Professional Documents
Culture Documents
KESEHATAN KERJA
Menurut Mangkunegara (2001), tujuan keselamatan dan kesehatan kerja adalah sebagai berikut :
1. Setiap pegawai mendapat jaminan keselamatan dan kesehatan kerja baik secara fisik,
sosial dan psikologis.
2. Setiap perlengkapan dan peralatan kerja digunakan sebaik-baiknya dan seefektif mungkin.
3. Semua hasil produksi dipelihara keamanannya.
4. Adanya jaminan atas pemeliharaan dan peningkatan kesehatan gizi pegawai.
5. Meningkatkan kegairahan, keserasian kerja dan partisipasi kerja.
6. Terhindar dari gangguan kesehatan yang disebabkan oleh lingkungan atau kondisi kerja.
7. Setiap pegawai merasa aman dan terlindungi dalam bekerja.
Perusahaan yang dapat menurunkan tingkat dan beratnya kecelakaan-kecelakaan kerja, penyakit
dan hal-hal yang berkaitan dengan stres serta mampu meningkatkan kualitas kehidupan kerja para
pekerjanya, maka perusahaan tersebut akan semakin efektif (Rivai, 2006). Usaha-usaha yang
diperlukan dalam meningkatkan keselamatan dan kesehatan kerja menurut Mangkunegara (2001)
adalah sebagai berikut :
Dasar-dasar hukum Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di Indonesia telah banyak diterbitkan
baik dalam bentuk undang-undang, Peraturan Pemerintah, Keputusan Presiden, Keputusan
Menteri dan Surat Edaran (Sugeng, 2005), sebagai berikut :
Menurut Suardi (2005), program manajemen tentang keselamatan dan kesehatan kerja meliputi :
Berikut ini adalah program K3 dari International Loss Control Institute(ILCI) atau Det Norske
Veritas(DNV), yaitu :
Semua program K3 ini harus dikontrol implementasinya secara periodik, baik secara intern
maupun secara ekstern (Sugeng, 2005).
Ada dua aspek yang digunakan untuk mengatasi masalah K3, yaitu Safety Psychologydan
Industrial Clinical Psychology (Miner dalamIlham, 2002). Safety Psychologymenitikberatkan
pada usaha mencegah kecelakaan itu terjadi, dengan meneliti kenapa dan bagaimana kecelakaan
terjadi. Industrial Clinical Psychology menitikberatkan pada kinerja karyawan yang menurun,
sebab-sebab penurunan dan bagaimana mengatasinya.
Faktor-faktor dari kedua aspek tersebut adalah sebagai berikut :
a. Safety Psychologyterdiri dari enam faktor, yaitu :
1. Laporan dan Statistik Kecelakaan, Laporan dan statistik mengenai jumlah kecelakaan yang
terjadi ditempat kerja. Dengan adanya laporan dan statistik kecelakaan kerja, perusahaan
akan memiliki gambaran mengenai potensi terjadinya kecelakaan kerja dan cara
mengantisipasinya.
2. Pelatihan Keselamatan, Pelatihan yang diadakan perusahaan untuk mencegah terjadinya
kecelakaan kerja.
3. Publikasi dan Kontes Keselamatan, Publikasi keselamatan kerja bertujuan untuk
mengingatkan memotivasi karyawan agar menyadari akan pentingnya keselamatan dan
kesehatan kerja. Kontes keselamatan kerja bertujuan untuk memotivasi karyawan agara
selalu menerapkan K3 sewaktu bekerja.
4. Kontrol terhadap Lingkungan Kerja, Kontrol lingkungan kerja bertujuan untuk melindungi
karyawan dari bahaya kecelakaan kerja yang mungkin terjadi dan menciptakan kondisi
atau lingkungan kerja yang aman dan nyaman.
5. Inspeksi dan Disiplin, Inspeksi dan disiplin adalah pengawasan terhadap lingkungan kerja
dan perilaku kerja karyawan.
6. Peningkatan Kesadaran K3, Peningkatan kesadaran K3 merupakan usaha perusahaan
dalam mensukseskan program K3. Adanya komitmen yang kuat dan perhatian yang besar
dari manajemen perusahaan dapat kesehatannya sewaktu bekerja.