You are on page 1of 21

LAPORAN PRAKTIKUM ANORGANIK

ANALISIS SIFAT KOLIGATIF PADA LARUTAN NaCl DALAM BERBAGAI


KONSENTRASI DAN PADA MINUMAN ISOTONIK

Tanggal Praktikum: 14 November 2017


Tanggal Laporan: 05 Desember 2017
Disusun oleh:
Septiani Adita Putri (1157040057)
Nunung Siti Nurjanah (1157040043)
Ramadhanti Imani Rachmi (1157040046)
Ujang Syarif Hidayat (1157040063)
Yuli Sarimarinda (1157040070)

JURUSAN KIMIA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG
2017
Percobaan ke-12 Selasa, 14 November 2017

ANALISIS SIFAT KOLIGATIF PADA LARUTAN NaCl DALAM BERBAGAI


KONSENTRASI DAN PADA MINUMAN ISOTONIK

I. Tujuan
1. Menentukan massa jenis larutan NaCl dalam berbagai konsentrasi dan larutan isotonik
2. Menentukan Tf percobaan larutan NaCl dalam berbagai konsentrasi dan larutan isotonik
3. Menentukan massa larutan dan massa pelarut untuk larutan NaCl dalam berbagai
konsentrasi
4. Menentukan molalitas larutan NaCl dalam berbagai konsentrasi
5. Menentukan Tf teoritis NaCl dalam berbagai konsentrasi
6. Menentukan nilai H pada Tf teoritis larutan NaCl dalam berbagai konsentrasi
7. Menentukan nilai X pada Tf teoritis larutan NaCl dalam berbagai konsentrasi
8. Menentukan H pada Tf percobaan larutan NaCl dalam berbagai konsentrasi
9. Menentukan nilai X pada Tf percobaan larutan NaCl dalam berbagai konsentrasi
10. Menentukan nilai ln v terhadap Tf teoritis larutan NaCl dalam berbagai konsentrasi
11. Menentukan nilai ln v terhadap Tf percobaan larutan NaCl dalam berbagai konsentrasi
12. Menentukan tekanan osmotik larutan isotonik
13. Menentukan tekanan osmotik larutan NaCl dalam berbagai konsentrasi
14. Menentukan nilai H pada Tf percobaan dengan faktor koreksi larutan NaCl dalam
berbagai konsentrasi
15. Menentukan nilai H pada Tf teoritis dengan faktor koreksi larutan NaCl dalam
berbagai konsentrasi
16. Menentukan nilai ln v terhadap Tf percobaan dengan faktor koreksi larutan NaCl
dalam berbagai konsentrasi
17. Menentukan nilai In v terhadap Tf teoritis dengan faktor koreksi larutan NaCl dalam
berbagai konsentrasi
18. Menentukan grafik hubungan antara waktu terhadap suhu dari larutan NaCl dalam
berbagai konsentrasi dan larutan isotonik
19. Menentukan grafik hubungan antara H terhadap Tf teoritis dan Tf percobaan dari
sebelum dengan faktor koreksi dan sesudah faktor koreksi
20. Menentukan grafik hubungan antara v dengan Tf teoritis dan Tf percobaan terhadap
ln v
21. Menentukan grafik hubungan v (dengan faktor koreksi) terhadap Tf teoritis dan Tf
percobaan
22. Menentukan grafik hubungan tekanan osmotik terhadap konsentrasi (M)
II. Dasar Teori
Beberapa sifat penting larutan bergantung pada banyaknya zat terlarut dalam
larutan dan tidak bergantung pada jenis partikel zat terlarut. Sifat-sifat ini disebut sifat
koligatif sebab sifat-sifat tersebut memiliki sumber yang sama, dengan kata lain, semua
sifat tersebut bergantung pada banyaknya partikel zat yang ada, apakah partikel-partikel
tersebut atom, ion atau molekul. Yang disebut sebagai sifat koligatif larutan ialah
penurunan titik uap, kenaikan titik didih, penurunan titik beku, dan tekanan osmotik. Dalam
pembahasan mengenai sifat koligatif larutan non-elektrolit, perlu diingat bahwa yang
dibahas adalah larutan yang relatif encer, yang berarti larutannya memiliki konsentrasi
0,2 M (Chang, 2004).

Terdapat empat sifat yang berhubungan dengan larutan encer, atau kirakira larutan
yang lebih pekat, yang tergantung pada jumlah partikel terlarut yang ada. Jadi sifat-sifat
tersebut ialah penurunan tekanan uap, peningkatan titik didih, penurunan titik beku, dan
tekanan osmotik yang semua itu dinamakan sifat koligatif larutan. Kegunaan praktis sifat-
sifat koligatif banyak dan beragam, juga penelitian sifat-sifat koligatif memainkan peranan
penting dalam metode penetapan bobot molekul dan pengembangan teori larutan (Petrucci,
1985)

Hukum Rovalt merupakan dasar bagi empat sifat larutan encer yang disebut sifat
koligatif (dan bahasa latin colligare mengumpul bersama) sebab sifat-sifat itu
bergantung pada efek kolektif jumlah partikel zat terlarut, bukan pada sifat partikel yang
terlibat, keempat sifat itu ialah: penurunan tekanan uap larutan relatif terhadap tekanan uap
murni, peningkatan titik didih, penurunan titik beku dan gejala tekanan osmostik
(Oxtoby,dkk, 2001).

1. Penurunan tekanan uap (DP)


Apabila suatu zat cair (sebenarnya juga untuk zat padat) di masukkan ke dalam
suatu ruangan tertutup maka zat itu akan menguap sampai ruanagan itu jenuh. Pada
keadaan jenuh itu terdapat kesetimbangan dinamis antara zat cair dengan uap jenuhnya.
Tekanan yang ditimbulkan oleh uap jenuh itu disebut tekanan uap jenuh. Besarnya
tekanan uap jenuh bergantung pada jenis zat dan suhu zat yang memiliki zat tarik
menarik antara partikel relatif kecil, contohnya garam, gula, glukol, gliserol, sebaliknya
zat yang memiiki gaya tarik menarik antara partikel relatif besar, zat seperti itu
dikatakan mudah menguap, contohnya etanol dan eter. Tekanan uap jenuh suatu zat
akan bertambah jika suhu dinaikkan. Apabila dalam suatu pelarut, larutan zat yang tidak
mudah menguap, ternyata tekanan uap jenuh larutan menjadi lebih rendah dari pada
tekanan uap jenuh pelarut murni. Jika tekanan uap jenuh pelarut murni dinyatakan
dengan Po dan tekanan uap jenuh larutan dengan P, DP = Po P. Karena X1 = 1
X2 untuk kelarutan yang terdiri atas dua komponen, maka hukum Rault dapat ditulis
sebagai: DP1 = P1 P1o = X1 P1o P1o = X2P1. Jadi perubahan tekanan uap pelarut
berbanding lurus dengan fraksi mol zat terlarut tanda negatif menyirahkan penurunan
tekanan uap.Tekanan uap selalu lebih rendah diatas larutan encer di bandingkan diatas
pelarut murninya. (Sumardjo, 2009)

2. Kenaikan Titik Didih.


Titik didih suatu cairan ialah suhu pada saat tekanan uap jenuh cairan itu sama
dengan tekanan luar (tekanan yang dikenakan pada permukaan cairan). Apabila tekanan
uap sama dengan tekanan luar, maka gelembung menuju fase gas. Oleh karena itu, titik
didih suatu cairan bergantung pada tekanan luar. (Tim Dosen Kimia UNHAS, 2008).
Selisih antara titik didih larutan dan titik didih pelarut murni dinyatakan sebagai
kenaikan titik didih (Tb) yang dinyatakan oleh larutan tersebut. Menurut Raoult,
besarnya Tb sebanding dengan konsentrasi molal dan tidak tergantung pada jenis zat
terlarut. (Sumardjo, 2009)

3. Penurunan Titik Beku

Adapun titik beku dari suatu cairan atau suatu larutan adalah suhu pada saat
tekanan uap cairan (larutan)itu sama dengan tekanan uap pelarut padat murni. Akibat
lain dan turunnya tekanan uap larutan adalah penurunan titik beku ; titik beku normal
air dalam 0oC. Jika air murni didinginkan pada 0oC maka air tersebut akan membeku
dan tekanan uap permukaannya sebesar 1 atm, tetapi bila dilarutkan zat terlarut yang
sukar menguap seperti gula, maka pada suhu 0oC ternyata larutan belum membeku dan
tekanan uap permukaannya lebih kecil dari 1 atm. Supaya larutan membeku, tekanan
uap permukaannya harus mencapai 1 atm. Hal ini dapat dicapai bila suhu larutan di
turunkan. Setelah tekanan uap mencapai 1 atm, larutan akan membeku. Besarnya titik
beku larutan ini lebih rendah dari 0oC atau lebih rendah dari titik beku turunnya titik
beku larutan dan titik beku pelarutnya disebut penurunan titik beku ( DTf ). Besarnya
DTf larutan juga bergantung pada jumlah partikel terlarut. Menurut Raoult untuk
larutan yang sangat encer berlaku : DTf = Kf .m Atau DTf = Kf x x.
Ket : M = Berat molekul zat terlarut (gr/mol) , P = Massa zat pelarut (gr), Kf = Tetapan
penurunan titik beku molal. Seperti pada Kb, harga Kf juga bergantung pada jenis
pelarut (Echen, 2005).

4. Tekanan Osmosis Larutan


Proses berpindahnya air (molekul) dari bagian yang lebih encer ke bagian yag
lebih pekat melalui membran semipermeabel disebut osmosis. Osmosis dapat
dihentikan apabila pada permukaan larutan diberi tekanan. Tekanan yang diberikan ini
disebut tekanan osmotik. Besarnya tekanan osmotik larutan, telah diselidiki oleh Vanit
Hoff, yang dinyatakan dengan rumus: (e-dukasi.net, 2010)

Sifat koligatif larutan dibedakan antara dua bagian, yaitu sifat koligatif nonelektrolit
dan elektrolit. Bila konsetrasi zat terlarut sama, sifat koligatif larutan elektrolit mempunyai
harga lebih besar dari pada sifat koligatif nonelektrolit. Larutan elektrolit memberi sifat
koligatif yang lebih besar dari pada sifat larutan nonelektrolit yang konsentrasinya sama.
Perbandingan antara harga sifat koligatif larutan yang diharapkan suatu larutan
nonelektrolit pada konsentrasi yang sama disebut faktor Vann hoffdan dinyatakan dengan
lambang harga i (Tim Dosen Kimia Dasar UNHAS : 2004).

a. Larutan elektrolit
Larutan yang dapat menghantarkan arus listrik disebut larutan elektrolit, larutan
elektrolit dalam air terdisosiasi kedalam partikelpartikel yang bermuatan listrik positif
dan negatifyang disebut ion (ion positif dan ion negatif) jumlah muatan ion positif akan
sama dengan jumlah muatan ion negatif, sehingga muatan ionion dalam larutan netral.
Ionion inilah yang bertugas menghantarkan arus listrik.
b. Larutan nonelektrolit
Larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik disebut larutan
nonelektrolit.Karena dalam larutan tersebut tidak mengandung ion, sehingga tidak
dapat menghantarkan arus listrik pada larutan nonelektrolit molekulmolekulnya tidak
terionisasi dalam larutan sehingga tidak ada ion yang bermuatan yang dapat
menghantarkan arus listrik. Yang menjadi ukuran langsung dari keadaan
(kemampuannya) untuk mengion adalah derajat ionisasi. Derajat ionisasi ini dinyatakan
sebagai: Untuk larutan elektrolit kuat, harga derajat ionisasinya mendekati 1, sedangkan
untuk elektrolit lemah, harganya berada di antara 0 dan 1 (0 < < 1). Atas dasar
kemampuan ini, maka larutan elektrolit mempunyai perkembangan di dalam
perumusan sifat koligatifnya. (Ratna,dkk, 2009)

Pada larutan elektrolit kuat ditambahkan factor Vant Hoff untuk setiap kenaikan
titik didih, penurunan titik beku, kenaikan tekanan uap, dan tekanan osmotik larutan
elektrolit yang disimbolka dengan . (Ratna,dkk, 2009)

Pada sifat koligatif larutan juga terdapat satua konsentrasi larutan yang digunakan
dalam menentukansifat koligatif larutan, yaitu fraksi mol (x) dan kemolalan atau molalitas
(m).

1. Fraksi Mol
Komposisi zat-zat dalam larutan dapat dinyataka dalam satuan fraksi mol (x).
Fraksi mol zat A (xA) menyatakan perbandinga jumlah mol zat A terhadap jumlah
moltotal zat-zat yang terdapat dalam larutan. Jumlah fraksi mol semua komponen
sama dengan satu
2. Kemolalan
Kemolalan (m) didefinisikan sebagai jumlah mol zat terlarut dalam satu
kilogram pelarut. (Sunarya, dkk, 2007)

III. Alat dan Bahan


a. Alat
No Nama Alat Ukuran Jumlah
1. Gelas Ukur 100 mL 1 buah
2. Tabung Reaksi kecil 7 buah
3. Jarum Suntik - 7 buah
4. Botol Semprot - 1 buah
5. Gelas Kimia 100 mL 1 buah
6. Spuit - 7 buah
7. Termometer - 1 buah
8. Piknometer 25 mL 1 buah
9. Batang Pengaduk - 1 buah
10. Erlenmeyer 250 mL 1 buah
11. Penangas Air - 1 buah
b. Bahan
No Nama Bahan Jumlah
1. NaCl Padatan 126 gram
2. Minuman Isotonik 150 mL
3. Aquades secukupnya
4. Kentang secukupnya

IV. Prosedur
a. Pembuatan Larutan
1) NaCl 3% (b/b)
NaCl sebanyak 3 gram ditimbang menggunakan neraca analitik kemudian
dimasukkan ke gelas kimia 250 mL lalu dilarutkan dengan aquades sebanyak
97 mL kemudian dihomogenkan.
2) NaCl 6% (b/b)
NaCl sebanyak 6 gram ditimbang menggunakan neraca analitik kemudian
dimasukkan ke gelas kimia 250 mL lalu dilarutkan dengan aquades sebanyak
94 mL kemudian dihomogenkan.
3) NaCl 9% (b/b)
NaCl sebanyak 9 gram ditimbang menggunakan neraca analitik kemudian
dimasukkan ke gelas kimia 250 mL lalu dilarutkan dengan aquades sebanyak
91 mL kemudian dihomogenkan.
4) NaCl 12% (b/b)
NaCl sebanyak 12 gram ditimbang menggunakan neraca analitik kemudian
dimasukkan ke gelas kimia 250 mL lalu dilarutkan dengan aquades sebanyak
88 mL kemudian dihomogenkan.
5) NaCl 15% (b/b)
NaCl sebanyak 15 gram ditimbang menggunakan neraca analitik kemudian
dimasukkan ke gelas kimia 250 mL lalu dilarutkan dengan aquades sebanyak
85 mL kemudian dihomogenkan.
6) NaCl 18% (b/b)
NaCl sebanyak 18 gram ditimbang menggunakan neraca analitik kemudian
dimasukkan ke gelas kimia 250 mL lalu dilarutkan dengan aquades sebanyak
82 mL kemudian dihomogenkan.

b. Fenomena Tekanan Osmosis


Disiapkan 7 buah jarum suntik dan spuit. Masing-masing spuit diisi dengan
larutan NaCl konsentrasi 3,6,9,12,15,18 % (b/b) serta larutan isotonik sebanyak
bagian spuit. Kemudian jarum suntik ditancapkan ke kentang yang sudah dibagi
menjadi 3 bagian sampai menembus bidang kedua dilakukan pada jarum suntik masing-
masing spuit yang berisi larutan NaCl dengan posisi tancapan yang berbeda. Lalu
disiapkan 7 buah tabung reaksi yang diisi aquades dengan masing-masing volume yang
sama. Masing-masing jarum suntik dimasukkan ke tabung reaksi berisi aquades dengan
volume rendaman = tinggi daging kentang dalam jarum. Setelah itu masing-masing
jarum direndam dan dibiarkan selama kurang dari 24 jam. Lalu dicatat perubahan
volume yang terjadi.
c. Penurunan Titik Beku
Larutan NaCl 3,6,9,12,15,18 % (b/b) serta larutan isotonik dibekukan dalam
freezer kemudian ditempatkan pada gelas kimia berbeda dan dimasukkan ke penangas
air panas suhu 30oC lalu diaduk dengan cara menggoyang-gpyangkan gelas kimia
dengan tangan dan dicatat suhu pada selang waktu 1 menit sampai padatan es mencair
seluruhnya.
d. Pengukuran Berat Jenis

Piknometer kosong ditimbang. Kemudian piknometer diisi aquades dan


ditimbang. Lalu piknometer diisi dengan larutan isotonik dan ditimbang. Setelah itu
dilakukan penimbangan larutan NaCl 3,6,9,12,15,18 % (b/b) dalam piknometer
menggunakan neraca analitik.

V. Hasil Pengamatan

Perlakuan Pengamatan
A. Pembuatan Larutan
1) 100 mL larutan NaCl 3% (b/b)
3 gram NaCl ditimbang menggunakan NaCl berupa padatan kristal putih
neraca analitik dan dimasukkan ke gelas
kimia 150 mL
Dilarutkan dengan aquades 97 mL , Larutan tidak berwarna
dihomogenkan
2) 100 mL larutan NaCl 6% (b/b)
6 gram NaCl ditimbang menggunakan NaCl berupa padatan kristal putih
neraca analitik dan dimasukkan ke gelas
kimia 150 mL
Dilarutkan dengan aquades 94 mL , Larutan tidak berwarna
dihomogenkan
3) 100 mL larutan NaCl 9% (b/b)
9 gram NaCl ditimbang menggunakan NaCl berupa padatan kristal putih
neraca analitik dan dimasukkan ke gelas
kimia 150 mL
Dilarutkan dengan aquades 91 mL , Larutan tidak berwarna
dihomogenkan
4) 100 mL larutan NaCl 12% (b/b)
12 gram NaCl ditimbang menggunakan NaCl berupa padatan kristal putih
neraca analitik dan dimasukkan ke gelas
kimia 150 mL
Dilarutkan dengan aquades 88 mL , Larutan tidak berwarna
dihomogenkan
5) 100 mL larutan NaCl 15% (b/b)
15 gram NaCl ditimbang menggunakan NaCl berupa padatan kristal putih
neraca analitik dan dimasukkan ke gelas
kimia 150 mL
Dilarutkan dengan aquades 85 mL , Larutan tidak berwarna
dihomogenkan
6) 100 mL larutan NaCl 18% (b/b)
18 gram NaCl ditimbang menggunakan NaCl berupa padatan kristal putih
neraca analitik dan dimasukkan ke gelas
kimia 150 mL
Dilarutkan dengan aquades 82 mL , Larutan tidak berwarna
dihomogenkan
B. Fenomena Tekanan Osmosis
Disiapkan 7 buah jarum suntik dan spuit Masing-masing jarum suntik
terpasang pada spuit
Masing-masing spuit diisi dengan larutan Masing-masing larutan dalam
NaCl konsentrasi 3,6,9,12,15 dan 18 % spuit dengan volume 1,5 mL
serta larutan isotonik sebanyak bagian
spuit
Jarum suntik ditancapkan ke kentang yang Kentang berupa padatan kuning
sudah dibagi 3 bagian sampai menembus dalam tiga bagian daging kentang
bidang kedua dilakukan pada jarum suntik tertinggal pada jarum
masing-masing spuit yang berisi larutan
NaCl dengan posisi tancapan yang berbeda
Disiapkan 7 buah tabung reaksi yang diisi Aquades dalam tabung reaksi
aquades dengan masing-masing volume
yang sama
Masing-masing jarum suntik dimasukkan Masing-masing jarum suntik pada
ke tabung reaksi yang berisi aquades tabung reaksi yang berisi aquades
dengan volume rendaman jarum sama
dengan tinggi daging kentang dalam jarum
Masing-masing jarum direndam dan Masing-masing jarum terendam
dibiarkan selama kurang dari 24 jam selama kurang dari 24 jam
Dicatat perubahan volume yang terjadi Perubahan volume spuit (Vakhir)
1. Isotonik = 1,5 mL
2. NaCl 3% = 2,3 mL
3. NaCl 6% = 1,6 mL
4. NaCl 9% = 2 mL
5. NaCl 12% = 1,5 mL
6. NaCl 15% = 1,5 mL
7. NaCl 18% = 1,6 mL
C. Penurunan Titik Beku
Larutan NaCl konsentrasi 3,6,9,12,15, dan Larutan sampl beku berupa
18 % (b/b) serta larutan isotonik dibekukan padatan putih bening
dalam freezer
Ditempatkan pada gelas kimia berbeda dan Es dalam gelas kimia pada
dimasukkan ke penangas air panas suhu penangas air
30oC
Diaduk dengan cara menggoyang- Data tercantum pada tabel hasil
goyangkan gelas kimia dengan tangan dan pengamatan
di catat suhu pada selang waktu 1 menit
sampai padatan es mencair seluruhnya
D. Pengukuran Berat Jenis
Piknometer kosong ditimbang Massa pikno kosong = 29,7141
gram
Piknometer diisi aquades dan ditimbang Massa pikno+aquades = 78,9948
gram
Piknometer diisi larutan isotonik dan Massa pikno + isotonik = 80,0940
ditimbang gram
Dilakukan penimbangan larutan NaCl Pengamatan penimbangan
3,6,9,12,15 dan 18% (b/b) dalam piknometer
piknometer menggunakan neraca analitik 1. Massa pikno + NaCl 3% =
46,6230 gram
2. Massa pikno + NaCl 6% =
47,1826 gram
3. Massa pikno + NaCl 9% =
47,7832 gram
4. Massa pikno + NaCl 12% =
48,4104 gram
5. Massa pikno + NaCl 15% =
48,9600 gram
6. Massa pikno + NaCl 18% =
49,5612 gram
7. Massa pikno kosong = 20,2127
8. Massa pikno + aquades =
46,0533

Tabel Hasil Pengamatan


1. Hasil Pengukuran Piknometer
No Piknometer Massa (gram)
1. Pikno kosong 29,7141
2. Pikno + aquades 78,9948
3. Pikno + isotonik 80,0940
4. Pikno kosong 20,2127
5. Pikno + aquades 46,0533
6. Pikno + NaCl 3% 46,6230
7. Pikno + NaCl 6% 47,1826
8. Pikno + NaCl 9% 47,7832
9. Pikno + NaCl 12% 48,4104
10. Pikno + NaCl 15% 48,9600
11. Pikno + NaCl 18% 49,5612

2. Penurunan Titik Beku


a. Isotonik
T awal = 5oC

Menit ke T (oC)
1 5
2 9
3 10
4 13
5 14
6 15
7 17
8 18
9 20
10 20
11 22
12 22
13 23
14 24
15 24
16 24
17 25
18 26

b. NaCl 3%
T awal = 2oC
Menit ke T (oC)
1 2
2 8
3 10
4 14
5 14
6 14
7 16
8 17
9 19
10 20
11 21
12 22
13 22
14 22
15 22
16 22
17 22
18 23
19 24
20 25
21 25

c. NaCl 6%
T awal = 0 oC
Menit ke T (oC)
1 0
2 6
3 7
4 10
5 10
6 12
7 14
8 14
9 15
10 17
11 17
12 17
13 17
14 19
15 20
16 21
17 22
18 23
19 24
20 26

d. NaCl 9%
T awal = 1 oC
Menit ke T (oC)
1 1
2 4
3 6
4 8
5 12
6 14
7 18
8 20
9 22
10 22
11 24
12 24
13 25
14 25
15 25
16 26

e. NaCl 12%
T awal = 1oC
Menit ke T (oC)
1 1
2 2
3 2
4 3
5 5
6 8
7 8
8 7
9 9
10 12
11 17
12 21
13 21
14 21
15 25
16 26

f. NaCl 15%
T awal = -2 oC
Menit ke T (oC)
1 2
2 9
3 12
4 15
5 17
6 19
7 21
8 21
9 22
10 23
11 24
12 25
13 27

g. NaCl 18%
T awal = 2 oC
Menit ke T (oC)
1 2
2 9
3 14
4 18
5 22
6 22
7 23
8 24
9 24
10 24
11 26

3. Tabel Pengamatan Osmosis


Larutan Vawal (mL) Vakhir(mL) Vpakai(mL)
Isotonik 1,5 1,5 0
NaCl 3% 1,5 2,3 0,8
NaCl 6% 1,5 1,6 0,1
NaCl 9% 1,5 2,1 0,6
NaCl 12% 1,5 1,5 0
NaCl 15% 1,5 1,6 0
NaCl 18% 1,5 1,6 0,1

4. Tabel Hubungan v dengan Tf teoritis


T (oC) ln v (oC m) v (oC m)
1,9295 0,9926 2,6982
3,8922 4,0049 54,8663
5,8794 9,0751 8735,0592
7,8860 16,2294 11177350,37
9,9480 25,5913 1,3006 x 1011
12,0230 37,1156 1,3155 x 1016

5. Tabel Hubungan v dengan Tf percobaan


T (oC) ln v (oC m) v (oC m)
-25 -12,8621 2,5945x10-6
-26 -26,7534 2,4052x10-12
-26 -40,1324 3,7215x10-18
-26 -53,5082 5,7767x10-24
-27 -69,4578 6,8369x10-31
-26 -80,2633 1,3870x10-35

6. Tabel Hubungan v (dengan faktor koreksi) terhadap Tf teoritis


T (oC) ln v (oC m) v (oC m)
1,9295 1,0076 2,7390
3,8922 4,0230 55,8685
5,8794 9,1035 8986,6911
7,8860 16,2592 11515448,04
9,9480 25,6201 1,3385x1011
12,0230 37,1494 1,3607x1016

7. Tabel Hubungan v (dengan faktor koreksi) terhadap Tf teoritis


T (oC) ln v (oC m) v (oC m)
-25 -12,8471 2,6337x10-6
-26 -26,7353 2,4491x10-12
-26 -40,1040 3,8287x10-18
-26 -53,4784 5,9515x10-24
-27 -69,4290 7,0367x10-31
-26 -80,2295 1,4347x10-35

VI. Pengolahan Data dan Persamaan Reaksi


A. Perhitungan
Terlampir
B. Grafik
1. Grafik Penurunan Titik Beku NaCl 3% (b/b) terhadapWaktu

NaCl 3% (b/b)
30

Suhu (oC) 20

10 y = 0.015x + 8.3857
R = 0.8425
0
0 500 1000 1500
t (s)

2. Grafik Penurunan Titik Beku NaCl 6% b/b terhadap Waktu

NaCl 6% (b/b)
30
25
Suhu (oC)

20
15
10 y = 0.0181x + 4.1421
5 R = 0.9424
0
0 500 1000 1500
t(s)

3. Grafik Penurunan Titik Beku NaCl 9% b/b terhadap Waktu

NaCl 9% (b/b)
35
30
25
Suhu (oC)

20
15 y = 0.0284x + 2.775
R = 0.9038
10
5
0
0 200 400 600 800 1000 1200
t(s)
4. Grafik Penurunan Titik Beku NaCl 12% b/b terhadap Waktu

NaCl 12% (b/b)


30
25
20
Suhu (oC)

15
10 y = 0.0298x - 3.45
R = 0.9463
5
0
-5 0 200 400 600 800 1000 1200
t(s)

5. Grafik Penurunan Titik Beku NaCl 15% b/b terhadap Waktu

NaCl 15% (b/b)


35
30
25
Suhu (oC)

20
15 y = 0.0288x + 6.1538
10 R = 0.8906
5
0
0 200 400 600 800 1000
t(s)

6. Grafik Penurunan Titik Beku NaCl 18% b/b terhadap Waktu

NaCl 18% (b/b)


35
30
25
Suhu (oC)

20
15 y = 0.0338x + 6.7455
10 R = 0.7891
5
0
0 200 400 600 800

t(s)
7. Grafik Penurunan Titik Beku Isotonik terhadap Waktu

Larutan isotonik
30

25

20
Suhu (oC)

15
y = 0.0186x + 7.7712
10 R = 0.9336
5

0
0 500 1000 1500
t(s)

8. Grafik Hubungan H terhadap Tf teoritis

Grafik H terhadap Tf Teoritis


14
12
10 y = 0.7864x - 0.1376
R = 0.9999
8
Tf

6
4
2
0
0 5 10 15 20
H

9. Grafik Hubungan H terhadap Tf percobaan

Grafik H terhadap Tf percobaan


-25
-35 -34.5 -34 -33.5 -25.2 -33
-25.4
y = 0.87x + 3.5186 -25.6
R = 0.6863
-25.8
Tf

-26
-26.2
-26.4
-26.6
-26.8
-27
H
10. Grafik Hubungan v dengan Tf teoritis terhadap ln v
Grafik Hubungan V dengan Tf teoritis
terhadap In V
40
30
In V 20
10
y = 2E-15x + 11.179
0 R = 0.588
2 1E+16
V

11. Grafik Hubungan v dengan Tf percobaan terhadap ln v

Grafik Hubungan V dengan Tf percobaan


terhadap In V
40

30
y = -7E+06x + 18.403
In V

20 R = 0.2649

10

0
0.0000E+00
5.0000E-07
1.0000E-06
1.5000E-06
2.0000E-06
2.5000E-06
3.0000E-06
V

12. Grafik Hubungan Tekanan Osmotik terhadap Konsentrasi (M)

Grafik Molaritas NaCl dengan

150
y = 49.26x - 4E-05
100 R = 1

50

0
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3
M
13. Grafik Hubungan H (dengan faktor koreksi) terhadap Tf teoritis

Grafik H (dengan faktor koreksi) terhadap


Tf teoritis
15

10 y = 0.7853x - 0.1477
Tf

R = 0.9999
5

0
0 5 10 15 20
H

14. Grafik Hubungan H (dengan faktor koreksi) terhadap Tf percobaan

Grafik H (dengan faktor koreksi) terhadap Tf


percobaan
-24.5
-35 -34.5 -34 -33.5 -25 -33
-25.5
Tf

y = 0.8644x + 3.3056 -26


R = 0.6759 -26.5
-27
-27.5
H

15. Grafik Hubungan v (dengan faktor koreksi) terhadap Tf teoritis

Grafik Hubungan V (dengan faktor koreksi)


14 terhadap Tf teoritis

12
10
8
Tf

6 y = 4E-16x + 5.907
R = 0.4372
4
2
0
2.7390 10000000000000000.0000
V
16. Grafik Hubungan v (dengan faktor koreksi) terhadap Tf percobaan

Grafik Hubungan V (dengan faktor koreksi) terhadap Tf percobaan


-25
0.0000E+00
-25.2 5.0000E-07 1.0000E-06 1.5000E-06 2.0000E-06 2.5000E-06 3.0000E-06
-25.4
-25.6
y = 455633x - 26.2
-25.8 R = 0.6
Tf

-26
-26.2
-26.4
-26.6
-26.8
-27
V

C. Persamaan Reaksi

Hidrolisis
2 NaCl (s) + 2 H2O (l) Na+(aq) + Cl-(aq)

Penurunan Titik Beku



NaCl (s) NaCl (aq)
-5o C
NaCl (aq) NaCl (s)
Minuman Isotonik
-5oC
K (aq) K+(s)
+


K+ (s) K+(aq)

-5oC
Na (aq) Na+(s)
+


Na+ (s) Na+(aq)
VII. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:
1. Massa jenis larutan NaCl 3,6,9,12,15,18 % dan larutan isotonik secara berturut-turut
yaitu 1,0186 g/mL ; 1,0402 g/mL ; 1,0634 g/mL ; 1,0876 g/mL ; 1,1088 g/mL ; 1,1320
g/mL dan 1,0189 g/mL.
2. Tf percobaan larutan NaCl 3,6,9,12,15,18 % dan larutan isotonik secara berturut-turut
yaitu --25oC , -26oC , -26oC , - 26oC , -27oC , -26oC, dan -26oC
3. Massa larutan NaCl 3,6,9,12,15,18 % secara berturut-turut yaitu 101,86 gram ; 104,02
gram ; 106,34 gram ; 108,76 gram ; 110,88 gram dan 130,20 gram sedangkan untuk
massa pelarut secara berturut-turut adalah 98,86 gram ; 98,02 gram ; 97,34 gram ; 96,76
gram ; 95,88 gram ; dan 95,20 gram.
4. Molalitas larutan NaCl 3,6,9,12,15,18 % secara berturut-turut yaitu 0,5187 molal ;
1,0463 molal ; 1,5808 molal ; 2,1199 molal ; 2,6742 molal ; dan 3,230 molal.
5. Tf larutan NaCl 3,6,9,12,15,18 % secara berturut-turut yaitu 1,9295 oC; 3,8922oC ;
5,8794oC ; 7,8860 oC ; 9,9480oC ; dan 12,0230oC.
6. Nilai H pada Tf teoritis larutan NaCl 3,6,9,12,15,18 % secara berturut-turut yaitu
2,5663 kj/mol ; 5,1329 kj/mol ; 7,6997 kj/mol ; 10,2661 kj/mol ; 12,8326 kj/mol ; dan
15,3993 kj/mol.
7. Nilai X terhadap Tf teoritis larutan NaCl 3,6,9,12,15,18 % secara berturut-turut yaitu
1,8726oC ; 3,6676oC ; 5,3818 oC ; 7,0159oC ; 8,6022 oC ; dan 10,1111 oC
8. Nilai H pada Tf percobaan larutan NaCl 3,6,9,12,15,18 % secara berturut-turut yaitu
-33,2517 kj/mol ; -34,2879 kj/mol ; -34,0501 kj/mol ; -33,8472 kj/mol ; -34,8294 kj/mol
; -33,3015 kj/mol.
9. Nilai X terhadap Tf percobaan larutan NaCl 3,6,9,12,15,18 % secara berturut-turut
yaitu -24,2637 oC ; -24,5003 oC ; -23,7995 oC ; -23,1313oC ; -23,3474 oC ; dan -21,8657
o
C.
10. Nilai ln v pada Tf teoritis larutan NaCl 3,6,9,12,15,18 % secara berturut-turut yaitu
0,9926 ; 4,0049 ; 9,0751 ; 16,2294 ; 25,5913 ; dan 37,1156 dengan semua satuan oC m
11. Nilai ln v pada Tf percobaan larutan NaCl 3,6,9,12,15,18 % secara berturut-turut
yaitu -12,8621 ; -26,7534 ; -40,1324 ; -53,5082 ; -69,4578 ; dan -80,2633 dengan semua
satuan oC m.
12. Tekanan osmotik untuk larutan isotonik yang mengandung Na+ dan K+ adalah 0,5517
atm.
13. Tekanan osmotik larutan NaCl 3,6,9,12,15,18 % secara berturut-turut yaitu 25,2605
atm ; 50,5210 atm ; 75,7815 atm ; 101,0421 atm ; 126,3075 atm; dan 151,5680 atm.
14. Nilai H pada Tf percobaan dengan faktor koreksi larutan NaCl 3,6,9,12,15,18 %
secara berturut-turut yaitu -33,2367 kj/mol ; -34,3698 kj/mol ; -34,0217 kj/mol ; -
34,0217 kj/mol ; -33,8174 kj/mol ; -34,8006 kj/mol ; dan -33,2677 kj/mol.
15. Nilai H pada Tf teoritis dengan faktor koreksi larutan NaCl 3,6,9,12,15,18 % secara
berturut-turut yaitu 2,5813 kj/mol ; 5,1510 kj/mol ; 7,7281 kj/mol ; 10,2959 kj/mol ;
12,8614 kj/mol ; dan 15,4331 kj/mol.
16. Nilai ln v pada Tf percobaan dengan faktor koreksi larutan NaCl 3,6,9,12,15,18 %
secara berturut-turut yaitu -12,8471 ; -26,7353 ; -40,1040 ; -53,4784 ; -69,4290 ; dan -
80,2295 dengan semua satuan oC m.
17. Nilai ln v pada Tf teoritis dengan faktor koreksi larutan NaCl 3,6,9,12,15,18 %
secara berturut-turut yaitu 1,0076 ; 4,0230 ; 9,1035 ; 16,2592 ; 25,6201 ; dan 37,1494
dengan semua satuan oC m
18. Hasil grafik hubungan antara waktu terhadap suhu untuk larutan NaCl didapat
persamaan garis yaitu :
NaCl 3% : y = 0,015x + 8,3857
NaCl 6% : y = 0,0181x + 4,1421
NaCl 9% : y = 0,0284x + 2,775
NaCl 12% : y = 0,0298x 3,45
NaCl 15% : y = 0,0298x + 6,1538
NaCl 18% : y = 0,0338x + 6,7455
Isotonik : y = 0,0186x + 2,775
19. Hasil dari grafik hubungan antara H terhadap Tf didapatkan persamaan garis yaitu
H terhadap Tf teoritis : y = 0,7864x 0,1376
H terhadap Tf percobaan : y = 0,87x + 3,5186
H terhadap Tf teoritis dengan faktor koreksi : y = 0,7853x 0,1477
H terhadap Tf percobaan dengan faktor koreksi : y = 0,8644x 0,1477
20. Hasil dari grafik hubungan antara v dengan Tf terhadap ln v didapatkan persamaan
garis yaitu
v dengan Tf teoritis terhadap ln v : y = 2x10-5x + 11,179
v dengan Tf percobaan terhadap ln v : y = -7x10-6x + 18,403
21. Hasil dari grafik hubungan v (dengan faktor koreksi) terhadap Tf teoritis dan Tf
percobaan didapatkan persamaan garis yaitu
v (dengan faktor koreksi) terhadap Tf teoritis : y = 4x10-16 x + 5,907
v (dengan faktor koreksi) terhadap Tf percobaan : y = 455633x 26,2
22. Hasil dari grafik hubungan tekanan osmotik terhadap konsentrasi didapatkan
persamaan garis yaitu y = 49,26 x 4x10-5

VIII. Daftar Pustaka


Chang, Raymond.2004.Kimia Dasar.Jakarta:Penerbit Erlangga
Eshen, Yasid.2005.Kimia Dasar.Jakarta:Bumi Angkasa
Dirjen POM.1979.Farmakope Indonesia Edisi III. Jakarta:DepKes
Oxtoby, dkk.2001.Prinsip prinsip Kimia Modern.Jakarta:Erlangga
Petrucci, Ralp Suminar.1985.Kimia Dasar.Jakarta:Erlangga
Ratna, Aliah.2011. Sifat Koligatif Larutan.
www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-smk/kelas_x/sifat-koligatif-larutan
Diaskes pada hari Senin, 4 Desember 2017
Sumardjo, Damin.2009. Pengantar Kimia.Jakarta:Penerbit Buku Kedokteran EGC
Sunarya, Ikhsanuddin, Masrun.2007.Sifat Koligatif Larutan.Jakarta:Penerbit Erlangga

You might also like