You are on page 1of 6

Nama: Syifa Nurlatipah UJIAN TENGAH SEMESTER STRUKTUR BETON PRATEGANG

Dosen: Iwan Gunawan Adiwijaya, ST. MT


NPM: B1021411RB1006
TAKE HOME TEST
Persoalan
A. Jelaskan dan sket tentang pembuatan beton prategang dengan cara pretension dan post tension

B. Diketahui suatu balok prategang dengan bentang 22 m seperti pada gambar 1. Penampang balok berukuran tinggi 0.8
m dan lebar 0.40 m, mutu beton K-600 (fc' = 51.8 MPa), berat jenis beton 2500 kg/m^3. Data kabel pratengan adalah
Pult = 184 kN. Jacking force = 80% Pult, digunakan 2 buah kabel tendon masing-masing 14 strands. Kabel prategang di
tengah bentang diposisikan berjarank 0.15 m dari serat bawah penampang beton ke ttik berat dari kabel. Beban hidup 12
kN/m. Short term losses 8% dan long term losses 12%.

qll = 12kN

0.80

22.00

Hitunglah tegangan-tegangan beton serat atas dan bawah di tengah bentang saat inisial dan saat efektif dengan konsep
prategang 1 atau 2. lakukanlah langkah-langkah desain yang terstruktur, mulai dari perhitungan properties penampang
sampai terkahir membandingkan tegangan yang terjadi terhadap tegangan ijinnya.

C. Jika perhitungan akhir yang anda buat ternyata tegangan akhir melebihi tegangan ijinnya (overstressed)
langkah-langkah apa saja yang dapat dibuat agar kelebihan tegangan tersebut dapat diatasi.

Penyelesaian A
berikut adalah tahapan yang dilaksanakan untuk membuat beton prategan pre tension:
1. membuat lahan kerja, dinama lahan kerja tersebut harus mampu menahan beban balok beton pretension (menggunakan
konstruksi beton pada bagian tengah dll
2. memasang base form
3. merakit besi beton
4. memasang ducting
5. memasang strand dan casting
6. memasang bekisting, bekisting dilapisi dengan mold oil utuk menjaga agar dalam pembukaan cetakan tidak merusak
penampang
7. mengecor beton, pengecoran dibuat langsung penuh dengan kemiringan 45 derajat sampai selesai
8. perawatan beton dengan menggunakan karung goni yang basah
9. pembukaan cetakan 12 jam setelah berakhirnya pengecoran
10. prestressing dilaksanakan ketika mutu beton telah mencapai 80%-85%

berikut adalah tahapan yang dilaksanakan untuk membuat beton prategan post tension:
1. mengadakan material dan peralatan prestress
material prestress diantaranya strand, duct, angkur, beton, material grouting
2. memasang duct, angkur, dan kabel
strand dipotong 1 m untuk tiap ujung angkur hidup, duct dipasang mengikuti pekerjaan pembesian balok dan dilapisi
dengan masking tape untuk mencegah air semen masuk ke dalam duct, angkur dipasang dengan cara dibaut pada box
bekisting, kabel dimasukan ke dalam duct
3. menarik kabel prategang, ketika penarikan, dicatat pembacaan manometer dan perpanjangan strand yang terjadi
4. pengisian material berupa cairan untuk mengisi ruangan pada strand dan duct

juga dalam pembuatan beton prategang membutuhkan approval dari supervisi


Penyelesaian B
Konsep 1
1. Data material
[Uncoated stress
Strand Diameter dst 0.5in
l 22m : panjang bentang
2
Nom. Area Strd Ast 0.987cm
kN 1000N
6 kg N
Mod of Elasticity Est 1.96 10
2 MPa 1
cm 2
kg mm
Ult. Tensile strength fu 19000
2
cm
Ult. Tensile force Pult Ast f u g Pult 183.904 kN

Jacking force (P initial) Pinit 75% Pult Pinit 137.928 kN

[Tendon]
Short term Losses STL 8% : slip pada angkur, gesekan tendon dan beton, perpendekan balok
Long term losses LTL 12% : reaksi kabel, creep & shringkage
Strand terpasang n 2 14 n 28

[Beton]
kg
Compressive strength bk 600 bk' bk g bk' 58.84 MPa
2
cm
bk
kg
At service f cs 0.76 0.2 log bk fcs 528.247 f cs' fcs g fcs' 51.803 MPa
150 kg 2
cm
2
cm
kg
At initial f ci 80% fcs fci 422.598 f ci' fci g fci' 41.443 MPa
2
cm
Allowable stress at initial (AASHTO 1982, Chapt. 9.15.2.1.-Design)

kg
Compressive Ci 0.6 fci Ci 253.559 Ci' Ci g Ci' 24.866 MPa
2
cm
0.5
kg kg
Tensile Ti 0.25 fci Ti 5.139 Ti' Ti g Ti' 0.504 MPa
cm 2
cm
Allowable stress at service (AASHTO 1982, Chapt. 9.15.2.2.-Design)
kg
Compressive Cs 0.45 fcs Cs 237.711 Cs' Cs g Cs' 23.312 MPa
2
cm
0.5
kg kg
Tensile Ts 0.5 f cs Ts 11.492 Ts' Ts g Ts' 1.127 MPa
cm 2
cm

kg
Modulus of elasticity Ec 311.873
2
cm
kg
Eci 278.948
2
cm
0.5
kg kg
Modulus of rupture fr 0.7 f cs f r 16.089
cm 2
cm
kg
Density c 2500
3
m
2. Gaya prategang
Fi n Pinit ( 100% STL) Fi 3553.027 kN : gaya prategang awal (inisial) di tengah bentang balok
Fe Fi ( 100% LTL) Fe 3126.664 kN : graya prategang akhir (efektif) di tengah bentang balok
3. Perhitungan beban mati dan beban hidup
Tinggi balok h 0.8m
Lebar balok b 0.4m
2
Luas balok A b h A 0.32 m
1 3 4
Inersia balok I x bh Ix 0.017 m
12
Centroid ke serat atas yt 0.38m
Centroid ke serat bawah yb 0.38m
kg kN
qdl b h c qdl 800 qdl' qdl g qdl' 7.845
m m
kg 3 kg kN
qll 1000 qll 1 10 qll' qll g qll' 9.807
m m m
4. Analisis perhitungan tegangan balok prategang dengan konsep 1
Balok pretegang sebagai meterial yang homogen dan elastis sempurna sehingga berlaku hukum hooke dan super ...

s 1_top s 2_top s 3_top


- +
-

e -
F + -
s 1_bot s 2_bot s 3_bot

Kabel ke serat bawah d 0.15m


h
Eksentrisitas kabel e d e 0.25 m
2
1 2
Mdl q l Mdl 48400 kg m Mdl' Mdl g Mdl' 474.642 kN m
8 dl
1 2
Mll qll l Mll 60500 kg m Mll' Mll g Mll' 593.302 kN m
8
3
Mdloll Mdl' Mll' Mdloll 1.068 10 kN m

4.1. Pengecekan tegangan pada balok pada saat awal (inisial)


a. tegangan akibat beban mati balok prategang
Mdl' yt kN
1_top 1_top 10568.198 : pada serat atas
Ix 2
m
Mdl' yb kN
1_bot 1_bot 10568.198 : pada serat bawah
Ix 2
m
b. tegangan akibat kabel prategang inisial

Mpi Fi e Mpi 888.257 kN m : momen pada balok akibat gaya inisial kabel

- tegangan akibat momen kabel prategang

Mpi yt kN
2_top 2_top 19777.594 : pada serat atas
Ix 2
m
Mpi yb kN
2_bot 2_bot 19777.594 : pada serat bawah
Ix 2
m
- tegangan akibat tekan langsung dari kabel prategang
Fi kN
3_top 3_top 11103.21 : pada serat atas
A 2
m
Fi kN
3_bot 3_bot 11103.21 : pada serat bawah
A 2
m
m
c. tegangan total
top 1_top 2_top 3_top top 1.894 MPa

bot 1_bot 2_bot 3_bot bot 20.313 MPa

d. pengecekan tegangan terhadap ijin Ci' 24.866 MPa

pada serat atas didapat top < Ci' <= "oke"

pada serat bawah bot < Ci' <= "oke"


4.2. Pengecekan tegangan pada balok pada saat akhir/service (efektif)
a. Tegangan akibat beban mati dan beban hidup balok prategang

Mdloll yt kN
1_t 1_t 23778.445 : pada serat atas
Ix 2
m
Mdloll yt kN
1_b 1_b 23778.445 : pada serat bawah
Ix 2
m
b. Tegangan akibat kabel prategang efektif

Mpe Fe e Mpe 781.666 kN m : momen akibat gaya efektif kabel

- Tegangan akibat momen kabel prategang

Mpe yt kN
2_t 2_t 17404.282
Ix 2 : pada serat atas
m
Mpe yt kN
2_b 2_b 17404.282 : pada serat bawah
Ix 2
m
- Tegangan akibat tekan langsung dari kabel prategang

Fe kN
3_t 3_t 9770.825
A 2 : pada serat atas
m
Fe kN
3_b 3_b 9770.825 : pada serat bawah
A 2
m
c. Tegangan total
t 1_t 2_t 3_t t 16.145 MPa

b 1_b 2_b 3_b b 3.397 MPa

d. Pengecekan tegangan terhadap ijin Cs' 23.312 MPa

pada serat atas t Cs' <=oke

pada serat bawah t Cs' <=oke

Konsep 2
Mdl' 474.642 kN m : momen akibat beban sendiri balok (self weight/dead load)

Mdloll 1067.944 kN m : momen akibat beban hidup/live load

Pengecekan tegangan pada balok saat awal (inisial) Mmin

lengan momen dalam untuk mengimbangi momen luar minimum

Mdl'
ei ei 0.134 m
Fi
kabel serat bawah d 0.15 m
h
eksentrisitas kabel es d es 0.25 m : di tengah bentang
2
eksentrisitas tekan beton ec es ei ec 0.116 m
gaya tekan beton C'i Fi C'i 3553.027 kN

a. tegangan lentur penampang akibat gaya c

C'i ec yt kN
1lt 1lt 9209.396 : pada serat atas
Ix 2
m
C'i ec yb kN
1lb 1lb 9209.396 : pada serat bawah
Ix 2
m
b. tegangan tekan penampang akibat gaya c

C'i kN
2tt 2tt 11103.21 : pada serat atas
A 2
m
C'i kN
2tb 2tb 11103.21 : pada serat bawah
A 2
m
c. Tegangan total
't 1lt 2tt 't 1.894 MPa
'b 1lb 2tb 'b 20.313 MPa

d. Pengecekan tegangan terhadap ijin Ci' 24.866 MPa


pada serat atas 't Ci' <=oke
pada serat bawah 'b< Ci'<=oke
Pengecekan tegangan pada balok saat akhir (service) Mmax
Mdloll
lengan momen dalam untuk mengimbangi momen luar minimum ei' ei' 0.342 m
Fe
eksentrisitas tekan kabel es 0.25 m
eksentrisitas tekan beton ec' ei' es ec' 0.092 m
gaya tekan beton c e Fe c e 3126.664 kN
a. tegangan lentur penampang akibat gaya c

c e ec' yt kN
1lt' 1lt' 6374.162 : pada serat atas
Ix 2
m
ce ec' yb kN
1lb' 1lb' 6374.162 : pada serat bawah
Ix 2
m
b. tegangan tekan penampang akibat gaya c

C'i kN
2tt' 2tt' 11103.21 : pada serat atas
A 2
m
C'i kN
2tb' 2tb' 11103.21 : pada serat bawah
A 2
m
c. Tegangan total

''t 1lt' 2tt' ''t 17.477 MPa


''b 1lb' 2tb' ''b 4.729 MPa
d. Pengecekan tegangan terhadap ijin Ci' 24.866 MPa
pada serat atas ''t Ci' <=oke
pada serat bawah ''b< Ci'<=oke
Penyelesaian c
jika ternyata tegangan akhir melebihi tegangan ijinnya (overstressed) langkah yang dapat dibuat agar kelebihan tegangan
tersebut dapat diatasi adalah:
- menaikan mutu beton, sehingga tegangan ijinnya naik pula
- merubah dimensi beton pategang, jumlah strand
- menambah pelat di bagian bawahnya, tapi saya masih belum terlalu mengerti bagaimana perhitungan dimensi pelatnya,
dapat dari internet

You might also like