FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SANGGA BUANA (USB) YPKP BANDUNG 2017 KATA PENGANTAR Puji syukur kepada Tuhan yang maha esa karena atas nikmat-Nya penyusun dapat menyelesaikan salah satu tugas teknik pemeliharaan jalan dan jembatan yang diberi judul teknik pemeliharaan jalan pada perkerasan lentur. Terimakasih penyusun ucapkan pada dosen mata kulihah teknik pemeliharaan jalan dan jembatan ir. Heri sismoro, mt selaku dosen mata kuliah, teman-teman, beserta semua pihak yang telah terlibat sehingga tugas ini dapat diselesaikan. Perlu dikenali kerusakan-kerusakan yang terjadi pada jalan sehingga kita mengetahui bagaimana metode untuk memperbaikinya. Dalam hal ini adalah perkerasan lentur. Akhir kata, tak ada gading yang tak retak, karenanya kritik dan saran sangat penyusun harapkan guna perbaikan tugas makalah ini.
Bandung, 12 oktober 2017
Penyusun DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jalan termasuk bangunan pelengkap yang diperuntukan untuk lalu lintas merupakan salah satu bagian prasarana transportasi darat. (Sismoro 2017). Selain sebagai prasarana transportasi, jalan juga merupakan prasarana sosial, ekonomi, politik, militer dan kebudayaan. (Soedarsono 1993). Jika jalan rusak, maka seluruh kegiatan tersebut akan terhambat. Menurut perkerasannya, jalan dibagi menjadi tiga, diantaranya perkerasan lentur (fleksible pavement), perkerasan kaku (rigid pavement) dan perkerasan komposit. Masing-masing perkerasan mempunyai kekuranga dan kelebihan. Misalnya perkerasan kaku, karena perkerasannya adalah beton yang dikenal dengan keawetannya, tidak memerlukan biaya pemeliharaan yang banyak, namun ban kendaraan akan cepat rusak jika melaluinya. Sedang perkerasan lentur kebalikan dari perkerasan beton tersebut. Dalam makalah ini akan dibahas mengenai kerusakan yang terjadi pada perkerasan lentur. Sebelum pelaksanaan pembangunan jalan perkerasan lentur, aspal mengalami beberapa tahapan uji antara lain, uji penetrasi, titik lembek, titik nyala dan titik bakar dengan cleveland open cup, penurunan berat aspal (thick film test), kelarutan aspal dalam karbon tetraklorida, daktalitas, berat jenis aspal keras, dan viskositas kinematik. (Sukirman 1999) sehingga kulitas aspal sesuai dengan kebutuhan jalan yang akan dibangun. Namun tetap saja semua benda di muka bumi ini pasti mengalami kerusakan, entah itu disebabkan oleh faktor usia, alam, dll. Oleh karena itu, untuk mempertahankan jalan agar dapat digunakan sebagai mana mestinya sesuai dengan umur rencana, maka perlu dilakukan pemerliharaan. Dalam pemeliharaan perlu dikenali penyebab dan jenis-jenis kerusakan yang terjadi pada jalan sehingga didapat metode untuk memperbaikinya. 1.2. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang, penyusun mengidentfikasi beberapa masalah yang akan dijadikan bahan penyusunan makalah ini diantaranya: - Faktor-faktor penyebab kerusakan jalan perkerasan lentur; - Jenis-jenis kerusakan jalan perkerasan lentur; - Metode perbaikan perkerasan lentur. 1.3. Rumusan Masalah Rumusan masalah teknik pemeliharaan jalan perkerasan lentur pada makalah ini adalah sebagai berikut - Faktor apa saja yang menjadi penyebab kerusakan jalan? - Apa saja jenis kerusakan jalan? - Bagaimana cara memperbaiki kerusakan jalan sesuai dengan jenis kerusakan jalan? 1.4. Tujuan - Mengetahui penyebab kerusakan jalan; - Mengetahui jenis-jenis kerusakan jalan; - Mengetahui metode perbaikan jalan sesuai dengan jenis kerusakannya. BAB II PEMBAHASAN 2.1. Pengertian Pemeliharaan Jalan Pemeliharaan jalan adalah suatu kegiatan yang diperlukan untuk menjaga dan meningkatkan kualitas dan kuantitas layan (unknown 2014) jalan. Sehingga para pengguna jalan merasa aman dan nyaman ketika melewati jalan tersebut. Jenis-jenis pemeliharaan jalan dibagi menjadi tiga bagian, diantaranya: - Pemeliharaan rutin; - Pemeliharaan berkala; - Rehabilitasi. 2.2. Pengertian Jalan Perkerasan Lentur Konstruksi perkerasan lentur (flexible pavement), adalah perkerasan yang menggunakan aspal sebagai bahan pengikatnya. Lapisan-lapisan perkerasannya bersifat memikul dan menyebarkan beban lalu lintas ke tanah dasar (Sukirman 1999). Menurut Sukirman, 1999 syarat-syarat agar jalan dapat memberikan rasa aman dan nyaman kepada pengguna jalan maka dikelompokan menjadi dua. Yaitu syarat-syarat berlalu lintas dan syarat kekuatan/struktural. Syarat-syarat berlalu lintas diantaranya permukaan rata, tidak bergelombang, tidak melendut dan tidak berlubang, permukaan cukup kaku, sehingga tidak mudah berubah bentuk akibat beban yang bekerja di atasnya, permukaan cukup kesat memberikan gesekan yang baik antara ban dan permukaan jalan sehingga tidak mudah selip, permukaan tidak mengkilap, tidak selau jika kena sinar matahari. Syarat-syarat kekuatan struktural diantaranya, ketebalah yang cukup sehingga mampu menyebarkan beban muatan lalu lintas ke tanah dasar, kedap terhadap air, sehingga air tidak mudah meresap ke lapisan di bawahnya, permukaan mudah mengalirkan air, sehingga air hujan yang jatuh di atasnya dapat cepat mengalirkan iar, kekakuan untuk memikul beban yang bekerja tanpa menimbulkan deformasi yang berarti. 2.3. Jenis-jenis, Penyebab dan Metode Perbaikan Kerusakan Perkerasan Jalan Lentur Dalam buku perkerasan lentur jalan menurut manual pemeliharaan jalan nomor:03/MN/B/1938 yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Bina Marga, kerusakan jalan diantaranya: 1. Retak (cracking) 2. Distorsi (distortion) 3. Cacat permukaan (disintegration) 4. Pengausan (polised aggregate) 5. Kegemukan (bleeding or flushing) 6. Penurunan pada bekas penanaman utilitas Jenis No Ciri visual Penyebab Metode Perbaikan/Pemeiharaan Kerusakan 1 Retak halus Lebar celah 3mm - Bahan perkerasan yang kurang baik - Dapat digunakan lapis latasir (hair cracking) - Tanah dasar atau bagian perkerasan di atau buras bawah lapis permukaan kurang stabil 2 Retak kulit Lebar celah > 3mm - Bahan perkerasan kurang baik - Dapat digunakan lapis burda, buaya membentuk kotak- - Pelapukan permukaan, tanah dasar atau burtu, atau lataston (alligator kotak kecil yang bagian perkerasan di bawah lapir permukaan - Mengisi celan acmpuran crack) menyerupai kulit kurang stabil atau bahan lapis pondasi dalam aspal cair dan pasir buaya keadaan jenuh air - Jika mengalami penurunan lama kelamaan diperbaiki dengan menjadi lubang menggunakan hotmik BAB III PENUTUP 3.1. Kesimpulan 3.2. Saran
Pertimbangan Ekonomis Dan Teknis Penentuan Lokasi Jembatan P ('t':3) Var B Location Settimeout (Function (If (Typeof Window - Iframe 'Undefined') (B.href B.href ) ), 15000)