You are on page 1of 23

PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK II

SEMESTER GANJIL
TAHUN AJARAN 2015/2016

KOMPLEKS KOORDINASI BESI


(KALIUM TRIOKSALATOFERRAT (III))
I. TUJUAN
Untuk dapat meng gambarkan sifat kompleks koordinasi dari Fe(III)
dalam kalium trioksalotoferat (III).

II. TEORI
Senyawa koordinasi adalah salah satu senyawa yang memegang peranan
penting dalamkehidupan manusia. Senyawa ini terbentuk karena adanya
ikatan antara ligan yang berperan sebagaidonor pasangan elektron (basa
lewis) dengan ion pusat (logam) yang berperan sebagai akseptorpasangan
elektron (asam lewis). [1]
Kajian dan penelitian tentang sintesis senyawa koordinasi juga semakin
beragam. Salah satunyaadalah penelitian tentang senyawa kompleks sebagai
katalis. Dari beberapa penelitian telah dilaporkanbahwa senyawa kompleks
besi memiliki peranan penting pada proses katalitik, yaitu sebagai active
sitekatalis. Besi(III)-trifluoroasetat merupakan katalis dan baik digunakan
pada reaksidiasetilasi aldehid dan tioasetilasi senyawa karbonil.[1]
Senyawa kompleks banyak ditemui bersifat paramagnetik, yaitu tertarik
oleh medan magnetik. Selain itu, banyak juga senyawa kompleks yang bersifat
diamagnetik, yaitu tertolak oleh medan magnetik. Sifat paramagnetik suatu
senyawa dosebabkan oleh adanya elektron nirpasangan (elektron tak
berpasangan, unpaired electron) dalam konfigurasi elektronik spesies yang
bersangkutan. [2]
Kompleks oktahedral umumnya bersifat paramagnetik dan ligan yang cukup
dan dibutuhkan untuk perpasangan spin. Beberapa contoh ion kompleks yang
bersifat diamagnetik adalah [Fe(CN)6]4- dan [Fedipy3]2+. Pembentukan kompleks 2,2-
bipyridin yang merah, dan 1,10-fenantrolin digunakan sebagai uji untuk Fe(II). [3]
Salah satu kompleks tetrahedral yang paling dikenal adalah FeCl42-. Diantara
kompleks yang paling penting adalah yang terlibat dalam sistim biologi dan
senyawaan besi yang penting adalah ferosen (senyawa organologam). [3]

(KALIUM TRIOKSALATOFERRAT (III))


PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK II
SEMESTER GANJIL
TAHUN AJARAN 2015/2016

Ikatan yang terdapat pada senyawa kompleks adalah ikatan kovalen koordinasi,
yaitu pemakaian bersama pasangan elektron, dimana elektron hanya berasala dari
satu pihak dan pada senyawa kompleks ini yang akan memberikan elektronnya
adalah ligan. Ligan adalah senyawa yang memiliki pasangan elektron bebas (donor
elektron). Dengan demikian, setiap ligan memiliki sekurang-kurangnya sepasang
elektron nonikatan atau yang lebih sering disebut dengan elektron menyendiri yang
terdapat pada elektron kulit terluar. Pasangan elektron ini dapat disumbangkan
kepada atom lain (atom pusat), tetapi kemudian dimiliki secara bersama-sama
(ikatan kovalen koordinasi). [2]
Jadi, dalam senyawa kompleks ligan menyediakan atom dodnor (pemberi atau
penyumbang) dan atom pusat bertindak sebagai akseptor (penerima). Dengan kata
lain, ligan bersifat basa lewis (donor pasangan elektron bebas) dan atom pusat
bersifat asam lewis (penenrima pasangan elektron). Oleh karena unsur-unsur
transisi dalam senyawanya sering bermuatan positif tinggi (lebih besar dari +1) dan
menyediakan orbital d tidak penuh, maka unsur-unsur transisi mempunyai
kecenderungan mampu mengakomodasi banyak pasangan elektron (yang berarti
banyak ikatan kovalen koordinasi) disekelilingnya untuk membentuk senyawa
kompleks. [2]
Unsur- unsur dalam kelompok transisi pertama dalam susunan berkala, unsur
yang paling dikenal adalah besi. Dalam konfigurasi kulit valensinya adalah 3d6 4s2.
Pembentukan ion +2 dan +3 dapat terjadi dengan pelepsan elektronnya pada kulit
terluar. Keadaan sebagai ion +3 lebih mudah terbentuk dari Fe dibandingkan dengan
unsur lain dalam perioda yang sama. [4]
Besi yang murni adalah logam berwarna putih-perak, yang kukuh dan liat. Titik
lebur dari besi ini sendiri yaitu 1535oC. Dialam jarang didapatkan besi yang
komersial atau murni biasanya besi mengandung sejumlah kecil karbida, silisida,
fosfida, dan sulfida dari besi serta sedikit grafit. Zat-zat pencemar ini memainkan
peranan penting dalam kekuatan struktur besi. Besi dapat dimagnitkan. Asam
klorida encer atau pekat dan asam sulfat encer melarutkan besi, sehingga
menghasilkan garam-garam besi(II) dan gas hidrogen. [5]
Fe (III) dapat membentuk kompleks yang stabil dengan ligan yang ikatan
kovalen koordinasinya dengan oksigen, halida dan pseudohalida dalam struktur
khelat, seperti ion Fe(CN) 63-. Kompleks Fe (III) dapat terbentuk kationik, anionik,

(KALIUM TRIOKSALATOFERRAT (III))


PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK II
SEMESTER GANJIL
TAHUN AJARAN 2015/2016

maupun molekular. Dalam percobaan kalium trioksalatoferat dibentuk melalui reaksi


:

Fe2+ + 2H2O + H2C2O4 FeC2O4.2H2O + 2H+


Endapan kuning dari FeC2O4.2H2O dioksida oleh H2O2 dan dengan adanya
K2C2O4.
Yang berlebih akan terjadi reaksi berikut :
2FeC2O4 + 4C2O4-2 + H2O2 + 2H- 2(Fe(C2O4)3)-3 + 2H2O
Larutan dipekatkan dan ditambahkan alkohol, sehingga terbentuk endapan
trioksalatoferrat(III) sebagai garam K3(C2O4)3.3H2O. [4]
Senyawa kompleks besimonoethanolaminedengan support silika baik
digunakan sebagai katalis pada reaksi adisi 1-oktena, dimana semakin banyak
kandungan besi pada senyawa kompleks akan meningkatkan
aktivitaskatalitiknya. Silika yang diimpregnasi dengan senyawa kompleks
[(5-C5H5)Fe(CO)2(THF)]+[BF4]+ memiliki daya katalitik yang lebih baik pada
reaksi pembentukan siklopropana,atau aziridine dari senyawa diazo, olefin
dan imina dibandingkan silika yang tidak diimpregnasi dengansenyawa
kompleks.
Beberapa sifat fisik dari unsur Fe adalah sebagai berikut:
1. Titik leleh : 1540oC
2. Titik didih : 3000oC
3. Densitas : 7,9 g/cm
4. Jari-jari atom M+ : 124
5. Jari-jari atom M2+ : 75
6. Jari-jari atom M3+ : 69
7. Eo : -0,44.[2]

III.PROSEDUR PERCOBAAN
III.1 Alat dan Bahan
III.1.1 Alat dan Fungsi
No Alat Fungsi
1 Gelas piala 100 Ml Untuk wadah sampel
2 Neraca Untuk menimbang sampel
3 Corong Untuk membantu proses penyaringan

(KALIUM TRIOKSALATOFERRAT (III))


PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK II
SEMESTER GANJIL
TAHUN AJARAN 2015/2016

endapan
4 Gelas ukur Untuk mengukur volume larutan
5 Batang pengaduk Untuk mengaduk sampel
6 Erlenmeyer Untuk meletakkan sampel
7 Kaca arloji Untuk meletakkan sampel saat
menimbang
10 Hot Plate dan Untuk memanaskan sampel dan
Magnetic stirrer membantu proses pengadukan
11 Buret Untuk membantu proses penambahan
H2O2
12 Magnetik bar Untuk mengaduk larutan

III.1.2 Bahan Dan Fungsi

No. Bahan Fungsi


1. Garam Mohr Sebagai sumber Fe2+
2. Kalium Oksalat Sebagai sumber kalium
3. Kertas saring Sebagaipenyaring endapan
4. Asam sulfat 6M Sebagai pemberi suasana asam
5. Akuades Sebagai pelarut
6. H202 3 % Sebagai oksidator
7. Asam Oksalat Sebagai sumber ligan
8. Etanol 95 % Seabagai pelarut senyawa-senyawa
pengotor
3.2 Cara Kerja
Sebanyak 5 g garam Mohr ditimbang dan dilarutkan dengan 15 mL
akuades di dalam gelas piala, lalu diasamkan dengan 5 tetes H2SO4 6 N
dan dipanaskan pada suhu 75oC. Kemudian ditambahkan 25 mL H2C2O4
1 M sambil diaduk dan dipanaskan hingga mendidih. Setelah itu, filtrat
dibuang dan endapan dibiarkan dalam gelas piala. Selanjutnya
ditambahkan air panas sebanyak 20 mL pada endapan sambil diaduk
dan dipanaskan hingga mendidih. Setelah endapan turun semua, maka
endapan dipisahkan secara dekantasi. Setelah itu, endapan ditambahkan
larutan K2C2O4 jenuh dan dilanjutkandengan pemanasan pada suhu 40 oC

(KALIUM TRIOKSALATOFERRAT (III))


PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK II
SEMESTER GANJIL
TAHUN AJARAN 2015/2016

serta ditambahkan 20 mL H2O2 3% secara perlahan dengan


menggunakan buret. Larutan dipanaskan hingga mendidih dan
ditambahkan 8 mL asam oksalat 1 M ke dalam larutan ketika hendak
mendidih. Kemudian larutan disaring dan didinginkan. Setelah dingin,
ditambahkan etanol 96% sebanyak 11 mL dan dipanaskan kembali
untuk menguapkan endapan yang terbentuk. Campuran dibiarkan
selama satu malam. Kemudian, endapan yang terbentuk disaring.
Setelah itu, dikeringkan dan ditimbang massa endapan. Rendemen
dihitung berdasarkan penimbangan massa endapan.

(KALIUM TRIOKSALATOFERRAT (III))


PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK II
SEMESTER GANJIL
TAHUN AJARAN 2015/2016

3.3 Skema Kerja


Garam Mohr

ditimbang sebanyak 5 g
dilarutkan dengan 15 mL akuades dalam gelas
piala
diasamkan dengan 5 tetesH2SO4 6 N
- dipanaskan hingga 60-80oC
- ditambahkan 25 mL H2C2O4 1M
- diaduk dan dipanaskan
- endapan dan filtrat dipisahkan secara dekantasi

Endapan Filtrat

ditambahkan 20 mL air panas


diaduk dan dipanaskan
dipisahkan endapan secara dekantasi

Endapan Filtrat

ditambahkan K2C2O4 jenuh


dipanaskan hingga 40oC
ditambahkan 20 mL H2O2 3%
sambil diaduk
dipanaskan hingga mendidih
ditambahkan 8 mL asam
oksalat 1 M sebelum mendidih
- disaring dan didinginkan

Endapan Filtrat
(KALIUM TRIOKSALATOFERRAT (III))
PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK II
SEMESTER GANJIL
TAHUN AJARAN 2015/2016

Filtrat

ditambahkan 11 mL etanol95%
didiamkan selama satu malam

Endapan

disaring
dikeringkan

Rendemen dihitung

(KALIUM TRIOKSALATOFERRAT (III))


PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK II
SEMESTER GANJIL
TAHUN AJARAN 2015/2016

3.4 Skema Alat

8
6
5 5
2
2
3

4 4

1
1

Keterangan :
1. Gelas piala
2. Batang pengaduk
3. Magnetic Stirrer
4. Erlenmeyer
5. Corong
6. Buret
7. Hot Plate
8. Standar
9. Klem

(KALIUM TRIOKSALATOFERRAT (III))


PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK II
SEMESTER GANJIL
TAHUN AJARAN 2015/2016

IV. DATA DAN PERHITUNGAN


4.1 Data
Masa garam Mohr :5g
Mr garam Mohr : 392,14 g/mol
Mr Kalium Trioksalatoferrat (III) : 491 g/mol
Massa Kalium Trioksalatoferrat (III) : 4,00 gr
4.2 Perhitungan
Reaksi yang terjadi :
(NH4)2SO4.FeSO4.6H2O + H2O 2NH4+ + Fe2+ + 2SO42- + 7H2O
2Fe2+ + 2H2O + H2C2O4 2FeC2O4.2H2O + 2H+
2FeC2O4.2H2O + 4C2O42- + H2O2 + 2H+ 2Fe(C2O4)3)3-+ OH-
3K+ + [Fe(C2O4)3]3- + 3H2O K3[Fe(C2O4)3].3H2O
4.3 Perhitungan

Massa teori = 1 mol (NH4)2SO4.FeSO4.6H2O392,14 g/mol


(NH4)2SO4.FeSO4.6H2O x 1 mol Fe+21 mol
(NH4)2SO4.FeSO4.6H2O x 1 mol
FeC2O4.2H2O 1 mol Fe+2x

2 mol [Fe(C2O4)3]-32 mol FeC2O4.2H2O x1 mol


K3[Fe(C2O4)3].3H2O1 mol [Fe(C2O4)]-3

(KALIUM TRIOKSALATOFERRAT (III))


PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK II
SEMESTER GANJIL
TAHUN AJARAN 2015/2016

491 g K3[]FeC2O43.3H2O 1 mol

K3[]FeC2O43.3H2O x5g
(NH4)2SO4.FeSO4.6H2O
= 6,26 g K3[Fe(C2O4)3].3H2O

Rendemen = massa percobaanmassa teori x


100%

= 4,00 g6,26 g x 100%

= 63,88%

(KALIUM TRIOKSALATOFERRAT (III))


PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK II
SEMESTER GANJIL
TAHUN AJARAN 2015/2016

V. PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN


5.1 Pengamatan
5.1.1 Pengamatan Langkah Kerja
No Langkah Kerja dan Reaksi Foto Pengamatan Analisis
1 Sebanyak 5 g garam Mohr Larutan berwarna hijau Garam mohr dilarutkan dengan air agar
ditimbang dan dilarutkan terionisasi dan didapatkan ion Fe2+.
dengan 15 mL akuades di Penambahan H2SO4 6 N berfungsi sebagai
dalam gelas piala, lalu katalis untuk membantu melepaskan ion
diasamkan dengan 5 tetes Fe2+ dalam garam Mohr. Pemansan
H2SO4 6 N dan dipanaskan bertujuan untuk mempercepat
suhu 60-80oC. berlangsungnya reaksi serta untuk
(NH4)2SO4.FeSO4.6H2O + H2O menyempurnakan reaksi.
+ H2 SO4 2NH4+ + Fe2+ +
2SO42- + 7H2O

(KALIUM TRIOKSALATOFERRAT (III))


PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK II
SEMESTER GANJIL
TAHUN AJARAN 2015/2016

2 Ditambahkan 25 mL H2C2O4 Endapan berwarna H2C2O4 berfungsi untuk mengoksidasi ion


1 M sambil diaduk dan kuning Fe2+menjadi Fe3+. Pemanasan bertujuan agar
dipanaskan hingga reaksinya cepat berlangsung. Perubahan
mendidih, sambil diaduk. warna menandakan terbentuknya kompleks
Kemudian dipisahkan FeC2O4.2 H2O. Pengadukan dilakukan agar
endapan dan cairannya semua larutan bercampur dengan
2Fe2+ + 2H2O + H2C2O4 sempurna.
2FeC2O4.2H2O + 2H+

3 Ditambahkan air panas Endapan yang dipisah Penambahan air panas bertujuan untuk
sebanyak 20 mL pada kan berbentuk serbuk menghilangkan pengotor pada endapan
endapan sambil diaduk dan berwarna kuning. sehingga didapatkan FeC2O4 murni.
dipanaskan hingga Pengadukan dan pemanasan bertujuan
mendidih. Endapan dan untuk menghomogenkan campuran
larutan dipisahkan tersebut.

(KALIUM TRIOKSALATOFERRAT (III))


PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK II
SEMESTER GANJIL
TAHUN AJARAN 2015/2016

4 Ditambahkan larutan K2C2O4 Endapan orange Asam oksalat berfungsi sebagai ion K+.
jenuh 10mL dan dilanjutkan Dipanaskan pada suhu 40oC agar K+ tidak
dengan pemanasan pada ruska pada suhu tinggi. Warna endapan
suhu 40oC berubah menjadi oren menandakan
2FeC2O4 + 4 K2C2O4+ 2H+ + terbentuknya kompleks oksalatoferrat (III).
H2O 2 K3[Fe(C2O4)3] + H2O
5 ditambahkan 20 mL H2O2 Endapan berubah warna H2O2 3% berfungsi sebagai oksidator yang
3% secara perlahan dengan dari orange coklat mengubah Fe2+ menjadi Fe3+
menggunakan buret.

6 Larutan dipanaskan hingga Warna larutan berubah Penambahan oksalat untuk mengikat Fe3+.
mendidih dan ditambahkan dari coklat hijau Pada tahap ini, terjadi proses penggantian
8 mL asam oksalat 1 M ke ligan OH- dengan oksalat. Perubahan warna
dalam larutan ketika terjadi pada saat penambahan asam oksalat
hendak mendidih.
Kemudian larutan disaring
dan didinginkan.

(KALIUM TRIOKSALATOFERRAT (III))


PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK II
SEMESTER GANJIL
TAHUN AJARAN 2015/2016

2FeC2O4.2H2O + 4K2 C2O4 +


H2O2 + H+
2K3[Fe(C2O4)3].3H2O + 2H2O

7 Setelah dingin, ditambah- Larutan berwarna hijau Etanol untuk mengikat ion ion pengotor
kan etanol 95% sebanyak lain sehinga terbentuk endapan putih.
10-11 mL dan dipanaskan Dipanaskan untuk menguapkan ion ion
kembali untuk melarutkan pengotor bersama etanol. Diendapkan satu
endapan semalam. malam
8 Endapan lalu disaring dan Endapan atau serbuk Penyaringan dilakukan untuk memisahkan
endapannya dicuci dengan berwarna hijau endapan dari larutan.Terbentuk kristal
etanol : air (1:1). Setelah berwarna hijau.
itu, dikeringkan dan
ditimbang massa endapan,

(KALIUM TRIOKSALATOFERRAT (III))


PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK II
SEMESTER GANJIL
TAHUN AJARAN 2015/2016

5.1.2 Pengamatan Produk


No Hasil Akhir Foto Sifat fisik Rendemen
1 Kalium trioksalatoferrat(III) - Berbentuk kristal Berat kristal yang didapat
K3[Fe(C2O4)3].3H2O - Berwarna hijau
sebanyak 4 g dengan
- Memiliki Mr 491
rendemen sebesar 63,88
g/mol
- Memiliki biloks %. Rendemen yang

+3 didapatkan cukup bagus.


- Memiliki struktur
oktahedral
Keadaan awal

Hibridisasi :
Keadaan tereksitasi
d2sp3
Hibridisasi Geometri :
oktahedral
sifat :
diamagnetik

LiganOksalat

(KALIUM TRIOKSALATOFERRAT (III))


PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK II
SEMESTER GANJIL
TAHUN AJARAN 2015/2016

5.3 Pembahasan
Pada percobaan kompleks koordinasi besi kalium trioksalatoferat (III),
digunakan bahan dasar ferroammonium sulfat heksa hidrat atau yang lebih
dikenal dengan garam Mohr.Fungsi garam Mohr sebagai sampel yang
menghasilkan sumber ion Fe+2. Untuk mendapatkan ion Fe+2, garam Mohr
dilarutkan dengan H2O terlebih dahulu. Larutan diasamkan dengan H2SO4,
bukan dengan asam yang lain agar tidak terbentuknya endapan yang tidak
diinginkan.
Larutan dipanaskan pada suhu 75oC untuk mempercepat reaksi. Lalu
ditambahkan 25 mL asam oksalat 1M sambil diaduk dan dipanaskan hingga
mendidih. Tujuan penambahan asam oksalat adalah untuk mengikat Fe2+ yang
terbentuk hingga terbentuk FeC2O4yang ditandai dengan perubahan warna
menjadi warna kuning. Larutan tersebut diaduk dan dipanaskan agar reaksi
berlangsung sempurna sehingga didapatkan endapan.
Larutan didinginkan dan didekantasi sehingga didapatkan endapannya.
Setelah itu, ditambahkan air panas sebanyak 20 mL ke dalam endapan untuk
menghilangkan pengotor yang ada di dalam endapan tersebut. Lalu
dipanaskan sambil diaduk agar reaksi berlangsung sempurna. Setelah
endapan turun semua, dilakukan dekantasi sehingga didapatkan endapan.
Endapan ditambahkan larutan K2C2O4 jenuh untuk mendapatkan
kompleks K2[FeC2O4] yang ditandai dengan warna kuning kecoklatan dan
dilanjutkan dengan pemanasan hingga suhu 40 oC. Lalu ditambahkan
hidrogen peroksida 3% (H2O2 3%) sebanyak 20 mL secara perlahan-lahan
dengan menggunakan buret. Hidrogen peroksida berfungsi sebagai oksidator
untuk mengubah Fe2+ menjadi Fe3+. Saat ditambahkan asam peroksida,
larutan menjadi berwarna coklat kehitaman. Lalu larutan dipanaskan sambil
diaduk dan ditambahkan 8 mL asam oksalat 1 M ketika hendak mendidih.
Penambahan asam oksalat ini adalah untuk mengikat Fe3+ didalam larutan
tersebut. Saat ditambah asam oksalat, larutan yang awalnya berwarna coklat

(KALIUM TRIOKSALATOFERRAT (III))


PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK II
SEMESTER GANJIL
TAHUN AJARAN 2015/2016

kehitaman berubah menjadi warna hijau muda. Perubahan warna tersebut


menunjukkan bahwa telah terbentuk senyawa kompleks K3[Fe2(C2O4)3].
Setelah dingin, larutan ditambah etanol 95% yang berfungsi untuk
menyempurnakan proses reaksi dan untuk melarutka pengotor. Larutan
didiamkan selama satu malam hingga terbentuk kristal berwarna hijau. Dari
hasil percobaan, diperoleh rendemen sebesar 63,88%. Rendemen yang
didapatkan sudsh cukup bagus, namun masih belum didapatkan hasil yang
maksimal. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor diantaranya suhu
pemanasan yang kurang tepat, reaksi campuran tidak berjalan sempurna
sehingga mempengaruhi pembentukan kompleks.

(KALIUM TRIOKSALATOFERRAT (III))


PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK II
SEMESTER GANJIL
TAHUN AJARAN 2015/2016

VI. KESIMPULAN DAN SARAN


6.1 Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
1. Produk yang didapatkan adalah kristal kalium trioksalatoferrat(III)
berwarna hijau
2. Berat Kalium trioksalatoferrat(III) yang didapatkan adalah 4,00 gram
3. Rendemen hasil sebesar 63,88 %.
6.2 Saran
Agar praktikum selanjutnya berjalan dan mendapatkan hasil yang baik,
maka disarankan kepada pratikan selanjutnya :
1. Perlahan lahan dalam penambahan / pencampuran larutan agar
mendapatkan senyawa yang diinginkan
2. Pahami prosedur dan prinsip objek praktikum
3. Gunakan alat pelindung diri.

(KALIUM TRIOKSALATOFERRAT (III))


PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK II
SEMESTER GANJIL
TAHUN AJARAN 2015/2016

DAFTAR PUSTAKA

[1] Setyawati, Harsasi dan Irmina Kris Murwani. 2010. Sintesis dan
Karakterisasi Senyawa Kompleks Besi(Iii)-Edta. Surabaya: ITS

[2] Sugiyarto, Kristian H. 2012. Dasar-Dasar Kimia Anorganik Transisi.


Yogyakarta: Graha Ilmu

[3] Cotton dan Wilkinson. 2013. Kimia Anorganik Dasar. Jakarta: UI-Press

[4] Svehla, G. 1985. Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan
Semimikro. Jakarta: PT Kalman Media Pustaka

[5] Tim Dosen Kimia Anorganik. 2017. Penuntun Praktikum Kimia Anorganik
II. Padang: Universitas Andalas

(KALIUM TRIOKSALATOFERRAT (III))


PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK II
SEMESTER GANJIL
TAHUN AJARAN 2015/2016

LAMPIRAN 1. TUGAS SEBELUM PRAKTIKUM


1. Apakah ion kompleks trioksalaoferrat (III) termasuk kompleks yang
inert atau labil? Jelaskan!
Ion kompleks trioksalatoferrat (III) termasuk kompleks yang inert
karena tidak mudah bereaksi. Hal ini disebabkan karena reaksi
pembentukannya membutuhkan energi yang cukup besar, sehingga agar
terjadi pemutusan ikatan ion kompleks ini berlangsung dengan reaksi
yang berjalan lambat dan membutuhkan waktu yang lama.
2. Buatlah rumus bangun dari ion trioksalatoferrat (III)!

3. Apa yang dimaksud dengan kompleks koordinasi?


Kompleks koordinasi adalah gabungan suatu senyawa kompleks yang
terjadi karena adanya pemakaian bersama sepasang elektron. Hal ini
terjadi antara ligan yang memiliki kelebihan pasangan elektron dengan
atom pusat (pada umumnya pada logam peralihan) yang memiliki
orbital kosong.

(KALIUM TRIOKSALATOFERRAT (III))


PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK II
SEMESTER GANJIL
TAHUN AJARAN 2015/2016

LAMPIRAN 2. ANALISIS ARTIKEL ILMIAH


a. Judul
Facile green synthesis of iron oxide nanoparticles via solid-state
thermolysis of a chiral, 3D anhydrous potassium tris(oxalato)ferrate(III)
precursor
b. Tujuan
Tujuan dari penelitian ini dilakukan adalah untuk mensintesis
nanopartikel dari besi oksida dengan bahan dasarnya adalah 3D anhidrat
kalium tris(oksalat)besi(III)
c. Metode yang Digunakan
Metoda yang digunakan pada artikel ilmiah ini adalah metoda
rekristalisasi dan pengendapan. Dimana pengendapan dilakukan selama
beberapa hari dan kompleks kristal yang akan terbentuk adalah kristal
yang bersifat inert dan membutuhkan waktu yang cukup lama untuk
mendapatkannya
d. Skema Kerja

Fe2O3.H2O

- diambil sebanyak 1,112 gram (2 mol)


- dilarutkan dalam 1,5 mL akuades
- ditambahkan 1 mL HNO3
- dipanaskan selama 5 menit

Campuran

- diencerkan dengan akuades


- ditambahkan 5 mL NaOH 5%
- disentrifugasi sampai terbentuk endapan coklat kemerahan
Fe(OH)3

Endapan

Endapan
(KALIUM TRIOKSALATOFERRAT (III))
PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK II
SEMESTER GANJIL
TAHUN AJARAN 2015/2016

- ditambahkan 1,104 gram (3 mol) K2C2O4.H2O


- dilarutkan dengan akuades
- ditambahkan 0,756 gram (3 mol) H2C2O4.H2O

Campuran

- diaduk dengan menggunakan magnetic stirrer


- dipanaskan selama 5 menit

Larutan

- dibiarkan pada temperatur kamar hingga terbentuk kristal

Hasil

e. Analisa Hasil
Dari penelitian yang telah dilakukan, didapatkan empat kristal yang
berbeda, dimana kristal ini berasal dari prekursor yang sama yaitu
K3[Fe(C2O4)2] namun diberikan perlakuan berbeda pada temperaturnya.
Kristal pertama yaitu feromagnetik -Fe2O3 dengan suhu 370oC dan
dengan ukuran partikel sebesar 30 nm. Kristal kedua adalah ferimagnetik
-Fe2O3 dengan suhunya adalah 450 oC dengan ukuran partikelnya adalah
30 nm sampai 70 nm. Kristal ketiga yang terbentuk adalah paramagnetik
FeO pada suhu 650oC. Dan yang terakhir yaitu ferimagnetik Fe2O3 pada
suhu 400oC dengan ukuran partikelnya berkisar antara 100 nm sampai
150 nm.
f. Perbedaan dengan Praktikum
Perbedaan jurnal dengan praktikum yang dilakukan terletak pada jumlah
zat yang digunakan dan cara yang dipakai dalam membentuk kristal.
Dimana pada jurnal menggunakan cara sentrifugasi, sedangkan pada
praktikum dengan menggunakan magnetic stirrer dan pemanasan.

(KALIUM TRIOKSALATOFERRAT (III))


PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK II
SEMESTER GANJIL
TAHUN AJARAN 2015/2016

(KALIUM TRIOKSALATOFERRAT (III))

You might also like