Professional Documents
Culture Documents
Puji syukur Alhamdullilah, penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat dan karuniaNya, sehingga pada akhirnya penulis dapat
menyelesaikan tugas ini dengan baik. Adapun judul penulisan Makalah, yang penulis
sajikan adalah sebagai berikut : ANTI MONOPOLI DAN PERSAINGAN CURANG
Tujuan penulisan makalah ini dibuat sebagai salah satu syarat memenuhi tugas mata
kuliah Hukum Bisnis program strata satu Manajemen STIE EKUITAS. Sebagai bahan
penulisan diambil berdasarkan beberapa sumber literatur yang mendukung penulisan
ini. Penulis menyadari bahwa tanpa bimbingan dan dorongan dari semua pihak, maka
penulisan makalah ini tidak akan lancar. Oleh karena itu pada kesempatan ini,
izinkanlah penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1. Orang tua tercinta yang telah memberikan dorongan moril maupun materil.
2. Seluruh temanteman yang telah memberikan dukungan dalam penulisan makalah
ini.
Serta semua pihak yang terlalu banyak untuk disebut satu persatu sehingga
terwujudnya penulisan ini. Akhir kata penulis mohon saran dan kritik yang membangun
demi kesempurnaan penulisan di masa yang akan datang.
Tim Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
.................................................................................................................. 2
DAFTAR ISI
................................................................................................................................. 3
BAB I PENDAHULUAN
............................................................................................................. 4
PENUTUP
....................................................................................................................................
22
DAFTAR PUSTAKA
................................................................................................................... 23
BAB I
PENDAHULUAN
Dunia usaha merupakan suatu dunia yang boleh dikatakan tidak dapat berdiri sendiri.
Banyak aspek dari berbagai macam dunia lainnya turut terlibat langsung maupun tidak
langsung dengan dunia usaha ini. Keterkaitan tersebut kadangkala tidak memberikan
prioritas atas dunia usaha, yang pada akhirnya membuat dunia usaha harus tunduk
dan mengikuti rambu-rambu yang ada dan seringkali bahkan mengutamakan dunia
usaha sehingga mengabaikan aturan-aturan yang telah ada. Pesatnya perkembangan
dunia usaha adakalanya tidak diimbangi dengan penciptaan rambu-rambu
pengawas. Dunia usaha yang berkembang terlalu pesat sehingga meninggalkan
rambu-rambu yang ada jelas tidak akan menguntungkan pada akhirnya. Apabila
hukum tidak ingin dikatakan tertinggal dari perkembangan bisnis dan dunia usaha,
maka hukum dituntut untuk merespon segala seluk beluk kehidupan dunia usaha yang
melingkupinya sebagai suatu fenomena atau kenyataan sosial. Itu berarti, peran
hukum menjadi semakin penting dalam menghadapi problema-problema dunia usaha
yang timbul seperti Monopoli dan Persaiangan Usaha Tidak Sehat.
Persaingan usaha tidak sehat adalah suatu bentuk yang dapat diartikan secara umum
terhadap segala tindakan ketidakjujuran atau menghilangkan persaingan dalam setiap
bentuk transaksi atau bentuk perdagangan dan komersial. Unfair competition is a term
which may be applied generally to all dishonest or fraudulent rivalry in trade and
commerce, but is particularly applied to the practice of endeavoring to subtitute ones
own goods or products in the markets for those of another, having and established
reputation and extensive sale, by means of imitating or counterfeiting the name, tittle,
shape, or distinctive peculiarities of the article, or the shape, color, label, wrapper or
general appearance of the package, or other such simulations, the immitation being
carried far enough to mislead the general public or deceive an unwary purchaser, and
yet not amounting to an absolute counterfeit or to the infringement of a trade mark or
trade name. Adanya persaingan tersebut mengakibatkan lahirnya perusahaan-
perusahaan yang mempunyai keinginan yang tinggi untuk mengalahkan pesaing-
pesaingnya agar menjadi perusahaan yang besar dan paling kaya.
Persaingan usaha tidak sehat adalah suatu persaingan antara pelaku usaha dalam
menjalankan kegiatan produksi dan atau pemasaran barang atau jasa yang dilakukan
dengan cara melawan hukum atau menghambat persaingan usaha.
3.1 Anti Monopoli dan Persaingan Curang.
Dalam hukum Inggris kuno, monopoli diartikan sebagai suatu izin atau keistimewaan
yang dibenarkan oleh raja untuk membeli, menjual, membuat. Mengerjakan atau
menggunakan apapun secara keseluruhan, dimana tindakan monopoli tersebut
secara umum dapat mengekang kebebasan berproduksi atau trading. Atau monopoli
dirumuskan juga sebagai suatu tindakan yang memiliki atau mengontrol bagian besar
dari suplai di pasar atau output dari komoditi tertentu yang dapat mengekang
kompetisi, membatasi kebebasan perdagangan, yang memberikan kepada
pemonopoli kekuasaan pengontrolan terhadap harga.
Ada lagi yang mengartikan kepada tindakan monopoli (yang umum )sebagai suatu
hak atau kekuasaan hanya untuk melakukan suatu kegiatan atau aktivitas yang
khusus, seperti membuat suatu produk tertentu, memberikan suatu jasa, dan
sebagainya. Atau, suatu monopoli (dalam dunia usaha) diartikan sebagi pemilikan
atau pengendalian persediaan atau pasaran untuk suatu produk atau jasa yang cukup
banyak untuk mematahkan atau memusnahkan persaingan, untuk mengendalikan
harga, atau dengan cara lain untuk membatasi perdagangan
Struktur monopoli sering pula dibedakan atas monopoli alamiah dan non alamiah.
Monopoli alamiah antara lain dalam memproduksi air minum, gas, listrik dan lainnya
sedangkan monopoli non alamiah yang merupakan monopoli berasal dari struktur
oligopoli yang kolusif sehingga mendapatkan tempat yang kurang baik , akan tetapi
bukan berarti yang alamih juga dapat melepaskan diri dari citra yang kurang baik di
pihak lain. (Nurimansyah Hasibuan .1993)
Dalam Undang-undang Fair Trading di Inggris tahun 1973, istilah Monopoli diartikan
sebagai keadaan di mana sebuah perusahaan atau sekelompok perusahaan
menguasai sekurang- kurangnya 25 % penjualan atau pembelian dari produk-produk
yang ditentukan . Sementara dalam Undang-Undang Anti Monopoli Indonesia , suatu
monopoli dan monopsoni terjadi jika terdapatnya penguasaan pangsa pasar lebih dari
50 % (lima puluh persen ) (pasal 17 ayat (2) juncto pasal 18 ayat (2) ) Undang-undang
no 5 Tahun 1999
Dalam pasal 17 ayat (1) Undang- undang Anti Monopoli dikatakan bahwa pelaku
usaha dilarang melakukan penguasaan pasar atas produksi dan atau pemasaran
barang dan atau jasa yang dapat mengakibatkan terjadinya praktek monopoli dan atau
persaingan tidak sehat, sedangkan dalam pasal 17 ayat (2) dikatakan bahwa pelaku
usaha patut diduga atau dianggap melakukan penguasaan atas produksi dan atau
pemasaran barang dan atau jasa sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) apabila:
a) Barang dan atau jasa yang bersangkutan belum ada subtitusinya;atau
b) Mengakibatkan pelaku usaha lain tidak dapat masuk kedalam persaingan usaha
barang dan atau jasa yang sama;atau
c) Satu pelaku usaha atau satu kelompok pelaku usaha mengusasai lebih dari 50 % (lima
puluh persen ) pangsa pasar satu jenis barang atau jasa tertentu.
Sementara itu, pengertian posisi dominan dipasar digambarkan dalam sidang-sidang
Masyarakat Eropa sebagai :
1. Kemampuan untuk bertindak secara merdeka dan bebas dari pengendalian harga,
dan
2. Kebergunaan pelanggan, pemasok atau perusahaan lain dalam pasar, yang bagi
mereka perusahaan yang dominant tersebut merupakan rekan bisnis yang harus ada
3. Dalam ilmu hukum monopoli beberapa sikap monopolistik yang mesti sangat dicermati
dalam rangka memutuskan apakah suatu tindakan dapat dianggap sebagai tindakan
monopoli.
2. Melakukan pemasungan sumber suplai yang penting atau suatu outlet distribusi
yang penting.
3. Mendapatkan hak paten yang dapat mengakibatkan pihak pesaingnya sulit untuk
menandingi produk atau jasa tersebut.
4. Integrasi ke atas atau ke bawah yang dapat menaikkan persediaan modal bagi
pesaingnya atau membatasi akses pesaingnya kepada konsumen atau supplier.
7. Perbedaan harga yang dapat mengakibatkan sulitnya bersaing dari pelaku pasar
yang lain
8. Kepada pihak pesaing disembunyikan informasi tentang pengembangan produk ,
tentang waktu atau skala produksi.
10. Membeli atau mengakuisisi pesaing- pesaing yang tergolong kuat atau tergolong
prospektif.
Jika kita telusuri ketentuan dalam Undang-Undang Anti Monopoli Nomor 5 Tahun
1999, maka tindakantindakan yang berhubungan dengan pasar yang perlu diatur
oleh hukum anti monopoli yang sekaligus merupakan ruang lingkup dari hukum anti
monopoli tersebut adalah sebagai berikut: