Professional Documents
Culture Documents
Oleh :
Nama : Rahma Adilah
NIM : B1A015074
Rombongan : II
Kelompok :7
Asisten : Arie Tri Pangestu Judanto
A. Latar Belakang
A. Materi
Alat yang digunakan pada praktikum yaitu cawan petri, tabung reaksi, object
glass, jarum ose, lampu spiritus dan mikroskop
Bahan yang digunakan yaitu medium semi solid Nitrogen free Bromothymol
blue (NfB), medium Pikovskaya, medium Natrium Agar (NA) + glisin, medium
Natrium Agar (NA) medium Potato Dextrose Agar, medium Strach Casein Nitrate
(SCN), medium Trypticase Soy Agar (TSA), isolat bakteri Actinomycetes sp., isolat
bakteri Azospirillum, isolat bakteri E. coli, isolat bakteri S. aureus, isolat fungi
Fusarium sp., isolat fungi Sclerotium sp., reagen Salkowsky, pewarna Gram, akuades
steril 9 mL, alkohol 70%, dan spiritus.
B. Cara Kerja
Uji Antagonisme
Isolat Azospirillum sp. diinokulasikan dengan cara streak penuh pada media
Pikovskaya. Diinkubasi selama 2 x 24 jam dan 5 x 24 jam. Setelah inkubasi,
dilakukan pengamatan, interpretasi positif apabila terbentuk zona jernih di sekitar
koloni. Selanjutnya dilakukan perwarnaan Gram.
Uji Produksi HCN
Isolat Azospirillum sp. diinokulasikan dengan cara streak penuh pada media
NA + glycine. Kertas Whatmann diletakkan diatas media dengan ditambahkan
picric acid 0,5% dan sodium carbonate 2%. Diinkubasi selama 2x24 jam pada suhu
ruang. Interpretasi positif apabila kertas Whatmann berubah warna menjadi kuning
kecoklatan.
Isolat bakteri Azospirillum sp. diinokulasikan dengan cara streak penuh pada
medium TSA 50%. Biakkan diinkubasi selama 2x24 jam pada suhu ruang. Biakkan
kemudian ditetesi oleh reagen Salkowsky dan didiamkan selama 30 menit di ruang
gelap. Hasil positif apabila medium disekitar koloni berubah warna menjadi merah
muda.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada uji produksi HCN menunjukan interpretasi yang positif (kertas berwarna
menjadi coklat) yang membuktikan adanya kandungan HCN atau asam sianida.
Sianida merupakan metabolit sekunder dari beberapa mikroorganisme. HCN
berperan sebagai biokontrol dengan menghambat pertumbuhan organisme patogen.
HCN bekerja dengan cara menghambat kerja enzim yang memiliki kofaktor berupa
ion logam seperti Cu2+ seperti pada sitokrom C oksidase (Pambudi et al., 2017).
Gambar 3.4 Uji Bakteri Penambat Nitrogen
Hasil yang diperoleh dari praktikum acara penapisan bakteri rizosfir dalam
meningkatkan pertumbuhan tanaman kali ini adalah pada isolat Azospirillum sp yang
telah diinokulasikan pada medium NfB menunjukkan tidak adanya pelikel yang
terbentuk setelah diinkubasi selama 2 x24 jam. Hal ini menunjukkan adanya aktivitas
bakteri Azospirillum sp dalam menambatkan nitrogen di dalam medium NfB
(Nitrogen free Bromothymol Blue). Bakteri penambat nitrogen (Rhizobium)
mempunyai kemampuan menambat nitrogen bebas (N2) dari udara dan merubahnya
menjadi amonia (NH3) yang akan diubah menjadi asam amino yang akan digunakan
oleh tanaman untuk tumbuh dan berkembang (Alexander, 1978). Adapun bakteri
penambat nitrogen seperti Azotobacter sp. mampu berperan sebagai biofertilizer bagi
bibit anakan tanaman mangrove (Ravikumara, 2004) adapun peran lain yakni juga
mampu menghasilkan fitohormon seperti auksin (Wua, 2005).
Hasil uji produksi IAA menunjukan interpretasi yang negatif dengan tidak
terbentuknya warna merah muda setelah ditetesi reagen Salkowski dan di inkubasi 30
menit di ruang gelap. Bakteri yang mampu menghasilkan IAA akan berwarna merah
saat ditetesi salkowski, karena adanya interaksi antara IAA dan Fe membentuk
senyawa kompleks [Fe2(OH)2(IA)4]. Warna merah muda yang semakin pekat
menunjukkan konsentrasi IAA yang dihasilkan oleh bakteri semakin tinggi. Hormon
tumbuh IAA berfungsi sebagai sinyal molekul penting dalam regulasi perkembangan
tanaman, memacu perkembangan perakaran tanaman inang, meningkatkan ketahanan
terhadap patogen dan memacu pertumbuhan tanaman (Sukmadewi et al., 2015).
Desi, Y., Novia, P & Asnurita. 2017. Karakter Morfologi dan Biokimia Berbagai
Isolat Rizobakteria dari Rizosfer Jagung (Zea mays). Pros Sem Nas Masy
Biodiv Indonesia, 3(1): pp. 1-5.
Dias, A. C., Dini-Andreote, F., Hannula, S. E., Andreote, F. D., Silva, M. C. P.,
Salles, J. F., Boer., W., Veen, J & Elsas, J. D. 2013. Different Selective
Effects on Rhizosphere Bacteria Exerted by Genetically Modified Versus
Conventional Potato Lines, Journal PLOS One, 8(7): pp. 1-12.
Hartanto, S & Krestini, E. H. 2016. Pegaruh Penghambatan Aktinomisetes Terhadap
Pertumbuhan Fungi Colletotrichum acutatum Penyebab Antraknosa pada
Cabai Secara In Vitro. Prosiding Seminar Nasional II, 3(2): pp. 1160-1167.
HiMedia Laboratories. 2011. Technical Data: Pikovskayas Agar M520. Mumbai:
HiMedia Publications.
Kuswinanti, T., Baharudin & Sukmawati, S. 2014.Efektivitas Isolat Bateri dari
Rizosfer dan Bahan Organik Terhadap Ralstonia solanacearum dan
Fusarium oxysporum pada Tanaman Kentang, Jurnal Fitopatologi
Indonesia, 10(2): pp. 68-72.
Maria, P.D. 2002. Eksplorasi dan Uji Antagonisme Bakteri Rhizosfer Tanah dan
Endofit Akar untuk Pengendalian Penyakit Layu (Fusarium oxysporum)
pada Pisang (Musa paradisiaca). Jurnal fakultas Pertanian IPB, 21(1): pp.
43-50
Pambudi, A., Susanti., Priambodo, T. W. 2017. Isolasi dan Karaktersasi Bakteri
Tanah Sawah di Desa Sukawali dan Desa Belimbing, Kabupaten Tangerang.
Journal of Biology, 10(2), pp. 105-113.
Ravikumara R, K. Kathiresanb S. Thadedus Maria Ignatiammalc, M. Babu Selvama S.
Shanthya. 2004. Nitrogen-Fixing Azotobacters from Mangrove Habitat and Their
Utility as Marine Biofertilizers. J. Exp. Mar. Biol. Ecol. 312(1): pp. 517.