You are on page 1of 9

PROPOSAL

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK


STIMULASI PERSEPSI HALUSINASI SESI 1
MENGENAL HALUSINASI

A. Topik
TAK Stimulasi Persepsi Halusinasi (kemampuan mengenal halusinasi)

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
- Klien mampu mengidentifikasi penyebab terjadinya halusinasi
- Klien mampu mengontrol halusinasinya.
2. Tujuan Khusus
a. Klien mampu mengenali halusinasi
b. Klien mengenal waktu terjadinya halusinasi
c. Klien mengenal situasi terjadinya halusinasi
d. Klien mampu mengenali perasaannya saat terjadi halusinasi

C. Landasan Teori

a. Pengertian Halusinasi merupakan gangguan persepsi dimana klien mempersepsikan


sesuatu yang sebenarnya tidak terjadi. Suatu perserapan panca indera tanpa ada
rangsangan dari luar. (Miramis, 1998) Halusinasi merupakan suatu yang dialami
sebagai penghayatan seperti suatu persepsi melalui panca indera tanpa stimulus
ekstren, persepsi palsu (Lubis, 1993)
b. Rentang Respon Halusinasi Gambar : Rentang Responden Neurobiology (Stuart dan
Laraia, 2001)
c. Jenis-Jenis Halusinasi Menurut Stuart dan Laraia, 1998 membagi Halusinasi menjadi
7 jenis, yaitu :

1. Pendengaran Mendengar suara-suara atau kebisingan, paling sering suara orang.


Suara terbentuk kebisingan yang kurang jelas sampai kata-kata yang jelas
berbicara tentang klien, bahkan sampai ke percakapan lengkap antara orang atau
lebih tentang orang yang mengalami Halusinasi pikiran yang terdengar perkataan
bahkan pasien disuruh untuk melakukan sesuatu kadang-kadang dapat
membahayakan.
2. Penglihatan Stimulasi visual dalam bentuk kilatan cahaya, gambaran, geometris,
gambar kartun, bayangan yang rumit dan kompleks. Bayangan bisa
menyenangkan, menakutkan seperti monster.
3. Penghidung Membau bau-bauan tertentu seperti bau-bauan darah, urine atau feses,
umumnya bau-bauan yang tidak menyenangkan. Halusinasi penghidung sering
mengakibatkan stroke, tumor, kejang atau demensia.
4. Pengucapan Merasa mengecap rasa seperti darah, urine atau feses.
5. Perabaan Mengalami nyeri atau ketidaknyamanan stimulus yang jelas. Rasa
tersetrum listrik yang datang dari tanah, benda mati atau orang lain.
6. Cenesthetic Merasakan fungsi tubuh seperti aliran darah di vena atau arteri,
pencernaan makanan atau pembentukan urine.
7. Kinesthetic Merasakan pergerakan sementara berdiri tanpa bergerak.

d. Fase-Fase Halusinasi Menurut Stuart dan Laraia, membagi fase Halusinasi dalam 4
fase yaitu :

1. Fase I = Comforting (Ansietas Sedang) atau Halusinasi menyenangkan.


Karakteristik = Klien mengalami perasaan mendalam seperti ansietas, kesepian,
rasa bersalah dan takut, dan mencoba untuk berfokus pada pikiran menyenangkan
untuk meredakan ansietas. Individu mengenali bahwa pikiran dan pengalaman
sensori berada dalam kondisi kesadaran jika ansietas dapat ditangani. (non
psikotik) Tanda dan Gejala = Tersenyum atau tertawa yang tidak sesuai
menggerakkan bibir tanpa suara, pergerakan mata yang cepat, respon verbal yang
lambat jika sedang asyik, diam dan asyik menyendiri.
2. Fase II = Condemning (Ansietas berat) atau halusinasi menjijikkan. Karakteristik
= Pengalaman sensori menjijikkan dan menakutkan atau klien mulai lepas kendali
dan mungkin mencoba untuk mengambil jarak dirinya dengan sumber yang
dipersepsikan. Klien mungkin mengalami dipermalukan oleh pengalaman sensori
dan menarik diri dari orang lain. (Psikotik ringan) Tanda dan gejala =
Meningkatkan tanda-tanda sistem syaraf otonom dan tekanan darah, rentang
peningkatan denyut jantung. Pernafasan dan tekanan darah, rentang perhatian
menyempit, asyik dengan pengalaman sensori dan kehilangan kemampuan
membedakan halusinasi dan realita.
3. Fase III = Controlling (Ansietas berat) atau pengalaman sensori menjadi berkuasa
Karakteristik = Klien menghentikan perlawanan terhadap halusinasi dan
menyerahkan pada halusinasi tersebut. Isi halusinasi menjadi menarik. Klien
mungkin mengalami pengalaman kesepian jika sensori halusinasi berhenti
(Psikotik) Tanda dan Gejala = Kemauan yang dikendalikan halusinasi akan lebih
diikuti kesukaan berhubungan dengan orang lain. Rentang perhatian hanya
beberapa detik atau menit, adanya tanda-tanda fisik ansietas mampu mematuhi
perintah.
4. Fase IV = Conquering (Panic) atau umumnya menjadi melebur dalam
halusinasinya Karakteristik = pengalaman sensori menjadi mengancam jika klien
mengikuti perintah halusinasinya. Halusinasinya berakhir dari beberapa jam atau
hari jika tidak ada intervensi terapeutik (Psikotik berat) Tanda dan Gejala =
perilaku terror akibat panik. Potensi buat solude atau nomiede aktifitas perilaku
kekerasan. Agitasi menarik diri atau katatonia, tidak mampu berespon terhadap
perintah kompleks, tidak mampu berespon lebih dari satu orang.

D. Klien
1. Karakteristik Klien
Kriteria klien yang diikutkan TAK sesi 1: kemampuan mengenali halusinasi
adalah sebagai berikut:
a) Klien yang kooperatif dan mampu berkomunikasi
b) Klien yang mempunyai riwayat halusinasi
c) Klien dengan halusinasi
2. Proses Seleksi
Sebelum melakukan TAK, kelompok akan melakukan pengkajian terhadap semua
klien di ruang Walet. Setelah mendapatkan hasil pengkajian, kelompok akan
memilih klien dengan masalah halusinasi. Klien yang terpilih adalah sebanyak 8
orang dengan criteria antara lain: klien yang kooperatif dan mampu
berkomunikasi. Proses berikutnya adalah kontrak waktu dan tempat dengan klien
yaitu TAK akan dilakukan pada hari Jumat, tanggal 29 September 2017 di ruang
Walet, pada pukul 09.00 WIB.
E. Pengorganisasian
1. Waktu
Hari : Jumat, 29 September 2017
Tempat : Ruangan Walet
Durasi : 30 menit
2. Tim Terapis
Leader (Muhammad Imranur Akbar Ridho)
Menjelaskan maksud dan tujuan terapi aktivitas kelompok
Memotivasi anggota untuk mengungkapkan pikiran dan perasaannya
Mengatasi masalah yang mungkin timbul antara klien dalam kelompok
Memimpin jalannya terapi aktivitas kelompok dengan tertib
Memberikan reinforcement positif kepada klien

Co Leader (Bella Afriyanti)


Menyampaikan info fasilitator kepada leader
Mengingatkan leader bila permainan menyimpang
Mengingatkan leader tentang lama waktu pelaksanaan kegiatan
Bersama leader menjadi contoh bentuk kerjasama yang baik
Membacakan peraturan kegiatan
Memberikan reionforcement positif kepada klien

Fasilitator (Raya Fahreza Saleh dan Aswari Paldi)


Memotivasi klien yang kurang atau tidak aktif dalam kegiatan
Memberikan contoh posisi duduk tegak, tatapan mata dan cara
berkomunikasi yang baik kepada klien
Memberikan reinforcement positif kepada klien

Observer (Hasan Adzahari)


Mengamati lamanya proses kegiatan sebagai acuan untuk mengevaluasi
Mengamati jalannya kegiatan, kekurangan dan kelebihan sesuai dengan
tujuan
Mencatat perilaku verbal atau non verbal klien selama berlangsung kegiatan
dan dilaporkan kepada leader
3. Setting Tempat

Keterangan:
Klien
Leader

Co Leader

Observer
Fasilitator
F. Metode
1. Dinamika kelompok
2. Diskusi dan tanya jawab
3. Bermain peran atau stimulasi

G. Alat yang Digunakan


1. Papan tulis/ flipchart/ alat tulis
2. Jadwal kegiatan klien
3. Bola Kecil
4. Speaker
5. HP untuk musik

H. Proses Pelaksanaan
1. Orientasi
a) Salam dan perkenalan
Selamat pagi semuanya, saya perawat Imran yang akan memimpin jalannya
TAK. Saya ditemani oleh rekan-rekan saya yang lain, ada perawat Bella,
Raya, Aswari dan Hasan yang akan membantu dalam kegiatan TAK ini.
b) Evaluasi/ Validasi
bagaimana kabar bapak-bapak hari ini? Bagaimana perasaannya pagi ini?
Bagaimana tidurnya tadi malam? Dst
c) Kontrak
Sesuai janji kita hari ini, kita akan melakukan kegiatan terapi aktivitas
kelompok tentang mengenali halusinasi. Terapis menjelaskan aturan main,
masing-masing klien memperkenalkan diri : nama dan nama panggilan. Jika
ada klien yang mau meninggalkan kelompok harus meminta izin pada terapis.
Kegiatan ini akan kita lakukan selama 45 menit di ruang walet ini. Tujuan dari
dilakukannya kegiatan ini adalah agar bapak-bapak mampu untuk mengenali
halusinasi. Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir.

2. Fase Kerja
a. Terapi meminta klien memperkenalkan nama dan nama panggilan secara
berurutan, dimulai dari klien yang berada disebelah kiri terapis, searah jarum
jam.
b. Terapis menjelaskan yang akan dilaksanakan, yaitu masing-masing klien
membagi pengalaman tentang halusinasi yang mereka alami dengan
menceritakan.:
1) Isi halusinasi

2) Waktu terjadinya

3) Frekuensi halusinasi

4) Perasaan yang timbul saat mengalami halusinasi.

c. Meminta klien menceritakan halusinasi yang dialami setelah menerima bola


saat music berhenti dan seterusnya.

d. Saat seorang klien menceritakan halusinasi, setelah cerita selesai terapis


mempersilahkan klien lain untuk bertanya sebanyak-banyaknya 3 pertanyaan.

e. Lakukan kegiatan sampai semua klien selesai mendapat giliran.

f. Setiap kali klien bisa menceritakan halusinasinya, terapis memberikan pujian.

e. Fase Terminasi
a) Evaluasi Respon Klien
- terapis menanyakan perasan klien setelah mengikuti TAK.
- Terapis menanyakan jumlah cara mengontrol halusinasi yang sudah
dipelajari.
- Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok.
b) Tindak Lanjut
Menganjurkan klien menggunakan empat cara mengontol halusinasi, yaitu
menghardik, melakukan kegiatan harian, bercakap-cakap, dan patuh minum
obat.
c) Kontrak yang Akan Datang
- Terapis mengakhiri sesi TAK stimulasi persepsi untuk mengontrol
halusinasi.
- Buat kesepakatan baru untuk TAK yang lain sesuai dengan indikasi klien.

I. Tata Tertib dan Program Antisipasi


a. Tata Tertib
1) Peserta bersedia mengikuti kegiatan TAK.
2) Peserta wajib hadir 5 menit sebelum acara dimulai.
3) Peserta berpakaian rapih, bersih dan sudah mandi.
4) Tidak diperkenankan makan, minum, merokok selama kegiatan (TAK)
berlangsung.
5) Jika ingin mengajukan/menjawab pertanyaan, peserta mengangkat tangan
kanan dan berbicara setelah dipersilahkan oleh pemimpin.
6) Peserta yang mengacaukan jalannya acara akan dikeluarkan.
7) Peserta dilarang keluar sebelum acara TAK selesai.
8) Apabila waktu TAK sesuai kesepakatan telah habis, namun Tak belum
selesai, maka pemimpin akan meminta persetujuan anggota untuk
memperpanjang waktu TAK kepada anggota.
b. Program Antisipasi
Ada beberapa langkah yanga dapat diambil dalam mengantisipasi
kemungkinan yang akan terjadi pada pelaksanaan TAK. Langkah-langkah
yang diambil dalam program antisipasi masalah adalah:
1) Apabila ada klien yang telah bersedia untuk mengikuti TAK, namun pada
saat pelaksanaan TAK tidak bersedia, maka langkah yang diambil adalah:
mempersiapkan klien cadangan yang telah diseleksi sesuai dengan kriteria
dan telah disepakati oleh anggota kelompok lainnya.
2) Apabila dalam pelaksanaan ada anggota kelompok yang tidak mentaati
tata tertib yang telah disepakati, maka berdasarkan kesepakatan ditegur
terlebih dahulu dan bila masih tidak cooperative maka dikeluarkan dari
kegiatan.
3) Bila ada anggota kelompok yang melakukan kekerasan, leader
memberitahukan kepada anggota TAK bahwa perilaku kekerasan tidak
boleh dilakukan.

J. Penutup
Demikian proposal ini kami buat, atas perhatian dan dukungan serta partisipasinya
dalam kegiatan ini kami ucapkan terimakasih.
EVALUASI DAN DOKUMENTASI

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK

STIMULASI PERSEPSI HALUSINASI SESI 1

MENGENAL HALUSINASI

Point
Point Point Tujuan
No Nama Klien Tujuan Tujuan Khusus (3) Keterangan
Khusus (1) Khusus (2) dan
seterusnya

Petunjuk :

1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien.
2. Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan mengenal tempat-tempat diruang rawat dan
nama rumah sakit. Beri tanda jika klien mampu dan tanda X jika kilen tidak mampu.
3. Berikan keterangan penjelasan pada pencapaian ataupun ketidakmampuan peserta kegiatan TAK

You might also like