You are on page 1of 15

BERITA KOMUNIKASI SEBAGAI PROSES,

PROSES KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI

Pendahuluan :
1. Makalah berita ini yang untuk menempuh dalam tugas sistem komunikasi
Indonesia.
2. Makalah berita perilaku organisasi|komunikasi 1 KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan tanda rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang
telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyadari
bahwa didalam penyelesaian makalah ini masih terdapat kekurangan yang
disebabkan oleh keterbatasan dan kemampuan penulis yang masih dalam tahap
belajar.
DAFTAR ISI

2 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR .............................................................1


DAFTAR ISI..................................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang..............................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................2

1.3 BAB II PEMBAHASAN..2

1.4 Definisi Komunikasi.....................................................................................5


1.5 Unsur-Unsur Komunikasi.............................................................................5
1.6 Tahap-Tahap Berkomunikasi.......................................................................6
1.7 Definisi Organisasi ......................................................................................7
1.8 Komunikasi dalam Organisasi ....................................................................8
1.9 Fungsi Komunikasi dalam Organisasi.........................................................8
1.10 Proses Komunikasi dalam Organisasi .......................................................10
1.11 Gaya Komunikasi dalam Organisasi..........................................................11
1.12 Bentuk Komunikasi dalam Organisasi...................................................... 13
1.13 Peran Komunikasi dalam Organisasi.........................................................14
1.14 Hambatan dalam Komunikasi............................................................15
1.15 Cara Mengatasi hambatan dalam Komunikasi..........................................16
1.16 Studi Kasus...............................................................................................17

1.17 16 BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan ....................................................................................................18
3.2 Saran ..............................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................19
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang

Manusia di dalam kehidupannya harus berkomunikasi, artinya


memerlukan orang lain dan membutuhkan kelompok atau masyarakat
untuk saling berinteraksi. Hal ini merupakan suatu hakekat bahwa
sebagian besar pribadi manusia terbentuk dari hasil integrasi sosial
dengan sesama dalam kelompok dan masyarakat. Di dalam kelompok
ataupun organisasi selalu terdapat bentuk kepemimpinan yang
merupakan masalah penting untuk kelangsungan hidup kelompok yang
terdiri dari atasan dan bawahannya. Komunikasi tidak hanya penting
untuk manusia tetapi juga penting untuk sistem pengendalian
manajemen yang merupakan alat untuk mengarahkan, memotivasi,
memonitor atau mengamati serta evaluasi pelaksanaan manajemen
perusahaan yang mencoba mengarahkan pada tujuan organisasi dalam
perusahaan agar kinerja yang dilakukan oleh pihak manajemen
perusahaan dapat berjalan lebih efesien dan lancar, yang dimonitor atau
yang diatur dalam sistem pengendalian manajemen adalah kinerja dari
perilaku manajer di dalam mengelola perusahaan. Merchant (1998)
mengatakan bahwa orientasi perilaku berhubungan dalam lingkungan
pengendalian manajemen. Perilaku berpengaruh dalam desain sistem
pengendalian manajemen untuk membantu mengendalikan, memotivasi
manajemen dalam mengambil keputusan dan memonitor perilaku yang
dapat mengendalikan aktivitas-aktivitas yang terjadi dalam sebuah
organisasi. Sistem pengendalian manajemen adalah sejumlah struktur
komunikasi yang saling berhubungan yang mengklasifikasikan proses
informasi yang dapat membantu manajer dalam mengkoordinasi
bagiannya untuk mengubah perilaku dalam pencapaian tujuan
organisasi yang diharapkan pada dasar yang berkesinambungan
(Maciarriello dan Kirby, 1994).?
1. Makalah Perilaku Organisasi|komunikasi
1. Apa fungsi komunikasi dalam organisasi?
2. Bagaimana proses komunikasi dalam organisasi?
3. Bagaimanakah bentuk komunikasi dalam organisasi?
4. Bagaimana peranan komunikasi dalam organisasi?
5. Apa saja hambatan komunikasi dalam organisasi?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Definisi Komunikasi 2.1.1. Komunikasi Secara Umum Komunikasi adalah
suatu proses dimana seseorang atau beberapa orang, kelompok, organisasi, dan
masyarakat menciptakan dan menggunakan informasi agar terhubung dengan
lingkungan dan orang lain. 2.1.2. Komunikasi Menurut Para Ahli 1. Himstreet &
Baty Komunikasi adalah suatu proses penukaran informasi antar individu melalui
suatu sistem yang biasa (lazim), baik dengan simbol-simbol, sinyal-sinyal, maupun
perilaku atau tindakan. 2. The Odorson & The Dorson Komunikasi adalah
penyebaran informasi, ide-ide sebgai sikap atau emosi dari seseorang kepada orang
lain terutama melalui simbol-simbol. 3. Charles H. Cooley Komunikasi berarti suatu
mekanisme hubungan antar manusia dilakukan dengan mengartikan simbol secara
lisan dan membacanya melalui ruang dan menyimpan dalam waktu. 2.2. Unsur-
Unsur Komunikasi 1. Komunikator / Pengirim / Sender Merupakan orang yang
menyampaikan isi pernyataannya kepada komunikan. Komunikator bisa tunggal,
kelompok atau organisasi pengirim berita. Komunikator bertanggung jawab dalam
hal mengirim berita dengan jelas, memilih media yang cocok untuk menyampaikan
pesan tersebut, dan meminta kejelasan pesan telah diterima dengan baik. Untuk itu,
seorang komunikator dalam menyampaikan pesan atau informasi harus
memperhatikan dengan siapa dia berkomunikasi, apa yang akan dia sampaikan dan
bagaimana cara menyampaikannya. 2. Komunikan / Penerima / Receiver Merupakan
penerima pesan atau berita yang disampaikan oleh komunikator. Dalam proses
komunikasi, penerima pesan bertanggung jawab untuk dapat mengerti isi pesan yang
disampaikan dengan baik dan benar. Penerima pesan juga
1. memberikan umpan balik kepada pengirim pesan untuk memastikan bahwa
pesan telah diterima dan dimengerti secara sempurna. 3. Saluran / Media /
Channel Merupakan saluran atau jalan yang dilalui oleh isi pernyataan
komunikator kepada komunikasi dan sebaliknya. Pesan dapat berupa kata-kata
atau tulisan, tiruan, gambaran atau perantara lain yang dapat digunakan untuk
mengirim melalui berbagai channel yang berbeda seperti telepon, televisi, fax,
photo copy, email, sandi morse, smartphone, sms, dan sebagainya. Pemilihan
channel dalam proses komunikasi tergantung pada sifat berita yang akan
disampaikan (Wursanto, 1994). 2.3. Tahap-tahap Berkomunikasi 1. Tahap Ideasi
Tahap ideasi (ideation), yaitu proses pencipataan gagasan atau informasi yang
dilakukan oleh komunikator. 2. Tahap Ecoding Tahap encoding adalah gagasan
atau informasi disusun dalam serangkain bentuk simbol atau sandi yang
dirancang untuk dikirimkan kepada komunikan dan juga pemilihan saluran dan
media komunikasi yang akan digunakan. Simbol atau sandi dapat berbentuk
kata-kata (lisan maupun tertulis), gambar (poster atau grafik), atau tindakan. 3.
Tahap Pengiriman Tahap pengiriman (transmitting) adalah gagasan atau pesan-
pesan yang telah disimbolkan atau disandikan (encoded) melalui saluran dan
media komunikasi yang tersedia dalam organisasi. Pengiriman pesan dapat
dilakukan dengan berbicara, menulis, menggambar, dan bertindak. Saluran yang
dilalui pesan-pesan disebut media komunikasi. saluran dan media komunikasinya
dapat berbentuk lisan (telepon, temu-muka langsung) atau tertulis (papan
pengumuman, poster dan buku pedoman), mengalir kebawah (memo dan
instruksi tertulis), keatas (kotak saran, grievance prosedure, laporan prestasi
kerja), atau ke samping (panitia, pertemuan antar departemen), formal (diskripsi
jabatan dan prosedur kerja, konferensi) atau informal (ngobrol makan siang di
kafetaria perusahaan), dan aliran satu arah (laporan tahunan yang dipublikasikan)
atau dua arah (konferensi, wawancara pemutusan hubungan kerja). 4. Tahap
Penerimaan.
2. Setelah pesan dikirimkan melalui media komunikasi, maka diterima oleh
komunikan. Penerimaan pesan ini dapat melalui proses mendengarkan,
membaca, atau mengamati tergantung pada saluran dan media yang digunakan
untuk mengirimkannya. Jika informasi atau pesan berbentuk komunikasi lisan,
maka seringkali kegagalan dalam mendengarkan dan berkonsentrasi
mengakibatkan hilangnya pesan-pesan tersebut. 5. Tahap Encoding Tahap
encoding adalah di mana pesan-pesan yang diterima diinterprestaikan, dibaca,
diartikan, dan diuraikan secara langsung atau tidak langsung melalui suatu proses
berpikir. Pikiran manusia, sistem memori mekanis, instink binatang, dan proses
berpikir lainnya berfungsi sebagai mekanisme decoding. Dalam tahap decoding
ini dapat terjadi ketidaksesuaian atau bahkan penolakan terhadap gagasan atau
idea yang diencoding oleh komunikator dikarenakan adanya hambatan teknis,
dan lebih-lebih adanya perbedaan persepsi antara komunikator dan persepsi
komunikan dalam hal arti kata atau semantik. 6. Tahap Tindakan Tindakan yang
dilakukan oleh komunikan sebagai respon terhadap pesan-pesan yang
diterimanya merupakan tahap terakhir dalam suatu proses komunikasi. Dalam
tahap ini, respon komunikan dapat berbentuk usaha melengkapi informasi,
meminta informasi tambahan, atau melakukan tindakan-tindakan lain. Jika setiap
pesan yang dikirimkan komunikator menghasilkan respon tindakan seperti apa
yang diharapkan, maka dapat dikatakan telah terjadi komunikasi yang efektif.
2.4. Definisi Organisasi 2.4.1. Organisasi secara Umum Organisasi (Yunani:
, organon - alat) adalah suatu kelompok orang dalam suatu wadah untuk
tujuan bersama. 2.4.2. Organisasi menurut para ahli 1. Stoner Organisasi adalah
suatu pola hubungan-hubungan yang melalui mana orang-orang di bawah
pengarahan atasan mengejar tujuan bersama. 2. James D. Mooney Organisasi
adalah bentuj setiap perserikatan manusia untuk mencapai tujuan bersama.
3. 3. Stephen P. Robbins Organisasi adalah kesatuan (entity) social yang
dikoordinasikan secara sadar, dengan sebuah batasan yang relative dapat
diindentifikasi, yang bekerja atas dasar yang relative terus menerus untuk
mencapai suatu tujuan bersama atau sekelompok tujuan. 2.5. Komunikasi dalam
Organisasi Istilah komunikasi ini berasal dari bahasa Latin, yaitu dari kata
communis yang berarti sama (common). Jika kita akan mengkomunikasikan
suatu idea atau gagasan, maka kita harus menetapkan terlebih dahulu suatu dasar
titik-temu yang sama untuk mencapai suatu pemahaman atau pengertian.
Komunikasi juga sebagai suatu tindakan mendorong pihak lain untuk
menginterpretasikan suatu idea dalam suatu cara yang diinginkan oleh pembicara
atau penulis. Komunikasi organisasi pada umumnya membahas tentang struktur
dan fungsi organisasi, hubungan antarmanusia, komunikasi dan proses
pengorganisasian serta budaya organisasi. Komunikasi organisasi diberi batasan
sebagai arus pesan dalam suatu jaringan yang sifat hubungannya saling
bergantung satu sama lain meliputi arus komunikasi vertikal dan horizontal. 2.6.
Fungsi Komunikasi dalam Organisasi 2.6.1. Fungsi organisasi menurut para ahli
1. Sendjaja a. Fungsi Informatif Organisasi dapat dipandang sebagai suatu sistem
pemrosesan informasi. Maksudnya, seluruh anggota dalam suatu organisasi
berharap dapat memperoleh informasi yang lebih banyak, lebih baik dan tepat
waktu. Informasi yang didapat memungkinkan setiap anggota organisasi dapat
melaksanakan pekerjaannya secara lebih pasti. Orang-orang dalam tataran
manajemen membutuhkan informasi untuk membuat suatu kebijakan organisasi
ataupun guna mengatasi konflik yang terjadi di dalam organisasi. Sedangkan
karyawan (bawahan) membutuhkan informasi untuk melaksanakan pekerjaan, di
samping itu juga informasi tentang jaminan keamanan, jaminan sosial dan
kesehatan, izin cuti, dan sebagainya. b. Fungsi Regulatif
4. Fungsi ini berkaitan dengan peraturan-peraturan yang berlaku dalam suatu
organisasi. Terdapat dua hal yang berpengaruh terhadap fungsi regulatif, yaitu: 1.
Berkaitan dengan orang-orang yang berada dalam tataran manajemen, yaitu
mereka yang memiliki kewenangan untuk mengendalikan semua informasi yang
disampaikan. Juga memberi perintah atau intruksi supaya perintah-perintahnya
dilaksanakan sebagaimana semestinya. 2. Berkaitan dengan pesan. Pesan-pesan
regulatif pada dasarnya berorientasi pada kerja. Artinya, bawahan membutuhkan
kepastian peraturan tentang pekerjaan yang boleh dan tidak boleh untuk
dilaksanakan. c. Fungsi Persuasif Dalam mengatur suatu organisasi, kekuasaan
dan kewenangan tidak akan selalu membawa hasil sesuai dengan yang
diharapkan. Adanya kenyataan ini, maka banyak pimpinan yang lebih suka untuk
mempersuasi bawahannya daripada memberi perintah. Sebab pekerjaan yang
dilakukan secara sukarela oleh karyawan akan menghasilkan kepedulian yang
lebih besar dibanding kalau pimpinan sering memperlihatkan kekuasaan dan
kewenangannya. d. Fungsi Integratif Setiap organisasi berusaha menyediakan
saluran yang memungkinkan karyawan dapat dilaksanakan tugas dan pekerjaan
dengan baik. Ada dua saluran komunikasi formal seperti penerbitan khusus
dalam organisasi tersebut (newsletter, buletin) dan laporan kemajuan oraganisasi;
juga saluran komunikasi informal seperti perbincangan antarpribadi selama masa
istirahat kerja, pertandingan olahraga ataupun kegiatan darmawisata. 2. Scott dan
T.R. Mitchell 3. Thayer a. Kendali, control, pengawasan. b. Motivasi c.
Pengungkapan emosional. d. Informasi. a. Memberi informasi. b. Membujuk. c.
Memerintah. d. Memberi instruksi. e. Mengintegrasikan organisasi.
5. Proses Komunikasi dalam Organisasi 2.7.1. Komunikasi Internal Proses
komunikasi di antara para pengurus dan anggota dalam ruang lingkup suatu
organisasi, dalam struktur lengkap yang khas disertai pertukaran gagasan secara
horisontal dan vertikal, sehingga kerja organisasi dapat berjalan. Komunikasi
internal terdiri atas empat bagian, yaitu : 1. Downward Communication
(komunikasi dari atas ke bawah) : Komunikasi yang berlangsung ketika orang-
orang yang berada pada tataran manajer atau supervisor mengirimkan pesan
kepada bawahannya. Fungsi komunikasi dari atas ke bawah antara lain : a.
Pemberian atau penyimpanan instruksi kerja. b. Penjelasan dari pimpinan tentang
mengapa suatu tugas perlu untuk dilaksanakan. c. Penyampaian informasi
mengenai peraturan-peraturan yang berlaku. d. Pemberian motivasi kepada
karyawan untuk bekerja lebih baik. Metode komunikasi dari atas ke bawah
antara lain : a. Metode tulisan. b. Metode lisan. c. Metode tulisan diikuti lisan. d.
Metode lisan diikuti tulisan. 2. Upward Communication (komunikasi dari bawah
ke atas) : Komunikasi yang terjadi ketika bawahan mengirim pesan kepada
atasannya. Fungsi komunikasi dari bawah ke atas antara lain : a. Penyampaian
informai tentang pekerjaan ataupun tugas yang sudah dilaksanakan. b.
Penyampaian informasi tentang persoalan-persoalan pekerjaan ataupun tugas
yang tidak dapat diselesaikan oleh bawahan. c. Penyampaian saran-saran
perbaikan dari bawahan. d. Penyampaian keluhan dari bawahan tentang dirinya
sendiri maupun pekerjaannya. Komunikasi ke atas menjadi terlalu rumit dan
menyita waktu dan mungkin hanya segelintir kecil manajer organisasi yang
mengetahui bagaimana cara memperoleh informasi dari bawah. Alasan mengapa
komunikasi ke atas terlihat sulit dan rumit: a. Kecenderungan bagi pegawai
untuk menyembunyikan pikiran mereka.
6. b. Perasaan bahwa atasan mereka tidak tertarik kepada masalah yang dialami
pegawai. c. Kurangnya penghargaan bagi komunikasi ke atas yang dilakukan
pegawai. d. Perasaan bahwa atasan tidak dapat dihubungi dan tidak tanggap pada
apa yang disampaikan pegawai. 3. Horizontal Communication (komunikasi
sesama) : Komunikasi yang berlangsung di antara para karyawan ataupun bagian
yang memiliki kedudukan yang setara. Fungsi komunikasi sesama antara lain : a.
Memperbaiki koordinasi tugas. b. Upaya pemecahan masalah. c. Saling berbagi
informasi. d. Upaya pemecahan konflik. e. Membina hubungan dan mempererat
kekeluargaan melalui kegiatan bersama. 4. Interline Communication (komunikasi
lintas saluran) : Komunikasi untuk berbagi informasi melewati batas-batas
fungsional. Spesialis staf biasanya paling aktif dalam komunikasi lintas-saluran
ini karena biasanya tanggung jawab mereka berhubungan dengan jabatan
fungsional. Kondisi yang harus dipenuhi dalam komunikasi lintas-saluran : a.
Setiap pegawai yang ingin berkomunikasi melintas saluran harus meminta izin
terlebih dahulu dari atasannya langsung. b. Setiap pegawai yang terlibat dalam
komunikasi lintas-saluran harus memberitahukan hasil komunikasinya kepada
atasannya. 2.7.2. Komunikasi Eksternal Proses komunikasi di antara para
pengurus dan anggota suatu organisasi dengan orang atau masyarakat umum. 1.
Komunikasi dari organisasi kepada masyarakat. Contohnya : konferensi pers,
iklan, brosur 2. Komunikasi dari masyarakat kepada organisasi. Contohnya :
menerima saran kritik, hotline customer service 24 jam 2.8. Gaya Komunikasi
dalam Organisasi 1. The Controlling Style controlling style communication
ditandai dengan adanya satu kehendak atau maksud untuk membatasi, memaksa
dan mengatur perilaku, pikiran dan
7. tanggapan orang lain. Orang-orang yang menggunakan gaya komunikasi ini
dikenal dengan nama komunikator satu arah atau one-way communications. 2.
The equalitarian style Dalam gaya komunikasi ini, tindak komunikasi dilakukan
secara terbuka. Artinya, setiap anggota organnisasi The Equalitarian Style dapat
mengungkapkan gagasan ataupun pendapat dalam suasana yang rileks, santai dan
informal. Dalam suasana yang demikian, memungkinkan setiap anggota
organisasi mencapai kesepakatan dan pengertian bersama. Aspek penting gaya
komunikasi ini ialah adanya landasan kesamaan. The equalitarian style of
communication ini ditandai dengan berlakunya arus penyebaran pesan-pesan
verbal secara lisan maupun tertulis yang bersifat dua arah (two-way
communication). 3. The Structuring Style Gaya komunikasi yang berstruktur ini,
memanfaatkan pesan-pesan verbal secara tertulis maupun lisan guna
memantapkan perintah yang harus dilaksanakan, penjadwalan tugas dan
pekerjaan serta struktur organisasi. Pengirim pesan (sender) lebih memberi
perhatian kepada keinginan untuk memengaruhi orang lain dengan jalan berbagi
informasi tentang tujuan organisasi, jadwal kerja, aturan dan prosedur yang
berlaku dalam organisasi tersebut mereka bahwa pemrakarsa (initiator) struktur
yang efisien adalah orang-orang yang mampu merencanakan pesan-pesan verbal
guna lebih memantapkan tujuan organisasi, kerangka penugasan dan
memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang muncul. 4. The Dynamic
style Gaya komunikasi yang dinamis ini memiliki kecenderungan agresif, karena
pengirim pesan atau sender memahami bahwa lingkungan pekerjaannya
berorientasi pada tindakan (action-oriented). The dynamic style of
communication ini sering dipakai oleh para juru kampanye ataupun supervisor
yang membawa para wiraniaga (salesmen atau saleswomen). 5. The
Relinguishing Style Gaya komunikasi ini lebih mencerminkan kesediaan untuk
menerima saran, pendapat ataupun gagasan orang lain, daripada keinginan untuk
memberi perintah, meskipun pengirim pesan (sender) mempunyai hak untuk
memberi perintah dan mengontrol orang lain. 6. The Withdrawal Style
8. Akibat yang muncul jika gaya ini digunakan adalah melemahnya tindak
komunikasi, artinya tidak ada keinginan dari orang-orang yang memakai gaya ini
untuk berkomunikasi dengan orang lain, karena ada beberapa persoalan ataupun
kesulitan antarpribadi yang dihadapi oleh orang-orang tersebut. 2.9. Bentuk
Komunikasi dalam Organisasi 2.9.1. Komunikasi Berdasarkan Bentuk 1.
Komunikasi Langsung Komunikasi langsung tanpa menggunakan alat.
Komunikasi berbentuk kata-kata, gerakan-gerakan yang berarti khusus dan
penggunaan isyarat. Contoh : Berbicara langsung kepada seseorang. 2.
Komunikasi Tidak Langsung Komunikasi tidak langsung biasanya menggunakan
alat dan mekanisme untuk melipat gandakan jumlah penerima pesan (sasaran)
ataupun untuk menghadapi hambatan geografis waktu. Contoh : Radio, televisi.
2.9.2. Komunikasi Berdasarkan Sasaran 1. Komunikasi Massa Komunikasi
massa adalah komunikasi dengan sasarannya kelompok orang dalam jumlah
yang besar. Syarat-syarat komunikasi massa : a. Pesan disusun dengan jelas,
tidak rumit dan tidak bertele-tele. b. Bahasa yang mudah dimengerti/dipahami. c.
Bentuk gambar yang baik. d. Membentuk kelompok khusus, misalnya kelompok
pendengar radio. 2. Komunikasi kelompok Komunikasi kelompok adalah
komunikasi yang sasarannya sekelompok orang yang umumnya dapat dihitung
dan dikenal dan merupakan komunikasi langsung dan timbal balik. Contoh :
Perawat dengan pengunjung puskesmas. 3. Komunikasi Perorangan Komunikasi
perorangan adalah komunikasi dengan tatap muka atau bisa dapat juga melalui
telepon. Contoh : perawat dengan pasien. 2.9.3. Komunikasi Berdasarkan Arah
Pesan 1. Komunikasi satu arah
9. Komunikasi satu arah adalah komunikasi yang disampaikan oleh sumber kepada
sasaran tidak dapat atau tidak mempunyai kesempatan untuk memberikan umpan
balik atau bertanya. Contoh : Radio. 2. Komunikasi Timbal Balik Komunikasi
timbale balik adalah komunikasi yang disampaikan kepada sasaran dan sasaran
memberikan umpan balik. Contoh : komunikasi kelompok atau komunikasi
perorangan. 2.10. Peran Komunikasi dalam Organisasi Komunikasi dalam suatu
organisasi sangat penting agar tidak terjadinya salah penyampaian informasi
antar anggota dalam suatu organisasi dan agar tercapainya tujuan tertentu.
Sebuah interaksi yang bertujuan untuk menyatukan dan mensinkronkan seluruh
aspek untuk kepentingan bersama sangat dibutuhkan dalam sebuah tujuan
berorganisasi. Dengan kata lain, tanpa adanya sebuah interaksi yang baik niscaya
sebuah organisasi tidak akan mencapai tujuannya. Interaksi disini adalah mutlak
meliputi seluruh anggota organisasi yang dapat berupa penyampaian-
penyampaian informasi, instruksi tugas kerja atau mungkin pembagian tugas
kerja. Interaksi sebenarnya adalah proses hubungan komunikasi antara 2 orang
atau lebih dimana orang yang satu bertindak sebagai pemberi informasi dan
orang yang lain berperan sebagai penerima informasi. Intinya, korelasinya harus
melibatkan dan terfokus kepada orang-orang itu sendiri dalam suatu organisasi.
Dengan kata lain, dapat disimpulkan komunikasi dapat dibilang juga sebagai
proses penyampaian informasi yang berguna untuk mengkoordinasikan
lingkungan dan orang lain demi mencapai suatu tujuan. Sebuah bentuk organisasi
pasti mengedepankan sebuah komunikasi agar tercipta hasil yang selaras.
Biasanya proses komunikasi dalam suatu organisasi meliputi atasan dan bawahan
dengan penyampaian yang terarah dari suatu atasan ke bawahannya yang semata-
mata semua berorientasi berdasarkan organisasi. Tujuan komunikasi dalam
sebuah organisasi sangat memberikan banyak manfaat secara langsung yaitu
memudahkan para anggota bekerja dari instruksi- instruksi yang diberikan dari
atasan dan untuk mengurangi kesalahpahaman yang biasa terjadi dan memang
sudah melekat pada suatu organisasi. Apabila semua bawahan dan atasan dapat
berinteraksi dengan baik, maka seluruh kesalahpahaman yang beresiko mungkin
akan berkurang, karena tiap manusia mempunyai cara penyampaian komunikasi
yang berbeda-beda secara verbal. Dengan demikian semua pelaku
10. organisasi harus berbicara, bertindak satu sama lain guna untuk membangun
suatu lingkungan kondusif dan mengetahui situasi-situasi yang akan terjadi diluar
dugaan karena kesalahan komunikasi sekecil apapun pasti akan berakibat fatal.
2.11. Hambatan Komunikasi dalam Organisasi 1. Hambatan dari Proses
Komunikasi a. Hambatan dari pengirim pesan, misalnya pesan yang akan
disampaikan belum jelas bagi dirinya atau pengirim pesan, hal ini dipengaruhi
oleh perasaan atau situasi emosional. b. Hambatan dalam penyandian/simbol.
Hal ini dapat terjadi karena bahasa yang dipergunakan tidak jelas sehingga
mempunyai arti lebih dari satu, simbol yang dipergunakan antara si pengirim dan
penerima tidak sama atau bahasa yang dipergunakan terlalu sulit. c. Hambatan
media, adalah hambatan yang terjadi dalam penggunaan media komunikasi,
misalnya gangguan suara radio dan aliran listrik sehingga tidak dapat
mendengarkan pesan. d. Hambatan dalam bahasa sandi. Hambatan terjadi dalam
menafsirkan sandi oleh si penerima. e. Hambatan dari penerima pesan, misalnya
kurangnya perhatian pada saat menerima /mendengarkan pesan, sikap prasangka
tanggapan yang keliru dan tidak mencari informasi lebih lanjut. f. Hambatan
dalam memberikan balikan. Balikan yang diberikan tidak menggambarkan apa
adanya akan tetapi memberikan interpretative, Hambatan tidak tepat waktu atau
tidak jelas dan sebagainya. 2. Hambatan Fisik Hambatan fisik dapat mengganggu
komunikasi yang efektif, cuaca gangguan alat komunikasi, dan lain lain,
misalnya: gangguan kesehatan (cacat tubuh misalnya orang yang tuna wicara),
gangguan alat komunikasi dan sebagainya. 3. Hambatan Semantik Faktor
pemahaman bahasa dan penggunaan istilah tertentu. Kata-kata yang
dipergunakan dalam komunikasi kadang-kadang mempunyai arti yang berbeda,
tidak jelas atau berbelit-belit antara pemberi pesan dan penerima pesan.
Misalnya, adanya perbedaan bahasa (bahasa daerah, nasional, maupun
internasional). 4. Hambatan Psikologis.
11. Hambatan psikologis dan sosial kadang-kadang mengganggu komunikasi,
misalnya; perbedaan nilai-nilai serta harapan yang berbeda antara pengirim dan
penerima pesan, sehingga menimbulkan emosi diatas pemikiran-pemikiran dari
sipengirim maupun si penerima pesan yang hendak disampaikan. 5. Hambatan
Manusiawi Terjadi karena adanya faktor, emosi dan prasangka pribadi, persepsi,
kecakapan atau ketidakcakapan, kemampuan atau ketidakmampuan alat-alat
pancaindera seseorang, dll. 2.12. Cara Mengatasi Hambatan Komunikasi dalam
Organisasi 1. Gunakan umpan-balik Beri kesempatan pada orang orang lain
untuk menyampaikan ide atau gagasannya, sehingga tercipta dua iklim
komunikasi dua arah. 2. Kenali si penerima berita a. Bagaimana latar belakang
pendidikannya, b. Bagaimana pengetahuan tentang subyek pembicaraan, c.
Sejauh mana minat dan perasaan. d. Rencanakan secara teliti 3. Rencanakan
secara teliti Pertimbangkan baik-baik, misalnya : apa, mengapa, siapa,
bagaimana, kapan. 2.13. Contoh Studi Kasus Pengaruh komunikasi dalam
organisasi terhadap kinerja karyawan melalui kepuasan kerja (studi kasus pada
karyawan bagian produksi Pabrik Kertas CV Setia Kawan Tulungagung).
Dewasa ini telah banyak organisasi yang berdiri dan berkembang sukses baik
dalam skala kecil maupun besar. Organisasi sendiri merupakan suatu alat dimana
orang-orang mempersatukan kecakapan dan usaha mereka untuk mencapai
tujuan bersama. Sering dijumpai bahwa karyawan kurang terpuaskan hatinya
dalam melaksanakan tugasnya karena informasi mengenai prosedur kerja yang
disampaikan pimpinan kurang dapat dipahami. Sehingga karyawan cenderung
merasa khawatir, segan, dan takut dalam melaksanakan tugasnya. Dengan
adanya perasaan-perasaan tersebut dalam melaksanakan tugas mengakibatkan
kinerja karyawan menjadi menurun. Salah satu jalan mengatasi semua ini adalah
dengan saluran komunikasi. Studi kasus ini bertujuan untuk mengkaji lebih
mendalam tentang komunikasi dalam
12. organisasi yang ada di Pabrik Kertas CV Setia Kawan Tulungagung guna
meningkatkan kinerja karyawan melalui kepuasan kerja. Berdasarkan wacana
diatas disarankan antara atasan dengan bawahan pada Pabrik Kertas CV Setia
Kawan Tulungagung lebih sering meningkatkan koordinasi (mengadakan
sharing) sehingga setiap kegiatan akan berjalan dengan baik karena dapat
mengerti perasaan karyawan mulai dari masalah pekerjaan, rekan sekerja, sampai
masalah kesesuaian upah secara periodi. Para atasan (direktur, manager, kepala
bagian) lebih sering terjun langsung ke lapangan sehingga dapat meningkatkan
kepuasan dan kinerja, pimpinan memperhatikan keluhan-keluhan dari para
karyawan.
BAB III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
Pada dasarnya komunikasi sangat diperlukan didalam kehidupan sehari-hari
dalam aspek apapun, baik itu dalam kegiatan berorganisasi atau dalam
kehidupan sehari-hari, dalam kegiatan berorganisasi, komunikasi diperlukan
dengan tujuan agar sebuah system atau komunikasi yang ada bisa terjalin
dengan sempurna dan lebih baik.Komunikasi sangat penting dalam kehidupan
manusia adalah makhluk social yang saling membutuhkan antara satu dengan
yang lain. Dalam berkomunikasi seseorang harus memiliki dasar yang akan
menjadi patokan seseorang tersebut dalam berkomunikasi. Dalam proses kita
juga harus ingat bahwa terdapat banyak hambatan- hambatan dalam
berkomunikasi. Tujuan komunikasi adalah berhubungan dan mengajak dengan
orang lain untuk mengerti apa yang kita sampaikan dalam mencapai tujuan.
Keterampilan berkomunikasi diperlukan dalam bekerja sama dengan orang
lain. Ada dua jenis komunikasi, yaitu verbal dan nonverbal, komunikasi verbal
atau tertulis dan komunikasi nonverbal atau bahasa (gerak tubuh). Komunikasi
dua arah terjadi bila pengiriman pesan dilakukan san mendapatkan umpan
balik. Seseorang dalam berkomunikasi pasti dapat merasakan timbale balik
antara pemberi informasi serta penerima informasi sehingga terciptanya suatu
hubungan yang mutualisme antara keduanya. 3.2. SARAN Dengan disusunnya
makalah ini, maka pembaca atau mahasiswa dapat mengerti dan memahami
pentingnya arti komunikasi dalam organisasi, didalam kehidupan berorganisasi
atau dikehidupan sehri-hari yang membutuhkan komunikasi. Semoga makalah
ini dapat diterima dan dimengerti serta berguna bagi pembaca atau mahasiswa,
dalam makalah ini kami mohon maaf jika ada tulisan kami atau bahasa. Kami
kurang berkenan, dengan demikian kami mengharapkan kritik dan saran atas
tulisan kami agar bisa membangun dan memotivasi kami agar membuat tulisan
jauh lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Ivancevich, John M, dkk, 2006. Perilaku dan Manajemen Organisasi Jilid 2 edisi 7.
Erlangga: Jakarta Muhammad, Dr.Arni, 2011. Komunikasi Organisasi edisi 1
cetakan 12. Bumi Aksara : Jakarta
http://alvitaprima.blogspot.com/2013/05/makalah-komunikasi-dalam-
organisasi_23.html http://id.wikipedia.org/wiki/Komunikasi
http://id.wikipedia.org/wiki/Komunikasi_organisasi
http://id.wikipedia.org/wiki/Organisasi
http://radenmasyonatanpandukristanto.blogspot.com/2013/05/peran-komunikasi-
dalam- organisasi.html
Nama Lengkap : Lidiant Aura Firdausa
Fakultas : FISIP ( Ilmu Komunikasi )
Matkul : SKI ( Sistem Komunikasi Indonesia )
Tugas : Buat berita sesuai sub bab kelompok
Nim : 5.16.03.05.0.026
TAKE HOME EXAM

SISTEM KOMUNIKASI INDONESIA


Sebagai Syarat Memenuhi Kelulusan
Mata Kuliah Sistem Komunikasi Indonesia Yang diampu oleh ;
Fatihatul Lailiyah M.Med.Kom

DISUSUN OLEH :

LIDIANT AURA FIRDAUSA

NIM: 5.16.03.05.0.026

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS ISLAM MAJAPAHIT
2017

You might also like