Professional Documents
Culture Documents
DAN
STANDARD PROFESIONAL AKUNTAN PUBLIK (SPAP)
MAKALAH
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Asurans dan Atestasi
Oleh:
Marcellina Nadia Christy - 155020300111069
Nur Atiyatul Faizah - 155020301111006
Richa Resti Utami - 1550203011110xx
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
TAHUN 2017
1
DAFTAR ISI
2
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui perkembangan penerapan standar profesi internasional dalam
SPAP.
1
2. Untuk mengetahui struktur ISA dalam Standar Audit di SPAP.
3. Untuk mengetahui Standar Pengendalian Mutu dalam SPAP.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Federation of Accountants (IFAC). Kita ketahui bahwa IFAC adalah organisasi akuntan
terbesar di dunia yang berdiri tahun 1977. IFAC melakukan kepeloporan akan perlunya
harmonisasi kerangka dasar (framework) untuk penyusunan standar internasional bagi
profesi akuntan, termasuk ISA dan IFRS.
Dengan menjadi anggota IFAC, maka IAI diwajibkan melakukan usaha terbaik (best
endeavor) untuk melakukan adopsi ISA. Dengan dilakukannya adopsi ISA, maka ISA akan
menggantikan Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) yang sekarang berlaku, yang
sebagian besar isinya diadopsi dari AICPA Professional Standards (AICPA Standards) tahun
1998. IAI yang telah menjadi full members dari International Federation of Accountant
(IFAC), mempunyai kewajiban untuk mematuhi dan memenuhi butir-butir statement of
membership obligation (SMO) yang salah satu diantaranya adalah bahwa semua anggota
IFAC diwajibkan untuk tunduk kepada semua standar dan pernyataan lain yang dikeluarkan
oleh International Auditing and Assurance Standards Board (IAASB).
International Auditing and Assurance Standards Board (IAASB) adalah merupakan
badan yang dibentuk oleh International Federation of Accountants (IFAC) sebagai badan
pembuat standar auditing dan assurance yang salah satunya adalah International Standard on
Auditing (ISA). Untuk memenuhi SMO yang ditetapkan IFAC, Dewan SPAP saat itu telah
merencanakan akan melakukan adopsi ISA mulai tahun 2006. Pokok bahasan ISA sendiri
terdiri atas:
1. Audit of Historical Financial Information
2. Audits and Reviews of Historical Financial Information (Audit dan Review
atas Informasi Keuangan Historis)
3. Assurance Engagements other than Audits or Reviews of Historical Financial
Information (Penugasan selain Audit atau Review)
4. Related Services (Jasa-Jasa Terkait)
5. International Standards on Quality Control (Standar Internasional mengenai
Pengendalian Mutu)
Untuk mewujudkan rencana adopsi tersebut, Dewan SPAP telah membuat dua
program kerja, yaitu proses internal dan eksternal. Proses internal merupakan proses
pengerjaan di dewan SPAP sendiri, diantaranya adalah pekerjaan penerjemahan naskah ISA
yang masih dalam format bahasa Inggris. Selain itu, proses internal lainnya adalah berupa
4
pemetaan/mapping, pengidentifikasian perbedaan antara SPAP dengan ISA, dan
akuntabilitas dari ISA.
Sedangkan yang termasuk program kerja eksternal adalah meliputi studi dan diskusi,
yang difokuskan pada studi dan diskusi mengenai perbedaan-perbedaan yang signifikan
antara SPAP dengan ISA. Dalam melakukan studi dan diskusi ini nantinya akan melibatkan
pihak akademis, pemerhati akuntansi dan auditing, regulator serta para akuntan untuk
memberikan masukan atas pemetaan yang sebelumnya sudah dibuat oleh Dewan SPAP.
Selanjutnya, Dewan SPAP akan mengadakan studi banding dengan melihat penerapan ISA
oleh negara-negara lain.
Institute Akuntan Publik Indonesia (IAPI) memutuskan untuk mengadopsi secara
penuh International Standars on Auditing untuk menggantikan Standard Profesional
Akuntan Publik (SPAP) mulai 1 January 2013. Standar ini menuntuk perubahan cara
berpikir, cara bertindak dan cara bersikap auditor. Secara umum ada 5 hal yang berbeda
secara fundamental dibandingkan standar lama.
1. Penekanan pada Audit Berbasis Resiko
2. Perubahan dari Rules based ke Principle Based
3. Berpaling dari model matematis
4. Menekankan pada Kearifan Profesional (professional judgement)
5. Melibatkan peran Those Charged With Governance (TCWG)
5
2.2. Struktur ISA dan Standar Audit di SPAP
Struktur dan standar SPAP saat ini:
Struktur baru kode etik profesi akuntan publik dan SPAP yang ditetapkan oleh IAPI:
6
Struktur baru SA yang ditetapkan oleh IAPI
7
dengan overstatement komponen laporan keuangan sebagai akibat dicantumkannya item-item
yang sebenarnya tidak ada atau transaksi yang tidak pernah terjadi.
2. Completeness
Berkaitan dengan apakah semua transaksi yang harus disajikan dalam laporan keuangan
benar-benar telah dicantumkan. Perhatian auditor berkaitan dengan
kemungkinan understatement komponen laporan keuangan melalui pengabaian item-item yang
benar-benar ada atau masalahcutoff yang mengakibatkan pencatatan transaksi yang tidak tepat
pada periode akuntansi yang salah.
3. Rights and obligations
Berkaitan dengan apakah aktiva telah menjadi hak entitas dan hutang memang telah menjadi
kewajiban entitas pada suatu tanggal tertentu. .
4. Valuation or allocation
Berkaitan dengan apakah komponen aktiva, kewajiban, pendapatan, dan beban telah
dicantumkan dalam laporan keuangan dengan jumlah yang semestinya (sesuai dengan GAAP
dan telah dicatat dan dihitung dengan cermat).
5. Presentation and disclosure
Berkaitan dengan apakah komponen tertentu laporan keuangan telah digolongkan, diuraikan
dan diungkapkan sebagaimana mestinya.
8
Prosedur analisis adalah mengevaluasi informasi keuangan yang dijadikan bahan dari
hubungan antara data keuangan dan data non keuangan. Selain itu, prosedur analisis digunakan
untuk mengidentifikasi potensi dari kemungkinan salah saji laporan keuangan.
Mengidentifikasi risiko atas kemungkinan terjadinya salah saji yang material, termasuk
risiko kecurangan.
Untuk mengidentifikasi risiko atas kemungkinan terjadinya salah saji yang material
digunakan komponen risiko audit yang terdiri dari risiko bawaan, risiko pengendalian, dan risiko
deteksi. Selain itu, digunakan juga risiko kecurangan.
10
etika profesi yang berlaku. Kebijakan dan prosedur tersebut harus memungkinkan KAP
untuk :
1) Mengomunikasikan ketentuan independensi kepada personel KAP dan kepada pihak
lain yang juga diwajibkan untuk mematuhi ketentuan independensi
2) Mengidentifikasi dan mengevaluasi kondisi dan hubungan yang menciptakan ancaman
terhadap independensi serta melakukan tindakan pencegahan yang tepat.
11
b. Rekan perikatan memiliki kompetensi, kemampuan, dan wewenang yang tepat untuk
melaksanakan fungsinya
c. Tanggung jawab sebagai rekan perikatan ditetapkan secara jelas dan dikomunikasikan
kepada rekan perikatan tersebut.
KAP juga harus menetapkan kebijakan dan prosedur untuk menugaskan personel yang tepat
dengan kompetensi yang dibutuhkan, serta memiliki kemampuan untuk melaksanakan perikatan
sesuai dengan standar profesi, serta ketentuan hukum dan peraturan yang berlaku dan
memungkinkan untuk menerbitkan laporan yang sesuai dengan kondisinya
5. Pelaksanaan Perikatan.
Setiap KAP harus menetapkan kebijakan dan prosedur yang dirancang untuk memberikan
keyakinan memadai bahwa perikatan dilaksanakan sesuai dengan standar profesi, serta ketentuan
hukum dan peraturan yang berlaku, dan menerbitkan laporan yang tepat sesuai dengan
kondisinya. Kebijakan dan prosedur tersebut mencakup:
a) Hal-hal yang relevan untuk mendukung konsistensi atas kualitas pelaksanaan perikatan
b) Tanggung jawab penyeliaan
c) Tanggung jawab penelaahan.
1) Konsultasi
KAP harus menetapkan kebijakan dan prosedur yang dirancang untuk memberikan
keyakinan memadai bahwa :
a. Konsultasi yang tepat telah dilakukan untuk hal-hal yang rumit dan kontroversial
b. Tersedianya sumber daya yang cukup untuk memungkinkan terlaksananya konsultasi
yang tepat
c. Sifat, lingkup, dan kesimpulan yang dihasilkan dari konsultasi tersebut didokumentasikan
dan disepakati oleh kedua belah pihak
d. Diterapkannya kesimpulan yang dihasilkan dari konsultasi tersebut
12
a. Untuk perikatan tertentu, KAP harus menetapkan kebijakan dan prosedur yang
mempersyaratkan penelaahan pengendalian mutu perikatan yang menyediakan suatu
evaluasi yang objektif atas pertimbangan signifikan yang dibuat oleh tim perikatan dan
kesimpulan yang dicapai dalam penyusunan laporan.
b. Setiap KAP menetapkan kebijakan dan prosedur yang menjelaskan sifat, waktu dan
luasnya suatu penelaahan pengendalian mutu
c. Setiap KAP menetapkan kebijakan dan prosedur yang mensyaratkan bahwa penelaahan
pengendalian mutu perikatan mencakup:
a. Pembahasan hal-hal penting mengenai perikatan
b. Penelaahan laporan keuangan atau informasi hal pokok lain dan laporan yang
akan diterbitkan
c. Penelaahan atas dokumen perikatan tertentu yang berkaitan dengan pertimbangan
signifikan yang dibuat tim perikatan dan kesimpulan yang dihasilkan
d. Evaluasi atas kesimpulan yang dibuat dalam memformulasikan laporan dan
pertimbangan
4) Perbedaan Pendapat
Setiap KAP harus menetapkan kebijakan dan prosedur dalam menghadapi dan
menyelesaikan perbedaan pendapat dalam tim perikatan, antara tim perikatan dengan pihak yang
memberikan konsultasi atau antara rekan perikatan dengan penelaah pengendalian mutu
perikatan.
13
Kebijakan dan prosedur tersebut harus mensyaratkan keputusan yang dihasilkan telah
didokumentasi dan dilaksanakan dan laporan tidak diberi tanggal hingga hal yang menjadi
permasalahan telah terselesaikan.
5) Dokumentasi Perikatan
a. Penyelesaian Pengarsipan Kertas Kerja Final dari Perikatan secara tepat waktu setelah
laporan perikatan diselesaikan
b. Kerahasiaan, Keamanan Penyimpanan, Integritas, Keteraksesan, dan Kepemerolehan
Kembali Dokumentasi Perikatan
c. Pemeliharaan dan Penyimpanan Dokumen Perikatan untuk suatu periode yang sesuai untuk
memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh ketentuan perundang-undangan atau peraturan
yang berlaku
6. Pemantauan
1) Pemantauan Kebijakan dan Prosedur Pengendalian Mutu KAP
Setiap KAP harus menetapkan suatu proses pemantauan untuk memberikan kepercayaan bahwa
kebijakan dan prosedur yang berkaitan dengan sistem pengendalian mutu sudah relevan dan
memadai, serta berjalan dengan efektif. Proses pemantauan tersebut harus:
a) Mencakup pertimbangan dan evaluasi yang berkesinambungan atas sistem pengendalian
mutu KAP
b) Memberikan tanggung jawab atas proses pemantauan hanya kepada rekan atau individu
lain di dalam KAP atau di luar KAP yang memiliki pengalaman dan wewenang yang
cukup dan tepat
c) Mensyaratkan tidak boleh terlibatnya mereka yang melaksanakan perikatan
14
3) Keluhan dan Dugaan (Allegations)
Setiap KAP harus menetapkan kebijakan dan prosedur yang dirancang untuk memberikan
keyakinan memadai bahwa KAP telah menangani secara tepat hal-hal sebagai berikut:
a) Keluhan dan dugaan mengenai kegagalan KAP dalam mematuhi standar profesi, serta
ketentuan hukum dan peraturan yang berlaku
b) Dugaan atas ketidakpatuhan terhadap sistem pengendalian mutu KAP.
15
BAB III
KESIMPULAN
Standar Profesional Akuntan Publik (disingkat SPAP) dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun
2011 merupakan acuan yang ditetapkan menjadi ukuran mutu yang wajib dipatuhi oleh Akuntan
Publik dalam pemberian jasanya. Perubahan pesat yang terjadi di lingkungan bisnis di awal
dekade tahun sembilan puluhan kemudian menuntut profesi akuntan publik untuk meningkatkan
mutu jasa audit atas laporan keuangan historis, jasa atestasi, serta jasa akuntansi dan review.
Pada tahun 2004, melalui Konvensi Nasional Akuntan Indonesia telah diputuskan bahwa Ikatan
Akuntan Indonesia (IAI) akan melakukan adopsi sepenuhnya (full adoption) International
Auditing and Assurance Standards (ISA) yang diterbitkan oleh International Federation of
Accountants (IFAC).
16
DAFTAR PUSTAKA
Hayes, Rick., Philip Wallage, & Hans Gortemaker. 2017. Prinsip-Prinsip Pengauditan. Jakarta.
Salemba Empat.
Implementasi ISA di Indonesia. http://www.slideserve.com/chelsey/rudy-suryanto-stie-ww-24-
april-2014. Diakses tanggal 5 Oktober 2017.
Prima, Agustina. Implementasi International Standards On Auditing (ISA) dan Dampaknya
Pada Kualitas Audit. Jurnal Skripsi Fakultas Ekonomi Sanata Dharma.
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). 2009. Standar Profesi Akuntan Publik. Jakarta. Salemba Empat.
Institut Akuntansi Publik Indonesia.2013. Standar Pengendalian Mutu SPM 1: Pengendalian
Mutu bagi Kantor Akuntan Publik yang Melaksanakan Perikatan Asurans (Audit, Reviu,
dan Perikatan Asurans Lainnya) dan Perikatan Selain Asurans. Jakarta. Selemba Empat
(didownlod pada iapi.or.id/)
17