You are on page 1of 21

ASUHAN KEPERAWATAN PADA WANITA DENGAN AMENORRHEA

Pembimbing : Ifana Anugraheni ,.S.Kep,.Ners.M.kep

Nama kelompok :

1. Annisa Rahma T
2. Ansori Dian P
3. Arief Pratama W
4. Cicik Kurniawati
5. Eka Wahyuningsih
6. Hariati
7. Hariadi Nugrho
8. Hidayatul Umroh
9. Khaira Amaliah

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS KADIRI

2016

1
TINJAUAN PUSTAKA

1.1 DEFINISI

Haid (Menstruasi) adalah perdarahan secara periodik dan siklik dari uterus,
disertai pelepasan (deskuamasi) endometrium. Panjang siklus Menstruasi ialah
jarak antara tanggal mulainya Menstruasi yang lalu dan mulainya Menstruasi
berikutnya. Hari mulainya perdarahan dinamakan hari pertama siklus. Panjang
siklus Menstruasi yang normal atau dianggap sebagai siklusMenstruasi yang
klasik ialah 28hari, tetapi variasinya cukup luas, bukan sajaantara beberapa wanita
tetapi juga pada wanitayang sama. Juga pada kakak beradik bahkansaudara
kembar, siklusMenstruasi tidak terlalusama. Dari pengamatan Hartman yang
dikutipdari Wiknjosastro (2012), panjang siklus yangbiasa dijumpai ialah 25 32
hari.LamaMenstruasi biasanya antara 3 5 hari, ada yang 1 2 hari diikuti darah
sedikit-sedikit kemudian,ada yang sampai 7 8 hari. Pada setiap wanitabiasanya
lama Menstruasi itu tetap. Jumlah darahyang keluar rata-rata 16 cc. Pada wanita
yanglebih tua biasanya darah yang keluar lebihbanyak. Jumlah darah Menstruasi
yang lebih dari80 cc di anggap patologik(Wiknjosastro, 2012).

Amenorrhea adalah keadaan tidak adanya haid untuk sedikitnya 3 bulan


berturut-turut. Lazim diadakan pembagian antara amenorrhea primer dan
amenorrhea sekunder. Kita berbicara tentang amenorrhea primer apabila seorang
wanita berumur 18 tahun keatas tidak pernah mendapat haid, sedang pada
amenorrhea sekunder penderita pernah mendapat haid, tetapi kemudian tidak
dapat lagi (Wiknjosastro,2008).

Amenorrhea adalah tidak ada atau berhentinya menstruasi secara abnormal


yang diiringi penurunan berat badan akibat diet penurunan berat badan dan nafsu
makan tidak sehebat pada anoreksianervosa dan tidak disertai problem psikologik
(Kumala, 2005).

2
1.2 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AMENORRHEA

1. Faktor Internal
a. Organ Reproduksi
Faktor yang mempengaruhi amenorrhea adalah vagina tidak
tumbuh dan berkembang dengan baru, rahim yang tidak tumbuh,
indung telur yang tumbuh. Tidak jarang ditemukan kelainan lebih
kompleks pada rahim atau rahim tidak tumbuh dengan sempurna.
Kelainan ini disebut ogenesis genitalis bersifat permanen artinya
wanita tersebut tidak akan mendapatkan haid selama-lamanya
(Pardede, 2002).

3
b. Hormonal

Alat reproduksi wanita merupakan alat akhir (endogen) yang


dipengaruhi oleh sistem hormonal yang komplek. Rangsangan yang
datang dari luar masuk dipusat panca indra diteruskan melalui
Striaeterminalis menuju pusat yang disebut Puberitas Inhibitor
dengan hambatan tersebut tidak terjadi rangsangan terhadap
hypotalamus, yang akan memberikan rangsangan pada Hipofise Pars
Posterior sebagai Mother of Glad (Pusat kelenjar-kelenjar).
Rangsangan yang terus menerus datang di tangkap panca indra, dengan
makin selektif dapat lolos menuju hypotalamus dan selanjutnya terus
menuju hipofise anterior (depan) mengeluarkan hormon yang dapat
merangsang kelenjar untuk mengeluarkan hormon yang dapat
merangsang kelenjar untuk mengeluarkan hormon spesifiknya yaitu
kelenjar tyroid memproduksi hormon tiroksin, kelenjar indung telur
memproduksi hormon estrogen dan progesteron, sedangkan kelenjar
adrenal menghasilkan hormon adrenalin. Pengeluaran hormon spesifik
sangat penting untuk tumbuh kembang mental dan fisik (Pardede,
2002).

c. Penyakit

Beberapa penyakit kronis yang menjadi penyebab terganggunya


siklus haid, Kanker payudara dan lain-lain. Kelainan ini menimbulkan
berat badan yang sangat rendah sehingga datangnya haid akan
terganggu (Suhaemi, 2006).

2. Faktor Eksternal
a. Status Gizi

Kecukupan pangan yang esensial baik kualitas maupun kuantitas


sangat penting untuk siklus menstruasi. Setiap orang dalam siklus
hidupnya selalu membutuhkan dan mengkonsumsi berbagai bahan

4
makanan yang mengandung zat gizi. Zat gizi mempunyai nilai yang
sangat penting yaitu untuk memelihara proses tubuh dalam
pertumbuhan dan perkembangan (Soetjiningsih, 2004).

b. Gaya Hidup

Gaya hidup terutama perilaku makan dengan porsi yang cukup dan
sesuai jadwal serta mengandung gizi seimbang ( 4 sehat 5 sempurna)
dapat menyebabkan kondisi tubuh terasa fit dan terhindar dari
kekurangan gizi sehingga siklus menstruasi berjalan normal
(Soetjiningsih, 2002).

1.3 KLASIFIKASI AMENORRHEA

Klasifikasi amenorrhea adalah sebagai berikut :

1. Amenorrhea primer
Amenorrhea primer mengacu pada masalah ketika wanita muda yang
berusia lebih dari 16 tahun belum mengalami menstruasi tetapi telah
menunjukkan maturasi seksual, atau menstruasi mungkin tidak terjadi
sampai usia 14 tahun tanpa disertai adanya karakteristik seks sekunder.
2. Amenorrhea sekunder
Amenorrhea sekunder adalah tidak adanya haid selama 3 siklus atau 6
bulan setelah menstruasi normal pada masa remaja, biasanya disebabkan
oleh gangguan emosional minor yang berhubungan dengan berada jauh
dari rumah, masuk ke perguruan tinggi, ketegangan akibat tugas-tugas.
Penyebab kedua yang paling umum adalah kehamilan, sehingga
pemeriksaan kehamilan harus dilakukan.

1.4 ETIOLOGI

Penyebab Amenorrhea secara umum adalah:

1. Hymen Imperforata : Selaput darah tidak berlubang sehingga darah


menstruasi terhambat untuk keluar.

5
2. Menstruasi Anavulatori : Rangsangan hormone hormone yang tidak
mencukupi untuk membentuk lapisan dinding rahim sehingga tidak terjadi
haid atau hanya sedikit.
Disfungsi Hipotalamus : kelainan organik, psikologis, penambahan
berat badan
Disfungsi hipofise : tumor dan peradangan
Disfungsi Ovarium : kelainan congenital, tumor
Endometrium tidak bereaksi

6
3. Penyakit lain : penyakitmetabolik, penyakit kronik, kelainan gizi,
kelainan hepar dan ginjal.

1.5 MANIFESTASI KLINIS

Tanda dan gejala yang muncul diantaranya :

Tidak terjadi haid


Produksi hormon estrogen dan progesteron menurun.
Nyeri kepala
Badan lemah

Tanda dan gejala tergantung dari penyebabnya :

Jika penyebabnya adalah kegagalan mengalami pubertas, maka tidak


akan ditemukan tanda tanda pubertas seperti pembesaran payudara,
pertumbuhan rambut kemaluan dan rambut ketiak serta perubahan
bentuk tubuh.
Jika penyebanya adalah kehamilan, akan ditemukan morning sickness
dan pembesa ran perut.
Jika penyebabnya adalah kadar hormon tiroid yang tinggi maka
gejalanya adalah denyut jantung yang cepat, kecemasan, kulit yang
hangat dan lembab.
Sindroma Cushing menyebabkan wajah bulat ( moon face ), perut
buncit, dan lengan serta tungkai yang lurus.

Gejala lainnya yang mungkin ditemukan pada amenore :

Sakit kepala
Galaktore ( pembentukan air susu pada wanita yang tidak hamil dan
tidak sedang menyusui )
Gangguan penglihatan ( pada tumor hipofisa )
Penurunan atau penambahan berat badan yang berarti
Vagina yang kering
Hirsutisme ( pertumbuhan rambut yang berlebihan, yang mengikuti pola
pria ), perubahan suara dan perubahan ukuran payudara.

7
Stadium Tanner Stadium Tanner
No Perkembangan Perkembangan
Usia (Perkembangan (Perkembangan
. Payudara Rambut Pubis
Payudara) Rambut Pubis)
Pertumbuhan Papila payudara
Belum ada
1. Awal mulai 1 1
rambut pubis
(8-10 tahun) menggunung
Seperti Seperti
Thelarche
2. Adrenache Adrenache untuk 2 1
(9-11 tahun)
untuk stadium 2 Stadium 2

Adrenarche
3. 2 2
(9-11 tahun)

Puncak
4. Pertumbuhan 3 3
(11-13)

Manarche
5. 4 4
(12-14)

Dewasa
6. 5 6
(13-16)

1.6 PATOFISIOLOGI

Disfungsi hipofise terjadi gangguan pada hipofise anterior gangguan dapat


berupa tumor yang bersifat mendesak ataupun menghasilkan hormone yang
membuat menjadi terganggu.Kelainan kompartemen IV (lingkungan) gangguan
pada pasien ini disebabkan oleh gangguan mental yang secara tidak langsung
menyebabkan terjadinya pelepasan neurotransmitter seperti serotonin yang dapat
menghambat pelepasan gonadrotropin.Kelainan ovarium dapat menyebabkan
amenorrhea primer maupun sekuder. Amenorrhea primer mengalami kelainan
perkembangan ovarium ( gonadal disgenesis ). Kegagalan ovarium premature
dapat disebabkan kelainan genetic dengan peningkatan kematian folikel, dapat
juga merupakan proses autoimun dimana folikel dihancurkan. Melakukan

8
kegiatan yang berlebih dapat menimbulkan amenorrhea dimana dibutuhkan kalori
yang banyaksehingga cadangan kolesterol tubuh habis dan bahan untuk
pembentukan hormone steroid seksual
( estrogen dan progesteron ) tidak tercukupi.

Pada keadaaan tersebut juga terjadi pemecahan estrogen berlebih untuk


mencukupi kebutuhan bahan bakar dan terjadilah defisiensi estrogen dan
progesteron yang memicu terjadinya amenorrhea.Pada keadaan latihan berlebih
banyak dihasilkan endorphin yang merupakan derifat morfin.Endorphin
menyebabkan penurunan GnRH sehingga estrogen dan progesterone
menurun.Pada keadaan tress berlebih cortikotropin realizinghormone
dilepaskan.Pada peningkatan CRH terjadi opoid yang dapat menekan
pembentukan GnRH.

1.7 KOMPLIKASI

Komplikasi yang paling ditakutkan adalah infertilitas.Komplikasi lainnya


adalah tidak percaya dirinya penderita sehingga dapat mengganggu kompartemen
IV dan terjadilah lingkaran setan terjadinya amenorrhea.Komplikasi lainnya
muncul gejala-gejala lain akibat hormon seperti osteoporosis.

1.8 PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pada amenorrhea primer, apabila didapatkan adanya perkembangan


seksual sekunder maka diperlukan pemeriksaan organ dalam reproduksi (indung
telur, rahim, perlekatan dalam rahim) melalui pemeriksaan :

USG
Histerosalpingografi
Histeroskopi, dan
Magnetic Resonance Imaging (MRI).

9
Apabila tidak didapatkan tanda-tanda perkembangan seksualitas sekunder
maka diperlukan pemeriksan kadar hormon FSH dan LH.

Setelah kemungkinan kehamilan disingkirkan pada amenorrhea sekunder,


maka dapat dilakukan pemeriksaan Thyroid Stimulating Hormone (TSH)
karena kadar hormon prolaktin dalam tubuh.
Selain itu, kadar hormon prolaktin dalam tubuh juga perlu diperiksa.
Apabila kadar hormon TSH dan prolaktin normal, maka Estrogen /
Progesterone Challenge Test adalah pilihan untuk melihat kerja hormon
estrogen terhadap lapisan endometrium alam rahim. Selanjutnya dapat
dievaluasi dengan MRI.

1.9 TERAPI PENANGANAN AMENORRHEA

Pengobatan yang dilakukan sesuai dengan penyebab dari amenorrhea yang


dialami, apabila penyebabnya adalah obesitas, maka dietdan olahraga adalah
terapinya. Belajar untuk mengatasi stress dan menurukan aktivitas fisik yang
berlebih juga dapat membantu. Terapi amenorrhea diklasifikasikan berdasarkan
penyebab saluran reproduksi atas dan bawah, penyebab indung telur, dan
penyebab susunan saraf pusat.

10
ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS

A. Pengkajian
1. Data subyektif
a) Biodata
Umur :
- Usia reproduktif 20-35 tahun, wanita yang pernah mendapat haid, tapi
kemudian tidak dapat haid selama 3 bulan (Manuaba, 1998 : 399).
- Pubertas, ibu hamil, ibu meneteki, menopause (Sulaiman Sastrawinata,
1981 : 31)
Pekerjaan :
- Beresiko terhadap wanita-wanita yang bekerja sering terpapar radiasi
(radiologi) (Sulaiman Sastrawinata, 1981 : 31)
Pergantian lingkungan dapat menimbulkan amnore karena stress (Sulaiman
Sastrawinata, 1981 : 29)
b) Keluhan utama
Tidak adanya haid selama 3x siklus berturut-turut atau lebih (Pusdiknakes,
1992 : 2).
c) Riwayat kesehatan
- Adanya gangguan pankreas (DM), adanya tumor, radang, distruksi,
hipotyroidea, kretinisme (Sarwono, 2006 : 206-208).
- Adanya kelainan gizi, gangguan pada hepar dan ginjal (Sulaiman
Sastrawinata, 1981 : 32)
d) Riwayat kebidanan
1) Haid
- Pola haid sebelumnya teratur, kemudian tidak datang haid selama 3
bulan/lebih (Sarwono, 2006 : 202).
2) Kehamilan dan persalinan
- Pernah mengalami histerektomi (sarwono, 2006 : 208)
- Pada wanita yang tidak hamil, tapi ingin sekali hamil (Sarwono, 2006 :
212).
- Dapat untuk membantu menentukan amenore primer atau sekunder
(Sarwono, 1999 : 208)

11
e) Riwayat penyakit yang pernah diderita
Kelainan organik pada serebrum berupa radang (encephalitis), tumor, trauma
dan sebagainya dapat disertai amenore, tetapi peranan gejala ini kecil. Penting
untuk diagnosis ialah anamnesis dan gambaran klinik yang bersangkutan
dengan kelainan-kelainan itu (Sarwono, 2006 : 211).
f) Pola kebiasaan sehari-hari
Nutrisi : Amenore bisa terjadi pada anoreksia nervosa, tidak ada nafsu makan,
gangguan gizi berat, tetapi tanpa letargi dan rasa nyeri diepigastrium (Sarwono,
2006 : 211).
Aktifitas : Pada amenore yang disebabkan anoreksia nervosa penderita masih
tetap aktif (Sarwono, 2006 : 212).
Istirahat : Pada wanita dengan stressor yang tinggi dapat mengganggu pola
istirahat/tidur (Sarwono, 2006 : 213)
Seksual : Pada amenore karena insufisiensi hipotesis biasanya disertai adanya
penurunan libido (Sarwono, 2006 : 214)
g) Riwayat ketergantungan
Pada sindrom amenore galaktore ditemukan pada kasus-kasus wanita yang
memakai alat penenang (Phonothiazine) dalam jangka lama (Sarwono, 2006 :
213).
h) Riwayat psikososial
Keadaan kejiwaan dengan syock emosional karena trauma atau kejadian yang
menyedihkan serta pergantian lingkungan dapat menimbulkan amenore. Psikosis
yang paling sering ditemukan bersama amenore adalah penyakit yang disertai
depresi (Sarwono, 2006 : 211).
i. Riwayat KB
Pada wanita dengan sindrom amenore galakfore dapat pola ditemukan pada
wanita-wanita yang telah menghentikan minum pil kontrasepsi (Sarwono, 2006 :
213).
2. Data obyektif
a. Keadaan umum : baik
b. Tanda-tanda vital
Pada amenore karena anoreksia nervosa dapat terjadi bradikardi dan suhu yang
lebih rendah dari normal (Sarwono : 211).

12
c. Berat badan
Amenore sering memyertai pada wanita yang mengalami obesitas (kelebihan berat
badan) (Sarwono, 2006 : 208).
d. Tinggi badan
Pada sindrom turner dapat dijumpai tubuh yang pendek tidak lebih dari 150 cm
(Sarwono, 2006 : 218).
e. Pemeriksaan fisik
Menurut Sarwono P, 2006 : 211-218
Mata : Mengetahui keadaan retina, luas lapang panjang, virus, jika ada
kemungkinan tumor hipofisis yang dapat menyebabkan amenore.
Thorax : - Amenore pada sindrom turner disertai adanya dada berbentuk perisai
dengan puting susu jauh ke lateral, payudara tidak berkembang, rambut ketiak
sedikit/tidak ada.
-Terjadi pula pada sindrom feminisasi, yaitu hipoplasia puting susu, rambut ketiak
sedikit/tidak ada.
- Mammae mengeluarkan cairan seperti air susu pada kasus sindrom amenore
galakkore
Abdomen : Pada amenore karena cushing sindrom didapatkan adanya striae
terutama pada dinding perut.
Genetalia : - Rambut pubis bisa normal/sedikit/tidak ada
- Alat-alat genetalia mengalami antrifi pada anoreksia nervosa, sindrom amenore
galaktore dan insufisiensi hipofisis.
- Amenore pada sindrom feminisasi testikuler vagina tidak ada dan pendek atau
buntu, serviks dan uterus tidak ada.
- Amenore pada tumor ovarium dan sindrom adreno genital didapatkan
pembekuan klitoris
Ekstremitas : Pada amenore karena sindrom turner disertai tanda ruas tulang
tangan dan kaki pendek, osteoporosis.
Pemeriksaan penunjang
1)Apabila pemeriksaan klinik tidak dapat memberi gambaran yang jelas mengenai
sebab amenore, maka dapat dilakukan pemeriksaan, sebagai berikut :
- Foto rontgen thorax : apakah ada TBC pulmonum, apakah ada perubahan pada
sella tursika.

13
- Pemeriksaan sitologi vagina : untuk mengetahui adanya estrogen yang dapat
dibuktikan berkat pengaruhnya.
- Pemeriksaan sitologi vagina : untuk mengetahui adanya DM.
- Kerokan uterus : untuk mengetahui keadaan endometrium adanya endometritis
tuberkulosa.
- Pemeriksaan metabolik basal : jika perlu pemeriksaan T3 dan T4 untuk
mengetahui fungsi glandola tiroidea
- Pemeriksaan mata : keadaan retina dan lapang panjang, virus jika ada
kemungkinan tumor hipofisis (Hanifa W, 2006 : 209).
2) Uji laboratorium pertama adalah terhadap peta HCG
- Jika positif, maka wanita hamil
- Jika negatif, dapatkan nilainya
TSH, prolaktin dan uji tantangan progesteron (provera 5-10 mg per os tiap hari
selama 5-10 hari)
- Kadar TSH dan prolaktin normal yang bergabung dengan darah yang diambil
dari uji tantangan progesteron anovulasi (Varney, 2002 : 55).

C. Perencanaan
1. ansietas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang amenore
Tujuan : Ibu tidak cemas
Kriteria : - Ekspresi wajah ceria
- Ibu dapat mengungkapkan rasa cemasnya berkurang dan tenang
- Ibu merasa rileks dan pengetahuannya bertambah tentang kondisinya
- Menggunakan sistem pendukung dengan efektif dan beradaptasi
- Tanda-tanda vital dalam batas normal
T : 110/70-140/90 mmHg
S : 37oC
N : 68-94 x/mnt
R : 16-24 x/mnt
Intervensi
a. Adakan pendekatan dengan klien dan beri kesempatan klien untuk
mengungkapkan masalahnya.
R/ Untuk membantu klien mengenal masalahnya dan lingkungannya.

b. Ciptakan suasana yang menyenangkan.


R/ Suasana yang menyenangkan akan mengurangi rasa kecemasan.
c. Identifikasi dan benarkan bila ada mis konsepsi tentang amenore.
R/ Membantu klien mengklasifikasi masalah.
d. Beri umpan balik/informasi yang tepat dan aktual untuk memperbaiki mis
konsepsi.
R/ Membantu klien untuk memecahkan masalah secara tepat.
e. Beri penyuluhan tentang sebab akibat masalah/penyakitnya, kemungkinan

14
tindakan yang dilakukan, serta tujuan dilakukan tindakan.
R/ Dengan penyuluhan pengetahuan ibu bertambah.
f. Validasi keluhan ibu.
R/ Untuk meningkatkan harga diri dan perawatan diri.
g. Diskusikan dengan ibu untuk mekanisme kopping.
R/ Membantu ibu untuk mengungkapkan perasaannya.
h. Kolaborasi dengan tim kesehatan untuk pengobatan.
R/ Untuk memilih kemungkinan tindakan.

2.Gangguan citra tubuh b.d tanda sex sekunder tidak terjadi

Tujuan: setelah dilakukan tindakan keprawatan selama....X 24jam masalah dapat


teratasi

Kriteria hasil:

1. Berat badan ideal,


2. Body image positif,
3. Mampu mengidentifikasi kekuatan personal,
4. Mendiskripsikan secara faktual perubahan fungsi tubuh,
5. Mempertahankan interaksi sosial,
Intervensi:

1. Kaji secara verbal dan nonverbal respon klien terhadap tubuhnya


R/: mengetahui tingkat psikologis pasien terhadap aspek ciri-ciri sekunder
seperti pertumbuhan payudara, perubahan bentuk tubuh agar tidak
menurunkan citra tubuh.
2. Monitor frekuensi mengkritik dirinya
R/: menurunkan resiko HDR
3. Jelaskan tentang pengobatan, perawatan, kemajuan dan prognosis penyakit
R/: dengan adanya pengobatan dan perawatan terhadap prognosis
penyakitnya maka diharapka bias menurunkan kondisi tubuhnya saat ini.
4. Dorong klien mengungkapkan perasaanya
R/: dengan memberikan motivasi diharapkan bisa mempermudah jalannya
pengobatan.
5. Fasilitasi kontak dengan individu lain dalam kelompok kecil
R/: dengan adanya interaksi social diharapkan pasien bisa memotivasi
dirinya sendiri dan kelompoknya

15
DAFTAR PUSAKA

Hamilto Persis Mary, Dasar-Dasar Keprawatan Maternitas, Edisi 6, Penerbit


Buku Kedokteran EGC, Jakarta 1995.

Ida Bagus Gde Manuaba, Ilmu Kebidabnan Kandungan dan Keluarga


Berencana, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta, 1998.
Lynda Jual Capertino, Diagnosa Keperawatn, Penerbit Buku Kedokteran EGC,
Jakarta, 1998.
Mochtar Rustam Prof, Dr, MPIL, Sinopsis Obstetri Jilid 2, Penerbit Buku
Kedokteran EGC, Jakarta,
Prawirohardjo Sarwono, Prof, Dr, DSOG, Buku Acuan Nasional Pelayanan
Kesehatan Maternal Dan Neonatal,Yayasan Bina Pustaka, Jakarta, .
Sulaiman S, Ostetri Patologi, UNPAD Bandung.
Alimul. 2003. Metode Penelitian Keperawatan. Jakarta : Rineka Cipta.

Kumala. 2005. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta : Pustaka Sinar


Harapan.

Marheni, Herni. 2011. Konsep dasar amenorrhea. www.klikdokter.com. / Diakses


23 November 2014.

Soetjiningsih. 2002. Tumbuh Kembang. Jakarta : EGC.

Suparyanto. 2011. Amenorrhea. www.jurnalmedika.com/ Diakses 22 November


2014.

Winknjosastro. 2008. Ilmu Kandungan. Jakarta : YBPSP.

16
17
Amenorrhea

Kegagalan fungsi

Hipotalamus-hipofisis kelainan genetik


penyakit,sterss, obat2n dan lain-

Hipogonadrotopin siklus menstruasi terganggu

testikuler disgenesisgonad

feminization

FSH & LH tidak terjadi siklus menstruasi

Ovarium

Gagal berkembang

Ovarium tidak terangsang tidak punya testis menggantikan amenorrhea sekunder

uterus ovarium ovarium berupa

18
jaringan pengikat ANSIETAS

Estrogen dan progresteron

tidak di hasilkan tidak terjadi

tidak mengalami menstruasi

menstruasi

siklus mestruasi tidak

terjadi amenorrea primer

androgen testis,estrogen

berat badan meningkat

Gangguan Citra
tanda seks sekunder tidak terjadi Tubuh

19
DAFTAR PUSTAKA

20
21

You might also like