Professional Documents
Culture Documents
Oleh :
Nama : Rahma Adilah
NIM : B1A015074
Rombongan : II
Kelompok :7
Asisten : Arie Tri Pangestu Judanto
A. Latar Belakang
A. Tujuan
A. Materi
B. Metode
Karakter Kenampakan
Permukaan Mengkilap
Elevasi Rata
Tepi Filiform
Bentuk Bulat
Ukuran Medium
Warna Putih kusam
Isolat bakteri yang diperoleh diamati morfologi koloni dengan melihat bentuk
koloni, warna, tepian dan elevasi pada medium agar lempeng, agar tegak dan agar
miring. Sedangkan morfologi sel ditentukan dengan melihat olesan biakan yang
sudah diwarnai dibawah mikroskop dan melihat bagaimana bentuk sel, sifat gram
dan kemampuan membentuk spora dari bakteri tersebut (Cappuccino & Sherman,
1992). Pada Tabel 3.1 menunjukkan karakter makroskopis dari isolat bakteri
Enterobacteriaceae kelompok 7 rombongan II. Permukaan koloni tampak mengkilap,
elevasinya rata, tepi koloni filiform dengan bentuk yang bulat, ukurannya medium,
dan warnanya tampak seperti putih kusam. Pengamatan makroskopis belum cukup
untuk menentukan spesies dari isolat bakteri enteron yang digunakan. Sehingga,
dibutuhkan uji-uji lain untuk mengidentifikasi spesies bakteri tersebut.
Uji IMViC empat gula pada media TSIA menunjukkan hasil negatif untuk ke
empatnya. Interpretasi hasil positif ditandai dengan perubahan warna media dan
terbentuknya gelembung gas. Menurut Downes & Ito (2000),
Enterobacteriaceae dapat memfermentasi gula menjadi asam laktat dan produk
lainnya. Fermentasi merupakan salah satu aktivitas biokimia yang dilakukan oleh
mikroba. Fermentasi adalah proses pengunahan senyawa makromolekul organik
menjadi senyawa yang lebih sederhana oleh aktivitas mikroba pada kondisi anaerob.
Fermentasi dapat menghasilkan berbagai senyawa akhir, contohnya fermentasi
karbohidrat yang dapat menghasilkan berbagai senyawa asam seperti asam laktat dan
propionet, ester-ester, keton dengan disertai atau tidak disertai pembentukan gas
(Pelczar & Chan, 2007).
Gambar 3.3. Hasil Uji Motiltas Isolat Bakteri Enterobacteriaceae Kelompok 7
Rombongan II
Uji motilitas pada media SIM Agar menunjukkan hasil positif. Interpretasi hasil
positif ditandai dengan terbentuknya endapan FeSO4 berwarna hitam pada media. Koloni
yang diuji pada media SIM (Sulfur Indole Motility) dengan hasil sulfur positif yaitu
terbentuknya logam sulfur yang berwarna hitam karena bakteri yang berada dalam media
tersebut dapat menghidrolisis logam-logam berat yang terkandung dalam media (Arrizqiyani
& Nurlina, 2016).
Gambar 3.4. Hasil Uji Methyl Red Isolat Bakteri Enterobacteriaceae Kelompok
7 Rombongan II
Uji merah metil (methyl red test) bertujuan untuk mengetahui kemampuan
bakteri untuk mengoksidasi glukosa dengan memproduksiasam dengan konsentrasi
tinggi sebagai hasil akhirnya. Jika media MR-VP akan menjadi merah setelah
ditambahkan merah metil menunjukkan bahwa hasil uji positif, sedangkan jika media
tetap berwarna kuning menunjukkan hasil uji negatif (Yulvizar, 2013). Uji ini
bertujuan untuk mendeteksi kemampuan organisme dalam memproduksi dan
mempertahankan produk akhir asam stabil dari fermentasi glukosa. Methyl Red
adalah indikator pH. Methyl Red berwarna merah pada pH di bawah 4,4
(menunjukkan hasil positif) dan kuning pada pH diantara 6 dan warna orange
menunjukkan pH menengah dan dianggap hasil negatif
Dari uji VP tidak terbentuk warna eosin merah muda sehingga hasilnya
negatif. Uji voges-proskauer menunjukkan pembentukan asetil metil karbinol dari
glukosa, dan uji penggunaan sitrat sebagai sumber karbon (Wulandari et al., 2014).
Uji VP adalah uji yang dilakukan untuk mendeteksi acetoin yang dilakukan dengan
menambahkan -napthole dan KOH.
Uji IMViC pada media Protease Broth menunjukan hasil yang negatif.
Interpretasi yang positif menunjukan bakteri memproduksi asam kuat sehingga pada
penambahan indikator metil red menghasilkan warna merah bentuk cincin pada
permukaan tabung (Rifta et al., 2016). Uji Indole bertujuan untuk mengidentifikasi
kemampuan bakteri menghasilkan Indole dengan menggunakan enzim
tryptophanase. Bakteri yang memiliki enzim tryptophanase menghidrolisis
tryptophan menjadi Indole, piruvat, dan amonia.
Gambar 3.8. Hasil Uji Proteolitik Isolat Bakteri Enterobacteriaceae Kelompok
7 Rombongan II
Uji protease pada media Skim Milk Agar (SMA) menunjukkan hasil positif.
Uji positif ditunjukkan dengan adanya zona bening di sekitar koloni bakteri pada
media SMA. Zona bening yang dihasilkan merupakan hasil hidrolisis substrat protein
yang terkandung dalam media SMA oleh enzim protease yang dihasilkan oleh isolat
bakteri. Media SMA mengandung pepton dan susu skim sebagai sumber karbon utama
bagi kebutuhan metabolisme bakteri (Yuniati et al., 2015).
Uji urease pada media Urea Broth menunjukkan hasil positif. Interpretasi hasil
positif ditandai dengan perubahan warna media menjadi merah muda, apabila warna
media tidak berubah maka hasil ujinya negatif. Uji Urease berguna untuk
mengidentifikasi organisme yang mampu menghidrolisis urea yang dapat
menghasilkan amonia dan karbondioksida terutama untuk mengetahui
mikrooeganisme tersebut mempunyai enzim urease atau tidak. Urease merupakan
enzim konstitutif yang menghidrolisis urea menjadi karbondioksida dan ammonia
(Brink et al., 2012). Hidrolisis urea akan melepaskan amonia yang akan menurunkan
pH pada media dan akan terjadi perubahan warna dari kuning ke merah muda pekat
(deep pink) (Danish & Mishra, 2014).
Berdasarkan hasil uji yang dilakukan, kelompok 6 rombongan I mendapatkan
bakteri Citrobacter freundii. Citrobacter adalah genus dari bakteri Gram-negatif
coliform dalam keluarga Enterobacteriaceae. Spesies C. amalonaticus, C. koseri, dan
C. freundii dapat menggunakan sitrat sebagai sumber karbon tunggal. Spesies
Citrobacter dibedakan oleh kemampuan mereka yang dapat mengubah triptofan
untuk indol, memfermentasi laktosa, dan menggunakan malonat. Citrobacter
menunjukkan kemampuan untuk mengakumulasi uranium dengan membangun
kompleks fosfat. Bakteri ini dapat ditemukan di tanah, air limbah air, dan di usus
manusia (Lay, 1994).
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil dan pembahasan, yaitu tahapan yang
dilakukan untuk mengidentifikasi bakteri enteron yaitu melalui uji biokimiawi,
enzimatis, dan pengamatan morfologi. Hasil positif ditunjukkan oleh uji motilitas,
Indole, Methyl Red, urease, dan oksidase. Sedangkan hasil negatif ditunjukkan oleh
uji Voges Proskauer, Simmons Citrate, H2S, katalase, proteolitik, dan gula-gula.
Hasil yang diperoleh berdasarkan uji-uji yang dilakukan menunjukan isolat dari
kelompok 7 rombongan II merupakan Citrobacter freundii
B. Saran
Saran untuk praktimum yang dilakukan yaitu sebaiknya uji yang dilkukan
lebih teliti dan tepat agar memperoleh hasil yang maksimal.
DAFTAR REFERENSI
Arrizqiyani, T & Nurlina, L. 2016. Identifikasi Bakteri Escherichia coli pada Cincau
Hitam yang Dijual di Pasar Cikurubuk Tasikmalaya. Jurnal Kesehatan Bakti
Tunas Husada, 16(1), pp. 188-196.
Brooks, G. F., Butel J. S., & Morse S. A. 2008. Mikrobiologi Kedokteran. Jakarta:
Salemba Medika.
Danish, M.S. & Mishra, R.P. 2014. Age and Gender Wise Distribution Pattern Of
Typhoid Causing Bacteria Salmonella serovars In Mahakaushal Region.
World Journal of Pharmaceutical Research, 3(4): pp.1183-1203.
Downes, F.P. & Ito, K. 2000. Compendium of Methods for the Microbiological
Examination of Foods 4th Edition. USA: American Public Health
Association.
Fardiaz, S. 1993. Analisis Mikrobiologi. Jakarta: Djambatan.
Hadioetomo, R.S. 1993. Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek. Jakarta: Gramedia
Hidayat, A. S. 2014. Isolasi dan Identifikasi Bakteri Vibrio sp. dari Ikan Kerapu
Sunu (Plectropomus leopardus). Jurnal Teknosains, 8(2), pp. 209-216.
Holt, J.G., Krig, N.R., Sneath, P., Staley, J. & William, S. 1994. Bergeys Manual of
Determinative Bacteriology. Pennsylvania: Lippincott Williams and Wilkins
Company.
Iwade, Y., Tamura, K., Yamauchi, A., Kumazawa, N.H., Ito, Y. & Sugiyama. 2006.
A (Characterization of the outbreak-derived Salmonella enterica serovars
enteritidis strains with atypical triple sugar iron and Simmons citrate
Reactions) Japanese. Journal of Infectious Diseases, (59): pp.512-513.
Pelczar, M.J. & Chan, E.S.S. 2007. Dasar-Dasar Mikrobiologi 1. Jakarta: UI Press.
Selfiana, D. R., Rastina., Ismail., Thasmi, C. N., Darniati & Muttaqien. 2017. Jumlah
Cemaran Escherichia coli pada Daging Ayam Broiler di Pasar Rukoh Banda
Aceh. Jurnal Ilmiah Veteriner, 1(2), pp. 148-154.
Sridhar, V.R., Smeianov, V.V. & Steele, J.L. 2006. Construction and evaluation of
food-grade vectors for Lactococcus lactis using aspartate aminotransferase
and -galactosidase as selectable markers. Journal of Applied Microbiology,
101(1): pp.161-171.
Suardana, I.W., Putu, J.R., Apsari, P. & Nengah, K.B. 2016. Isolasi dan Identifikasi
Escherichia coli O157:H7 pada Feses Sapi di Kecamatan Petang, Kabupaten
Badung-Bali. Buletin Veteriner Udayana. 8(1), pp. 31-35.
Suharti, T., Joko, T & Arwiyanto. 2017. Deteksi Bakteri Patogen Terbawa Benih
Akor (Acacia auriculiformis A. Cunn. Ex Benth). Jurnal HPT Tropika, 17(1),
pp. 19-36.
Yulvizar, C. 2013. Isolasi dan Identifikasi Bakteri Probiotik pada Rastrelliger sp.
Biospesies, 6(2), pp. 1-7.
Yuniati, R., Nugroho, T. T & Puspita, F. 2015. Uji Aktivitas Enzim Protease dari
Isolat Bacillus sp. Galur Lokal Riau. JOM MIPA, 1(2),pp. 116-122.