/
minuman, dan bahan bahan berbahaya.

b. Kegiatan Penyehatan Lingkungan yang dilakukan di Ponkesdes


1. Kegiatan di dalam gedung
Memberikan penyuluhan, konseling terhadap pasien tentang rumah dan lingkungan
sehat melalui Pelayanan Kesehatan Lingkungan (Klinik Sanitasi).
2. Kegiatan di luar gedung.
Membantu mekanisme penyediaan dan pengelolaan air bersih dan sanitasi
lingkungan berbasisi komunitas masyarakat
Membantu peningkatan kelayakan dan kesehatan rumah tinggal penduduk,
terutama keluarga miskin serta pengadaan sarana sanitasi dasar
Membantu melakukan pembinaan lingkungan, antara lain tentang sanitasi
perumahan, sanitasi dasar, sarana air bersih
Menggerakan masyarkat terhadap akses terhadap sarana kesehatan lingkungan.
Membantu pendataan dan penilaian rumah terhadap sarana sanitasi dasar (Jamban,
Air limbah, sampah), dan sarana air bersih.
Untuk menunjang pelaksanaan kegiatan tersebut petugas ponkesdes perlu didukung
dengan instrumen penunjang kegiatan berupa formulir inspeksi rumah sehat yang
terdiri dari;
Komponen rumah
Sarana Sanitasi
Perilaku Penghuni
Binatang Peliharaan .
Standar Kegiatan

Buku Pedoman Ponkesdes 19


Langkah awal yang dapat dilakukan adalah mengupayakan perubahan perilaku
masyarakat kearah yang lebih baik. Beberapa cara yang dapat diterapkan sebagai usaha
meningkatkan kesadaran dan peran serta masyarakat adalah sebagai berikut:
1. Menggalakkan penyuluhan tentang hidup bersih dan sehat
Penyuluhan kesehatan lingkungan secara umum dilaksanakan untuk membudayakan
hidup bersih dan sehat, secara khusus dimaksudkan untuk merubah pengetahuan,
sikap dan perilaku hidup sehat dalam pengelolaan, penyediaan dan pemeliharaan
sarana kesehatan lingkungan.
2. Memberi contoh lingkungan sehat bagi masyarakat
Contoh lingkungan sehat bagi masyarakat yang cocok adalah suatu rumah sederhana
dengan pekarangan yang bersih, mempunyai jamban yang cukup syarat kesehatan, air
yang cukup tersedia, adanya tempat pembuangan limbah padat dan cair.
3. Menunjang kesehatan masyarakat dalam bidang sanitasi lingkungan.
Konsep dan teknis sanitasi yang cocok bagi suatu wilayah, kadangkala dapat timbul
dari masyarakat sendiri. Hal ini merupakan sumbangan besar bagi terlaksananya
usaha sanitasi lingkungan.
F. Pelayanan Kesehatan Ibu
a. Deskripsi
Serangkaian kegiatan yang dilakukan sedini mungkin dimulai dari masa remaja sesuai
dengan perkembangan mental dan fisik. Yang diselenggarakan melalui pelayanan kesehatan
reproduksi remaja, pelayanan kesehatan masa sebelum hamil, masa hamil, persalinan dan
sesudah melahirkan, pengaturan kehamilan, pelayanan kontrasepsi dan kesehatan seksual
serta pelayanan kesehatan sistem reproduksi. Pelayanan kesehatan ibu dilaksanakan melalui
pendekatan promotif, preventif, kuratif dengan melakukan kolaborasi atau melaksanakan
pelimpahan wewenang atau tugas pelimpahan.
b. Kegiatan Pelayanan Kesehatan Ibu
1. Kegiatan di dalam gedung
Pelayanan kesehatan masa sebelum hamil.
Pelayanan kesehatan masa hamil.
Pelayanan kesehatan persalinan.
Pelayanan kesehatan masa sesudah melahirkan.
Pelayanan kontrasepsi.
Pelayanan kesehatan seksual.
. Kegiatan di luar gedung
Pelayanan Kesehatan masa sebelum hamil.
Pelayanan Kesehatan masa hamil.
Pelayanan Kesehatan masa sesudah melahirkan.

Buku Pedoman Ponkesdes 20


Pelayanan Kontrasepsi.
Pelayanan Kesehatan seksual.

G. Pelayanan Kesehatan Anak


a. Deskripsi
Pelayanan Kesehatan Anak adalah setiap kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan yang
dilakukan secara terpadu, terintegrasi dan berkesinambungan untuk memelihara dan
meningkatkan derajat kesehatan anak dalam bentuk pencegahan penyakit, pengobatan
penyakit, dan pemulihan kesehatan oleh pemerintah, pemerintah daerah dan/atau masyarakat.

b. Kegiatan Pelayanan Kesehatan Anak


1. Kegiatan di dalam gedung
Kesehatan janin dalam kandungan.
Kesehatan bayi baru lahir.
Kesehatan bayi, anak balita dan prasekolah.
Pelayanan Kesehatan Anak Usia Sekolah dan Remaja.
Perlindungan kesehatan anak.
. Kegiatan di luar gedung
Kesehatan janin dalam kandungan.
Kesehatan bayi baru lahir.
Kesehatan bayi, anak balita dan prasekolah.
Pelayanan Kesehatan Anak Usia Sekolah dan Remaja.
Perlindungan kesehatan anak.

H. Pelayanan Keluarga Berencana


a. Deskripsi
Pelayanan kesehatan yang ditujukan untuk pengaturan kehamilan bagi pasangan usia
subur dengan menggunakan kontrasepsi, termasuk penanganan komplikasi dan efek samping.

b. Kegiatan Pelayanan Keluarga Berencana


. Kegiatan didalam gedung
Pelayanan konseling Keluarga Berencana.
Pelayanan kontrasepsi.
Pelayanan efek samping dan komplikasi.

. Kegiatan diluar gedung
Pelayanan konseling Keluarga Berencana.
Pelayanan kontrasepsi.

I. Pelayanan Gizi
a. Deskripsi
Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 menyebutkan bahwa upaya perbaikan gizi
masyarakat bertujuan ntuk meningkatkan mutu gizi perseorangan dan masyarakat, antara lain
Buku Pedoman Ponkesdes 21
melalui perbaikan pola konsumsi makanan, perbaikan perilaku sadar gizi dan peningkatan
akses dan mutu pelayanan gizi dan kesehatan sesuai dengan kemajuan ilmu dan teknologi.
Upaya perbaikan gizi masyarakat dilakukan oleh para petugas gizi puskesmas
bersama-sama dengan masyarakat setempat. Kegiatannya dilakukan di dalam gedung maupun
di luar gedung dan bekerjasama dengan lintas program maupun lintas sektor.
b. Kegiatan Perbaikan Gizi Masyarakat
. Kegiatan di dalam gedung
Kebijakan dan prosedur penyuluhan setiap konsultasi gizi.
Melaksanakan program kesehatan gizi masyarakat dengan sasaran ibu hamil, ibu
nifas, bayi dan balita.
Memotivasi ibu post partum untuk segera memberikan ASI eksklusif ( IMD).
Pemberian tablet tambah darah untuk ibu hamil.
Pengukuran Lingkar Lengan Atas (LILA) ibu hamil.
Pemberian kapsul vitamin A.
Poli Gizi.
Perawatan gizi buruk.
Penyuluhan kelompok.
2. Kegiatan di luar gedung
Pemberian kapsul vitamin A.
Memotivasi ibu post partum untuk segera memberikan ASI eksklusif.
Penimbangan setiap bulan dan pemantauan pertumbuhan bayi, anak balita di
Posyandu.
Pengukuran tinggi badan dan penimbangan berat badan bayi dan balita.
Penyuluhan, pemantauan status gizi dan konsultasi gizi.
Pemetaan Kadarzi.
Monitoring garam beryodium.
Penyuluhan kelompok.
Pemberian makanan pendamping ASI pada usia 6-24 bulan yang Bawah Garis
Merah (BGM).
Pemantauan balita gizi buruk yang mendapat perawatan.
Pemberian tablet tambah darah.
Pemantauan balita gizi buruk mendapat PMT Pemulihan.
Pemantauan balita BGM (Bawah Garis Merah).

J. Pelayanan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit


a. Deskripsi
Lingkup kegiatan pencegahan penyakit meliputi pemberian imunisasi (imunisasi dasar
pada bayi, imunisasi campak dan TT pada anak sekolah dasar) dan pengamatan penyakit baik
penyakit menular maupun tidak menular serta masalah-masalah kesehatan yang berisiko
menimbulkan kejadian luar biasa (KLB).

Buku Pedoman Ponkesdes 22


Proses kegiatan surveilans epidemiologi meliputi kegiatan rutin pengumpulan,
pengolahan, penyajian, analisis data kesakitan dan kematian penyakit menular dan tidak
menular termasuk dalam keadaan khusus misalnya terjadi bencana. Adapun penyakit menular
tertentu yang dapat menimbulkan wabah adalah kolera, pes, demam berdarah dengue,
campak, polio, difteri, pertusis, rabies, malaria, avian influenza H5N1, antraks, leptospirosis,
hepatitis, influenza A baru (H1N1), meningitis, yellow fever dan chikungunya.
Jawa Timur merupakan wilayah rawan bencana. Setiap kejadian bencana baik
bencana alam maupun karena ulah manusia atau kedaruratan komplek dapat menimbulkan
krisis kesehatan. Mengingat hal tersebut perlu kesiapsiagaan baik di Provinsi, kab./kota,
kecamatan dan desa untuk mendorong pelayanan kesehatan yang bermutu, merata, terjangkau
sebagai suatu sistem yang terpadu.
Penyakit kusta masih merupakan masalah kesehatan bagi masyarakat Jawa Timur
karena 30% penderita kusta yang ada di Indonesia berasal dari Jawa Timur. Salah satu
penyebab masih tingginya jumlah penderita kusta adalah kurangnya pemahaman serta stigma
masyarakat terhadap penyakit kusta, sehingga banyak penderita kusta datang berobat dalam
keadaan terlambat (cacat). Untuk itu diperlukan upaya penemuan kasus baru sedini mungkin.
Jawa Timur merupakan provinsi kedua (14%) setelah Jawa Barat sebagai
penyumbang kasus TB di Indonesia. Pada tahun 2015 jumlah kasus TB yang berhasil
ditemukan di Jawa Timur sebanyak 44.077 kasus. Permasalahan secara umum pada program
TB adalah angka penemuan kasus baru masih dibawah target, hal ini dapat diasumsikan
bahwa masih banyak penderita TB yang berobat ke unit pelayanan kesehatan yang lain tanpa
menggunakan strategi DOTS maka dampaknya akan muncul kasus Multi Drug Resisten
(MDR).
Kejadian Pneumonia di Indonesia pada Balita diperkirakan antara 10% - 20% per
tahun. Program P2 ISPA menetapkan angka 4,45% Balita sebagai target penemuan penderita
Pneumonia Balita per tahun pada suatu wilayah kerja.
Diare merupakan salah satu penyebab angka kematian dan kesakitan tertinggi pada
anak, terutama pada anak di bawah umur 5 tahun (balita). Angka insiden (kesakitan) diare di
Indonesia pada tahun 2015 (survei P2 Diare) 270 per 1000 penduduk, sedangkan episode
diare balita adalah 1,0 1,5 kali pertahun. Program P2 Diare menetapkan angka 20% dari
insiden diare pada balita (843/1000 x balita) sebagai target penemuan penderita diare per
tahun pada suatu wilayah kerja.
Demam Berdarah Dengue (DBD) di Indonesia merupakan salah satu penyakit
endemis dengan angka kesakitan yang cenderung meningkat dari tahun ke tahun serta sering

Buku Pedoman Ponkesdes 23


menimbulkan KLB di berbagai Kabupaten/Kota.Strategi utama adalah melakukan upaya
preventif dengan pemutusan mata rantai penularan melalui gerakan PSN Plus tanpa
mengabaikan peningkatan kewaspadaan dini dan penanggulangan KLB serta penatalaksanaan
penderita.
b. Kegiatan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular serta masalah kesehatan
. Kegiatan di dalam gedung
Pengamatan perkembangan penyakit (data kesakitan dan kematian) menurut
karakteristik epidemiologi (waktu, tempat dan orang) dalam rangka kewaspadaan
dini dan respon KLB (Kejadian Luar Biasa).
Melakukan screning TT WUS.
Membuat pemetaan, daerah rawan bencana, rawan imunisasi dengan indikator
cakupan imunisasi (kurang dari target yang ditentukan). Dengan disertai analisis
faktor penyebabnya
Analisa data Surveilans Berbasis Masyarakat sebagai dasar pengambilan
keputusan ataupun tindakan penanggulangan.
Melakukan pelayanan penderita Pneumonia Balita, Diare, TB Paru, Kusta dan
DBD.
Melakukan rujukan diagnosis (pada TB, Kusta) dan rujukan kasus (Pneumonia
Balita, Diare, TB Paru, Kusta dan DBD) yang tidak bisa ditangani di Ponkesdes.
Pengambilan obat dan pengawasan menelan obat (TB dan Kusta).
Pelayanan konseling.
Membuat pencatatan dan pelaporan kegiatan.
. Kegiatan di luar gedung
Pelayanan di Posyandu (imunisasi dan pemeriksaan PTM).
Pemeriksaan Jentik Berkala (DBD) di rumah-rumah dan tempat-tempat umum
serta Pembersihan Sarang Nyamuk (PSN).
Penyuluhan kepada masyarakat melalui kegiatan yang ada di desa/kelurahan
setempat.
Melakukan penemuan suspek TB, Kusta secara aktif (kunjungan rumah,
pemeriksaan kontak, survey penjaringan, dsb).
Melakukan pelacakan kasus mangkir (TB, Kusta).
Melaksanakan Penyelidikan Epidemiologi dan tindakan Pengendalian dan
Pemberantasan Penyakit Potensi Wabah (kolera, pes Bubo, Demam Berdarah
Dengue).
Penyelidikan epidemiologi bila terjadi KLB.
Melakukan pelacakan dan menentukan daerah fokus penyakit potensi KLB
(kolera, pes Bubo, Demam Berdarah Dengue, Campak, Polio, Difteri, Pertusis,
Rabies, Malaria, Avian influenza H5N1, penyakit Antraks, Leptospirosis,

Buku Pedoman Ponkesdes 24


Hepatitis, Influenza A baru/H1N1, Meningitis, Demam kuning Cikungunya)
dengan membuat pemetaan.
Mengambil tindakan darurat pengobatan dan melakukan rujukan sesegera
mungkin.
Melakukan pencarian kasus penderita secara aktif (pelacakan kasus, kunjungan
rumah, pelacakan kontak, dsb).
Melakukan pelacakan kasus mangkir (TB, Kusta).
Pelayanan di Posyandu.
Pemeriksaan Jentik Berkala (PJB) di rumah-rumah atau tempat-tempat umum.
Penyuluhan kepada masyarakat melalui kegiatan yang ada di desa/kelurahan
setempat.
Melakukan koordinasi lintas sektor dan tokoh masyarakat dalam rangka
pencegahan dan pengendalian penyakit menular.

K. Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat

a. Deskripsi
Keperawatan Kesehatan Masyarakat adalah suatu bidang dalam keperawatan
kesehatan yang merupakan perpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat dengan
dukungan peran serta aktif masyarakat, serta mengutamakan pelayanan promotif, preventif
secara berkesinambungan tanpa mengabaikan pelayanan kuratif dan rehabilitatif secara
menyeluruh dan terpadu, ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat
sebagai suatu kesatuan yang utuh, melalui proses keperawatan untuk meningkatkan fungsi
kehidupan manusia secara optimal sehingga mandiri dalam upaya kesehatannya.
Prioritas sasaran keperawatan kesehatan masyarakat adalah keluarga rawan terutama
yang berpenghasilan rendah. Keluarga rawan adalah keluarga yang rentan terhadap masalah
kesehatan (vulnerable group), terutama keluarga yang mempunyai ibu hamil/nifas/menyusui
(termasuk balitanya), usia lanjut, penderita penyakit kronis baik menular maupun tidak
menular.
b. Kegiatan Keperawatan Kesehatan Masyarakat
1. Kegiatan di dalam gedung
Melakukan Asuhan keperawatan individu (rawat jalan) pada pasien yang datang ke
Ponkesdes yang meliputi keluhan utama atau SOAP.
Kegiatan yang dilakukan antara lain:
Asuhan keperawatan terhadap pasien rawat jalan.
Penemuan kasus baru (deteksi dini) pada pasien rawat jalan.
Penyuluhan/ Pemberian nasehat (konseling) keperawatan.
Pemantauan keteraturan berobat.
Rujukan kasus/masalah kesehatan kepada tenaga kesehatan lain.

Buku Pedoman Ponkesdes 25


Kegiatan yang merupakan tugas limpah sesuai pelimpahan kewenangan
yang diberikan dan atau prosedur yang telah ditetapkan (contoh pengobatan,
penanggulangan kasus gawat darurat, KLB, dll).
Menciptakan lingkungan terapeutik dalam pelayanan kesehatan di dalam
gedung.
Dokumentasi keperawatan.
. Kegiatan di luar gedung
Melakukan kunjungan luar gedung ke keluarga/kelompok/masyarakat untuk
melakukan asuhan keperawatan di keluarga/kelompok/masyarakat.
Kegiatan yang dilakukan antara lain:
Penemuan suspek/kasus kontak serumah.
Penyuluhan/Pendidikan kesehatan pada individu dan keluarganya.
Pemantauan keteraturan berobat sesuai program pengobatan.
Kunjungan rumah (home visit/home health nursing) sesuai rencana.
Pelayanan keperawatan dasar langsung (direct care) maupun tidak
langsung (indirect care).
Pemberian nasehat (konseling) kesehatan/keperawatan.
Pencatatan dan pelaporan.
a) Asuhan keperawatan Individu
Melakukan Asuhan keperawatan individu baik dalam gedung ataupun luar gedung
dengan melakukan pengkajian, perencanan, pelaksanaan dan evaluasi.
Kegiatan yang dilakukan antara lain:
Melakukan Pengkajian terhadap pasien.
Penemuan kasus baru (deteksi dini) pada pasien rawat jalan.
Penyuluhan/ Pemberian nasehat (konseling) keperawatan.
Pemantauan keteraturan berobat.
Rujukan kasus/masalah kesehatan kepada tenaga kesehatan lain.
Kegiatan yang merupakan tugas limpah sesuai pelimpahan kewenangan yang
diberikan dan atau prosedur yang telah ditetapkan (contoh pengobatan,
penanggulangan kasus gawat darurat, KLB, dll).
Menciptakan lingkungan terapeutik dalam pelayanan kesehatan di dalam
gedung.
Dokumentasi keperawatan.

b) Asuhan keperawatan keluarga


Merupakan asuhan keperawatan yang ditujukan pada keluarga rawan
kesehatan/keluarga miskin yang mempunyai masalah kesehatan yang di temukan
di masyarakat dan dilakukan di rumah keluarga dengan minimal 4x kunjungan.
Buku Pedoman Ponkesdes 26
Kegiatan yang dilakukan antara lain:
Identifikasi keluarga rawan kesehatan/keluarga miskin dengan masalah
kesehatan di masyarakat.
Penemuan dini suspek/kasus kontak serumah.
Pendidikan/penyuluhan kesehatan terhadap keluarga (lingkup keluarga).
Kunjungan rumah (home visit/home health nursing) sesuai rencana.
Pelayanan keperawatan dasar langsung (direct care) maupun tidak
langsung (indirect care).
Pelayanan kesehatan sesuai rencana, misalnya memantau keteraturan
berobat pasien dengan pengobatan jangka panjang.
Pemberian nasehat ( konseling) kesehatan/keperawatan di rumah.
Pencatatan dan pelaporan.
c) Asuhan keperawatan kelompok khusus
Merupakan asuhan keperawatan pada kelompok masyarakat rawan kesehatan
yang memerlukan perhatian khusus, baik dalam suatu institusi maupun non
institusi (Posyandu, Panti Asuhan, Panti Jumpo, LP atau kelompok penyakit
menular ataupun tidak menular dll).
Kegiatan yang dilakukan antara lain:
Identifikasi faktor-faktor resiko terjadinya masalah kesehatan di kelompok.
Pendidikan/penyuluhan kesehatan sesuai kebutuhan.
Pelayanan keperawatan langsung (direct care) pada penghuni yang
memerlukan keperawatan.
Memotivasi pembentukan, membimbing, dan memantau kader-kader
kesehatan sesuai jenis kelompoknya.
Pencatatan dan pelaporan.
d) Asuhan Keperawatan masyarakat di daerah binaan.
Merupakan asuhan keperawatan yang ditujukan pada masyarakat yang rentan atau
mempunyai risiko tinggi terhadap timbulnya masalah kesehatan.

Kegiatan yang dilakukan antara lain kunjungan ke daerah binaan untuk:


Identifikasi masalah kesehatan yang terjadi di suatu daerah dengan
masalah kesehatan spesifik.
Meningkatkan partisipasi masyarakat melalui kegiatan memotivasi
masyarakat untuk membentuk upaya kesehatan berbasis masyarakat.
Pendidikan/penyuluhan kesehatan masyarakat.
Memotivasi pembentukan, mengembangkan dan memantau kader-kader
kesehatan di masyarakat.
Ikut serta melaksanakan dan memonitor kegiatan Keluarga sehat (KS).
Pencatatan dan pelaporan.

Buku Pedoman Ponkesdes 27


L. Upaya Kesehatan Perseorangan Tingkat Pertama
a. Deskripsi
Upaya kesehatan perseorangan di Ponkesdes berupa pengobatan dasar sesuai dengan
kewenangan yang diberikan kepada perawat dan bidan Ponkesdes, kegiatan dilaksanakan
dalam bentuk rawat jalan dan home care yang dilaksanakan sesuai dengan standar prosedur
operasional dan standar pelayanan. Pengobatan dasar yang dilakukan di Ponkesdes dilakukan
oleh perawat dan bidan dengan pelimpahan tugas dan wewenang.
Pengobatan merupakan suatu proses ilmiah yang dilakukan oleh dokter berdasarkan
temuan-temuan yang diperoleh selama anamnesis dan pemeriksaan. Dalam proses
pengobatan terkandung keputusan ilmiah yang dilandasi oleh pengetahuan dan keterampilan
untuk melakukan intervensi pengobatan yang memberi manfaat maksimal dan resiko sekecil
mungkin bagi pasien. Hal tersebut dapat dicapai dengan melakukan pengobatan yang
rasional. Pengobatan rasional menurut WHO 1987 yaitu pengobatan yang sesuai indikasi,
diagnosis, tepat dosis obat, cara dan waktu pemberian, tersedia setiap saat dan harga
terjangkau.
Rawat Jalan
Kegiatan pengobatan dasar di dalam gedung
Konseling pengobatan.
Diagnosa dan terapi dasar .
Pertolongan pertama pada kecelakaan atau gawat darurat penyakit.
Rujukan pasien.
Rehabilitasi pasien.
Home Care
Kegiatan pengobatan dasar di luar gedung
Penyuluhan tentang penyakit.
Pengobatan sederhana .
Deteksi dini pada keluarga dan masyarakat.

Buku Pedoman Ponkesdes 28


BAB V
LOGISTIK
Logistik yang ada di ponkesdes Al-Hikmah Desa Simorejo yaitu berupa obat-obatan yang di
distribusikan langsung dari Puskesmas Widang setiap satu bulan sekali.
Obat-obatan tersebuat antara laian:
1. Jenis obat yang dapat diberikan oleh perawat atas perintah dokter
2. Label obat yang memadai
3. Daftar obat yang tersedia untuk Bidan sesuai dengan keputusan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor: 900/MENKES/SK/VII/2002 tanggal 25 juli 2002

No Jenis Obat Bidan

1 Roborantia
2 Vaksin
3 Syok Anafilaktik
- Adrenalin 1:1000
- Antihistamin
- Hidrokortison
- Aminophillin 240 mg/10 ml
- Dopamin
4 Sedativa
5 Antibiotik
6 Uterotonika
7 Antipiretik
8 Koagulantia
9 Anti kejang
10 Glicerin
11 Cairan infuse

Buku Pedoman Ponkesdes 29


12 Obat luka
13 Cairan Desinfektan
14 Obat penanganan asphiksia pada bayi baru lahir

4. Daftar obat yang tersedia untuk perawat berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor :1239/MENKES/SK/2001

No Jenis Obat Perawat

1 Jenis obat bebas


a. Analgetika
b. Anti piretik
c. Anti histamine
d. Anti emetic
e. Anti diare
f. Roborantia
g. Antiboitika sederhana
h. Anastesi local
i. Obat Keluarga Berencana ( KB )

2 Obat Emergency

a. Ringer Laktat

b. NaCl 0,9 %

3 Infus set

5. Bahan pakai habis yang minimal ada di ponkesdes meliputi

No Jenis Bahan pakai habis


1 Kapas
2 Kain kasa,kasa steril dan perban
3 Plester
4 Handuk kecil
5 Disposible syringe berbagai ukuran
6 Infus set dan jarum infuse

6. Pencatatan dalam rekam medis pasien beserta dosis obat yang di berikan
7. Pengelolaan yang meliputi perencanaan,penyimpanan dan penyerahan
Buku Pedoman Ponkesdes 30
8. Pencatatan,pelaporan dan pengarsipan mengenai pemakaian obat dan efek samping
obat
9. Pemberian informasi kepada pasien maupun keluarga pasien dalam hal penggunaan
dan penyimpanan obat serta berbagai aspek pengetahuan tentang obat demi
meningkatkan kepatuhan dalam penggunaan obat
10. Pemantauan terapi obat dan pengkajian penggunaan obat dan
11. Pengaturan persediaan dan perencanaan

BAB VI

KESELAMATAN SASARAN KEGIATAN/ PROGRAM


Dalam memberikan pelayanana kepada masyarakat seluruh yunit pelayanan yang ada dan
seluruh karyawan berkomitmen untuk memberikan pelayanan yang bermutu dan perduli
terhadap keselamatan pasien, pengunjung , masyarakat dan karyawan yang berkerja di
lingkup puskesmas.

Buku Pedoman Ponkesdes 31


Program Mutu dan keselamatan pasien merupakan program yang wajib di rencanakan, di
laksanakan, di monitor, di evalusi dan tindak lanjuti di seluruh sasaran yang ada di
puskesmas. Kepala puskesmas bertanggungjawab terhadap pelayanan klinis dan seluruh
karyawan. Oleh karena itu perlu di susun program peningkatan mutu dan keselamatan pasien,
yang menjadi acuan dalam menyusun program program mutu dan keselamatan pasien.
Tujuan adalah untuk meningkatkan mutu dan keselamatan pasien di puskesmas juga di
ponkesdes,adapun kegiatan pokok dan rincian kegiatan salah satu adalah:
1. Sasaran Keselamatan pasien
Membuat panduan system pencatatan dan pelaporan insiden keselamatan
pasien (IKP)
Memonitorcapaian sasaran keselamatan pasien
Melaksanakan pencatatan dan pelaporan sentinel,KTD,KNC
Melakukan analisis kejadian KTD,KNC
Melakukan tindak lanjut

BAB VII
KESELAMATAN KERJA
A. Pengertian Kesehatan dan Keselamatan kerja

Keselamatan dan kesehatan kerja difilosofikan sebagai suatu pemikiran dan upaya
untu kenjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun rohani tenaga kerja
pada khususnya dan manusia pada umumnya, sedangkan pengertian secara keilmuan
adalah suatu ilmu pengetahuan dan penerapannya dalam usaha mencegah
kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja.
Buku Pedoman Ponkesdes 32
Dan yang dimaksud dengan kesehatan kerja adalah suatu kondisi kesehatan yang
bertujuan agar masyarakat pekerja memperoleh derajat kesehatan setinggi-tingginya,
baik jasmani,rohani maupun social,dengan usaha pencegahan dan pengobatan
terhadap penyakit atau gangguan kesehatan yang disebabkan oleh pekerjaan dan
lingkungan kerja maupun penyakit umum.Kesehatan dalam ruang lingkup
kesehatan,keselamatan dan keamanan kerja tidak hanya diartikan dalam suatu
keadaan bebas dari penyakit.
Keselamatan kerja merupakan salah satu fator yang harus dilakukan selama
bekerja.Tidak ada seorangpun didunia ini yang menginginkan terjadinya kecelakaan,
keselamatan kerja sangat tergantung pada jenis,bentuk dan lingkungan dimana
pekerjaan itu di laksanakan.
B. Pentingnya penggunaan alat pelindung diri

Pengertian Alat Pelindung Diri adalah alat atau perlengkapan yang berfungsi sebagai
penyekat atau pembatas antara petugas dan penderita.Sebagai upaya untuk membuat
dinding pemisah untuk mencegah perpindahan mikroba pathogen diantara petugas
dan penderita. Penggunaan APD bertujuan antara lain :
1. Melindungi penderita dari mikroorganisme pathogen yang ada pada petugas
2. Melindungi petugas dari bahan-bahan yang bersifat infeksius seperti
darah,sekret,cairan tubuh penderita.
C. Jenis-jenis Alat Pelindung Diri
a. Sarung tangan
Sarung tangan berfungsi melindungi tangan dari bahan yang dapatmenularkan
penyakit dan melindungi pasien dari mikroorganisme yang berada di tangan petugas
kesehatan.Sarung tangan merupakan penghalang paling penting untuk mencegah
penyebaran infeksi.Sarung tangan harus harus diganti antara setiap kontak dengan
satu pasien ke pasien lainnya untuk menghindari kontaminnasi silang.
INGAT Memakai saraung tangban tidak dapat menggantikan tindakan mencuci
tangan atau pemakaian antiseptic yang digosokkan pada tangan
b.Masker
Masker harus cukup besar untuk menutupi hidung,mulut,bagian dagu,dan
rambut pada wajah.Masker dipakai untuk menahan cipratan yang keluar sewaktu
petugas kesehatan atau petugas bedah berbicara,batuk atau bersin serta untuk

Buku Pedoman Ponkesdes 33


mencegah percikan darah atau cairan tubuh lainnya memasuki hidung atau mulut
petugas kesehatan.
Masker yang ada terbuatdari berbagai bahan seperti katun ringan,kain kasa,kertas dan
bahan sintetik yang beberapa diantaranya tahan cairan.Masker yang dibuat dari katun
atau kertas sangat nyaman tetapi tidak dapat menahan cairan atau efektif sebagai
filter.
INGATKetika melepas masker,pegang bagian talinya karena bagian tengah masker
merupakan bagian yang paling banyak terkontaminasi.
c.Alat Pelindung Mata
Alat pelindung mata melindungi petugas dari percikan darah cairan tubuh lain
dengan cara tubuh lain dengan cara melindungi mata.Pelindung mata mencakup mata
(goggles) plastic bening,kaca mata pengaman,pelindung wajah dan visor.Kaca mata
koreksi atau kaca mata dengan lensa polos juga dapat digunakan.
d.Topi
Topi digunakan untuk menutup rambut dan kulit kepala sehingga serpihan kulit
dan rambut tidak masuk kedalam luka selama pebendahan.Topi harus cukup besar
untuk menutup semua rambut.Selain itu,topi juga dapat memberikan sejumlah
pelindungan pada cairan tubuh yang terpecik atau menyemprot.
e.Apron
Apron yang terbuat dari karet atau plastik merupakan penghalang tahan air untuk
sepanjang bagian depan tubuh petugas kesehatan.Petugas kesehatan harus
mengenakan apron dibawah gaun penutup ketika melaksanakan perawatn langsung
pada pasien,membersihkan pasien,atau melakukan prosedur dimana ada resiko
tumpahan darah,cairan tubuh atau sekresi.Hal ini penting jika gaun pelindung tidak
tahan air.Apron akan mencegah cairan tubuh pasien mengenai baju dan kulit petugas
keamanan.
f.Pelindung kaki
Pelindung kaki digunakan untuk melindungi kaki dari cedera akibat benda tajam
atau benda berat yang mungkin jatuh secara tidak sengaja ke atas kaki,oleh karena itu
sandal,sandal jepit atau sepatu yang terbuat dari bahan lunak (kain) tidak boleh
dikenakan.Sepatu boot karet atau sepatu kulit tertutup memberikan lebih banyak
perlindungan,tetapi harus dijaga tetap bersih dan bebas kontaminasi darah atau
tumpahan cairan tubuh lain.Penutup sepatu tidak diperlukan jika sepatu bersih.

Buku Pedoman Ponkesdes 34


BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
Monitoring dan evaluasi Ponkesdes adalah proses pemantauan dan penilaian kemajuan
keberhasilan Ponkesdes.Proses monitoring dan evaluasi ini di tujukan untuk meningkatkan
mutu pelayanan kesehatan di Ponkesdes serta untuk menilai perkembangan dan kemajuan
yang telah dicapai Ponkesdes menuju visi dan tujuan yang ingin dicapai.
Setiap bulan Koordinator di Ponkesdes melakukan evaluasi pelayanan dan melaporkan
dan membandingkan kinerja program dengan target yang ingin di capai,sehingga perbaikan
dapat segera dilakukan.Secara berkala ,tiap 3 bulan sekali Ponkesdes Al-Hikmah Desa

Buku Pedoman Ponkesdes 35


Simorejo melakukan kegiatan penilaian indicator kinerja yang di serahkan ke Dinas
Kabupaten Tuban, dan selanjutnya di Evaluasi oleh Dinas Kesehatan Setempat.Indikator
kinerja terlampir.
Pengendalian Mutu Ponkesdes
Pengendalian Mutu Ponkesdes dapat di lakukan:
A. Pengawasan

1.Pengawasan internal dilakukan oleh Puskesmas maupun Dinas Kesehatan


2.Pengawasan eksternal di lakukan melalui :
a. Pengawasan oleh masyarakat berupa laporan atau pengaduan masyarakat
b. Pengawasan di lakukan oleh institusi terkait
B. Pembinaan
1. Pembinaan tingkat Puskesmas
2. Pembinaan tingkat Kabupaten/kota
3. Pembinaan tingkat Propinsi

PENUTUP
Pedoman internal yang sudah tersusun ini agar menjadi dasar dalam pelaksanaan
seluruh pelayanan kesehatan dan kegiatan yang ada di Ponkesdes Al-Hikmah, sehingga bisa
dilaksanakan secara optimal dan berkualitas.
Pedoman internal ini juga digunakan sebagai bahan evaluasi terhadap indicator
kinerja petugas Ponkesdes Al-Hikmah sebagai harapan dengan tersusunya pedoman internal
ini dapat meningkatkan mutu pelayanan dan keselamatn pasien.
Kami menyadari pedoman internal yang tersusun ini masih kurang sempurna oleh
karena itu mohon masukan dan saran dari berbagai pihak untuk kesempurnaan pedoman
internal ini dimasa yang akan datang .

Buku Pedoman Ponkesdes 36


Buku Pedoman Ponkesdes 37

You might also like