Professional Documents
Culture Documents
BAB VIII
PENYARINGAN AIR
8.1 TUJUAN
Untuk mengetahui unsur-unsur yang terdapat didalam air, mengetahui bagaimana
proes penyaringan air juga untuk mendapatkan air murni yang berkualitas yang dapat
digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
Bau air tergantung dari sumber airnya. Bau air dapat disebabkan oleh bahan-bahan
kimia, ganggang, plankton atau tumbuhan dan hewan air, baik yang hidup maupun yang
sudah mati. Air yang berbau sulfida dapat disebabkan oleh reduksi sulfat dengan adanya
bahan-bahan organik dan mikroorganisme anaerobik.
Air yang normal sebenarnya tidak memiliki rasa. Timbulnya rasa yang menyimpang
biasanya disebabkan oleh adanya polusi dan rasa yang menyimpang biasanya dihubungkan
dengan baunya karena pengujian terhadap rasa biasanya jarang dilakukan. Air yang
mempunyai bau tidak normal juga dianggap mempunyai rasa yang tidak normal. Sebagai
contoh bau fenol dari air buangan yang berasal dari pabrik gas, petroleum dan plastik juga
dianggap mempunyai rasa fenol dan bau klor karena adanya senyawa-senyawa khloramin
juga dianggap mempunya rasa klor.
Ada berbagai macam cara sederhana yang dapat kita gunakan untuk mendapatkan air
bersih dan cara yang paling mudah dan paling umum digunakan adalah membuat penjernih
air atau saringan air. Beberapa contoh penjernih air yaitu:
- Saringan air katun
- Saringan kapas
- Aerosi
- Saringan pasir lambat
- Saringan pasir cepat
- Gravity-Fed Filtering System
- Saringan air arang
- Saringan air sederhana
- Saringan keramik
- Saringan cadas
- Saringan tanah liat
Air Kotor
Identifikasi
Penyaringan Sederhana
Identifikasi
Penyaringan Resible
Osmosis
Kesimpulan
Air Kotor
Busa
Karbon Aktif
Pasir Aktif
Zeolit
Pasir Aktif
Zeolit
Kerikil
Penampung
partikel hitam yang merupakan debu karbon yang tertinggal/ masih ada karena karbon aktif
belum pernah dipakai.
Selain karena karbon aktif, pasir silika juga berperan dalam menghilangkan
kekeruhan pada air. Fungsi pasir aktif yaitu untuk menyaring lumpur, tanah dan partikel
basar/ kecil dalam air, menghilangkan kandungan besi, menghilangkan sedikit mangan dan
warna kning pada air. Fe dan Mn dalam air biasanya diturunkan dengan cara aerasi pada
pH > 7 sehingga kedua logam mengendap sebagai oksidanya.
Fungsi dari zeolit adalah sebagai penghilang polutan kimia, mengikat bakteri E. Coli
dan menstabilkan atau menurunkan pH. Tetapi walau menggunakan zeolit yang berfungsi
untuk menghilangkan E. Coli, air hasil praktikum ini tidak dapat digunakan untuk minum
karena masih banyak standar untuk air minum yang belum dipenuhi. pH pada air kotor ini
pun sudah termasuk dalam rentang pH normal yaitu 6-8.
Sedangkan fungsi dari kerikil adalah untuk menghilangkan lumut dan fungsi dari
busa adalah untuk menyaring kotoran dalam air. Perubahan air sebelum dan sesudah
disaring ada pada perubahan warna (tingkat kekeruhan) dan bau.
Berbeda hasilnya saat air disaring dengan menggunakan Resible Osmosis (Reverse
Osmosis). Air menjadi jernih, tidak mengandung endapan dan tdak berbau. Hal ini
dikarenakan RO menyaring air dari tingkatan paling kecil yaitu 1/10000 mikron dan
menyaring polutan-polutan yang berbahaya.
Tetapi air hasil penyaringan ini belum bisa diminum karena air ini masih belum
memenuhi standar kualitas minimal air minum pada Peraturan Menteri Kesehatan tentang
Standar Kualitas Air Bersih dan Air Minum Nomor: 416/MENKES/PER/IX/1990 dan
harus melalui berbagai macam pengujian spesifik yang lebih lanjut.
8.7 Kesimpulan
1. Penyaringan sederhana mengurangi endapan, mengurangi kekeruhan dan
menghilangkan bau tetapi tidak mengubah pH air.
2. Penyaringan dengan Resible Osmosis menghilangkan endapan dan menjernihkan air
tetapi tidak mengubah pH air.
3. Penyaringan dengan RO lebih baik daripada penyaringan sederhana.
4. Air hasil penyaringan belum bisa diminum.