You are on page 1of 13

Tablet adalah bentuk sediaan padat yang terdiri dari satu atau lebih bahan obat yang dibuat

dengan pemadatan, kedua permukaannya rata atau cembung.Tablet memiliki perbedaan dalam
ukuran, bentuk, berat, kekerasan, ketebalan. Kebanyakan tipe atau jenis tablet dimaksudkan
untuk ditelan dan kemudian dihancurkan dan melepaskan bahan obat ke dalam saluran
pencernaan.

Tablet dapat diartikan sebagai campuran bahan obat yang dibuat dengan dibantu zat tambahan
yang kemudian dimasukan kedalam mesin untuk dikempa menjadi tablet.

Menurut FI Edisi IV

Tablet adalah sediaan padat mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan pengisi.

Menurut USP 26 (hal : 2406)

Tablet adalah sediaan bentuk padat yang mengandung obat dengan atau tanpa bahan pengisi.
Berdasarkan metode pembuatannya, dapat diklasifikasikan sebagai tablet atau tablet kompresi.

Menurut British Pharmacopeae ( BP 2002)

Tablet adalah Sediaan padat yang mengandung satu dosis dari beberapa bahan aktif dan biasanya
dibuat dengan mengempa sejumlah partikel yang seragam.

Menurut Formularium Nasional Edisi II

Tablet adalah sediaan padat kompak, dibuat dengan cara kempa cetakdalam bentuk umumnya
tabung pipih yang kedua permukaannya rata atau cembung, mengandung obat dengan atau tanpa
zat pengisi.

Menurut ANSEL Edisi IV

Tablet adalah bahan obat dalam bentuk sediaan padat yang biasanya dibuat dengan penambahan
bahan tambahan farmasetika yang sesuai.

Menurut Buku Pelajaran Teknologi Farmasi

Tablet adalah sediaan obat padat takaran tunggal. Sediaan ini dicetak dari serbuk kering, kristal
atau granulat,umumnya dengan penambahan bahan pembantu,pada mesin yang sesuai dengan
menggunakan tekanan tinggi. Tablet dapat memiliki bentuk silinder,kubus, batang dan cakram
serta bentuk seperti telur atau peluru.

Menurut FI edisi III 1979


Tablet adalah sediaan padat, dibuat secara kempa cetak berbentuk rata atau cembung rangkap,
umumnya bulat mengandung satu jenis obat atau lebih dengan atau tanpa zat tambahan. Zat
tambahan yang digunakan dapat berfungsi sebagai zat pengisi, zat pengembang, zat pengikat, zat
pelican, zat pembasah atau zat lain yang cocok.

Menurut The Art,Science, and Tecnology of Pharmaceutical Compounding

The tablet is the most frequently prescribed commercial dosage form.

Menurut HUSAA Pharmaceutical Dispensing

Tablet are solid dosageforms containing medicinal substanceswith or without suitable diluents.

Macam-macam bentuk tablet

Bentuk silinder

Bentuk kubus

Bentuk cakram

Bentuk bundar

Bentuk batang

Bentuk telur/peluru

Bentuk pipih/sirkuler

Bentuk oval

Bentuk cincin

Bentuk segitiga,segi empat,segi lima, banyak segi, segiempat, panjang, bentuk hati.
II. Penggolongan

1. A. Berdasarkan Metode Pembuatan

Dikenal dua jenis tablet berdasarkan metode pembuatan, yaitu tablet cetak dan tablet kempa.

1. Tablet cetak

Dibuat dari bahan obat dan bahan pengisi, umumnya mengandung laktosa dan serbuk sukrosa
salam berbagai perbandingan. Massa dibasahi dengan Etanol prosentasi tinggi kadar Etanol
tergantung dengan kelarutan zat aktif dan bahan pengisi dalam pelarut, serta kekerasan tablet
yang diinginkan. Pembuatan dengan cara menekan massa serbuk lembab dengan tekanan rendah
pada lubang cetakan. Kemudian dikeluarkan dan dibiarkan kering. Tablet cetak agak rapuh
sehingga tablet dapat di potek dan harus hati-hati saat pengemasan dan pendistribusiannya., besar
tekanan pada tablet 25-50 bar.Kepadatan tablet tergantung pada pembentukan kristal yang
terbentuk selama pengeringan, tidak tergantung pada kekuatan yang diberikan.

1. Tablet kempa

Tablet kempa didefinisikan sebagai bentuk sediaan padat yang dibuat dengan cara pengempaan
dari sebuah formula dengan memberikan tekanan tinggi (tekanan di bawah beberapa ratus
kg/cm2) pada serbuk/granul menggunakan pons/cetakan baja. Umumnya tablet kempa
mengandung zat aktif, bahan pengisi, bahan pengikat, desintegran, dan lubrikan, tetapi dapat
juga mengandung bahan pewarna, bahan pengaroma, dan bahan pemanis.Tablet biasanya
mempunyai ketebalan kurang dari diameternya.Tablet kempa ganda, tablet kempa yang dibuat
dengan lebih dari satu kali siklus tekanan.

1. B. Berdasarkan Distribusi Obat dalam Tubuh

Berdasarkan distribusi obat dalam tubuh, tablet dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu:

1. Untuk pengobatan local


1. Tablet untuk vagina (ovula), digunakan sebagai anti infeksi, anti fungi, hormon
local.
2. Tablet untuk penis (basila), di gunakan sebagai anti infeksi
3. Tablet hisap (lozenges) untuk mulut dan tenggorokan
4. Untuk pengobatan sistemik, per oral. Tablet yang bekerja sistemik dapat
dibedakan menjadi
1. Short acting/ jangka pendek : dalam satu hari memerlukan beberapa kali
menelan obat. Obat bekerja tidak lebih dari 8 jam
2. Long acting/ jangka panjang : dalam satu hari cukup menelan satu tablet.
Obat bekerja tidak lebih dari 8 jam.

1. C. Berdasarkan Jenis Bahan Penyalut

Berdasarkan jenis bahan penyalut, tablet dapat dibedakan menjadi:

1) Tablet salut biasa / salut gula (dragee), Adalah tablet kempa yang disalut dengan beberapa
lapisan gula baik berwarna maupun tidak. Lapisan gula berasal dari suspensi dalam air
mengandung serbuk yang tidak larut, seperti pati, kalsium karbonat, talk, atau titanium dioksida
yang disuspensikan dengan gom akasia atau gelatin.

2) Tablet salut selaput (film-coated tablet), Tablet kempa yang disalut dengan salut tipis,
bewarna atau tidak dari bahan polimer yang larut dalam air yang hancur cepat di dalam saluran
cerna. Penyalutan tidak perlu berkali-kali. Disalut dengan hidroksi propil metil selulosa, metil
selulosa, hidroksi propil selulosa, Na-CMC, dan campuran selulosa asetat ftalat dengan PEG
yang tidak mengandung air atau mengandung air.

3) Tablet salut kempa adalah tablet yang disalut secara kempa cetak dengan massa granulat
yang terdiri atas laktosa, kalsium fosfat, dan zat lain yang cocok. Mula-mula dibuat tablet inti,
kemudian dicetak lagi bersama granulat kelompok lain sehingga terbentuk tablet berlapis (multi
layer tablet). Tablet ini sering di gunakan untuk pengobatan secara repeat action.

4) Tablet salut enteric (enteric-coated tablet), atau lepas tunda, Adalah tablet yang dikempa
yang disalut dengan suatu zat yang tahan terhadap cairan lambung, reaksi asam, tetapi terlarut
dalam usus halus. maka diperlukan penyalut enterik yang bertujuan untuk menunda pelepasan
obat sampai tablet melewati lambung. Bahan yang sering digunakan adalah alol, keratin, selulosa
acetat phtalat.

5) Tablet lepas lambat, Tablet yang pelepasan zat aktifnya dimodifikasi sehingga tablet
tersebut melepaskan dosis awal yang cukup untuk efek terapi yang kemudian disusul dengan
dosis pemeliharaan sehingga jumlah zat aktif atau konsentrasi zat aktif dalam darah cukup untuk
beberapa waktu tertentu. (misal tablet lepas lambat 6 jam, 12 jam, dsb).

6) Tablet berlapis, tablet yang disiapkan dengan pengempaan granuler tablet pada granulasi
yang baru dikempa. Proses ini dapat diulangi untuk menghasilkan tablet berlapis banyak dari 2
atau 3 lapisan.

Tujuan Penyalutan Tablet

Melindungi zat aktif yang bersifat higroskopis atau tidak tahan pada pengaruh udara ,
kelembapan dan cahaya.
Menutupi rasa dan bau yang tidak enak
Membuat penampilan yang lebih baik dan menarik
Mengatur tempat pelepasan obat dalam saluran cerna. Misalnya tablet enteric yang pecah
di usus

1. D. Berdasarkan Cara Pemakaian

Berdasarkan cara pemakaiannya, tablet dapat dibagi menjadi:

1. Tablet biasa / tablet telan.

Dibuat tanpa penyalut, digunakan per oral dengan cara ditelan, pecah di lambung.

1. Tablet kunyah (chewable tablet)

Bentuknya seperti tablet biasa, cara pakainya dikunyah dulu dalam mulut kemudian ditelan,
umumnya tidak pahit. Dimaksudkan untuk dikunyah sehingga meninggalkan residu yang
memberikan rasa enak di mulut.Diformulasikan untuk anak-anak, antasida dan antibiotic
tertentu. Dibuat dengan cara dikempa .biasanya digunakan manitol, sorbitol dan sukrosa sebagai
pengikat dan pengisi. Tablet kempa yang mengandung zat aktif dan eksipien yang harus
dikunyah sebelum ditelan.

1. Tablet hisap (lozenges, trochisi, pastiles)

Sediaan padat yang mengandung satu atau lebih bahan obat, umumnya dengan bahan dasar
beraroma dan manis, yang membuat tablet melarut atau hancur perlahanlahan dalam mulut.
Tablet yang mengandung zat aktif dan zat-zat penawar rasa dan bau, dimaksudkan untuk disolusi
lambat dalam mulut untuk tujuan lokal pada selaput lendir mulut. Tablet ini dibuat dengan cara
tuang disebut pastilles atau dengan cara kempa tablet menggunakan bahan dasar gula disebut
trochisi. Umumnya mengandung antibiotic, antiseptic, adstringensia.

1. Tablet larut (effervescent tablet)

Dibuat dengan cara dikempa. Selain zat aktif, tablet mengandung campuran zat asam dan
natrium bikarbonat yang jika dilarutkan dengan air akan menghasilkan CO2. Diberi wadah yang
tertutup rapat dan terlindung dari lembab, di etiket diberi tanda bukan untuk ditelan. Tablet ini
harus dilarutkan dalam air baru diminum.Contohnya Ca-D-Redoxon, tablet efervesen Supradin.

1. 5. Tablet Implantasi (Pelet)

Tablet kecil, bulat atau oval putih, steril, dan berisi hormon steroid, dimasukkan ke bawah kulit
dengan cara merobek kulit sedikit, kemudian tablet dimasukkan, dan kulit dijahit kembali. Zat
khasiat akan dilepas perlahan-lahan. Dibuat berdasarkan teknik aseptik, mesin tablet harus steril.
Dimaksudkan untuk implantasi subkutan (Untuk KB, 3-6 bulan, mencegah kehamilan).
1. Tablet hipodermik (hypodermic tablet)

Tablet cetak/kempa yang dibuat dari bahan mudah larut/melarut sempurna dalam air. Umumnya
digunakan untuk membuat sediaan injeksi steril dalam ampul dengan menambahkan pelarut
steril (FI IV). Umumnya berbobot 30 mg dan disuntikkan di bawah kulit (subkutan).Dilarutkan
lebih dahulu sebelum dijadikan injeksi hipodermik.

1. Tablet bukal (buccal tablet)

Digunakan dengan cara meletakkan tablet diantara pipi dan gusi, sehingga zat aktif diserap
secara langsung melalui mukosa mulut. Tablet biasanya berbentuk oval, keras dan berisi hormon.
Bekerja sistemik, tererosi atau terdisolusi di tempat tersebut dalam waktu yang lama (secara
perlahan).

1. Tablet sublingual

Digunakan dengan cara meletakkan tablet di bawah lidah sehingga zat aktif secara langsung
melalui mukosa mulut, diberikan secara oral. Tablet kempa berbentuk pipih yang berisi
nitrogliserin. Biasanya untuk obat penyempitan pembuluh darah ke jantung (angina pectoris)
sehingga harus cepat terlarut agar dapat segera memberi efek terapi. Diabsorbsi oleh selaput
lendir di bawah lidah.

1. Tablet vagina (ovula)

Tablet kempa yang berbentuk telur (ovula) untuk dimasukkan dalam vagina yang di dalamnya
terjadi disolusi dan melepaskan zat aktifnya. Biasanya mengandung antiseptik, astringen.
Digunakan untuk infeksi lokal dalam vagina dan mungkin juga untuk pemberian steroid dalam
pengobatan sistemik. Tablet vagina mudah melemah dan meleleh pada suhu tubuh, dapat melarut
dan digunakan sebagai obat luar khusus untuk vagina.

1. Tablet Rektal

Tablet kempa yang mengandung zat aktif yang digunakan secara rektal (dubur) yang tujuannya
untuk kerja lokal atau sistemik.

1. Komponen Tablet

Komponen atau formulasi tablet kempa terdiri dari zat aktif bahan pengisi, bahan pengikat,
desintegran, dan lubrikan, dapat juga mengandung bahan pewarna, yang diabsorpsikan pada
alumunium hidroksida yang tidak larut yang di izinkan pada pengaroma dan bahan pemanis.

1. 1. Zat aktif
Secara luas obat atau bahan aktif yang diberikan secara oral dalam bentuk tablet dikelompokkan
menjadi :

1. Zat Aktif Tidak Larut Air (Insoluble Drugs)

Zat ini cenderung digunakan untuk memberikan efek lokal pada saluran pencernaan (seperti
antasida dan adsorben).

1. Zat Aktif Larut Air (Suluble Drugs)

Zat ini cenderung digunakan untuk memberikan efek sistemik dengan terdisolusi dan terabsorpsi
pada usus.

1. 2. Eksipien atau bahan tambahan.

Eksipien adalah zat yang bersifat inert secara farmakologi yang digunakan sebagai zat pembantu
dalam formulasi tablet untuk memperbaiki sifat zat aktif, membentuk tablet dan mempermudah
teknologi pembuatan tablet. Eksipien harus memiliki kriteria sebagai berikut :

1. Bahan pengisi (diluent)

Berfungsi untuk memperbesar volume massa agar mudah di cetak atau di buat. Bahan pengisi di
tambahkan jika zat aktif sedikit sulit dikempa biasanya digunakan Saccharum lactis, Amylum
manihot, calcii phospas, calcii carbonas dan zat lain yang cocok.

1. Bahan pengikat (binder)

Dimaksudkan agar tablet tidak pecah atau retak, dapat merekat.Biasanya yang digunakan adalah
mucilago Gummi Arabici 10 -20 % (panas solutio Mythylcellulosum 5%).

1. Bahan penghancur/pengembang(disintegrant)

Dimaksudkan agar tablet dapat hancur dalam perut.Biasanya yang digunakan adalah amilum
manihot kering, gelatinum, agar agar, natrium alginat.

1. Bahan pelicin (lubrikan/lubricant)

berfungsi mengurangi gesekan selama proses pengempaan tablet dan juga berguna untuk
mencegah massa tablet melekat pada cetakan(matrys). Biasanya digunakan talkum 5
%,Magnesium stearas,Acidum Stearicum.

1. Perbaikan Aliran atau Glidan


Bahan yang dapat meningkatkan kemampuan, mengalir serbuk, umumnya di gunakan dalam
kempa langsung tanpa proses granulasi. misal: silika pirogenik koloidal.

1. Bahan Penyalut

Untuk maksud dan tujuan tertentu tablet disalut dengan zat penyalut yang cocok,biasanya
berwarna atau tidak.

1. 3. Adjuvant

Adjuvant adalah zat tambahan dalam formula sediaan obat yang ditambahkan dalam jumlah kecil
untuk maksud pemberian warna, penawar bau, dan rasa.Contohnya :

1. Bahan pewarna (coloris agent)

Berfungsi untuk menutupi warna obat yang kurang baik, identifikasi produk, dan untuk membuat
suatu produk lebih menarik.

Tabel Jenis pewarna (sintetik yang biasa digunakan)

Pewarna Nama umum


Red 3 Erytrosine
Red 40 Allura red AC
Yellow 5 Tartrazine
Yellow 6 Sunset Yellow
Blue 1 Brilliant Blue

1. Pemanis dan pemberi rasa (Sweetners dan Flavor)

Penambahan pemanis dan pemberi rasa biasanya hanya untuk tablet-tablet kunyah, hisap, buccal,
sublingual, effervesen dan tablet lain yang dimaksudkan untuk hancur atau larut di mulut.

Tabel beberapa pemanis yang biasa digunakan

Pemanis Alami Pemanis Sintetis atau Buatan


Mannitol Sakarin
Lactosa Siklamat
Sukrosa Aspartame
Dektrosa
1. Cara Pembuatan Obat yang Baik ( CPOB )

Cara Pembuatan Tablet

Bahan obat dan zat-zat tambahan umumnya berupa serbuk yang tidak dapat langsung dicampur
dan dicetak menjadi tablet karena akan langsung hancur dan tablet menjadi mudah
pecah.Campuran serbuk itu harus di ubah menjadi granul,yaitu kumpulan serbuk dengan
volumelebih besar yang saling melekat satu samma lain. Cara merubah serbuk menjadi
granuldisebutgranulasi.Tujuan granulasi adalah:

1. Supaya sifat alirannya baik (free-flowing). Granul dengan volume tertentu dapat mengalir
teratur dalam jumlah angkasama kedalam mesin cetak tablet.
2. Ruang udara dalam bentuk granul jumlahnya lebih kecil jika di bandingkan dengan
bentuk serbuk jika di ukurdalam voume yang sama. Makin banyak udaranya, tablet
makin mudah pecah.
3. Agar pada saat di cetak tidak mudah melekat pada steampel (punch) dan mudah lepas
dari matriks (die).

Salah satu syarat bahan pembantu yang digunakan untuk pembuatan tablet adalah harus netral,
tidak berbau,tidak berasa dan lebih baik tidak berwarna. Bahan-bahan tambahan yang digunakan
pada pembuatan tablet dapat dikelompokkan sesuai dengan fungsinya yaitu sebagai:

1. bahan pengisi,
2. bahan pengikat,
3. bahan pelincir (termasuk bahan pengatur aliran,bahan pelican dan bahan pemisah
bentuk),
4. bahan penghancur,
5. bahan penahan lembab, bahan peng adsorpsi dan bahan penghambat kelarutan.

Terdapat 3 metode dalam pembuatan tablet kompresi yaitu : metode granulasi basah, metode
granulasi kering, dan metode cetak langsung.

1. a. Metode Granulasi Basah

Metode granulasi basah ini merupakan salah satu metode yang paling sering digunakan dalam
memproduksi tablet kompresi. Langkah-langkah yang diperlukan dalam pembuatan tablet
dengan metode granulasi basah ini dapat dibagi sebagai berikut, yaitu menimbang dan
mencampur bahan-bahan yang diperlukan dalam formulasi, pembuatan granulasi basah,
pengayakan adonan lembab menjadi pelet atau granul, kemudian dilakukan pengeringan,
pengayakan kering, pencampuran bahan pelicin, dan pembuatan tablet dengan kompresi.
Keuntungan metode granulasi basah:

1. Meningkatkan kohesifitas dan kompaktibilitas serbuk sehingga diharapkan tablet yang


dibuat dengan mengempa sejumlah granul pada tekanan kompresi tertentu akan
menghasilkan bentuk tablet yang bagus, keras, dan tidak rapuh.
2. Mencegah segregasi komponen penyusun tablet yang telah homogen sebelum proses
pencampuran.
3. Zat-zat yang bersifat hidrofob, dapat memperbaiki kecepatan pelarutan zat aktif dengan
perantara cairan pelarut yang cocok dengan bahan pengikat.

Kekurangan metode granulasi basah:

1. Banyak tahap dalam proses produksi yang harus divalidas.


2. Biaya cukup tinggi.
3. Zat aktif yang sensitif terhadap lembab dan panas tidak dapat dikerjakan dengan cara ini.
Untuk zat termolabil dilakukan dengan pelarut.

1. b. Metode Granulasi Kering (Slugging)

Metode ini telah digunakan bertahun-tahun dan merupakan bentuk yang berharga terutama pada
keadaan dimana dosis efektif terlalu tinggi untuk kempa langsung dan bahan-bahan yang
digunakan peka terhadap pemanasan, kelembaban atau keduanya.Metode ini khususnya untuk
bahan-bahan yang tidak dapat diolah dengan metode granulasi basah, karena kepekaannya
terhadap uap air atau karena untuk mengeringnyadiperlukan temperatur yang dinaikkan. Tahap
pembuatan ini yaitu partikel zat aktif dan eksipien dengan mengempa campuran bahan kering
menjadi massa padat yang selanjutnya dipecah lagi untuk menghasilkan partikel yang berukuran
lebih besar dari serbuk semula (granul). Prinsip dari metode ini adalah membuat granul secara
mekanis, tanpa bantuan bahan pengikat dan pelarut, ikatannya didapat melalui gaya.

Keuntungan cara granulasi kering adalah:

1. Peralatan lebih sedikit karena tidak menggunakan larutan pengikat, mesin pengaduk berat
dan pengeringan yang memakan waktu
2. Baik untuk zat aktif yang sensitif terhadap panas dan lembab
3. Mempercepat waktu hancur karena tidak terikat oleh pengikat

Kekurangan cara granulasi kering adalah:


1. Memerlukan mesin tablet khusus untuk membuat slug
2. Tidak dapat mendistribusikan zat warna seragam
3. Proses banyak menghasilkan debu sehingga memungkinkan terjadinya kontaminasi
silang

1. c. Metode Cetak Langsung

Metode ini digunakan untuk bahan yang mempunyai sifat mudah mengalir sebagaimanasifat-
sifat kohesinya yang memungkinkan untuk langsung dikompresi dalam tablet tanpa memerlukan
granulasi basah atau kering. Keuntungan utama dari metode ini adalah bahwa bahan obat yang
peka terhadap lembab dan panas, yang stabilitasnya terganggu akibat operasi granulasi, dapat
dibuat menjadi tablet. Akan tetapi dengan meningkatnya tuntutan akan kualitas tablet, maka
metode ini tidak diutamakan.

Keuntungan metode kempa langsung yaitu :

1. Lebih ekonomis karena validasi proses lebih sedikit


2. Lebih singkat prosesnya.
3. Dapat digunakan untuk zat aktif yang tidak tahan panas dan tidak tahan lembab
4. Waktu hancur dan disolusinya lebih baik karena tidak melewati proses granul, tetapi
langsung menjadi partikel. tablet kempa langsung berisi partikel halus, sehingga tidak
melalui proses dari granul ke partikel halus terlebih dahulu.

Kerugian metode kempa langsung :

1. Perbedaan ukuran partikel dan kerapatan bulk antara zat aktif dengan pengisi dapat
menimbulkan stratifikasi di antara granul yang selanjutnya dapat menyebabkan kurang
seragamnya kandungan zat aktif di dalam tablet.
2. Zat aktif dengan dosis yang besar tidak mudah untuk dikempa langsung karena itu
biasanya digunakan 30% dari formula agar memudahkan proses pengempaan sehingga
pengisi yang dibutuhkanpun makin banyak dan mahal. Dalam beberapa kondisi pengisi
dapat berinteraksi dengan obat seperti senyawa amin dan laktosa spray dried dan
menghasilkan warna kuning. Pada kempa langsung mungkin terjadi aliran statik yang
terjadi selama pencampuran dan pemeriksaan rutin sehingga keseragaman zat aktif dalam
granul terganggu.
3. Sulit dalam pemilihan eksipien karena eksipien yang digunakan harus bersifat; mudah
mengalir; kompresibilitas yang baik; kohesifitas dan adhesifitas yang baik.

V. Macam Macam Kerusakan Pada Pembuatan Tablet


1. Binding adalah kerusakan tablet akibat massa yang akan di cetak melekat pada dinding
ruang cetakan.Ini terjadi ketika pelepasan dari tablet sulit dan sering diikuti bunyi
rebut/menderik yang karakteristik, tepi tablet tergores atau kasar.
2. Sticking/picking ialah perlekatan yang terjadi pada punch atas dan bawah
akibatpermukaan punch tidak licin.Sticking adalah keadaan granul menempel pada
dinding die. Penyebabanya yaitu punch kurang bersih.
3. Whiskering ialah percetakan tidak pas dengan ruangan cetakan terjadi pelelehan zat aktif
saat pencetakan pada tekanan tinggi.
4. Splitting/capping ialah lepasnya lapisan tipis dari permukaan tablet terutama pada
bagian tengah.Capping adalah keadaan yang menggambarkan bagian atas atau bawah
tablet terpisah sebagian atau seluruhnya.
5. Motling adalah terjadinya warna yang tidak merata pada permukaan tablet, disebabkan
perbedaan obat atau hasil uraianya dengan bahan tambahan, juga karena terjadinya
migrasi obat selama pengeringan atau adanya bahan tambahan berupa larutan berwarna
yang tidak terbagi merata.
6. Crumbling ialah tambet menjadi retak dan rapuh. Disebabkan kurangnya tekananpada
pencetakan tablet dan zat pengikatnya kurang.

1. Syarat-Syarat Tablet
2. 1. Kekerasan

Sebuah tablet yang baik adalah tablet yang cukup keras untuk dipegang sampai digunakan.
Dalam bentuk lain tablet tidak boleh terlalu keras karena akan gagal dalam penghancuran atau
gagal dalam larut dengan mudah.Kekerasan tablet merupakan parameter yang menggambarkan
ketahanan tablet dalam melawan tekanan mekanik seperti guncangan dan terjadinya keretakan
tablet selama pengemasan, transportasi dan pemakaian. Kekerasan tablet biasanya antara 4 8
kg.

1. 2. Keseragaman Bahan Aktif

Farmakope Amerika dan Formularium Nasional menetapkan batasan dalam potensi tablet.

1. 3. Keseragaman tablet

Tablet ditentukan berdasarkan banyaknya penyimpangan bobot pada tiap tablet terhadapbobot
rata-rata dari semua tablet sesuai syarat yang ditentukan dalam Farmakope Indonesia.Tablet
tidak bersalut harus memenuhi syarat keseragaman bobot yang ditetapkan dengan menimbang 20
tablet satu persatu dan dihitung bobot rata-rata tablet.

1. 4. Proses Penghancuran
Jika tablet diharapkan efektif dalam pengobatan maka jelas tablet tersebut harus larut atau hancur
dengan cepat.

1. 5. Keregasan Tablet (Friability)

Friability adalah persen bobot yang hilang setelah diguncang.penentuan keregasan tablet
dilakukan terutama pada waktu tablet dilapisi (coating) alat yang digunakan disebut Friability
Tester.

1. Pengemasan

Persyaratan ubtuk sediaan tablet :

1. Dapat melindungi tablet dari udara


2. Terlindung dari cahaya
3. Dapat melindungi dari kerusakan yang diakibatkan oleh benda asing dari luar kemasan
4. Didesain bahannya tidak akan keluar sebelum dibuka
5. Disertai dengan bentuk dan ukuran yang dapat diterima dengan mudah oleh pasien agar
mudah membuka dan menggunakannya.
6. Pasien dapat mengetahui dengan benar sediaannya dan pemberian label pada kemasan
harus jelas, seperti bentuk sediaan karakteristik khusus dari bentuk sediaan harus
disebutkan dalam label, contohnya sediaan lepas lambat.
7. Tertera dalam etiket kandungan dosis yang terdapat dalam tablet, tempat penyimpanan,
nama tablet/ nama zat berkhasiat, jumlah zat dan tanggal kadaluarsa tablet.

1. Implants/ implan

Implan atau pelet adalah sediaan dengan massa padat steril berukuran kecil berisi obat dengan
kemurnian tinggi, dibuat dengan cara pengempaan dan percetakan.

Setelah dokter mematikan rasa di kulit dengan menggunakan anastetik, kemudian alat seperti
jarum (trocar) digunakan untuk menempatkan implant di bawah kulit pada lengan bagian
atas.Implan biasanya mengandung hormon seperti testosteron atau ekstradil yang di kemas dalam
vialatau lembaran kertas timah steril.Pemasangan implan tidak memerlukan jahitan pada kulit.
Secara perlahan, implan akan melepaskan progestin ke dalam aliran darah. Implan efektif
digunakan selama 3 tahun.

You might also like