Professional Documents
Culture Documents
Disusun Oleh :
NURUL NIRMALA
KHG.A.15092
PANDU AKBAR DWIJAYA
KHG.A.15095
JUAN
KHG.A.15083
GARUT
2017
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini dengan judul Askep pada Pasien Cedera Kepala. Makalah ini di
susun dalam rangka memenuhi tugas kelompok mata kuliah Keperawatan Medikal
Bedah Program Studi Diploma III Ilmu Keperawatan Stikes Dharma Husada
Bandung.
Dalam menyusun makalah ilmiah ini, kami banyak memperoleh bantuan
serta bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, kami ingin menyampaikan
ucapan terima kasih kepada semua yang telah mendukung dan membantu
terselesaikannya makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini masih jauh dari
sempurna, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun guna sempurnanya makalah ini. Kami berharap semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi kami khususnya dan bagi pembaca Aumumnya.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................
DAFTAR ISI.............................................................................................
BAB I : PENDAHULUAN
A Latar Belakang.................................................................
B Rumusam Masalah...........................................................
C Tujuan .............................................................................
BAB II : PEMBAHASAN
A. Definisi..............................................................................
B. Anatomi Fisiologi.
C. Etiologi ..
D. Patofisiologi
E. Tanda dan Gejala.
F. Test Diagnostik
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Banyak istilah yang dipakai dalam menyatakan suatu trauma atau cedera
pada kepala di Indonesia. Beberapa Rumah Sakit ada yang memakai istilah
cedera kepala dan cedera otak sebagai suatu diagnosis medis untuk suatu trauma
pada kepala, walaupun secara harfiah kedua istilah tersebut sama karena
memakai gradasi responds Glaso Coma Scale (GCS) sebagai tingkat gangguan
yang terjadi akibat suatu cedera di kepala.
Dalam melaksanakan asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan akibat
trauma yang mencederai kepala, maka perawat perlu mengenal neuruanatomi,
neurofisiologi, neuropatofisiologi dengan baik agar kelainan dari masalah yang
dikeluhkan atau kelainan dari pengkajian fisik yang didapat bias
sekomprehensif mungkin ditanggapi perawat yang melakukan asuhan pada
klien dengan cedera kepala.
Cedera kepala meliputi trauma kepala,tengkorak, dan otak. Secara anatomis
otak dilindungi dari cedera oleh rambut, kulit kepala, serta tulang dan tentorium
atau helem yang membungkusnya. Tanpa perlindungan ini otak akan mudah
sekali terkena cedera dan mengalami kerusakan. Selain itu, sekali neuron rusak
tidak dapat diperbaiki lagi. Cedera kepala dapat mengakibatkan malapetaka
besar bagi seseorang.
Efek-efek ini harus dihindaridan ditemukan secepatnya oleh perawat untuk
menghindari rangkaian kejadian yang menimbulkan gangguan mental dan fisik,
bahkan kematian. Cedera kepala paling sering dan penyakit neurologis yang
paling serius diantara penyakit neurologis, dan merupakan proporsi epidemic
sebagai hasil kecelakaan jalan raya. Diperkirakan 2/3 korban dari kasus ini
berusia dibawah 30 tahun dengan jumlah laki-laki lebih banyak dari wanita.
Lebih dari setengah dari semua klien cedera kepala berat mempunyai signifikan
cedera terhadap bagian tubuh lainnya. Adanya syok hipovolemik pada klien
cedera kepala biasanya karena cedera pada bagian tubuh lainnya.
Resiko utama klien yang mengalami cedera kepala adalah kerusakan otak
akibat perdarahan atau pembengkakan otak sebagai responds terhadap cedera
dan menyebabkan peningkatan tekanan intracranial.
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Setelah membahas tentang Asuhan Keperawatan Pada Klien Cedera
Kepala mahasiswa mampu memahami Asuhan Keperawatan Pada Klien
Cedera Kepala.
2. Tujuan Khusus
Setelah membahas tentang Asuhan Keperawatan Cedera
Kepala mahasiswa mampu:
a. Memahami dan menjelaskan Konsep Penyakit Cedera Kepala.
b. Memahami dan menjelaskan Asuhan Keperawatan Cedera Kepala.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Definisi
Cedera kepala atau cedera otak merupakan suatu gangguan traumatik dari
fungsi otak yang disertai atau tanpa disertai perdarahan interstiil dalam
substansi otak tanpa diikuti terputusnya kontinuitas otak. (Arif Muttaqin, 2008,
hal 270-271).
Trauma atau cedera kepala adalah di kenal sebagai cedera otak gangguan
fungsi normal otak karena trauma baik trauma tumpul maupun trauma tajam.
Defisit neurologis terjadi karena robeknya substansia alba, iskemia, dan
pengaruh masa karena hemoragik, serta edema serebral disekitar jaringan otak
(Batticaca Fransisca, 2008, hal 96).
Cedera kepala merupakan proses dimana terjadi trauma langsung atau
deselerasi terhadap kepala yang menyebabkan kerusakan tengkorak dan otak.
(Pierce Agrace & Neil R. Borlei, 2006 hal 91).
Berdasarkan Glassgow Coma Scale (GCS) cedera kepala atau otak dapat di
bagi menjadi 3 gradasi :
a. Cedera kepala ringan (CKR) = GCS 13-15
b. Cedera kepala sedang (CKS) = GCS 9-12
c. Cedera kepala berat (CKB) = GCS 8
B. Anatomi Fisiologi
a. Otak dibungkus oleh selaput otak (meningen) yang terdiri dari 3 lapisan
yaitu:
1) Duramater: lapisan luar, berasal dari jaringan ikat tebal dan kuat yang
bersifat liat, tebal, tidak elastis, berupa serabut dan berwarna abu-abu.
2) Arachnoid: membran bagian tengah, bersifat tipis dan lembut. Berwarna
putih karena tidak dialiri darah, terdapat pleksus khoroid yang
memproduksi cairan serebrospinal (CSS) terdapat villi yang
mengabsorbsi CSS pada saat darah masuk ke dalam sistem (akibat
trauma, aneurisma, stroke).
3) Piamater: membran paling dalam, berupa dinding yang tipis, transparan
yang menutupi otak dan meluas ke setiap lapisan otak.
b. Serebrum, terdiri dari 4 lobus, yaitu:
1. Lobus frontal : Area ini mengontrol perilaku individu, membuat
keputusan, kepribadian, dan menahan diri. Lobus terbesar.
2. Lobus parietal : Lobus sensori, area ini menginterpretasikan sensasi,
mengatur individu mampu mengetahui posisi dan letak bagian
tubuhnya.
3. Lobus temporal : Sensasi kecap, bau, dan pendengaran, ingatan jangka
pendek.
4. Lobus oksipital : menginterpretasikan penglihatan.
C. Etiologi
1. Sebagian besar disebabkan oleh kecelakaan lalu lintas, perkelahian, jatuh
dan cedera oleh raga.
2. Cedera kepala terbuka sering disebabkan akibat benda tajam dan tembakan
sehingga dapat menyebabkan fraktur tulang dan laserasi dura mater.
Kerusakan otak yang dijumpai pada cedera kepala dapat terjadi melalui dua
cara:
1. Bedrest total
2. Observasi tanda-tanda vital (GCS dan tingkat kesadaran)
3. Pemberian obat-obatan
b. Komplikasi
Komplikasi yang timbul adalah peningkatan TIK, kehilangan sensori dan
motorik, kerusakan otak, dan disfungsi syaraf cranial.Tindakan operatif yang
dapat diberikan adalah kraniotomy atau trepanasi serta debridement.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN CEDERA KEPALA
1. PENGKAJIAN
Pengumpulan data klien baik subjektif maupun objektif pada cedera kepala
tergantung pada bentuk, lokasi, jenis injuri, dan adanya komplikasi pada organ
vital lainnya.
a. Identitas
Meliputi nama, umur, jenis kelamin, pendidikan , alamat, pekerjaan,
agama, tanggal dan jam masuk, no MR, diagnosis medis dll.
b. Riwayat Kesehatan
1. Keluhan Utama :
c. Pengkajian Psiko-Sosio-Spiritual
Pengkajian mekanisme koping yang digunakan klien untuk menilai respon
emosi klien terhadap penyakit yang dideritanya dan perubahan peran klien
dalam keluarga serta respon atau pengaruhnya dalam kehidupan sehari-
hari.
d. Pemeriksaan fisik
Setelah melkukan anamnesis yang mengarah pada keluhan klien,
pemeriksaan fisik sangat berguna untuk mendukung data dari pengkajian
anamnesis.
e. Keadaan umum
Pada pasien yang mengalami cedera kepala umumnya mengalami
penurunan kesadaran CKR atau COR dengan GCS 13-15, CKS dengan
GCS 9-12, CKB dengan GCS8
ANALISA DATA
No. Data Masalah Penyebab
1. DS : Nyeri akut Cedera kepala
1. Nyeri kepala dari
daerah depan Akselerasi, deselerasi,
(frontal) sampai tajam, tumpul.
tengkuk leher
belakang. Terbuka
2. S : 10 (berat).
3. T : Nyeri timbul Hematoma
kapan saja
4. Klien selalu Me TIK
mengeluh kesakitan
menahan nyeri Nyeri kepala
kepalanya.
DO :
2. DS : Cedera kepala
- Nyeri kepala dari daerah Gangguan perfusi
depan (frontal) sampai serebral Hematoma
tengkuk leher belakang.
S : 10 (berat). Respon disfungsi otak
T : Nyeri timbul kapan
saja Me kerusakan sel
- Post KLL, luka sobek di otak
kepala kiri sampai pipi
kiri, muntah 1x. (Rujukan Gangguan
dari RS Yowari) autoregulasi
- Klien terjatuh dari motor,
kepala membentur badan Me vaskularisasi
aspal dan terseret. Luka serebral
sobek di kepala kiri
(temporal) sampai pipi kiri Me asupan O2 ke
dengan panjang 25 cm, otak
klien tidak sadar saat
dibawa ke RS Yowari Me metabolisme
selama < 30 menit anaerob
- Klien selalu mengeluh
kesakitan menahan nyeri Gangguan perfusi
kepalanya. serebral
DO :
- KU : Lemah, gelisah
- Kesadaran : Somnolen
- Tekanan darah : 145/90
mmHg
- Nadi : 105 X/menit
- Suhu badan : 36,80C
- Respirasi : 20 X/menit
- Kepala tidak berambut
lagi (dicukur), terdapat
balutan yang melingkar di
kepala menutupi luka
(sekitar dahi).
- Tampak menahan nyeri,
kesakitan meringis, cemas
dan gelisah.
-
3. DS : Cedera kepala
- Klien selalu mengeluh Anxietas
kesakitan menahan nyeri Hematoma
kepalanya..
- Klien kesulitan istirahat Nyeri kepala hebat
dan tidur
- Klien selalu mengeluhkan Perubahan status
penyakitnya. kesehatan
- Klien ingin cepat sembuh.
- Keluarga klien sangat Kurang pengetahuan
cemas dengan keadaan tentang penyakit
klien dan selalu
menanyakan tindakan Anxietas
medis.
DO :
- KU : Lemah, gelisah
- Tampak menahan nyeri,
kesakitan meringis, cemas
dan gelisah.
- Klien hanya
berkomunikasi dengan
keluarga dan petugas
- Klien apatis dengan
sekitarnya.
- Keluarga klien sangat
cemas dengan keadaan
klien dan selalu
menanyakan tindakan
medis.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa yang muncul berdasarkan prioritas masalah :
1. Nyeri kepala berhubungan dengan peningkatan TIK, adanya hematoma, cedera
kepala terbuka.
2. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan peningkatan TIK, penurunan
vaskularisasi serebral, peningkatan metabolisme anaerob.
3. Kecemasan (anxiety) berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang penyakit,
perubahan status kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA
Arif Muttaqin, 2008, Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Sistem
Persarafan, Jakarta : Salemba Medika
Batticaca Fransisca B, 2008, Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Sistem
Persarafan, Jakarta : Salemba Medika
Pierce A. Grace & Neil R. Borley, 2006, Ilmu Bedah, Jakarta : Erlangga
Lecture Notes, 2005, Neurologi, Lionel Ginsberg : Erlangga
http://id.scribd.com/doc/85827418/Laporan-Kasus-Cedera-Kepala (di unduh pada
tanggal 21 November 2012)
http://asuhan-keperawatan-yuli.blogspot.com/2009/11/laporan-pendahuluan-cedera-
kepala.html (di unduh pada tanggal 26 November 2012)