You are on page 1of 10

MOTOR INDUKSI

WIDYA APRI WANDINI

RB201708799

PENDIDIKAN PROFESI GURU PRAJABATAN BERSUBSIDI

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2017
MOTOR INDUKSI

1. Pengendalian Kecepatan Motor Sinkron dan Asinkron

a. Pengendalian kecepatan motor sinkron

1) Kurva Karakteristik Torsi-Kecepatan Motor Sinkron


Motor sinkron pada dasarnya merupakan alat yang menyuplai tenaga ke beban
pada kecepatan konstan. Kecepatan putaran motor terkunci pada frekuensi listrik
yang diterapkan, oleh karena itu kecepatan motor adalah konstan pada beban
bagaimanapun. Kecepatan motor yang tetap ini dari kondisi tanpa beban sampai
torsi maksimum yang bisa disuplai motor disebut torsi pullout. Bentuk
karakteristik torsi terhadap kecepatan ini diperlihatkan pada gambar di bawah ini.

Gambar 1. Karakteristik Torsi-Kecepatan

Semakin besar arus medan, maka torsi maksimum motor akan semakin besar.
2) Pengaruh Perubahan Beban Pada Motor Sinkron

Gambar 2. Pengaruh Perubahan Beban Pada Motor Sinkron

Gambar 2 memberikan gambaran bentuk pengaruh perubahan beban pada


motor sinkron. Jika beban dihubungkan pada motor sinkron, maka motor akan
membangkitkan torsi yang cukup untuk menjaga motor dan bebannya berputar
pada kecepatan sinkron. Misal mula-mula motor sinkron beroperasi pada faktor
daya mendahului (leading). Jika beban pada motor dinaikkan, putaran rotor pada
asalnya akan melambat. Ketika hal ini terjadi, maka sudut torsi induksi akan naik.
Kenaikan torsi induksi akan menambah kecepatan rotor, dan motor akan kembali
berputar pada kecepatan sinkron tapi dengan sudut torsi yang lebih besar.

3) Pengaruh Perubahan Arus Medan Pada Motor Sinkron


Gambaran hubungan pengaruh kenaikan arus medan pada motor sinkron
diperlihatkan pada gambar di bawah ini.
Gambar 3. Pengaruh kenaikan arus medan pada motor sinkron

Ketika nilai Ea naik, besar arus Ia mula-mula turun dan kemudian naik lagi.
Pada nila Ea rendah, arus jangkar Ia adalah lagging dan motor bersifat induktif. Ia
bertindak seperti kombinasi resitor-induktor dan menyerap daya reaktif Q. Ketika
arus medan dinaikkan, arus jangkar menjadi kecil dan pada akhirnya menjadi
segaris (sefasa) dengan tegangan. Pada kondisi ini motor bersifat resistif murni.
Ketika arus medan dinaikkan lebih jauh, maka arus jangkar akan menjadi
mendahului (leading) dan motor menjadi beban kapasitif. Ia bertindak seperti
kombinasi resistor-kapasitor menyerap daya reaktif negatif Q (menyuplai daya
reaktif Q ke sistem). Hubungan antara arus jangkar Ia dengan arus medan IF
untuk satu beban (P) yang tetap akan merupakan kurva yang berbentuk V seperti
yang diperlihatkan pada gambar di bawah ini.

Gambar 4. Kurva V hubungan antara arus jangkar Ia dengan arus medan IF untuk
satu beban (P) yang tetap pada motor sinkron
Beberapa kurva V digambarkan untuk level daya yang berbeda. Arus jangkar
minimum terjadi pada faktor daya satu dimana hanya daya real yang disuplai ke
motor. Pada titik lain, daya reaktif disuplai ke atau dari motor. Untuk arus medan
lebih rendah dari nilai yang menyebabkan Ia minimum, maka arus jangkar akan
tertinggal (lagging) dan menyerap Q. Oleh karena arus medan pada kondisi ini
adalah kecil, maka motor dikatakan under excitation. Untuk arus medan lebih
besar dari nilai yang menyebabkan Ia minimum, maka arus jangkar akan
mendahului (leading) dan menyuplai Q. Kondisi ini disebut over excitation.

b. Pengendalian Kecepatan Motor Asinkron

Motor induksi akan berputar pada suatu kecepatan konstan saat dihubungkan pada
tegangan dan frekuensi yang konstan, kecepatannya sangat mendekati kecepatan
sinkronnya. Bila torsi beban bertambah, maka kecepatannya akan sedikit mengalami
penurunan, sehingga motor induksi sangat cocok digunakan menggerakkan sistem
yang membutuhkan kecepatan yang konstan. Pengaturan kecepatan pada motor
induksi tiga fasa dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu dengan mengubah
jumlah kutub, mengatur tahanan luar, mengatur tegangan jala-jala, dan mengatur
frekuensi jala-jala.

1) Mengubah Jumlah Kutub


Operasi motor induksi mendekati kecepatan sinkron, maka kecepatan motor
dapat diubah dengan cara mengubah jumlah kutubnya, sesuai dengan persamaan:

120 f
Ns
P

Hal tersebut dapat dilakukan dengan mengubah hubungan lilitan dai kumparan
stator motor. Normalnya diperoleh dua perubahan kecepatan sinkron dengan
mengubah jumlah kutub, misalnya dari dua kutub menjadi empat kutub. Dengan
cara ini perubahan kecepatan yang dihasilkan hanya dalam discrete steps.

2) Pengaturan Tahanan Rotor


Dalam pengaturan kecepatan putaran dengan cara pengaturan tahanan luar
hanya bisa dilakukan pada motor induksi rotor belitan, dengan cara
menghubungkan tahanan luar ke dalam rangkaian rotor melalui slipring.
Diketahui bahwa dalam pengaturan tahanan secara manual terkadang kurang
sempurna untuk beberapa jenis penggunaan, seperti sistem kontrol umpan balik.
Kontrol dengan memanfaatkan komponen elektronik pada tahanan luar akan lebih
memperhalus operasi pengaturan.

3) Pengaturan Tegangan
Untuk melakukan suatu pengaturan kecepatan dengan daerah pengaturan yang
sempit pada motor induksi rotor sangkar dapat dilakukan dengan menurunkan
(mengatur) besarnya suatu tegangan masukan. Perlu anda ketahui pula bahwa
dalam pengaturan kecepatan seperti ini dapat menyebabkan naiknya slip sehingga
efisiensi menurun dengan menurunnya kecepatan, dan pemanasan berlebihan pada
motor bisa menimbulkan masalah.

4) Pengaturan Frekuensi
Dalam pengaturan putaran motor induksi dapat dilakukan dengan mengatur
nilai frekuensi jala-jala. Aplikasi metode pengaturan kecepatan ini memerlukan
sebuah pengubah frekuensi. Diketahui bahwa dalam menghindari saturasi yang
tinggi dalam magnetik, tegangan terminal ke motor harus bervariasi sebanding
dengan frekuensi.
2. Pengereman pada Motor
Pengereman secara elektrik dapat dilaksanakan dengan dua cara yaitu secara:

Dinamis
Plugging
Elektromekanis
Beban Listrik
Pengereman secara Dinamis

Pengereman yang dilakukan dengan melepaskan jangkar yang berputar dari


sumber tegangan dan memasangkan tahanan pada terminal jangkar. Oleh karena itu
kita dapat berbicara tentang waktu mekanis T konstan dalam banyak cara yang sama
kita berbicara tentang konstanta waktu listrik sebuah kapasitor yang dibuang ke
dalam sebuah resistor. Pada dasarnya, T adalah waktu yang diperlukan untuk
kecepatan motor jatuh ke 36,8 persen dari nilai awalnya. Namun, jauh lebih mudah
untuk menggambar kurva kecepatan-waktu dengan mendefinisikan konstanta waktu
baru T o yang merupakan waktu untuk kecepatan dapat berkurang menjadi 50 persen
dari nilai aslinya. Ada hubungan matematis langsung antara konvensional konstanta
waktu T dan setengah konstanta waktu T O Buku ini diberikan oleh

T o = 0,693 T

Kita dapat membuktikan bahwa waktu mekanis ini konstan diberikan oleh

di mana
To = waktu untuk kecepatan motor jatuh ke satu-setengah dari nilai

sebelumnya [s]
J = momen inersia dari bagian yang berputar, yang disebut poros motor [kg m]
n 1 = awal laju pengereman motor saat mulai [r / min]
P 1 = awal daya yang dikirim oleh motor ke pengereman resistor [W]
131,5 = konstan [exact value = (30 / p) 2 log e 2]
0,693 = konstan [exact value = log e 2]

Persamaan ini didasarkan pada asumsi bahwa efek pengereman sepenuhnya karena
energi pengereman didisipasi di resistor. Secara umum, motor dikenakan tambahan
akibat torsi pengereman windage dan gesekan, sehingga waktu pengereman akan
lebih kecil dari yang diberikan oleh Persamaan. 5.9.
Pengereman secara Plugging

Kita bisa menghentikan motor bahkan lebih cepat dengan menggunakan metode
yang disebut plugging. Ini terdiri dari tiba-tiba membalikkan arus angker dengan
membalik terminal sumber (Gambar 6a).

Gambar 5. Kecepatan kurva terhadap waktu untuk berbagai metode


pengereman

Di bawah kondisi motor normal, angker arus / 1 diberikan oleh

I 1 = (E s - E o) IR

di mana R o adalah resistansi armature. Jika kita tiba-tiba membalik terminal sumber
tegangan netto yang bekerja pada sirkuit angker menjadi (E o + E s). Yang disebut
counter-ggl E o dari angker tidak lagi bertentangan dengan apa-apa tetapi sebenarnya
menambah tegangan suplai E s. Bersih ini tegangan akan menghasilkan arus balik yang
sangat besar, mungkin 50 kali lebih besar daripada beban penuh arus armature. Arus ini
akan memulai suatu busur sekitar komutator, menghancurkan segmen, kuas, dan
mendukung, bahkan sebelum baris pemutus sirkuit bisa terbuka.
Gambar A Amature terhubung ke sumber dc E s.

Gambar B Menghubungkan.

Untuk mencegah suatu hal yang tidak diinginkan, kita harus membatasi arus balik
dengan memperkenalkan sebuah resistor R dalam seri dengan rangkaian pembalikan
(Gambar 6b). Seperti dalam pengereman dinamis, resistor dirancang untuk
membatasi pengereman awal arus I 2 sampai sekitar dua kali arus beban penuh.

Dengan memasukkan rangkaian, torsi reverse dikembangkan bahkan ketika angker


telah datang berhenti. Akibatnya, pada kecepatan nol, E o = 0, tapi aku 2 = E s / R,
yaitu sekitar satu setengah nilai awalnya. Begitu motor berhenti, kita harus segera
membuka sirkuit angker, selain itu akan mulai berjalan secara terbalik. Sirkuit
gangguan biasanya dikontrol oleh sebuah null-kecepatan otomatis perangkat
terpasang pada poros motor.

Lekuk Gambar. 5 memungkinkan kita untuk membandingkan pengereman plugging


dan dinamis untuk pengereman awal yang sama saat ini. Perhatikan bahwa
memasukkan motor benar-benar berhenti setelah selang waktu 2 T o. Di sisi lain, jika
pengereman dinamis digunakan, kecepatan masih 25 persen dari nilai aslinya pada
saat ini. Meskipun demikian, kesederhanaan komparatif pengereman dinamis
menjadikan lebih populer di sebagian besar aplikasi.

Pengereman Elektromekanis

Pada mesin Crane sistim pengereman yang paling sesuai adalah sistim pengereman
Elektromekanis. Pada saat motor berputar maka tegangan elektromekanis bekerja
membuka drum. Apabila tegangan elektromekanis hilang maka drum akan dicengkeram
oleh sepatu rem. Kondisi ini akan aman terhadap saat tegangan hilang maka proses
pengereman bekerja.

Pengereman Beban Listrik

Pengerem beban listrik adalah alat yang sederhana dan kuat yang terdiri dari rotor
besi yang dipasang didalam perangkat medan diam. Perangkat medan terdiri dari
struktur kumparan dan besi yang dirancang sedemikian rupa sehingga ketika arus
searah mengalir pada kumparan, mengubah kutub-kutub magnet yang dihasilkan
pada besi, yaitu kutub utara dekat dengan kutub selatan dan selanjutnya. Ketika besi
rotor bergerak melewati kutub stator, medan berubah-ubah dibangkitkan,
menyebabkan arus eddy mengalir pada rotor.

You might also like