You are on page 1of 10

P-ISSN : 2303-3142 E-ISSN : 2548-8570 Vol. 6, No.

1, April 2017

VERIFIKASI METODE PENENTUAN ASETOSAL DALAM


OBAT SAKIT KEPALA DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI UV

Kuntari1, T. Aprianto2, R. Hadiyati Noor3, Baruji4

DIII Analis Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam


Universitas Islam Indonesia
Yogyakarta, Indonesia

e-mail: 1chemist.tari@gmail.com, 162310401@uii.ac.id

Abstrak
Asetosal merupakan suatu obat yang berfungsi sebagai analgesik, antipiretik dan anti-
inflamasi yang sering digunakan oleh masyarakat luas. Penggunaan asetosal dalam
dosis tinggi dapat menyebabkan indikasi dan efek negatif bagi tubuh sehingga
pengawasan mutu yang menyangkut kandungan asetosal pada produk obat sangat
penting. Metode penetapan kadar asetosal yang dikembangkan harus memenuhi
parameter validitas suatu metode analisis dan terverifikasi. Metode penetapan kadar
asetosal yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode spektrofotometri UV.
Metode spektrofotometri UV merupakan metode yang memiliki tingkat kesulitan yang
rendah, cepat, selektif, sensitif dan murah. Berdasarkan hasil uji parameter validasi,
nilai LoD (Limit of Detection), LoQ (Limit of Quantification), presisi, akurasi dan
estimasi ketidakpastian pengukuran termasuk dalam kategori baik, dengan nilai
secara berurutan adalah 0,9967; 0,0664 mg/L; 2,2131 mg/L, 3,7856 %; 93,88% dan
0,3163g/mL.

Kata kunci: asetosal, spektrofotometri, UV, verifikasi

Abstract
Acetosal is a drug that works as an analgesic, antipyretic and anti-inflammatory that is
often used by the public. The use of acetocal in high doses can cause indication and
negative effects to the body so that the quality control concerning the content of
acetosal on medicinal products is important. Determination methods of acetosal which
developed must appropriateto the validity parameters of a analysis method and
verified. Determination method of acetosal which used in this research is UV
spectrophotometric method. UV-spectrophotometric method is a method that has a low
level of difficulty, rapid, selective, sensitive and inexpensive. Based on the test results
of the validation parameter,value of LoD (Limit of Detection), LoQ (Limit of
Quantification), precision, accuracy and uncertainty estimation are included in the good
category, the value is 0.9967; 0.0664 mg/L; 2.2131 mg/L, 3.7856%; 93.88% and
0.3163 g/mL, respectively.

Keywords: acetosal, spectrophotometry, UV, verification

PENDAHULUAN adalah asam 2-asetilbenzoat asam asetat.


Asetosal atau asam asetil salisilat Struktur kimia senyawa asetosal ditunjukkan
merupakan jenis obat turunan salisilat. pada Gambar 1. Asetosal memiliki rumus
Nama sistematis IUPAC (International Union molekul C9H8O4 dengan berat molekul
of Pure and Applied Chemistry) asetosal 180,16 g/mol, kelarutan dalam air 3 mg/mL

Jurnal Sains dan Teknologi | 31


P-ISSN : 2303-3142 E-ISSN : 2548-8570 Vol. 6, No. 1, April 2017

(20oC) titik leleh 135oC merupakan kristal sebagai metode yang memiliki tingkat
dengan pemerian serbuk berwarna putih, kesulitan rendah, cepat, selektif, sensitif dan
tidak memiliki bau yang kuat. murah. Oleh karena itu dalam penelitian ini
Asetosal yang sering dikenal sebagai dilakukan verifikasi metode penentuan
aspirin digunakan oleh masyarakat luas asetosal dalam sediaan obat, dalam hal ini
sebagai analgesik atau penahan rasa sakit obat sakit kepala dengan metode
atau nyeri minor, antipiterik (penurun spektrofotometri UV.
demam) dan anti-inflamasi (peradangan). Tujuan dari penelitian ini adalah
Penggunaan aspirin dalam dosis yang memperoleh validitas metode analisis untuk
terlalu tinggi dapat menyebabkan beberapa penentuan kadar asetosal dalam obat sakit
indikasi dan dampak negatif seperti iritasi kepala secara spektrofotometri uv dengan
lambung, perdarahan, perforasi atau parameter uji meliputi linearitas, presisi,
kebocoran lambung serta menghambat akurasi, LoD, LoQ dan nilai ketidakpastian
aktivitas trombosit. Penentuan kadar pengukuran. Hasil yang diharapkan adalah
asetosal dalam sediaan obat menjadi sangat tersedianya data evaluasi kinerja metode
penting untuk uji kualitas produk sebelum spektrofotometri UV dalam penentuan kadar
dan selama proses produksi maupun asetosal dalam obat sakit kepala, menjamin
setelah menjadi produk akhir. linearitas, akurasi, presisi, LoD dan LoQ dari
hasil prosedur analisis dan mengurangi
resiko penyimpangan.

METODE
Alat dan Bahan
Peralatan yang digunakan dalam
penelitian ini meliputi neraca analitik merek
Gambar 1. Struktur molekul asetosal
OHAUS, pipet volume 1 dan 10 mL; labu
ukur 10, 50, 100 dan 250 mL; gelas arloji,
Pengawasan mutu yang menyangkut
spatula, pipet tetes, gelas beker 100 dan 250
kandungan asetosal pada produk obat harus
mL, pengaduk gelas, pengaduk magnet dan
ditingkatkan dengan mengembangkan
spektrofotometer UV-Vis double beam
metode penetapan kadar yang dapat
HITACHI UH5300. Sementara bahan yang
memenuhi parameter validitas suatu metode
digunakan meliputi aspirin murni (99,91%),
analisis. Di samping hal tersebut penting
HCl pekat (37%), metanol p.a. produksi
mengembangkan metode yang memiliki
Merck, akuades dari Laboratorium Kimia
tingkat kesulitan yang rendah, cepat, dan
Terapan, kertas whatmann 42, kertas seka
membutuhkan biaya yang lebih sedikit.
dan tisu.
Beragam metode analisis kuantitatif
telah banyak dikembangkan untuk
Pembuatan larutan induk asetosal 100
penetapan kadar asetosal dan metabolitnya
g/mL
dalam sediaan obat. Penentuan asetosal
Sebanyak 10 mg asetosal ditimbang
dalam sampel obat dengan metode
dengan teliti kemudian ditambahkan larutan
spektrofotometri dan kromatografi (Bharate
HCl 0,1 N : metanol (1:1) sebanyak 50 mL
dan Bharate, 2012);spektrofotometri UV
dalam gelas beker. Asetosal dan pelarut
(Mishra dan Archana, 2006), (Gujarathi,
kemudian diaduk dengan pengaduk magnet
2010) dan (Murtaza dkk., 2011);kromatografi
hingga larut sempurna. Larutan yang
cair (Martos dkk., 2001); spektrofluorometri
dihasilkan setelah itu dimasukkan dalam
(Martos dkk., 2001); kromatografi cair kinerja
labu ukur 100 mL dan ditambah HCl 0,1 N :
tinggi (Cemal dkk, 2008) dan
metanol (1:1) sampai tanda batas. Larutan
spektrofotometri raman (Szostak & Mazurek,
digojog hingga homogen, sehingga
2002). Metode spektrofotometri UV dinilai

Jurnal Sains dan Teknologi | 32


P-ISSN : 2303-3142 E-ISSN : 2548-8570 Vol. 6, No. 1, April 2017

diperoleh larutan induk asetosal dengan kurva standar pada panjang gelombang
konsentrasi 100 mg/L. optimum asetosal yang diperoleh. Kemudian
dibuat kurva kalibrasi dengan sumbu x
Pembuatan larutan standar asetosal adalah variasi konsentrasi larutan standar
Larutan standar asetosal dibuat yaitu 0, 2, 4, 6, 8 dan 10 mg/L serta sumbu y
dengan variasi konsentrasi 0, 2, 4, 6, 8 dan adalah respon absorbansi sampel pada
variasi konsentrasi. Pembuatan kurva
10 mg/L yaitu dengan memipet larutan induk
kalibrasi dilakukan duplo. Penentuan presisi
asetosal 100 mg/L secara berurutan
dilakukan dengan mengukur absorbansi
sebanyak 0,2; 0,4; 0,6; 0,8 dan 1 mL. sampel pada panjang gelombang optimum
Masing-masing larutan induk asetosal hasil sebanyak lima kali pengulangan. Larutan
pemipetan dimasukkan ke dalam labu ukur sampel yang akan diukur absorbansinya
10 mL dan ditera sampai tanda batas diencerkan terlebih dahulu. Faktor
dengan menggunakan pelarut HCl 0,1 N : pengenceran sebesar lima puluh kali.
metanol (1:1). Bagian atas labu diseka, Penentuan akurasi dilakukan dengan
kemudian dilakukan penggojogan sampaii mengukur absorbansi standar asetosal 6
homogen. mg/L pada panjang gelombang optimum
dengan enam kali pengulangan. Penentuan
Preparasi sampel konsentrasi (x) untuk setiap pengukuran
Sejumlah 50 mg sampel obat sakit diperoleh dengan cara menghitung nilai x
yang diperoleh pada persamaan regresi
kepala dimasukkan dalam gelas beker
linear kurva standar yang diperoleh, di mana
ukuran 100 mL. Selanjutnya ditambah y adalah nilai absorbansi larutan.
pelarut HCl 0,1 N: metanol (1:1) sebanyak
50 mL dan diaduk menggunakan pengaduk HASIL DAN PEMBAHASAN
magnet hingga larut sempurna. Larutan Penentuan Panjang Gelombang Optimum
dimasukkan dalam labu ukur 50 mL dan Asetosal
ditera dengan pelarut HCl 0,1 N : metanol Penentuan panjang gelombang
(1:1) sampai batas. Bagian atas labu ukur optimum sangat berpengaruh dalam analisis
diseka, kemudian dilakukan penggojogan kuantitafif menggunakan spektrofotometer
hingga homogen. Tahap selanjutnya adalah karena perubahan konsentrasi yang kecil
penyaringan dengan kertas saring whatman dapat menyebabkan perubahan absorbansi
42. Filtrat yang diperoleh diambil sebanyak 1 yang besar. Hasil pengukuran absorbansi
mL dan dimasukkan dalam labu ukur 10 mL. larutan standar asetosal 6 mg/L disajikan
Kemudian, ke dalam labu ukur tersebut pada Gambar 2. Berdasarkan Gambar 2
panjang gelombang optimum asetosal
ditambah pelarut HCl 0,1 N : metanol (1:1)
sebesar 237 nm. Hasil penelitian ini tidak
sampai tanda batas. Ujung labu ukur diseka,
berbeda jauh dengan hasil yang diperoleh
dilanjutkan dengan penggojogkan hingga (Gujarathi, 2010) yang menyatakan bahwa
homogen. panjang gelombang maksimum asetosal
232,98 nm.
Verifikasi metode analisis Selain puncak optimum untuk asetosal
Tahap verifikasi metode meliputi ternyata muncul puncak dari dianion salisilat
penentuan panjang gelombang optimum, yaitu pada panjang gelombang 304 nm.
linearitas, LoD, LoQ, presisi dan akurasi. Hasil tersebut memberikan informasi bahwa
Penentuan panjang gelombang optimum terjadinya hidrolisis asetosal menjadi dianion
dilakukan dengan mengukur absorbansi salisilat. Hidrolisis tersebut dapat terjadi
larutan standar dengan konsentrasi 6 mg/L karena standar asetosal yang digunakan,
pada panjang gelombang 200-400 nm mengalami hidrolisis parsial akibat
dengan interval pengukuran 2 nm. kelembaban yang berlangsung selama
Penentuan linieritas dilakukan dengan proses penyimpanan.
melakukan pengukuran absorbansi deret

Jurnal Sains dan Teknologi | 33


P-ISSN : 2303-3142 E-ISSN : 2548-8570 Vol. 6, No. 1, April 2017

Gambar 2. Penentuan panjang gelombang optimum asetosal

Adanya serapan pada panjang Penentuan linearitas dalam penelitian


gelombang tersebut akan memberikan dilakukan dengan membuat variasi
pengaruh pada absorbansi sampel yang konsentrasi larutan standar dari 2-10 mg/L.
diukur. Absorbansi sampel pada panjang Berdasarkan hasil penelitian harga R 2 yang
gelombang 237 nm akan berkurang, dengan diperoleh yaitu sebesar 0,9967. Hasil
kata lain hasil kadar asetosal terukur akan tersebut mengindikasikan bahwa metode
lebih kecil dari nilai yang sebenarnya. Hal ini memiliki tingkat linearitas yang baik pada
dapat diminimalkan penyimpanan standar jangkauan kerja atau range konsentrasi 2-10
asetosal dalam kondisi tertutup bebas dari mg/L.Data penentuan linearitas ditampilkan
pengaruh kelembaban sekitar. pada Tabel 1. Berdasarkan Tabel 1 dibuat
kurva kalibrasi yang ditunjukkan pada
Penentuan Linieritas Gambar 3. Persamaan regresi linear yang
Linearitas suatu metode terjadi ketika diperoleh tahap ini yang digunakan untuk
adanya hubungan berbanding lurus antara penentuan kadar asetosal tahap-tahap
konsentrasi analit dengan respon metode berikutnya. Harga slope yang diperoleh
selama dalam jangkauan kerja. Linearitas berdasarkan persamaan regresi linear yang
menunjukkan ketelitian metode analisis diperoleh yaitu sebesar 0,0599 dan intersep
ketika harga R2 lebih besar dari 0,997 (Chan sebesar 0,0116.
dkk., 2004).

Jurnal Sains dan Teknologi | 34


P-ISSN : 2303-3142 E-ISSN : 2548-8570 Vol. 6, No. 1, April 2017

Tabel 1. Data pengukuran larutan standar asetosal dengan spektrofotometer UV

Konsentrasi Absorbansi Absorbansi Absorbansi Standar Deviasi


(mg/L) Replikat 1 Replikat 2 Rata-rata (STD)
0 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000
2 0,1373 0,1238 0,1306 0,0095
4 0,2769 0,2612 0,2691 0,0111
6 0,3699 0,3693 0,3696 0,0005
8 0,5021 0,5044 0,5032 0,0016
10 0,5741 0,6169 0,5956 0,0303

Nilai slope (gradien) yang diperoleh menunjukkan rasio antara perubahan


dari perhitungan mencerminkan sensitivitas respon alat ukur terhadap perubahan
dari metode. Semakin sensitif suatu metode konsentrasi analit yang diukur yang
analisis maka nilai koefisien relasi semakin ditentukan oleh kemiringan atau slope grafik
mendekati satu karena sensitivitas kalibrasi.

Gambar 3. Kurva kalibrasi larutan standar asetosal

Penentuan LoD dan LoQ diterima dibawah kondisi yang disepakati


Limit deteksi adalah jumlah terkecil (Kantasubrata, 2008). Penentuan nilai LoD
analit dalam contoh yang dapat dideteksi dan LoQ pada suatu metode analisis dapat
yang masih memberikan respon signifikan dilakukan menggunakan dua cara yaitu
dibandingkan dengan blanko dan berada penentuan blanko dan kurva kalibrasi.
pada kondisi yang disepakati, sedangkan Penentuan blanko diterapkan ketika analisis
limit kuantitasi adalah konsentrasi terendah blanko memberikan hasil standar deviasi
analit dalam sampel yang dapat ditentukan tidak nol. LoD dinyatakan sebagai
dengan presisi dan akurasi yang dapat konsentrasi analit yang sesuai dengan nilai

Jurnal Sains dan Teknologi | 35


P-ISSN : 2303-3142 E-ISSN : 2548-8570 Vol. 6, No. 1, April 2017

blanko sampel ditambah tiga standar deviasi y=bx+a. Model ini digunakan untuk
dan LoQ adalah konsentrasi analit yang menghitung sensitivitas (b) dan LoD dan
sesuai dengan nilai blanko sampel ditambah LoQ (6). Oleh karena itu LoD dan LoQ dapat
sepuluh standar deviasi seperti yang dinyatakan pada persamaan (3) dan (4).
ditunjukkan dalam persamaan (1) dan (2).
Sa
= + 3 (1) LoD = (3)
b
= + 10 (2) 10S
LoQ = a (4)
b
x adalah konsentrasi rata-rata blanko dan Sb
adalah standar deviasi dari blanko. Sa adalah standar deviasi dan b adalah
Sementara penentuan LoD dan LoQ secara slope.
Perhitungan LoD dan LoQ pada
kurva kalibrasi linear diasumsikan bahwa
respon instrumen (y) berhubungan secara penelitian ini didasarkan pada kurva linear
linier dengan konsentrasi standar (x) untuk karena hasil standar deviasi analisis blanko
bernilai nol. Data perhitungan LoD dan LoQ
rentang yang terbatas konsentrasi. Hal ini
dapat dinyatakan dalam model persamaan ditampilkan pada Tabel 2.

Tabel 2. Data pengukuran LoD dan LoQ dengan penentuan kurva linear

x y yi y-yi (y-yi)2
0 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000
2 0,1306 0,1314 -8,06 x10-4 6,50 x 10-7
4 0,2691 0,2512 1,79 x 10-2 3,19 x 10-4
6 0,3696 0,371 -1,40 x 10-3 1,95 x 10-6
8 0,5032 0,4908 1,24 x 10-2 1,54 x 10-4
10 0,5956 0,6106 -1,50 x 10-2 2,26 x 10-4

Langkah selanjutnya yaitu menentukan Pada tahap ini penentuan presisi


nilai S(y/x). Nilai S(y/x) dicari dengan dilakukan dengan mengukur absorbansi
menggunakan persamaan (5): sampel pada panjang gelombang optimum
sebanyak tujuh kali pengulangan. Data
(yyi )2 penentuan presisi dapat dilihat pada Tabel 3.
S= (5) Persen RSD bernilai lebih dari 2%, hal ini
n2
Nilai LoD dan LoQ dicari dengan persamaan menunjukkan bahwa metode uji tersebut
(3) dan (4). Sehingga diperoleh nilai S(y/x) memiliki presisi yang tidak baik. Presisi
sebesar 0,013257, nilai LoD sebesar dapat ditentukan berdasarkan CV Horwitz.
0,663939 mg/L dan LoQ = 2,213131 mg/L. Persen CV Horwitz dapat dihitung dengan
persamaan (6), sedangkan CV pengukuran
Penentuan Presisi bernilai sama dengan % RSD atau dapat
Presisi adalah ukuran yang dituliskan seperti pada persamaan (7).
menunjukkan kedekatan antara nilai hasil
pengukuran dari sampel yang homogen
% CV= 21-0,5logC (6)
pada kondisi normal atau sampel yang sama
diuji secara berurutan dengan SD
menggunakan alat yang sama. % CVpengukuran = x 100 % (7)
X

Jurnal Sains dan Teknologi | 36


P-ISSN : 2303-3142 E-ISSN : 2548-8570 Vol. 6, No. 1, April 2017

Tabel 3. Data penentuan presisi penentuan asetosal menggunakan spektrofotometri UV


Absorbansi Absorbansi Konsentrasi Replikat 1 Konsentrasi Replikat 2
Replikat 1 Replikat 2 (mg/L) (mg/L)
0,2831 0,2969 4,5326 4,7630
0,2829 0,2959 4,5292 4,7462
0,2829 0,2968 4,5292 4,7613
0,3029 0,3162 4,8631 5,0851
0,3028 0,3161 4,8614 5,0835
Rata-rata 4,6631 4,8878
SD 0,1818 0,1795
% RSD 3,8990 3,6722
% CV 12,6903 12,6008

Presisi berdasarkan CV Horwitz masih dapat pengukuran akurasi metode penentuan


diterima karena % RSD nilainya lebih kecil asetosal dengan metode spektrofotometri
dibandingkan dengan nilai % CV UV dapat dilihat pada Tabel 4.
Penentuan Akurasi Persen trueness yang diperoleh
Akurasi adalah ukuran yang sebesar 93,88% menunjukkan bahwa
menunjukkan derajat kedekatan hasil analis metode analisis yang digunakan memiliki
dengan kadar analit yang sebenarnya. Pada akurasi yang baik. Hal tersebut berdasarkan
penelitian ini, penentuan akurasi dilakukan nilai akurasi pada rentang kesalahan yang
dengan melakukan pengukuran absorbansi diijinkan pada setiap konsentrasi analit
larutan standar dengan konsentrasi 6 mg/L dalam matriks 0,001%< A 0,1 % yaitu
sebanyak lima kali pengulangan. Data sebesar 90-107 % (Harmita, 2004).

Tabel 4. Data pengukuran akurasi penentuan asetosal dengan metode spektrofotometri UV


n- Absorbansi Konsentrasi terukur Konsentrasi rata-rata %
(mg/L) (mg/L) Trueness
1 0,155 5,6327
2 0,155 5,6327
3 0,155 5,6327
5,6327 93,88
4 0,155 5,6327
5 0,155 5,6327
6 0,155 5,6327

Penentuan Ketidakpastian Pengukuran asetosal harus diketahui secara tepat. Oleh


Ketidakpastian atau uncertainty karena itu, penting dilakukan perhitungan
pengukuran tidak sama dengan kesalahan ketidakpastian pengukuran pada penentuan
atau (error). Ketidakpastian pengukuran kadar asetosal dalam sediaan obat seperti
dapat diminimalkan karena sudah diketahui dalam obat sakit kepala menggunakan
sebelum dilakukan suatu pengukuran metode spektrofotometri UV sehingga
dengan metode analisis tertentu. Hasil pernyataan hasil akhir pengukuran
pengukuran tidak berarti tanpa adanya dinyatakan lengkap.
perkiraan uncertainty. Pengukuran yang Penetapan kadar asetotal dengan
menghasilkan data reliable dan comparable menggunakan metode spektrofotometri UV
sangat penting dalam pengambilan yang telah dilakukan memiliki beberapa
keputusan terkait spesifikasi produk. sumber ketidakpastian antara lain: sampling,
Asetosal merupakan produk obat spesifikasi instrumen, kemurnian reagen
yang penggunaannya sangat luas, bahkan dan zat standar, kesalahan acak
asetosal menjadi pilihan pertama untuk (repeatability, reproducibility), personel,
mengatasi rasa sakit. Ketepatan dosis preparasi contoh uji, kurva kalibrasi dan
penggunaan tidak bisa diabaikan, kadar homogenitas contoh. Beberapa sumber

Jurnal Sains dan Teknologi | 37


P-ISSN : 2303-3142 E-ISSN : 2548-8570 Vol. 6, No. 1, April 2017

ketidakpastian tersebut dirangkum dalam Berdasarkan Tabel 5 dapat dihitung


diagram tulang ikan pada Gambar 3. ketidakpastian kombinasi (c).
Data sumber-sumber ketidakpastian Ketidakpastian kombinasi dapat dihitung
dan konversi ketidakpastian baku dari dengan menggunakan persamaan (8).
sumber-sumber tersebut disajikan secara 2
detail pada Tabel 5. Berdasarkan data nilai C = kadar asetosal x ( x ) (8)
x
ketidakpastian baku yang diperoleh, Ketidakpastian kombinasi yang diperoleh
selanjutnya dihitung ketidakpastian yaitu sebesar 0,158175 mg/L.
gabungan. Ketidakpastian gabungan
diperoleh dengan menggabungkan Tahap selanjutnya setelah diperoleh
komponenketidakpastian baku dari masing- c dilakukan perhitungan ketidakpastian
masing sumber. diperluas. Ketidakpastian diperluas
merupakan hasil perkalian antara
ketidakpastian gabungan (g) dan faktor
pencakupan (k), k bernilai 2 atau tingkat
kepercayaan 95%. Akhirnya diperoleh nilai
ketidakpastian diperluas sebesar 0,316349
g/mL, sehingga dapat dituliskan hasil
konsentrasi asetosal dalam larutan sampel
yang diukur adalah 4,7755 0,316349 )
g/mL. Sehingga keseluruhan hasil verifikasi
metode analisis penetapan asetosal dengan
menggunakan spektrofotometri UV dapat
dituliskan seperti pada Tabel 6. Berdasarkan
Gambar 3. Diagram tulang ikan data Tabel 6 metode spektrofotometri UV
yang digunakan untuk menentukan asetosal
dalam tablet obat terverifikasi dengan baik.

Tabel 5. Konversi ketidakpastian pengukuran kadar


Sumber Ketidakpastian Nilai x Nilai x Nilai (x/x)
Neraca 0,025 g 2,46 x 10-5g 9,84 x 10-4
Kemurnian standar
Kalibrasi alat volumetri 99,91% 5,20 x 10-3 % 5,20 x 10-5
Pipet ukur 1 mL 1 mL 7,51 x 10-4 mL 7,51 x 10-4
Pipet ukur 5 mL 5 mL 1,15 x 10-3 mL 2,30 x 10-4
Labu ukur 10 mL 10 mL 2,31 x 10-2 mL 2,31 x 10-3
Labu ukur 50 mL 50 mL 3,46 x 10-2 mL 6,92 x 10-4
Labu ukur 100 mL 100 mL 5,77 x 10-2 mL 5,77 x 10-4
Labu ukur 250 mL 250 mL 8,66 x 10-2 mL 3,46 x 10-4
Faktor Muai (Temperatur)
Pipet ukur 1 mL 1 mL 1,09 x 10-2 mL 1,09 x 10-2
Pipet ukur 5 mL 5 mL 5,46 x 10-2 mL 1,09 x 10-2
Labu ukur 10 mL 10 mL 1,09 x 10-1 mL 1,09 x 10-2
Labu ukur 50 mL 50 mL 5,46 x 10-1 mL 1,09 x 10-2
Labu ukur 100 mL 100 mL 1,0900 mL 1,09 x 10-2
Labu ukur 250 mL 250 mL 2,7280 mL 1,09 x 10-2
Pengulangan pengukuran 4,7755 mg/L 9,27 x 10-2 mg/L 1,94 x 10-2

Jurnal Sains dan Teknologi | 38


P-ISSN : 2303-3142 E-ISSN : 2548-8570 Vol. 6, No. 1, April 2017

Tabel 6. Data perbandingan antara kriteria penerimaan dan hasil validasi metode analisis
Parameter validasi Nilai yang diukur Nilai Kriteria Penerimaan
Linearitas R2 0,9967
LoD LoD 0,0664 mg/L
LoQ LoQ 2,2131 mg/L
Presisi % RSD 3,7856 %
% CV Horwitz 12,6456 %
G 0,3163g/mL (6,6 %)
Akurasi % Trueness 93, 88%

SIMPULAN Acetylsalicylic Acid, Parcetamol, and


Kesimpulan yang diperoleh dalam Their Degradation and Toxic Impurity
penelitian ini adalah nilai parameter uji Products by HPLC in Pharmaceutical
validasi yang meliputi linearitas, LoD, LoQ, Dosage Forms. Turkish Journal of
presisi, akurasi dan estimasi ketidakpastian Medical Sciences.38(2), 167-173.
pengukuran termasuk dalam kategori Chan, C. C., Lee, Y. C., dan Zhang, X. 2004.
diterima, dengan nilai secara berurutan Analytical Method Validation and
adalah 0,9967; 0,0664 mg/L; 2,2131 mg/L, Instrumental Performance Verification.
3,7856%; 93,88% dan 0,3163g/mL. Canada: Willey Intercine A. John Willy
and Sons. Inc., Publication.
SARAN Gujarathi, S. C. 2010. Simultaneous
Berdasarkan hasil yang diperoleh Determination of Aspirin and
dalam penelitian, disarankan dalam Ticlopidine in Combined Tablet
penentuan asetosal menggunakan Dosage from by First Order Derivative
spektrofotometri UVdilakukan pegulangan Spectroscopy, Area Under Curve
pengukuran secara tepat, karena (AUC) and Ratio Derivative
pengulangan pengukuran ternyata memiliki Spectrophotometric Methods.
konstribusi terbesar dalam penyumbang International Journal of
Pharmaceutical Sciences Review and
ketidakpastian pengukuran.
Research.3(1), 115-119.
UCAPAN TERIMAKASIH Harmita. 2004. PetunjukPelaksanaan
Ucapan terima kasih penulis tujukan Validasi Metode dan Perhitungannya.
kepada Direktorat Penelitian dan Majalah Ilmu Kefarmasian, 1(3), 117-
Pengabdian Masyarakat Universitas Islam 135.
Indonesia (DPPM UII) yang telah mendanai Kantasubrata, J. 2008. Validasi Metode.
penelitian ini. Nomor surat kontrak penelitian Bandung: Pusat Penelitian LIPI.
266a/ KaPro/ DIII. AK/60/XII/2016. Martos, N. R., Diaz, M. A., & Navalon, A.
2001. Spectrofluorimetric
Determination of Acetylsalicylic Acid
DAFTAR PUSTAKA and Codeine Mixtures in
Pharmaceuticals. Anlytical Letters.
Bharate, S. S., dan Bharate, S. B. 2012.
34(4), 579-595.
Spectrophotometric and
Chromatographic Determination of Martos, N. R., Gomez, A. F., Diaz, M. ., &
Acetylsalicylic Acid and Caffeine in Vallvey, C. L. 2001. Application of
Pure and in Tablet Dosage Form. Liquid Chromatography to the
Journal of Advanced Scientific Simultaneous Determination of
Research. 3(1), 73-81. Acetylsalicylic Acid, Caffeine,
Codeine, Paracetamol, Pyridoxine and
Cemal, A., Ahmet, S., Ahmet, A., dan Yalcin,
Thiamine in Pharmaceutical
O. H. G. 2008. Rapid and
Simultaneous Determination of

Jurnal Sains dan Teknologi | 39


P-ISSN : 2303-3142 E-ISSN : 2548-8570 Vol. 6, No. 1, April 2017

Preparations. Journal of AOAC


International.84(3), 676-683.
Mishra, P., & Archana, D. 2006.
Simultanious Determination of
Clopidogrel and Aspirin in
Pharmaceutical Dosage Forms. Indian
Journal of Pharmaceutical
Sciences.68(3), 365-368.
Murtaza, G., Khan, S. A., Shabbir, A.,
Mahmood, A., Hasan, M. H., Farzana,
K., Hussain, I. 2011. Development
of a UV-Spectrophotometric Method
for The Simultaneous Determination of
Aspirin and Paracetamol in Tablets,
Scientific Research Essays.6(2), 417-
421.
Szostak, R., & Mazurek, S. 2002.
Quantitative Determination of
Acetylsalicylic Acid and
Acetaminophen in Tablets by FT-
Raman Spectroscopy.Analyst. 127(1),
144-148.

Jurnal Sains dan Teknologi | 40

You might also like