Professional Documents
Culture Documents
Kutatap pisau itu dengan mata menjijikkan. Kuayunkan pisau itu ke arah
tanganku. Tanganku terada perih, kepalaku pening dan pandanganku mulai
kabur. Hingga kurasakan aku tak kuat lagi untuk menopang tubuhku
2 Minggu Kemudian..
Kubuka kedua kelopak mataku. Kepalaku masih berdenyut denyut. Tempat
ini Semuanya putih. Apa aku telah ada di surga?. Batinku. Tiba tiba,
kurasakan tanganku berdenyut denyut. Aku menoleh, dan mendesah. Lagi lagi
Infus dan Rumah Sakit. Kenapa aku tak Mati saja?.
Kulepas infus itu dari tanganku. Kubangunkan tubuhku dengan paksa. Dengan
langkah sempoyongan, kubawa diriku semakin jauh dari tempat ini. Aku benci
pada kehidupanku
Bruk Aku menabrak seseorang. Aku menatapnya. Tak ada sehelai rambut
pun di kepalanya. Maaf. Ucapku lirih. Dia hanya tersenyum padaku.
Aku pun beranjak dari tempat dudukku. Aku berjalan dan mulai mencari kamar
Lisa. Mawar Nomor 27. Akhirnya ketemu. Aku pun mendorong pintu. Namun,
aku mendengar suara tangis dari dalam. Aku mendekat. Kulihat Lisa sedang
tertidur, dengan wajah yang sangat pucat. Wanita di sampingnya memeluknya
sambil menangis.
Apakah..?. Kulirik komputer di samping Lisa. Di sana tak ada lambang detakan
jantung. Hanya ada garis lurus. Aku menggeleng.. dan kakiku mulai mundur.
Aku langsung berlari ke luar.
Kututup wajahku dengan kedua tanganku. Lisa pergi secepat ini?. Saat ini aku
baru berfikir, jika ini semua adalah takdir tuhan. Tak mungkin manusia
diciptakan, tanpa sebuah arti. Aku beruntung, masih diberi kesempatan untuk
hidup. Kutanyakan pada diriku sendiri. Kenapa aku ingin mati, di saat banyak
orang di luar sana berjuang mati matian untuk tetap hidup?. Baru Kusadari
bahwa setiap manusia, harus memiliki semangat Hidup.
BAHASA INDONESIA
CERPEN ARTI SEMANGAT HIDUP
KELAS : XI MIPA 6
2017