You are on page 1of 17

ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.

W DENGAN DIAGNOSA MEDIS


CAD, CHF, HIPERURISEMIA DAN HIPOKALEMIA DI RUANG SAKURA
RSUD. KABUPATEN SUMEDANG

Oleh:

Nida Luthfiyani

220112170015

FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2017
ASUHAN KEPERAWATAN

DATA UMUM KEPERAWATAN

Tgl. Pengkajian : 29 Agustus 2017 No. Register: 625449


Jam Pengkajian : 10.00 WIB Tgl. MRS: 28 Agustus 2017
Ruang/ Kelas : Sakura/Kelas III

I. IDENTITAS
1. Identitas Pasien 2. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Wawan Nama : Ny. Hayati
Umur : 49 tahun Umur : 44 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki Jenis Kelamin: Perempuan
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : DIII Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Pekerjaan : Wiraswasta Hubungan dengan Klien : Istri
Gol. Darah :
Alamat : Ciuyah,, Cisarua, Sumedang

II. KELUHAN UTAMA


1. Keluhan Utama Saat MRS
Pada saat dikaji, klien mengeluh sesak nafas, disertai dengan nyeri ulu hati
dengan skala 2 (0-10), perut kembung, tidak ada nyeri dada, mudah cape jika
beraktivitas, riwayat pengobatan jantung (+), sudah 2 bulan tidak kontrol.
2. Keluhan Utama Saat Pengkajian
Pasien mengeluh sesak nafas tidak disertai nyeri dada, sesak dirasakan
seperti bertambah berat untuk bernafas. Sesak bertambah jika berbaring,
beraktivitas atau berubah posisi, dan berkurang jika istirahat, memakai oksigen
dan duduk. Sesak terus menerus dirasakan terutama saat aktivitas. Sesak juga
dirasakan lebih berat ketika siang hari karena udara panas.

III. DIAGNOSA MEDIS


Coronary Artery Disease Omiseptal, CHF FC III, Hiperuremia dan Hipokalemia

IV. RIWAYAT KESEHATAN


1. Riwayat Kesehatan Sekarang
Klien merasa sesak nafas dan lemas yang bertambah ketika melakukan
aktivitas atau perubahan posisi, berkurang jika istirahat dan menggunakan
oksigen. Klien juga merasa pusing ketika siang hari karena panas.
2. Riwayat Kesehatan Yang Lalu
Pasien pernah mengalami serangan jantung pada tahun 2013, pasien juga
merupakan pasien rawat jalan ke poli jantung karena penyumbatan pembuluh
darah di jantung. Pasien sempat akan dilakukan operasi pemasangan ring, namun
pasien tidak mau, dokter telah melakukan edukasi berkali-kali namun pasien tetap
tidak mau dilakukan pemasangan ring. Pasien merupakan seorang perokok berat
sebelum mengalami sakit jantung dan peminum kopi. Sebelum masuk rumah
sakit, pasien mengalami sesak nafas, pasien mengira sakit asma karena pasien
memiliki riwayat asma sejak kecil namun setelah diberi obat asma, sesak tidak
berkurang akhirnya pasien masuk RS. Pasien pernh dirawat di RS satu kali pada
Novmber 2016.
3. Riwayat Kesehatan Keluarga

Tidak ada keluarga yang mempunyai riwayat sakit jantung dan hipertensi

V. RIWAYAT POLA PEMELIHARAAN KESEHATAN KLIEN


1. Pola Altivitas Sehari-Hari

ADL Di Rumah Di RSHS


Pola pemenuhan kebutuhan Makan/minum Makan/minum
nutrisi dan cairan Jumlah:3x/hari BB : Jumlah:3x/hari BB :
60 Kg 60 Kg
Jenis: Jenis:
- Nasi : 3x/hari - Bubur : 3x/hari
- Minum : 4 - Minum : dibatasi
gelas/hari Masalah: mual
Pantangan: -
Kesulitan
makan/minum: -
Usaha mengatasi
kesulitan:
Pola Eliminasi BAK : warna kuning BAK : warna kuning
BAK: jumlah, warna, bau, jernih, jumlah 350 cc/6 jernih, jumlah 300 cc/6
masalah, cara mengatasi. jam, bau normal seperti jam, bau normal seperti
urin biasa, tidak ada urin biasa, tidak ada
BAB: jumlah, warna, bau, masalah. masalah.
konsistensi, masalah, cara BAB : jumlah 1-2x/hari, BAB : belum BAB
mengatasi. warna kuning, selama di rawat.
konsistensi normal
(tidak lembek, tidak
keras). Tidak ada
masalah.
Pola Istirahat Tidur: Jumlah dan waktu : Sulit tertidur saat malam
- Jumlah/waktu lama tidur 6-7 jam/hari hari karena panas, lama
- Gangguan tidur tisur 5-6 jam
-
Pola Kebersihan Diri (PH) Frekuensi mandi 2x/hari Mandi 2x/hari dengan
- Frekuensi mandi Cuci rambut 2x/minggu diseka menggunakan air
- Frekuensi mencuci Gosok gigi : 2x/hari hangat
rambut Kuku bersih tidak Cuci rambut: -
- Frekuensi gosok panjang dan tidak kotor Gosok gigi : 2x/hari
gigi Kuku bersih tidak

- Keadaan kuku panjang dan tidak kotor


Aktivitas Lain Mandiri Dibantu sebagian

2. Riwayat Psikologis
a. Status Emosi
Status emosi pasien baik tetapi pasien tidak mau dipasang ring
b. Gaya Komunikasi
Pasien tampak berhati-hati dalam berbicara, berbicara lambat, pasien tidak
menolak untuk diajak komunikasi, klen berkomunikasi dengan jelas, tidak
menggunakan bahasa isyarat, dan klien merupakan pribadi yang terbuka.
c. Pola Pertahanan
Koping pasien kurang baik, tidak kontrol kurang lebih 2 bulan
d. Dampak dirawat di RS
Pasien tidak lagi bisa bekerja.
e. Konsidi emosi/perasaan klien
Pasien merasa sedih ketika harus lama di RS dan tidak bisa beraktivitas seperti
biasa.
3. Riwayat Sosial
Pasien terbuka pada siapa pun da berinteraksi aktif
4. Riwayat Spiritual
Hanya melakukan ibadah berdoa saja.

VI. PEMERIKSAAN FISIK


1. Keadaan Umum
Composmentis, terlihat lemas.
2. Tanda-Tanda Vital

- TD : 100/60 mmHg
- HR : 66 kali/menit
- RR : 24 kali/menit dengan nasal canul 3L
- Suhu : 35,60 C
3. Pemeriksaan Wajah
a. Mata
Mata lengkap dan simetris, edema (-), peradangan (-), luka (-), benjolan
(-), konjungtiva anemis (+), sclera ikterik (-), warna iris coklat, pupil isokor.
b. Hidung
Hidung simetris, perdarahan (-), kotoran (-), pembengkakan (-), polip (-),
pernafasan cuping hidung tidak terlihat, terpasang nasal kanul 3 liter/menit.
c. Mulut
Lesi (-), bibir pecah (+), perdarahan (-), sianosis (+)
d. Telinga
Lesi (-), Nyeri tekan (-), Peradangan (-), penumpukan serumen (-)
4. Pemeriksaan Kepala dan Leher
a. Kepala
Bentuk kepala bulat, simetris, hidrochepalus (-), luka (-), darah (-)
b. Leher
Bentuk leher simetris, peradangan (-), jaringan parut (-), perubahan warna
(-), massa (-), pembesaran kelenjar limfe (-), pembesaran kelenjar tiroid (-),
posisi trakea simetris. Peningkatan JVP terlihat jelas.
5. Pemeriksaan Thoraks/Dada
a. Pemeriksaan Paru
Inspeksi : bentuk dada datar, simetris, terdapat retraksi interkosta,
Palpasi : pengembangan paru simetris
Perkusi : resonan
Auskultasi : ronkhi +/+ , wheezing -/-
b. Pemeriksaan Jantung
Inspeksi : dada datar, ictuc cordis (-)
Palpasi : tidak ada nyeri, pulsasi jantung teraba
Perkusi : tidak terkaji.
Auskultasi : S3 (-) dan S4 (-), murmur (-)
6. Pemeriksaan Abdomen
Inspeksi : bentuk cembung
Auskultasi : bising usus 8x/menit
Palpasi : massa / benjolan (-), simetris, tidak ada pembesaran hepar (tidak
teraba), nyeri tekan (-)
Perkusi : shifting dullness (-)
7. Pemeriksaan Genitalia dan Rektal
Inspeksi : tidak terpasang kateter, BAB dan BAK ke kamar mandi
Palpasi : tidak terkaji
Kelainan-kelainan yang tampak pada skrotum: tidak terkaji
Inspeksi dan palpasi hernia: tidak terkaji
8. Pemeriksaan Punggung dan Tulang Belakang
Lesi pada kulit punggung (-), kelainan bentuk tulang belakang (-)
9. Pemeriksaan Ekstremitas/Muskuloskeletal
a. Inspeksi : tampak edema +/+ Tidak ada kelainan pada muskuloskeletal,
pasien dapat berjalan ke kamar mandi.
b. Palpasi : edema derajat 2
c. Kekuatan otot : 5 5
5 5

10. Pemeriksaan fungsi pendengaran/penghidu/tenggorokan


Fungsi pendengaran (dengan gesekan jari) telinga kiri baik, telingan kanan
mengalami penurunan, fungsi penghidu baik, refleks menelan (+)
11. Pemeriksaan fungsi penglihatan
Penglihatan tidak ada kelainan.
12. Pemeriksaan fungsi neurologis
a. Tingkat Kesadaran
Kesadaran composmentis. GCS: 15
b. Tanda-tanda Peradangan otak
Tidak ada peningkatan suhu tubuh, nyeri kepala, kaku kuduk, mual
muntah, kejang, mauun penurunan tingkat kesadaran
c. Keluhan lain terkait neurologis : tidak ada
13. Pemeriksaan kulit/integument
a. Integumen/Kulit
Kulit tampak pucat, Kulit kaki tampak bersisik, kulit kaki tampak
menghitam.
b. Pemeriksaan Rambut
Rambut hitam tampak berminyak
c. Pemeriksaan kuku
CRT >3 detik, akral hangat
14. Pemeriksaan Penunjang/Diagnostik Medik
1) Pemeriksaan Darah
a. Hematologi rutin
Tanggal (28/-8/2017)
Leukosit : 8.500 (Normal) (N : 4.400 11.300 / L)
Trombosit : 298.000 (Normal) (N : 150.000 450.000 / L)
Haemoglobin: 13.0 (Normal) (N : 13.5 17.5 gr / dl)
Haematokrit : 40.4 (Normal) (N : 40 52 gr / dl)
b. Kimia Darah
Tanggal 28/08/2017 09.03 11.13
Troponin I : 235.6 (High) (N : <19 )
Gula Darah Sewaktu: 95 (N : 90-130)
Tanggal 29/08/2017 09.03 11.13
Troponin I : 217 (High) (N : <19)
c. Elektrolit
Tanggal 28/08/2017 09.03 11.13
Natrium (Na) : 142 (N : 135-148 mmol/L)
Kalium (K) : 2.86 (Low) (N : 3.5 5.1 mmol/L)
Klorida (Cl) : 108 (High) (N : 98 107 mmol/L)
Tanggal 29/08/2017 09.03 11.13
Natrium (Na) : 144 (N : 135-148 mmol/L)
Kalium (K) : 3.12 (Low) (N : 3.5 5.1 mmol/L)
Klorida (Cl) : 102 (N : 98 107 mmol/L)
Tanggal 30/08/2017 08.13-08.16 (Post koreksi KCL)
Natrium (Na) : 141 (N : 135-148 mmol/L)
Kalium (K) : 3.84 (N : 3.5 5.1 mmol/L)
Klorida (Cl) : 103 (N : 98 107 mmol/L)
d. Fungsi Ginjal
Tanggal 28/08/2017 09.03 11.13
Ureum : 45.7 (normal) (N : 15 50 mg / dl)
Kreatinin : 1.32 (High) (N : 0.7 1.2 mg / dl)
Tanggal 29/08/2017 09.03 11.13
Asam Urat :10.8 (High) (N : < 7.0 mg/dL)
e. Lemak
Tanggal 29/08/2017 09.03 11.13
Kolesterol total : 77 (Adults<65 th :<200 mg/dL)
Trigiserida : 73 (N : <200 mg/dL)
2) Pemeriksaan Radiologi
- EKG
ST Depresi di Lead II, lead II, aVf dan Viv
Infark omianteroseptal kemungkinan mengenai RCA .
CHF FC III.

A. TINDAKAN DAN TERAPI


Furosemide 3x60 mg, miniaspi 1x81 mg, rapimpril 1x2,5mg, allopurinol 1x100 mg,
curcuma 3x2 tablet, lansoprazole 2x1 tablet, NaCl 0,9% 7 tetes per menit, aspar K 3x2
tablet, Koreksi K : KCL 1fl+RL 500cc = 62,5 cc/jam sebanyak 2 siklus.

B. ANALISA DATA
No. Gejala Etiologi Masalah
1. DS: Penurunan Penurunan
Pasien mengeluh sesak nafas, mudah lelah Kontraktilitas curah jantung
ketika beraktifitas atau berubah posisi. jantung

DO:
RR: 24 dengan nasal kanul 3 L, retraksi
interkosta, nadi lemah dan dalam, TD
100/60, konjungtiva anemis, kulit pucat,
distensi JVP, CRT 3 detik, ronkhi +/+,
peningkatan Troponin I, hipokalemi dan asam
urat tinggi, oedema ekstremitas.
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Penurunan curah jantung berhubungan dengan penurunan kontraktilitas
jantung ditandai dengan RR: 24 dengan nasal kanul 3 L, retraksi interkosta, nadi lemah
dan dalam, TD 100/60, konjungtiva anemis, kulit pucat, distensi JVP, CRT 3 detik, ronkhi
+/+, peningkatan Troponin I, hipokalemi dan asam urat tinggi, oedema ekstremitas.

D. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

No. Tujuan Intervensi Rasional


1. NOC:
- Atur posisi semi fowler - Posisi semi fowler
- Cardiac Pump
untuk memaksimalkan memungkinkan
effectiveness
pengembangan paru dan pengembangan paru secara
- Circulation status mengurangi sesak. adekuat, sehingga
memudahkan oksigen
- Vital sign status
untuk masuk.
Tujuan Jangka - Berikan oksigen 2- - Supply O2 meningkat ke
Pendek: 4L/menit via nasal kanul jaringan dan memenuhi
atau simple mask. kebutuhannya, serta
Dalam 1x24 jam
meringankan beban kerja
Penurunan curah
jantung.
jantung teratasi
- Pasang IV Line NaCl - Memudahkan obat
dengan kriteria hasil:
0.9% 7 tetes/menit emergensi masuk, dan
RR: 12-20x/menit membatasi cairan yang
tidak ada retraksi masuk 200 cc/hari
interkosta, nadi - Kaji adanya batuk dan - Ronkhi pada lokasi paru
teraba 60- sputum, rales paru, serta dapat menentukan derajat
100x/menit, TD: suara lokasi lobus paru kiliks oedem paru atau
110-120/70-80 yang ronkhi, serta adanya syock cardiogenik.
mmHg, tidak ada sputum.
mual, kalium 3.5 - Auskultasi bunyi S3 - Bunyi S3 jantung yang
5.1 mmol/L, asam
jantung terdengar merupakan tanda
urat N : < 7.0 mg/dL
Tujuan Jangka kilik syock cardiogenik
Panjang (3x24 jam): derajai II
- Ajarkan teknik nafas - Relaksasi dan nafas dalam
konjungtiva
dalam dan relaksasi memungkinkan oksigen
ananemis, kulit tidak
masuk lebih banyak.
pucat, distensi JVP
- Anjurkan pasien untuk - Besrest dapat menurunkan
menurun, CRT <3
bedrest deman O2 sehingga beban
detik, ronkhi -/-,
jantung berkurang, sesak
Troponin I menurun,
berkurang.
kalium dan asam
- Berikan lingkungan yang - Membuka tirai dan adanya
urat tinggi, oedema
nyaman: menganjurkan kipas dapat memperbaiki
ekstremitas.
membuka tirai atau ventilasi yang ada pada
menganjurkan membawa ruang perawatan kelas 3.
kipas.
- Berikan tindakan yang - Tindakan yang nyaman dan
nyaman, aktifitas yang aktifitas yang perlahan
perlahan dapat mengurangi
rangsangan eksternal
sehingga dapat menurunkan
rangsangan eksternal yang
dapat mengurangi ansietas
sehingga mengurangi
kebutuhan O2.
- Pantau TTV (TD, HR, - Dengan mematau TTV
RR, Suhu) dapat melihat perburukan
atau perbaikan cardiac
output, dimana pada fase
awal TD dan HR
meningkat, fase lanjut: TD
dan HR menurun.
- Kaji urin output dan - Urin output dapat menurun
balance cairan. jika CO semakin
memburuk, sehingga harus
dipantau.
- Kolaborasi pemberian - Antitrombolitik dapat
miniaspi (antitrombolitik) mencegah pembekuan
1x81 mg darah dengan cara
menghambat agregasi
trombosit (mencegah oklusi
baru)
- Kolaborasi pemberian - ACE Inhibitor dapat
ramipril (ACE Inhibitor) menghambat pembentukan
1x2,5 mg angiotensin II yang
merupakan vasokonstriktor
kuat, sehingga akan support
vasodilatasi pembuluh
darah, mencegah absorpsi
NA dan air, sehingga dapat
menurunkan beban kerja
jantung, memperbaiki
cardiac output dengan cara
memperbaiki stroke
volume, dan memperbaiki
perfusi ginjal.
- Kolaborasi lansoprazole - Lansoprazole merupakan
2x1mg pompa proton inhibitor
yang meghambat produksi
asam lambung sehingga
menurunkan rasa mual, dan
stress ulcer akibat
hipoperfusi GI karena CO
turun.
- Kolaborasi pemberian - Aspar-K merupakan
aspar K 3x2 mg Kalium tambahan yang
dapat meningkatkan kadar
kalium dalam darah.
- Kolaborasi pemberian - Allopurinol merupakan
allopurinol 1x100 mg penghambat xantina oksida
yang merupakan pengubah
hipoxantin ke xantina
menjadi asam urat sehigga
dapat menurunkan kadar
asam urat.
- Kolaborasi pemberian - Curcuma dapat memelihra
curcuma 2x2 mg fungsi hati karena
pemberian obat obatan
yang banyak dan penambah
nafsu makan.
- Kolaborasi koreksi - Koreksi KCL dapat
KCL+RL 62.5cc/jam 2 memperbaiki kadar kalium
siklus dalam darah
- Kolaborasi pemberian - Diuresis furosemid dapat
furosemid 3x60ml menghambat penyerapan
kembali natrium,
meningkatkan pengeluaran
air, natrium sehingga
menurunkan beban jantung
dan kebutuhan oksigen.
- Pertimbangkan - Mereperfusi jantung
kemungkinan dilakukan sehingga supply O2
reperfusi PCI/CABG meningkat, CO meningkat,
kebutuhan O2 terpenuhi.
- Cegah peningkatan - Vagal menstimulasi
valsavah manufer seperti bradikardi dan
batuk, mual, muntah, meningkatkan kebutuhan
mengejan. O2.
- Periksa kembali - Dapat mengevaluasi
tropinonin I, hematologi keefektifan terapi.
rutin, kimia darah, fungsi - Meningkatkan sirkulasi
hati, dan fungsi ginjal perifer sehingga venous
pasca terapi. return menurun, beban
- Lakukan massage tungkai jantung berkurang,
selama 20 menit dalam 2 kebutuhan O2 berkurang.
hari.

E. IMPLEMENTASI
Nama Pasien : Tn.W Ruangan : Sakura
No Medrek : 625449 Nama Mahasiswa : Nida Luthfiyani,S.Kep

Tanggal Implementasi Respon Paraf


30/08/2017 - Memposisikan semi - Pasien mengungkapkan
fowler untuk sesak berkurang dengan
memaksimalkan posisi setengah duduk
pengembangan paru dan (semi fowler)
mengurangi sesak.
- Memberikan oksigen 2- - Pasien mengungkapkan
4L/menit via nasal kanul sesak berkurang dengan
atau simple mask. posisi setengah duduk
(semi fowler)
- Memeriksa kepatenan - Pasien kooperatif
IV Line dan selama pemberian
memberikan cairan tindakan dan segera
NaCl 0.9% 7 melapor bila cairan
tetes/menit. habis.
- Mengajarkan teknik - Pasien memahami
nafas dalam dan penjelasan yang telah
relaksasi diberikan dengan cara
meminta untuk
mendemonstrasikan
kembali teknik nafas
dalam
- Menganjurkan pasien - Pasien tetap ingin ke
untuk bedrest kamar mandi namun
didampingi oleh
keluarga
- Memberikan lingkungan - Pasien hanya membuka
yang nyaman: tirai bed tidak
menganjurkan membuka membawa kipas karena
tirai atau menganjurkan tidak ada.
membawa kipas.
- Memberikan tindakan - Pasien tampak
yang nyaman, aktifitas kooperatif selama
yang perlahan tindakan
- Memantau TTV (TD, - Pasien tampak
HR, RR, Suhu) kooperatif selama
tindakan
- Menghitung urin output - Pasien tampak
dan balance cairan. kooperatif selama
tindakan dengan
menghitung jumlah urin
yang keluar
- Melakukan Kolaborasi - Pasien tampak
pemberian miniaspi kooperatif selama
(antitrombolitik) 1x81 tindakan
mg
- Melakukan Kolaborasi - Pasien tampak
pemberian ramipril kooperatif selama
(ACE Inhibitor) 1x2,5 tindakan
mg
- Melakukan Kolaborasi - Pasien tampak
lansoprazole 2x1mg kooperatif selama
tindakan
- Kolaborasi pemberian - Pasien tampak
aspar K 3x2 mg kooperatif selama
tindakan
- Kolaborasi pemberian - Pasien tampak
allopurinol 1x100 mg kooperatif selama
tindakan
- Kolaborasi pemberian - Pasien tampak
curcuma 2x2 mg kooperatif selama
tindakan
- Kolaborasi koreksi - Pasien tampak
KCL+RL 62.5cc/jam 2 kooperatif selama
siklus tindakan
- Kolaborasi pemberian - Pasien tampak
furosemid 3x60ml kooperatif selama
tindakan
- Pertimbangkan - Pasien tidak mau
kemungkinan dilakukan dilakukan pemasangan
reperfusi PCI/CABG ring, walaupun berkali
kali dokter menjelaskan
dan memberi
penkes,namun pasien
dan keluarga akan
mempertimbangkan
kembali.
- Cegah peningkatan - Pasien mengerti apa
valsavah manufer seperti yang tidak boleh
batuk, mual, muntah, dilakukan.
mengejan.
- Periksa kembali - Pasien tampak
tropinonin I, hematologi kooperatif selama
rutin, kimia darah, tindakan
fungsi hati, dan fungsi
ginjal pasca terapi.

F. EVALUASI
Nama Pasien : Tn.A Ruangan : Fresia 2
No Medrek : 0001257673 Nama Mahasiswa : Nida Luthfiyani

Tanggal Catatan Paraf

31/09/2017 S :
Pasien mengatakan sesak nafas berkurang
O :
TD: 100/60
Nadi : 76 kali / menit
Respiratory Rate (RR) : 24 kali / menit
Suhu : 36,2
Terpasang oksigen 2L/menit
A :
Masalah belum teratasi untuk penurunan curah
jantung khususnya yang berdampak pada
oksigenasi
P/I :
Melanjutkan rencana implementasi, kolaborasi
pemeriksaan analisa gas darah

Referensi:
Nanda NIC NOC 2015
http://download.portalgaruda.org/article.php?
article=392586&val=8606&title=EFEKTIVITAS%20FOOT%20HAND%20MASSAGE
%20TERHADAP%20RESPON%20FISIOLOGIS%20DAN%20INTENSITAS
%20NYERI%20PADA%20PASIEN%20INFARK%20%20MIOKARD%20AKUT
%20:%20%20STUDI%20DI%20%20RUANG%20ICCU%20RSUD.DR.%20ISKAK
%20TULUNGAGUNG
Morton G.P dan Fontaine D.K. 2009. Critical Care Nursing. 9 ed. Wolters Kluwr.
Lipponcott William & Wilkins: China
J. Cristopher Burghardt. 2012. Critical Care Nursing. Made Incredibly Easy! 9rd.ed.
Wolters Kluwr. Lipponcott William & Wilkins: China
Hudak & Gallo. 2010. Keperawatan Kritis. Pendekatan Holistik Volime 1. EGC: Jakarta

You might also like