You are on page 1of 21

KORBAN TRAFFICKING

MAKALAH

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Keperawatan Jiwa 2

Disusun Oleh :

Kelompok 4 B

Restianingrum Fitroh khoerunnisa


(220110146066) (220110146069)
Yulian Mutiara Agustin Restu Islamiati
(220110146067) (220110146070)
Senvi Fatnamartiana Noviyanti
(220110146068) (220110146071)
Sumiati
(220110146072)

UNIVERSITAS PADJADJARAN KAMPUS GARUT

FAKULTAS KEPERAWATAN

2017
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat
dan karunia-Nya sehingga kami diberi kesempatan untuk dapat menyelesaikan
makalah ini, tidak lupa shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah
limpahkan kepada jungjunan kita Nabi Muhammad SAW kepada keluarganya,
sahabatnya sehingga sampai kepada umatnya hingga akhir zaman.

Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu mata kuliah Keperawatan
Jiwa 2 yang berjudul KORBAN TRAFFICKING tepat pada waktunya.
Kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran sebagai
bahan untuk pembelajaran untuk menjadi lebih baik lagi. Semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Garut, November 2017

Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 2
C. Tujuan Penulisan 3
D. Manfaat Penulisan 3
E. Sistematika Penulisan 3

BAB II TINJAUAN TEORITIS


A. Definisi 4
B. Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya trafficking 4
C. Sifat dasar trafficking 5
D. Motif trejadinya trafficking 5
E. Bentuk, proses dan dampak traffcking 6
F. Penanggulangan korban trafficking 8
G. Pelayanan bagi korban trafficking 9

BAB III PEMBAHASAN JURNAL


A. Telaah jurnal 11
B. kaitan teori dan jurnal 16

BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan 17
B. Saran 17

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Korban perdagangan manusia (human trafficking) semakin


memprihatikan, ini merpakan isu yang harus disosialisasikan. Sebab, tidak banyak
orang mengetahui dan menyadari akan adanya human trafficking ini. Ada
beberapa hal yang dapat dikategorikan sebagai perdagangan manusia , seperti
bekerja tanpa bayar dan yang paling populer ialah eksploitasi seksual. Pada salah
satu artikel mengatakan bahwa Di Indonesia sendiri korban dari human
trafficking pada tahun 2015 mencapai 74.616 hingga 1 juta orang per tahunnya.

Indonesia merupakan salah satu negara terbesar terjadinya korban human


traffcking dengan mayoritas korban adalah wanita yang diperdagangkan untuk
tujuan dipekerjakan sebagai buruh atau untuk eksploitasi seksual dan anak yang
menjadi diskriminasi. Banyak modus yang dilakukan oleh para tersangka untuk
membujuk korbannya agar terbuai dalam praktek ini, modus yang seringkali
digunakan ialah pengiriman TKI Perempuan. Adanya supply and demand yang
tinggi karena TKI dianggap paling ramah diantara pekerja asing lainnya namun
ternyata paling rentan dieksploitasi. Salah satu masalah yang menjadi pemicu
korban dapat terbuai ialah masalah ekonomi.

Faktor kemiskinan dan pendidikan yang rendah yang cenderung membuat


anak susah untuk mengatakan tidak,orang tua yang berpendidikan rendah
dengan desakan ekonomi mebuat mereka bersedia melakukan apa saja, untuk
meningkatkan taraf hidupnya termasuk menjual anak mereka sendiri. Adanya
Penegakan hukum yang lemah dan bisa beli KTP/Paspor palsu memicu maraknya
perdagangan manusia. Adanya Oknum pemerintah menyebabkan human
trafficking ini semakin meningkat dan sulit ditangkap, maka dari itu perlunya
pencegahan terhadap human trafficking ini merupakan kegiatan yang dapat
meningkatkan kesadaran terhadap rekruitment tenaga kerja dengan membangun
kemitraan lintas sektoral melalui program kebijakan ,perencanaan, dan bantuan
anggaran bagi gugus Tugas pemberantasan perdagangan manusia di tingkat
nasional dan sub nasional . Peran serta pemerintah dalam melakukan pencegahan
terhadap human trafficking ini sangatlah penting untuk menurunkan angka human
trafficking. Pemerintah harus mengadakan penguatan sistem peradilan dengan
meningkatkan kapasitas penegak hukum serta memperbaiki akses keadilan bagi
para korban perdagangan manusia.

B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari traffecking ?
2. Apa faktor faktor yang menyebabkan terjadinya traffecking ?
3. Apa saja sifat sifat dari traffecking ?
4. Motif apa saja yang dilakukan oleh traffecking ?
5. Bentuk, proses dan dampak apa saja yang timbul didalam traffecking ?
6. Apa yang bisa dilakukan didalam penanggulangan trafficking ?
7. Kendala apa yang menghalangi didalam trafficking ?
8. Pelayanan apa yang bisa dilkukan dalam trafficking ini ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi trafficking
2. Untuk menegetahui faktor faktor yang menyebabkan terjadinya
trafficking.
3. Untuk mengetahui sifat sifat dari trafficking
4. Untuk mengetahui motif dari traffecking ini.
5. Untuk mengetahui bentuk, proses dan dampak dari trafficking ini.
6. Untuk mengetahui apa yag dilakukan dalam penanggulangan trafficking.
7. Untuk mengetahui kendala yang menghalangi dalam trafficking.
8. Untuk mengetahui pelayanan yang bisa dilakukan dalam trafficking.
D. Manfaat Penulisan
Dengan adanya penulisan makalah ini diharapkan dapat menambah wawasan
pembaca mengenai trafficking dalam menangani masalah meningkatnya
human trafficking juga dapat mengetahui pelayanan yang dapat diberikan
dalam menangani masalah trafficking tersebut.
E. Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN yang terdiri dari latar belakang, rumusan masalah,
tujuan penulisan, manfaat penulisan dan sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN TEORI yang terdiri dari definisi, faktor faktor yang
menyebabkan terjadinya trafficking, sifat sifat dari trafficking, motif dari
traffecking, bentuk, proses dan dampak dari trafficking, penanggulangan
trafficking, kendala yang menghalangi dalam trafficking, pelayanan yang bisa
dilakukan dalam trafficking.
BAB III PEMBAHASAN yang terdiri dari pembahasan jurnal dan teori
terkait.
BAB IV PENUTUP yang terdiri dari kesimpulan dan saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Definisi
Traffcking merupakan perekrutan,pengiriman,pemindahan
,penampungan atau penerimaan seseorang dengan ancaman atau kekerasan
atau bentuk-bentuk lain dari pemaksaan,penculikan,penipuan kebohongan
merupakan wujud dari penyalahgunaan kekuasaan yang bertujuan untuk
memperoleh keuntungan agar bisa memperoleh persetujuan dari seseorang
yang berkuasa atas orang lain dengan cara mengeksploitasi. ( pasal 3
protokol PBB).

B. Faktor faktor yang menyebabkan terjadinya traffecking


1. Ekonomi yang rendah menyebabkan anak anak dipekerjakan pada saat
usia mereka dibawah umur.
2. Kesamaan budaya merupakan pemikiran yang sama disebuah populasi
atau masyarakat untuk memperkerjakan anak mereka pada saat usia
muda untuk emnunjang perekonomian keluarga dan juga terjadi pada
anak anak yang putus sekolah. Mereka dikirim keluar kota atau litas
negara
3. Peran orang tua yang mendorong perkawinan, biasanya dipedesaan
para orang tua ingin menikahkan anaknya diusia muda. Hal tersebut
akan menyebabkan perempuan akan dibeli dengan uang, pada akhirnya
akan mengakibtkan terjadinya tindakan kekerasan pada para
perempuan.
4. Minimnya tingkat pendidikan dan informasi, bukan hanya dipedesaan
di perkotaan pun banyak masyarakat yang memiliki tingkat pendidikan
rendah, sehingga mereka mudah tertipu atau dibujukoleh sindikit
pidana.
C. Sifat dasar traffcking
1. Bersifat manipulatif atau penyalahgunaan
Penyimpangan dari rencana semula pada saat membujuk seseorang
yang akan di bekerjakan dengan baik dan pantas,tetapi pada keadaan
real nya korban malah di perlakukan sebaliknya yaitu di eksploitasi
dan di berlakukan dengan kekerasan kemudian menyalahgunakan
pekerjaan yang di janjikan misalnya pada saat pertama kali di beri
informasi korban akan di jadikan sebagai pelayan toko dan
sebagainya,tetapi pada kenyataanya korban malah di jadikan sebagai
pekerja seks atau mengarah pada prostitusi.
2. Terjadi transaksi
Terjadi transaksi antara orang ketiga atau calo sebagai perantara antar
penjual kepada pihak pemakai.
3. Tidak mengerti
Korban tidak mengerti dengan penyimpangan yang akan di lakukan
pelaku,jadi pada saat korban di bawa untuk di berikan
pekerjaan,korban tidak tahu bahwa ia di jadikan korban oleh sindikat
tindak pidana atau menjadi korban dari sebuah tindakan pidana.
4. Migrasi
Adanya migrasi atau perpindahan melampaui batas kota dan batas
provinsi sehingga jarak tersebut di jadikan kesempatan oleh sindikat
dalam melakukan traffcking.

D. Motif Terjadinya Traffcking


1. Adopsi
Di negara yang telah sukses dan berhasil membangun ekonomi
misalnya di negara negara skandinavia para kaum wanita tidak ingin
kawin ,sehingga pemerintah harus mengiming-imingi masyarakat
untuk memiliki anak ,tetapi penduduk negara tersebut tidak
terpengaruh dengan iming-iming dan pada akhirnya mereka rela
mengeluarkan uang yang tidak sedikit untuk mengadopsi anak.
2. Pemekerjaan
Dengan memperkerjakan anak-anak maka tidak harus membayar lebih
sekalipun dengan tempat tinggal dan makan yang tidak layak,hal
tersebut dapat menghasilkan keuntungan yang berlipat-lipat.
3. Motif eksploitasi seksual
Menjadikan perempuan sebagai pengahasil ekonomi yang
tinggi,bahwa semakin muda wanita ,maka semakin tinggi harga jual
nya,mereka di jadikan sebagai pelacu dan pekerja seks,mereka di
eksploitasi untu melayani seksual pemakai.
4. Transplantasi organ
Dengan keadaan mendesak mereka akan menyerahkan organ-organ
seperti ginjal ,liver,mata dan sebagainya untuk di serah kan kepada
orang lain,bahkan mereka juga ada yang di paksa dengan penculikan
,bahkan sampai di lakukan peniadaan nyawa atau pembunuhan.

E. Bentuk ,proses,dan dampak traffcking


a. Bentuk-bentuk traffcking :
1). Pelacuran dan eksploitasi seksual,hal ini tidak hanya terjadi pada
orang dewasa,tetapi pada anak juga sering terjadi yaitu (fedopilia).
2). Menjadi buruh migran legal maupun ilegal
Misalnya imigran pekerja indonesia yang di pekerjakan di arab atau
negara-negara lainnya,tetapi mereka di eksploitasi dengan
kekerasan dan pekerjaan dan bayaran yang minim atau bahkan
tidak di bayar sama sekali
3). Adopsi anak
4). pekerja jermal
5). Pekerja rumah tangga
6). Pengemis
7). Industri ponografi
8). Pengedaran obat terlarang narkoba
9). Sebagai penari atau pengantin pesanan
b. Proses
1. Pelaku mencari sasaran traffcking : sasaran traffcking biasanya
pada anak-anak jalanan,orang yang sedang mencari
pekerjaan,anak-anak yang berada di saerah konflik atau
pengungsi,anak miskin yang berada di pedesaan,anak-anak yang
berada di wilayah perbatasan negara,anak yang dalam keluarganya
terjerat hutang,anak yang berasa dalam kekerasan rumah
tangga,anak perempuan yang menjadi korban pemerkosaan.
2. Pelaku melakukan modus operandi dengan rayuan ,jebakan,dan
penyalahgunaan wewenang,kedok duta budaya di luar negeri,atau
dengan melakukan penculikan.
3. Penggantian identitas
Pelaku pengganti identitas korban,setelah korban terjerat,agar jejak
nya tidak tercium pihak keamanan misalnya dengan pihak
kepolisian.
4. Pekerjaan melibatkan calo atau agen,dan mereka biasanya
mempunyai organisasi yang terintegritas ,jarang dari mereka yang
bekerja perseorangan atau pelaku memiliki link terlebih dahulu.

c . Dampak traffcking
a. Fisik
Anak memiliki penyakit yang di timbulkan oleh traffcking tersebut
misalnya pada eksploitasi seksual anak terjangkin penyakit
HIV/AIDS.
b. Psikolog
Selama meraka diberlakukan kekerasan serta ancaman-ancaman
yang membuat mereka tidak mampu mendapat pertolongan dari
luar,mereka pada akhirnya menekan masalah sendiri,tidak jarang
dari mereka akhirnya menjadi depresi atau bahkan mengalami
gangguan kejiwaan.

F. Penganggulangan korban traffcking


Beberapa perundang-undangan yang terkait dengan traffcking yaitu
UU nomor 35 tahun 2014 (bahwa di berikan perlindungan khusus pada
anak yang menjadi korban ,penculikan,penjualan,atau
perdagangan,dilakukan upaya melalui pengawasan
,perlindungan,pencegahan,perawatan,dan rehabilitasi ) ,kemudian pada
KUHP ( undang-undang hukum pidana ) noor 39 tahun 1999 pasal 297
yang menyatakan bahwa perdagangan wanita dan perdagangan laki-laki
yang belum cukup umur di ancam dengan penjara pidana paling lama 6
tahun.pada pasal 65 UU no 39 tahun 1999 menyatakan bahwa setiap anak
berhak memperoleh perlindungan dari kegiatan eksploitasi dan elecehan
seksual penculikan perdagangan anak serta bentuk menyalahgunaan
narkotika ,psikotropika dan zat adiktif lainya.
3 strategi penanggulangan traffcking yang di lakukan pemerintah :
1. Korban traffcking harus di lindungi
2. Pelaku harus di hukum berat
3. Mengembangkan jejaring kelembagaan dengan aliansi global untuk
menghapus traffcking.
Hukum internasional terkait traffecking yaitu CRC mengharuskan
bahwa negara pihak mengambil semua tindakan nasional, bialteral, dan
multilateral yang perlu untuk mencegah penculikan, penjualan, atau
perdagangan anak atau tujuan apapun atau dalam bentuk apapun, pihak
pihak dalam protokol, tambahan dari konvensi persserikatan bangsa
bangsa mengenai kejahatan terorganisasi transional untuk mencegah,
menekan, dan menghukum perdagangan orang, khususnya wanita dan
anak anak tahun 2000. Diharuskan untuk memidana kejahatan
perdaganagan orang, termasuk usaha usaha untuk melakukan
perdagangan, bertindak sebagai kaki tangan serta mengorganisir atau
mengarahkan orang lain untuk melakukan perdagangan orang. protokol ini
juga mengharuskan negara pihak memidana perdagangan orang, termasuk
setiap orang yang membantu atau membiayai perdagangan orang, dan
untuk menjatuhkan hukuman yang mencerminkan beratnya pelanggaran
tersebut, tindakan lebih lanjut di haruskan untuk :
1. Melindugi identitas dan privasi korban perdagangan orang
2. Memperkenalkan tindakan untuk membantu para korban yang terlibat
dalam proses kejahatan
3. Menyediakan bagi para korban bantuan sosial dan rehabilitasi
termasuk bantuan berupa tempat tinggaldan makanan.
G. Kendala penanggulangan traffcking
1. Budaya masyarakat ( anggapan jangan terlibat dengan masalah
otang lain sehingga tidak berani melaporkan kepada pihak
kepolisian apabila terjadi traffcking ).
2. Kebijakan pemerintah ( belum adanya regulasi khusus mengenai
perdagangan perempuan dan anak selain keppres no 88 tahun 2002
mengenai penghapusan perdagangan perempuan dan anak dan juga
ketidak pahaman tentang apa itu perdangan sendiri karena kurang
nya sosialisasi yang di lakukan pemerintah.

H. Pelayanan bagi korban traffcking


Penanganan pada setiap permasalahan psikologis individu
Wujudnya dengan mengadakan konseling bagi korban traffcking
yang di bentuknya lembaga-lembaga konsultasi dan disusul merebak nya
jurnal,buku,hasil penelitian yang berfokus pada kasus-kasus konseling.
Munculnya rumah-rumah perlindungan trauma centered ( RPTC)
merupakan suatu lembaga yang memberikan pelayanan dan perlindungan
awal dan pemulihan kondisi traumatis yang dialami oleh korban tindak
kekerasan RPTC merupakan organisasi pemerintah yang menjadi patner
IOM
Pada 3 agustus 2014 RPTC dinsosnakertans kabupaten cilacap sudah
memberikan pelayanan sosial bagi KTK PM secara terpadu dan
sistematis dengan pelayanan sebagai berikut :
a. Pelayanan perlindungan sosial meliputi :
Layanan informasi dan advokasi ,kemudian layanan rumah
perlindungan dan shelter unit
b. Pemulihan traumatik yang meliputi layanan rehabilitasi psikososial dan
spritual dan layanan resosialisasi dan rujukan

Adapun usaha perlindungan anak korban traffecking yaitu :


1. UU no 37 tahun 1997 tentang hubungan luar negeri, UU ini dapat
digunakan untuk melindungi orang indonesia yang diperjualbelikan
diluar negeri.
2. UU no 21 tahun 2007 tentang pemberantasan tindak pidana
perdagangan orang.
3. UU no 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak melarang
perdagangan anak.
4. UNICEF, confention in right og the child ( confensi hak hak
anak).
5. UU no 4 tahun 1979 tentang kesejahteraan anak.
6. Adanya RPSA.
BAB III

PEMBAHASAN

A. TELAAH JURNAL

PELAYANAN REHABILITASI SOSIAL ANAK KORBAN TRAFFICKING


PADA BALAI REHABILITASI SOSIAL SUNUNGESTI TOMO JEPARA

YUSUF FALAQ, MAMAN RACHMAN, SUYAHMO

Perdagangan anak untuk tujuan sexsual atau pelacuran merupakan salah


satu untuk pekerjaan terburuk eksploitasi anak karena akan mempengaruhi
perkembangan fisik, mental dan moral anak. Penelitian ini mengguanakan metode
kualitatif karena korban trafficking biasanya menutup diri dari lingkungan sekitar,
seingga membutuhkan pendekatan yang personal.

Pelaksanaan program rehabilitasi sosial untuk anak korban trafficking, meliputi 4


tahapan :

1. Pendekatan awal dilaksanakan kegiatan sosialisasi program, penjaringan atau


penjangkauan calon klien, seleksi calon klien, penerimaan dan registrasi serta
konferensi kasus.
2. Pwngungkapan masalah dilaksanakan kegiatan analisis kondisi klien, kelurga,
lingkungan, karakteristik masalah, sebab dan implikasi masalah, kapasitas
mengatasi masalah dan sumber daya dan komferensi kasus.
3. Perencanaan pelaksaan dilaksanakan kegiatan penetapan tujuan pelayanan,
penetapan jenis pelayanan yang dibutuhkan oleh klien dan sumber daya yang
akan digunakan.
4. Pelaksanaan pelayanan terdapat beberapa bentuk kegiatan yang dapat diberikan
sesuai kebutuhan, karakteristik dan permasalah kalien.

Konsep pelayanan rehabilitasi sosial korban trafficking dilakukan


dengan melibatkan seluruh askep yang ada di lingkungan masyarakat sekitar
hingga kerjasama dengan lembaga lain. Korban trafficking ini diberikan
bimbingan seperti bimbingan fisik, mental, sosial dan keterampilan.
Pada penelitian ini ditemukan hasil bahwa perilaku korban pada pelayanan
rehabilitasi didominasi dengan modelpenggunaan kelompok dalam bimbingan
sosial tidak sesuai dengan tahapan tahapan kelompok pada umumnya
menurut zastrow. Seperti pada tahapan penyeleksian kelommpok dengan
menggabungkan klien anak terlantar dan klien trafficking yang memiliki
permasalahan yang berbeda, tidak menerapkan tahapan assesment dan
perencanaan intervensi serta tidak menjalankan tahapan perkembangan
kelompok. Pada penelitian ini yang lebih menonjol adalah peran pekerja sosial
dalam pelaksanaan rehabilitasi sosial. Pada peran pekerja sosial dalam
perubahan prilaku korban selain diwujudkan dalam bentuk interaksi sosial
yang baik, juga telah terdapat reflektifitas dengan terwujudnya kepercayaan
diri dan kepercayaan pada orang lain dalam diri korban trafficking tersebut.
KONSELING TRAUMATIK DENGAN PENDEKATAN LOGOTERAPI
(PENANGANAN TERHADAP POST TRAUMATIK STRESS DISORDER
(PTSD) KORBAN TRAFFICKING)

JACKOB DAAN ENGEL, M.Si

Migrasi kerja merupakan awal maraknya paraktik perdagangan manusia


(human trafficking) terutama pada perempuan dan anak anak. Menurut
williamson et al (2010:2) korban trafficking sering mengalami, menyaksikan, atau
dihadapkan dengan suatu peristiwa atau kejadian yang melibatkan cedera aktual
atau terancam kematian yang serius, atau ancaman terhadap integritas fisik diri
sendiri atau orang lain. Tanggapan terhadap individu terhadap peristiwa ini sering
melibatkan rasa takut yang sangat dan tidak keberdayaan, sebagai reaksi umum
dari post traumatik stress disorder (PTSD). Pada korban perdagangan manusia
(human trafficking) paling sering mendapat perlakuan kekerasan seksual dan fisik.
Sehingga mereka kehilangan makna hidup (meaning of life). Konseling traumatik
dengan pendekatan logo terapi diharapkan efektif dapat mengurangi PTSD korban
trafficking. Pendekatan logoterapi didasarkan pada optimisme ditengah tragedi
(kepantasan hidup).

Pendekatan logoterapi ada 6 :

1. Pendekatan logoterapi didasarkan pada makna hidup (meaning of life)


2. Pendekatan logoterapi memiliki sumber makna yang mengacu pada ragam
nilai manusiawi.
3. Pendekatan logoterapi mencirikan kebebasan bertanggung jawab
4. Pendekatan logoterapi suatu solusi menyikapi kematian
5. Pendekatan logoterapi suatu solusi menyikapi pikiran bunuh diri
6. Pendekatan logo terapi didasarkan pada optimisme ditengah tragedi
(kepantasan hidup)
Pada jurnal ini ada cara penanganan post traumatik stress disorder.
Menurut frankl (1985) bahwa intensif paroxsikal digunakan sebagai tehnik untuk
melakukan komprontasi terhadap prustasi exsistansial dan neurosis nogenik para
korban trafficking. Tehnik tersebut bertujuan untuk mengembangkan nilai nilai
spiritual yang berhubugan dengan kemampuan korban trafficking menyesuaikan
dengan lingkungannya.

Tehnik yang kedua yaitu dengan menggunakan derefleksi sebagai untuk


meningkatkan keyakinan diri para korban trafficking. Derefleksi adalah untuk
mengabaikan gejala gejala trauma dan PTSD yang dialaminya seperti stress
yang berhubungan dengan kekerasan fisik, fsikis dan sexual serta menarik diri
dari orang lain. Tehnik ini bertujuan untuk mengembangkan keyakinan diri karena
para korban trafficking memiliki kemampuan untuk membebaskan diri dan tidak
lagi memperhatikan kondisi yang tidak nyaman tetapi mampu mengalihkan dan
mencurahkan ke hal hal yang positif.

Dari papapran diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa dari 2


pendekatan logoterapi para korban trafficking dapat mengembangkan keinginan
untuk bermakna dalam mencapai makna hidup sebagai aspek pengembangan
dalam proses konseling.
PENYIMPANGAN SOSIAL HUMAN TRAFFICKING

RIZA RAHMAWATI, DARMAN MANDA, ROSLENY BABO

Traffiking dalam pengertian sederhana merupakan sebuah bentuk


perdagangan modern. Tidak hanya merampas hak asasi manusia sebagai korban,
tetapi juga membuat mereka rentan terhadap penganiayaan atau siksaan fisik dan
kerja paksa.

Metode dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriftif dengan


mengguanakan pendekatan kualitatif. Dalam penelitian ini tehnik pengumpulan
data yang dilakukan dengan memanfaatkan beberapa media diantaranya observasi,
wawancara, dan dokumentasi.

Dari jurnal ini, peneliti menemukan bebrapa faktor yang


menelatarbelakangi terjadinya human trafficking, faktor faktor tersebut yaitu
faktor ekonomi dan faktor lingkungan sosial dan teman teman.

1. Faktor Ekonomi
Dengan secara ekonomi dapat diartikan bahwa kemiskinan dapat sebuah
kekurangan sumber daya yang dapat digunakan untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat. Jadi dalam hal ini kemiskinan ditentukan oleh
tidak tercapainya kebutuhan manusia, sehingga kebanyakan masyarakat ingin
mendapatkan pekerjaan yang cepat menghasilkan uang seperti melakukan
perdagangan manusia.
2. Faktor lingkungan dan teman teman
Kebanyakan korban human trafficking adalah anak anak karena anak anak
tersebut sering bergaul dengan teman temannya yang bergaul diluar batas
wajar, sehingga korban diperkenalkan ole temannya sendiri oleh pelaku. Dan
juga lingkungan sekitar korban merupakan lingkungan dimana anak dibawah
umur cara bergaulnya sudah diluar batas.

Ada juga bentuk bentuk dari human trafficking dikota Makasar


adalah korban wanita yang biasanya korban tersebut dijadikan sebagai PSK
atau wanita penghibur, dan anak anak dijadikan sebagai buruh kasar. Dan
adapun peran pemerintah yaitu dengan cara melakukan sosialisai terhadap
masalah human trafficking melalui seminar seminar yang diadakan di hotel
hotel. Selain itu upaya yang dilakukan juga adalah dengan sering
melakukan razia ketempat tempat hiburan yang ada, dengan bekerja ama
dengan polisi pamong praja.

B. KAITAN TEORI DAN JURNAL


Menurut kelompok kami setelah menelaah 3 jurnal dan teori ini, maka
kelompok kami kaitkan bahwa dari jurnal tersebut ada yang sesuai dengan
teori ini yaitu tentang faktor faktor tentang traffecking yaitu faktor ekonomi
dan faktor lingkungan juga teman teman yang paling menonjol pada masalah
traffecking ini.
Pada teori traffecking di atas telah dijelaskan bahwa faktor dari traffecking
ini yang pertama faktor ekonomi karena akibat tingkat kemiskinan yang
tinggi menyebabkan banyak orang yang membutuhkan uang atau penghasilan
dengan cepat sehingga kebanyakan orang memilih memperdagangkan
manusia demi mendapatkan penghasilan yang cepat.
Faktor kedua yaitu tentang faktor lingkungan dan teman-temanya karena
kebanyakan orang yang idup di lingkungan yang perilakunya diluar batas
wajar akan memberikan dampak yang tidak wajar juga, juga karena teman-
temanya yang perilakunya tidak wajar sehingga kebanyakan mereka ikut
kepada temanya atau dikenalkan kepada bos perdagangan sehingga mereka
mengalami perdagangan manusia untuk menjadi PSK atau buruh kasar
sehingga mereka menjadi korban traffecking.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Traffcking merupakan,pengiriman, penampungan, penerimaan seseorang
dengan ancaman, pemaksaan,penculikan dan kebohongan dengan cara
mengeksploitasi untuk memperoleh persetujuan menggunakan orang yang
berkuasa yang meliputi adopsi, pemekerjaan, motif eksploitasi seks dan
transplantasi organ.

B. Saran
1. Untuk Masyarakat
Masyarakat seharusnya mempunyai anggapan harus melaporkan
kepada pihak kepolisian apabila terjadi traffcking.
2. Untuk Pemerintah
Pemerintah harus mengeluarkan tentang regulasi khusus mengenai
perdagangan perempuan dan anak selain keppres no 88 tahun 2002
mengenai penghapusan perdagangan perempuan dan anak. Pemerintah
juga harus melakukan sosialisai.
3. Untuk Mahasiswa
membantu program pemerintah dalam menjalankan sosialisi terhadap
trafficking dan membantu korban dalam hal psikologisnya.
DAFTAR PUSTAKA

https://nasional.sindonews.com/read/1036327/15/korban-human-trafficking-di-
indonesia-capai-1-juta-per-tahun-1440387040

https://indonesia.iom.int/id/aktivitas-kami/pemberantasan-perdagangan-manusia

https://www.google.co.id/amp/amp.kompas.com/megapolitan/read/2010/07/29/09
450559/3.cara.mencegah.quothuman.traffickingquot

Etika. Prabandari. Pelaksanaan proses konseling pada rehabilitasi psikososial


terhadap wanita yang menjadi koraban treffking. Skripsi UI. 2012

Harepa.beniharmoni.kapita selekta perlindungan hukum bagi anak. Budi utama


:yogyakarta:2016

Jacob. Engel. Konseling traumatik dengan pendekatan logo terapi. Universitas


kristen satya wacana sala 3 m- Indonesia. 2012

Rahmawati Riza, Manda Darman, babo Rosleny. Penyimpangan Sosial Human


Trafficking.

You might also like