You are on page 1of 13

TUGAS KRISMIN II

A. Proses Pembentukan Mineral


1. Proses Pembentukan Mineral menurut Beteman

a) Proses Magmatis
Proses ini sebagian besar berasal dari magma lalu mengalami pendinginan dan
pembekuan membentuk mineral-mineral silikat dan bijih, sehingga terjadi proses
magmatis. Proses magmatis dibagi menjadi 2 yaitu :

1) Early magmatis, yang terbagi atas:

- Disseminated, contohnya Intan

- Segregasi, contohnya Crhomite

- Injeksi, Contohnya Kiruna

2) Late magmatis, yang terbagi atas:

- Residual liquid segregation, contohnya magmatis Taberg


- Residual liquid injection, contohnya magmatis Adirondack
- Immiscible liquid segregation, contohnya sulfide Insizwa
- Immiscible liquid injection, contohnya Vlackfontein

b) Proses Pegmatisme
Terjadi karena proses larutan sisa magma (larutan pegmatisme) yang terdiri
dari cairan dan gas. Stadium endapan ini berkisar antara 600C sampai 450C berupa
larutan magma sisa. Asosiasi batuan umumnya Granit.

c) Proses Pneumatolisis
Terjadi karena akumulasi gas mulai turun dan membentuk jebakan
pneumatolisis dan tinggal larutan sisa magma makin encer. Unsur volatile akan
bergerak menerobos batuan beku yang telah ada dan batuan samping disekitarnya,
kemudian akan membentuk mineral baik karena proses sublimasi maupun karena
reaksi unsur volatile tersebut dengan batuan-batuan yang diterobosnya sehingga
terbentuk endapan mineral yang disebut mineral pneumatolitis.

d) Proses Hydrotermal
Merupakan proses pembentuk mineral yang terjadi oleh pengaruh temperatur
dan tekanan yang sangat rendah, dan larutan magma yang terbentuk sebelumnya.
Secara garis besar, endapan mineral hydrothermal dapat dibagi atas :
a. Endapan hipotermal, ciri-cirinya adalah :
Tekanan dan temperatur pembekuan
relatif tinggi.
Endapan berupa urat-urat dan korok yang berasosiasi dengan intrusidengan
kedalaman yang besar.
Asosiasi mineral berupa sulfides, misalnya Pyrite, Calcopyrite, Galena dan
Spalerite serta oksida besi.
Pada intrusi Granit sering berupa endapan logam Au, Pb, Sn, W dan Z.

b. Endapan mesotermal, yang ciri-cirinya :


Tekanan dan temperatur yang berpengaruh lebih rendah daripada endapan
hipotermal.
Endapannya berasosiasi dengan batuan beku asam-basa dan dekat dengan
permukaan bumi.
Tekstur akibat cavity filling jelas terlihat, sekalipun sering mengalami proses
penggantian antara lain berupa crustification dan banding.
Asosiasi mineralnya berupa sulfide, misalnya Au, Cu, Ag, Sb dan Oksida Sn.
Proses pengayaan sering terjadi.

c. Endapan epitermal, ciri-cirinya sebagai berikut :


Tekanan dan temperatur yang berpengaruh paling rendah.
Tekstur penggantian tidak luas (jarang terjadi).
Endapan bisa dekat atau pada permukaan bumi.
Kebanyakan teksturnya berlapis atau berupa (fissure-vein).
Struktur khas yang sering terjadi adalah cockade structure.

e) Proses Replacement (Metasomatic replacement)


Adalah proses dalam pembentukan endapan-endapan mineral epigenetic yang
didominasi oleh pembentukan endapan-endapan hipotermal, mesotermal dan sangat
penting dalam grup epitermal.

f) Proses Sedimenter, terbagi atas endapan besi, mangan, phosphate, nikel dan lain
sebagainya.

g) Proses Evaporasi, terdiri dari evaporasi laut, danau dan air tanah.

h) Konsentrasi Residu dan Mekanik, terdiri atas :

- Konsentrasi Residu berupa endapan residu mangan, besi, bauxite dan lain-lain.
- Konsentrasi Mekanik (endapan placer), berupa sungai, pantai, alluvial dan eolian.

i) Supergen enrichment, termasuk dalam dominasi sirkulasi air meteorik dengan


oksidasi yang bersamaan terjadi dengan pelapukan kimia
j) Metamorfisme, terbagi atas endapan-endapan termetamorfiskan dan endapan
metamorfisme.
B. Mineral Penyusun Batuan Beku, Sedimen, Metamorf serta Asosiasi
Mineral dalam Batuan
1. Mineral Penyusun Batuan

a) Mineral Penyusun Batuan Beku


Berdasarkan mineral penyusunnya batuan beku dapat dibedakan menjadi
empat:

- Kelompok Granit Ryolit, Berasal dari magma asam, terutama tersusun oleh
mineral kuarsa, ortoklas, plagioklas Na, kadang terdapat hornblende, biotit,
muskovit dalam jumlah kecil.

- Kelompok Diorit Andesit, Berasal dari magma yang bersifat intermediet,


terutama tersusun atas mineral-mineral plagioklas, hornblende, piroksen dan
kuarsa; biotit dan ortoklas dijumpai dalam jumlah kecil.

- Kelompok Gabro Basalt, Tersusun dari magma asal yang bersifat basa dan
terdiri dari mineral-mineral olivin, plagioklas Ca, piroksen dan hornblende.

- Kelompok Ultrabasa,Terutama tersusun oleh olivin dan piroksen. Plagioklas Ca


dijumpai dalam jumlah yang sangat kecil.
b) Mineral Penyusun Batuan Sedimen
Berdasarkan mineral penyusun batuaan sedimen , batuan sedimen dibedakan
menjadi dua golongan, yaitu :

- Batuan sedimen klastik, Tersusun oleh klastika-klastika karena proses


pengendapan secara mekanis. Mineral penyusun batuan ini.

- Batuan sedimen non klastik, Terbentuk karena proses pengendapan secara


kimiawi dan larutan maupun hasil aktivitas organinik. Contoh mineral penyusun:
gypsum, anhidrit, kalsit, halit.
c) Mineral penyusun batuan metamorf
Mineral-mineral penyusun yang terdapat pada batuan metamorf dapat berupa
mineral yang berasal dari batuan asalnya maupun mineral baru yang terbentuk akibat
proses metamorfosa, sehingga dapat digolongkan menjadi:
1. Mineral yang umumnya terdapat pada batuan beku dan batuan metamorf seperti
kuarsa, feldspar, muskovit, biotit, hornblende, piroksen, olivin, hematit, dan
magnetit.
2. Mineral yang umumnya terdapat pada batuan sedimen dan batuan metamorf,
seperti kuarsa, muskovit, mineral-mineral lempung, kalsit, dolomit.
3. Mineral indeks batuan metamorf seperti: ndalusit, berwarna coklat muda,
prismatik, biasanya ditutupi oleh lapisan mika.
2. Asosiasi mineral dalam batuan

a) Asosiasi Mineral dalam Batuan Beku

Pada batuan beku, mineral yang sering dijumpai dapat dibedakan menjadi dua
kelompok, yaitu:

1. Mineral-mineral asam = Felsic-minerals = Nonferromagnesian silicates

- Tersusun atas silika dan alumina, umumnya berwarna cerah

- Kuarsa : colorless, kadang-kadang putih susu atau kelabu

- Feldspar Ortoklas : putih kemerahan atau merah jambu

- Feldspar Plagioklas : abu-abu, putih susu, menunjukkan gejala striasi

- Muskovit : colorless sampai coklat muda, berupa lempengan-lempengan tipis

2. Mineral-mineral basa = Mafic-minerals = Ferromagnesian minerals

- Tersusun atas unsur-unsur besi, magnesium, dan kalsium; umumnya berwarna


gelap

- Biotit : coklat tua hitam, berupa lempeng tipis

- Piroksen : hitam hijau tua, pendek-pendek, kristal bersisi 8

- Hornblende : hitam hijau, kristal bersisi 6, panjang

- Olivin : kuning kehijauan

b) Asosiasi Mineral dalam Batuan Sedimen

Berdasarkan cara pengendapannya, batuan sedimen dibedakan menjadi dua


golongan, yaitu:

a) Batuan sedimen klastik: tersusun oleh klastika-klastika karena proses


pengendapan secara mekanis. Mineral penyusun batuan ini mempunyai resistensi
tinggi. Contohnya: kuarsa, biotit, hornblende, plagioklas, dan garnet.
b) Batuan sedimen non klastik: terbentuk karena proses pengendapan secara kimiawi
dan larutan maupun hasil aktivitas organinik. Contoh mineral penyusun:
gypsum,anhidrit, kalsit, halit.

Mineral-mineral yang umum dijumpai pada batuan sedimen adalah:

1) Kuarsa
2) Kalsit
3) Dolomit
4) Lempung: kaolinit, montmorilonit, hydromuscovite
5) Feldspar (ortoklas maupun plagioklas)
6) Siderit
7) Limonit
8) Gipsum
9) Kalsedon
10) Halit

c) Asiosiasi mineral dalam batuan metamort


Mineral-mineral yang terdapat pada batuan metamorf dapat berupa mineral
yang berasal dari batuan asalnya maupun mineral baru yang terbentuk akibat proses
metamorfosa, sehingga dapat digolongkan menjadi:

a) Mineral yang umumnya terdapat pada batuan beku dan batuan metamorf seperti
kuarsa,feldspar, muskovit, biotit, hornblende, piroksen, olivin, hematit, dan
magnetit.

b) Mineral yang umumnya terdapat pada batuan sedimen dan batuan metamorf,
seperti kuarsa, muskovit, mineral-mineral lempung, kalsit, dolomit.

c) Mineral indeks batuan metamorf seperti:

d) Asosiasi Mineral dalam Batuan


a) Andalusit, berwarna coklat muda, prismatik, biasanya ditutupi oleh lapisan mika,
b) Kianit, berwarna biru muda, bladed (prismatik),
c) Silimanit, berwarna coklat hijau muda, prismatik,
d) Garnet, berwarna merah, hitam, hijau, bentuk kristal euhedral, isotropik, dapat
mengandung inklusi,
e) Staurolit, berwarna coklat tua, squat prismatik,
f) Kordierit, berwarna biru tua, prismatik,
g) Epidot
h) Klorit

C. REAKSI BOWEN

Dalam deret bowen terdapat dua deret pembentukan mineral-mineral ini dari yang
terbentuk pada suhu tinggi yang bersifat ultrabasa hingga ke bawah menjadi mineral asam,
yaitu deret kontinyu dan deret diskontinyu.
a. Sebelah kiri mewakili mineral-mineral mafik, yang pertama kali terbentuk dalam
temperatur sangat tinggi adalah Olivin. Akan tetapi jika magma tersebut jenuh oleh
SiO2 maka Piroksenlah yang terbentuk pertama kali. Olivin dan Piroksen merupakan
pasangan Ingcongruent melting dimana setelah pembentukan Olivin akan bereaksi
dengan larutan sisa membentuk Piroksen. Temperatur menurun terus dan
pembentukan mineral berjalan sesuai dengan temperaturnya. Mineral yang terakhir
terbentuk adalah Biotit.
b. Mineral sebelah kanan diwakili oleh mineral kelompok Plagioklas (mineral felsik).
Anorthit adalah mineral yang pertama kali terbentuk pada suhu yang tinggi dan
banyak terdapat pada batuan beku basa seperti Gabro atau Basalt. Andesin terbentuk
pada suhu menengah dan terdapat pada batuan beku Diorit atau Andesit. Sedangkan
mineral yang terbentuk pada suhu rendah adalah Albit, mineral ini tersebar pada
batuan asam seperti Granit dan Riolit. Reaksi berubahnya komposisi Plagioklas ini
merupakan deret Solid Solution yang merupakan reaksi kontinyu, artinya
kristalisasi Plagioklas Ca (Anortit) sampai Plagioklas Na (Albit) akan berjalan terus
jika reaksi setimbang.
c. Mineral sebelah kanan dan sebelah kiri bertemu pada mineral Potasium Feldspar
(Orthoklas), ke Muscovit dan terakhir Kwarsa, maka mineral kwarsa merupakan
mineral yang paling stabil diantara seluruh mineral mafik atau mineral felsik.

d. Deretan bowen dapat disimpulkan : Deret bowen adalah deret yang menjelaskan
urutan pengkristalan magma berdasarkan temperature pembentukan magma tersebut.
Dimana pembentukan magma ini ditentukan berdasarkan pada derajat kristalisasi dan
lama pendinginan magma, dan berpengaruh pada sifat yang akan dibawa oleh mineral
yang terbentuk. Komposisi kimia, reaksi unsur, dan proses keterbentukannya mineral
menjadi jawaban mengapa terdapat deret kontinyu dan deret diskontinyu pada deret
bowen.

D. Sistematikan mineralogi mencangkup klasifikasi mineral berdarkan komposisi kimia


dan struktur kristal

Kelompok Native Element (Unsur Murni)


Native element atau unsur murni ini adalah kelas mineral yang dicirikan
dengan hanya memiliki satu unsur atau komposisi kimia saja. Dibagi lagi dalam 3 kelas
mineral yang berbeda , antara lain :
a) Metal dan element intermetalic (logam). Contohnya: emas (Au), perak (Ag),
Platina (Pt) dan tembaga (Cu). sistem kristalnya adalah
isometrik.
b) Semimetal (Semi logam). Contohnya: bismuth (Bi), arsenic (As), , yang keduanya
memiliki sistem kristalnya adalah hexagonal.
c) Non metal (bukan logam). Contohnya intan, graphite dan sulfur.

Kelompok Sulfida
Kelas mineral sulfida atau dikenal juga dengan nama sulfosalt ini terbentuk
dari kombinasi antara unsur tertentu dengan sulfur (belerang) (S2-). Pada umumnya
unsure utamanya adalah logam (metal).

Kelompok Oksida dan Hidroksida


Mineral oksida dan hidroksida ini merupakan mineral yang terbentuk dari
kombinasi unsur tertentu dengan gugus anion oksida (O2-) dan gugus hidroksil
hidroksida (OH-). Mineral oksida terbentuk sebagai akibat persenyawaan langsung
antara oksigen dan unsur tertentu, Seperti mineral oksida. Sedangkan mineral
hidroksida terbentuk akibat pencampuran atau persenyawaan unsur-unsur.

Kelompok Halida
Kelompok ini dicirikan oleh adanya dominasi dari ion halogenelektronegatif,
seperti: F-, Cl-, Br-, I-. Pada umumnya memiliki BJ yang rendah (< 5).Contoh
mineralnya adalah: Halit (NaCl), Fluorit (CaF2), Silvit (KCl), dan Kriolit (Na3AlF6).

Kelompok Karbonat
Merupakan persenyawaan dengan ion (CO3)2-, dan disebut karbonat,
umpamanya persenyawaan dengan Ca dinamakan kalsium karbonat, CaCO3 dikenal
sebagai mineral kalsit. Mineral ini merupakan susunan utama yang membentuk
batuan sedimen.

Kelompok Sulfat
Sulfat terdiri dari anion sulfat (SO42-). Mineral sulfat adalah kombinasi logam
dengan anion sufat tersebut.

Kelompok Phosphat
Kelompok ini dicirikan oleh adanya gugus PO43-, dan pada umumnya
memiliki kilap kaca atau lemak, contoh mineral yaitu: Apatit (Ca,Sr, Pb, Na, K) 5(PO4)
3(F, Cl, OH), Vanadine Pb5Cl (PO4) 3, dan Turquoise CuAl6(PO4) 4(OH)8.5H2O.

Kelompok Silikat
Silicat merupakan 25% dari mineral yang dikenal dan 40% dari mineral yang
dikenali. Hampir 90 % mineral pembentuk batuan adalah dari kelompok ini, yang
merupakan persenyawaan antara silikon dan oksigen dengan beberapa unsur metal.

E. Endapan Mineral (Mineral Deposit)

menurut M. Bateman maka proses pembentukan mineral dapat dibagi atas beberapa
proses yang menghasilkan jenis mineral tertentu baik yang bernilai ekonomis maupun
mineral yang hanya bersifat sebagai gangue mineral

1. Mineral Ekonomis

Mineral ekonomis secara khusus dipelajari di bidang Geologi Ekonomi. Geologi


ekonomi merupakan cabanga dari geologi yang berhubungan dengan material bumi yang
dapat digunakan untuk tujuan ekonomi atau industri. Material tersebut mencakup logam
mulia dan logam murni, mineral non logam, batu untuk konstruksi, mineral minyak bumi,
batubara, dan air. Istilah ini umumnya mengacu pada endapan mineral logam dan sumber
mineral.

2. Mineral Bijih (Ore Mineral)

Bijih atau Ore adalah material/batuan yang terdiri dari gabungan mineral bijih dengan
komponen lain (mineral non logam) yang dapat diambil satu atau lebih logam secara
ekonomis. Apabila bijih yang diambil hanya satu jenis logam saja maka disebut single ore.
Apabila yang bisa diambil lebih dari satu jenis bijih maka disebut complex-ore.

a) Penggolongan bijih menurut pembentukannya


Bijih primer (hipogen), yakni bijih yang diendapkan pada saat terjadinya proses
pelogaman.

Bijih sekunder (supergen), yakni bijih yang diendapkan sebagai akibat alterasi dari bijih
primer, oleh proses pelapukan dari air permukaan yang meresap ke dalam tanah.

b) Proses Pembentukan Mineral Bijih

Sistem pembentukan mineralisasi dalam system hidrotermal secara umum


terdiri dari endapan mineral tipe porfiri, mesotermal sampai epitermal (Corbett dan
Leach, 1996)

Tipe porfiri terbentuk pada kedalaman lebih besar dari 1 km dan batuan induk berupa
batuan intrusi

Tipe mesotermal terbentuk pada temperatur dan tekanan menengah

Tipe epitermal terbentuk di lingkungan dangkal dengan temperatur < 300oC, dan fluida
hidrotermal diinterpretasikan bersumber dari fluida meteorik. Sistem ini umumnya
mempunyai variasi endapan mineral bijih. Mineral bijih tersebut diantaranya
timonidsulfat, arsenidsulfat, emas dan perak, stibnite, argentit, cinabar, elektrum, emas
murni, perak murni, selenid, dan mengandung sedikit galena, spalerit, dan galena.

3. Logam tanah jarang (LTJ) atau Unsur tanah jarang

Merupakan kumpulan 17 unsur kimia pada tabel periodik, terutama 15 lantanida


ditambah skandium dan yttrium.[2] Skandium dan yttrium dianggap sebagai logam tanah
jarang karena sering ditemukan pada deposit-deposit bijih lantanida dan memiliki
karakteristik kimia yang mirip dengan lantanida.

Berikut ini adalah daftar 17 logam tanah jarang, nomor atom beserta simbol, asal
namanya, dan penggunaan utama dari logam tersebut (lihat juga aplikasi teknologinya
disini. Beberapa logam-logam ini dinamai dari ilmuwan yang menemukannya, dan
beberapa lagi diambil dari tempat dimana logam tersebut ditemukan.

Symbol Nama Etomologi Penggunaan

21 Sc Skandium berasal dari bahasa Campuran aluminium-skandium ringan


Latin Scandia (Skandinavia), yang dipakai untuk komponen pesawat
tempat dimana bijih ini pertama terbang dan aditif untuk Lampu uap-
kalinya ditemukan. merkuri.[4]

39 y Yttrium, dinamai dari Ytterby, Laser Yttrium-aluminium garnet (YAG),


Swedia, tempat logam ini pertama yttrium vanadat (YVO4) untuk
pembuatan europium pada TV fosfor
ditemukan. merah, YBCO Superkonduktivitas suhu
tinggi, filter gelombang mikro yttrium
iron garnet (YIG).[4]

57 La Lantanum dari bahasa Yunani Kaca dengan indeks refraktif tinggi,


"lanthanein", artinya tersembunyi. penyimpanan hidrogen, elektroda
baterai, lensa kamera, katalis ''cracking''
katalitik cairan pada kilang minyak

58 Ce Serium diambil dari nama salah Agen oksidasi kimia, bubuk pemoles,
satu planet katai Ceres, dari nama pewarna kuning pada kaca dan keramik,
Dewi Pertanian Romawi. katalis untuk oven ''self-cleaning'',
katalis ''cracking'' katalitik cairan pada
kilang minyak, feroserium

59 Pr Praseodimium dari bahasa Yunani Magnet tanah jarang, laser, bahan inti
"prasios" dan "didymos". untuk lampu karbon, pewarna pada
kaca dan enamel, aditif untuk kaca
didymium yang dipakai pada kacamata
las,[4] produk feroserium (flint).

60 Nd Neodimium dari bahasa Yunani Magnet tanah jarang, laser, pewarna


"neos" (baru) dan "didymos" ungu pada kaca dan keramik, kapasitor
(kembar). keramik

61 Pm Prometium dari mitologi Titan Baterai nuklir


Prometheus.

62 Sm Samarium dinamai dari Vasili Magnet tanah jarang, laser, penangkap


Samarsky-Bykhovets, yang neutron, maser
menemukan bijih tanah jarang
samarskit.

63 Eu Europium dinamai dari benua Fosfor merah dan biru, laser, lampu uap
Eropa. merkuri, agen relaksasi NMR

64 Gd Gadolinium dinamai dari Johan Magnet tanah jarang, laser, kaca dengan
Gadolin (17601852), sebagai indeks refraktif tinggi atau garnet,
persembahan atas dedikasinya tabung X-ray, memori komputer,
pada logam tanah jarang. penangkap neutron, agen kontras MRI,
agen relaksasi NMR

65 Tb Terbium dinamai dari desa Fosfor hijau, laser, lampu fluorescent


Ytterby, Swedia.

66 Dy Disprosium dari bahasa Yunani Magnet tanah jarang, laser


"dysprositos" (susah untuk
didapatkan).

67 Ho Holmium dinamai dari kota Laser


Stockholm (dalam bahasa Latin,
"Holmia"), kota dari salah satu
penemunya.

68 Er Erbium dinamai dari desa Ytterby, Laser, baja vanadium


Swedia.

69 Tm Thulium diambil dari asal usul Mesin X-ray jinjing


Thule.

70 Yb Ytterbium dinamai dari desa Laser inframerah, agen pereduksi kimia


Ytterby, Swedia.

71 Lu Lutetium diambil dari nama Detektor pemindai PET, kaca dengan


Lutetia, kota yang berganti nama indeks refraktif tinggi
menjadi Paris.

Secara umum, logam tanah jarang ditemukan dalam bentuk senyawa kompleks fosfat
dan karbonat. Di bawah ini adalah beberapa contoh mineral logam tanah jarang yang
ditemukan di alam.

Bastnaesit (CeFCO3). Merupakan sebuah fluoro-carbonate serium yang mengandung


6070% Oksida logam tanah jarang seperti Lanthanum and Neodymium. Mineral
bastnaesit merupakan sumber logam tanah jarang yang utama di dunia. Bastnaesit
dtemukan dalam batuan kabonatit, dolomit breccia, pegmatit dan amphibole skarn.

Monazit ((Ce,La,Y,Th)PO3) Merupakan senyawa fosfat logam tanah jarang yang


mengandung 50-70% Oksida LTJ. Monasit diambil dari mineral pasir berat yang
merupakan hasil samping dari senyawa logam berat lain. Monasit memiliki
kandungan thorium yang cukup tinggi. Sehingga mineral tersebut memiliki sifat
radioaktif. Thorium tersebut memancarkan radiasi pengion. Monasite dalam jumlah
tertentu dikategorikan sebagai TENORM (Technologically Enhanced Naturally
Occuring Radioactive Material) yaitu zat radioaktif alam yang dikarenakan kegiatan
manusia atau proses teknologi terjadi peningkatan paparan potensial jika
dibandingkan dengan keadaan awal, penanganan TENORM mesti mematuhi batasan
paparan radiasi sebagai berikut: Paparan pekerja 20 mSv/th atau 10 uSv/jam dan
Paparan publik 1 mSv/th.
Xenotime (YPO4) merupakan senyawa ittrium phosphat yang mengandung 54-65%
LTJ termasuk erbium, cerium dan thorium. Xenotipe juga mineral yang ditemukan
dalam mineral pasir berat seperti pegmatite dan batuan leleh (igneous rocks)

zircon, merupakan senyawa a zirconium silicate yang didalamnya ditemukan thorium,


ittrium dan cerium.

4. Mineral Utama

Mineral-mineral ini terbentuk langsung dari kristalisasi magma dan kehadirannya


sangat menentukkan dalam penamaan batuan.

a. Mineral felsic ( mineral berwarna terang ) yaitu :

- Kelompok feldspar, terdiri dari seri feldspar alkali (K, Na) ALSi3O8. Seri
feldspar alkali terdiri dari sanidin, orthoklas, anorthoklas, adularia dan mikrolin.
Seri plagioklas terdiri dari albit, oligoklas, andesin, labradorit, biwtonit dan
anortit.

- Kelompok feldspartoid (Na, K Alumina silika), terdiri dari nefelin, sodalit, leusit.

b. Mineral mafik (mineral-mineral feromagnesia dengan warna gelap) yaitu :

- Kelompok olivin, terdiri dari Fayalite dan Forsterite

- Kelompok piroksen, terdiri dari Enstatite, Hiperstein, Augit, Pigeonit, Diopsid

- Kelompok mika, terdiri dari Biotit, Muscovit, Plogopit.

- Kelompok Amphibole, terdiri dari Anthofilit, Cumingtonit, Hornblende,


Rieberkit, Tremolit, Aktinolite, Glaukofan, dll.

5. Proses Terjadinya Batuan Beku

Induk dari segala batuan adalah magma. Magma itu batuan cair pijar yang bersuhu
tinggi yang terjadi dari berbagai mineral serta gas yang larut di dalamnya. Oleh karena itu
daerah disekitar magma itu dingin, maka magma itu juga mendingin. Secara lambat-laun
magma itu membeku. Hasil pembekuan magma dibagian dalam litosfer dan proses
pendinginannya sangat lambat dinamakan Batuan Beku Dalam, misalnya batu granit. Bila
magma telah meresap di antara lapisan-lapisan litosfer, maka pembekuannya berlangsung
lebih cepat, sehingga kristal mineral yang terbentuk tidak semua besar. Kristal mineral
yang besarnya beraneka ragam ini dinamakan Batuan Beku Korok, misalnya foster dan
diarit. Magma yang menyerap sampai ke permukaan bumi akan menjadi lava yang
meleleh. Proses pembekuan lava di permukaan bumi relatif tepat. Batuan sedimen
terbentuk berawal dari pelapukan batuan. Batu-batuan termasuk lahar dan granit
bersentuhan langsung dengan udara dan air. Air meresap diantara butiran mineral dan
bereaksi dengan batu sehingga lama kelamaan hancur (lapuk). Bagian batu yang hancur
(lapuk) berpindah ketempat lain terbawa oleh aliran air hujan atau diterbangkan oleh angin
lallu diendapkan dan membentuk lapisan sedimen, kemudian terkubur lagi oleh beberapa
lapisan. Lapisan ini juga mengandung unsur-unsur organik seperti sisa tumbuhan dan
hewan yang mati. Lama kelamaan lapisan sedimen menjadi keras dan padat. Air tanah
tersaring oleh lapisan sedimen meninggalkan mineral-mineral yang merekatkan butiran
sedimen menjadi satu, sehingga lapisan sedimen berubah menjadi batuan, yaitu batuan
sedimen. Batuan sedimen yang paling tua umurnya berada pada lapisan yang paling
bawah. Contoh batuan sedimen:

Batu pasir terbentuk dari butiran-butiran pasir yang saling mengikat dan menyatu
karena mineral-mineral perekat.

Batu lumpur

Batu kapur

Konglomerat.

Sedimen yang banyak mengandung batuan kerikil dan biasanya dengan beberapa
pasir yang mengisi sela-selanya, disebut konglomerat. Pada mulanya sedimen telah
menjadi kerikil di dasar sungai, kemudian terbawa arus air selama banjir dan menggumpal
bersama pasir.

You might also like