You are on page 1of 12

114

EXPERIMENTAL STUDY ON CAVITATION PHENOMENA IN


A CENTRIFUGAL PUMP USING FLOW VISUALIZATION
AND VIBRATION ANALYSIS
Irham Suyanto dan Sutardi*

ABSTRAK
Fenomena kavitasi adalah salah satu dari banyak kejadian yang merupakan penyebab kerusakan pada mesin-mesin
fluida, seperti pompa dan turbin air. Di dalam sebuah pompa sentrifugal, bagian yang paling kritis terhadap
kejadian kavitasi ialah mata impeler. Akibat dari terjadinya kavitasi terhadap unjuk kerja pompa antara lain:
pompa bergetar, erosi pada impeler dan casing, turunnya efisiensi pompa, dan timbulnya bising. Tujuan dari studi
kali ini ialah untuk mengkaji bagaimana mendeteksi adanya kavitasi di dalam pompa sentrifugal menggunakan
metoda vibrasi dan visualisasi aliran. Studi eksperimen ini dilakukan di Laboratorium Mekanika Fluida Jurusan
Teknik Mesin ITS. Distribusi tekanan pada dinding casing yang berhadapan dengan sudu-sudu impeler diukur
menggunakan pipa U yang diisi dengan air raksa. Putaran pompa divariasikan dengan tiga nilai, yaitu: 1000, 1200,
dan 1400 rpm, sementara temperatur air juga divariasikan: 30 0C, 450C dan 600C. Vibrasi pompa diukur dengan
menggunakan sebuah akselerometer jenis CSI 40124012 L7. Hasil eksperimen menunjukkan bahwa deteksi
kejadian kavitasi dapat dilakukan menggunakan metode vibrasi, dan selanjutnya tanpa diperlukan lagi visualisasi.
Juga, frekuensi kavitasi terdeteksi berkisar pada angka 420 Hz untuk kecepatan putaran impeler pompa 1000 rpm
untuk jenis pompa yang diuji.
Kata kunci: pompa sentrifugal, impeler, kavitasi, visualisasi, vibrasi.

ABSTRACT
Cavitation phenomenon cause damage to fluid machineries, such as pumps dan hydraulic turbines. In a
centrifugal pump, the most critical location to the cavitation is the pump impeller eye. Cavitation indications
include the formation of vapor bubbles, noise and vibration. Cavitation effects on pumps are vibration, erosion
on impeller and casing, decreasing pump efficiency, and noise. The purpose of this study is to investigate how to
detect the cavitation phenomenon in a centrifugal pump using vibration and visualization methods. The research
was performed in the Fluid Mechanics Laboratory, Mechanical Engineering Department, ITS. Pressure
distribution on the surface facing to the impeller blades was measured using U-type manometer filled with
mercury. Impeller rotation was varied from 1000, 1200, and 1400 rpm, while the water temperature was varied
from 300C, 450C and 600C. Pump vibration was measured using an accelerometer CSI 40124012 L7 type. The
experimental results show that cavitation phenomenon in a centrifugal pump can be detected using vibration
method, and in the future, without flow visualization. Next, the cavitation frequency is approximately of 420 Hz
at impeller speed of 1000 rpm for this particular pump.
Keywords: centrifugal pump, impeller, cavitations, visualization, vibration.

1. PENDAHULUAN mesin fluida, seperti pompa dan turbin air.


Gelembung-gelembung uap dapat terjadi Pompa sentrifugal yang dioperasikan dalam
pada zat cair yang sedang mengalir, baik didalam kondisi kavitasi akan menimbulkan suara bising
pompa maupun di dalam pipa. Pada pompa yang diakibatkan gelembung-gelembung uap
sentrifugal, penurunan tekanan sampai tekanan pecah secara kontinyu karena tekanan
terendah terjadi pada sisi hisap. Bila penurunan sekelilingnya. Getaran berintensitas tinggi akan
tekanan ini sampai dibawah tekanan uap muncul ketika gelembung uap pecah mengenai
jenuhnya maka akan menyebabkan terbentuknya casing pompa. Fenomena kavitasi yang terjadi
gelembung-gelembung uap, lalu berkembang dan dalam sudu pompa sentrifugal akan
bergerak mengikuti aliran zat cair sampai ke menyebabkan kerusakankerusakan mekanis
daerah tekanan yang lebih tinggi, selanjutnya yaitu dengan terjadinya lubang-lubang yang
gelembung uap tersebut akan pecah akibat disebut erosi cavitasi. Kerusakan ini bisa terjadi
tekanan sekelilingnya. Proses inilah yang disebut pada sudu (blade) maupun pada casing.
kavitasi. Head loss aliran yang terlalu besar (pada Disamping terjadi kerusakan mekanis, pompa
sudu pompa, valve, elbow), kenaikan temperatur sentrifugal juga akan mengalami penurunan head,
fluida, dan kenaikan kecepatan aliran fluida kapasitas maupun efisiensinya apabila cavitasi
merupakan tiga hal yang sangat berpengaruh terjadi pada sudu. Berdasarkan sebuah studi
terhadap terjadinya kavitasi. Fenomena kavitasi numerik, Ridha dan Houcine (2003)
adalah salah satu dari banyak kejadian yang mendapatkan terjadinya serangan awal kavitasi
merupakan penyebab kerusakan pada mesin- pada bagian tertentu dari sudu impeler sebuah
Jurusan Teknik Mesin, FTI ITS, Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya (60111)
E-mail: sutardi@me.its.ac.id

Majalah IPTEK - Vol. 17, No. 4, Nopember 2006


115

pompa sentrifugal. Pompa yang beroperasi pada yang sudah lazim, seperti kamera digital atau
level kavitasi yang rendah bisa memaksimalkan cam-corder. Studi kavitasi secara visual untuk
kapasitas, memperpanjang umur kerja, dan aliran didalam elbow 900 telah didokumentasikan
menghemat biaya dan waktu. Rencana yang dengan baik oleh Yuli (2003).
terjadwal secara baik untuk pengumpulan data- Identifikasi timbulnya kavitasi pada pompa
data kavitasi pompa akan mengurangi waktu sentrifugal sering sulit dilakukan karena material
downtime dan akan berakibat pada penghematan casing pompa terbuat dari bahan yang tidak
biaya perbaikan impeler yang terlalu mahal transparan. Dengan demikian kondisi fisik fluida
ataupun biaya penggantian komponen dan di dalam pompa tidak diketahui secara visual.
inspeksi (Josefberg 2002). Dasar perhitungan secara matematis
Kecepatan aliran di antara sudu yang terlalu menggunakan indeks kavitasi sebenarnya dapat
besar (akibat kenaikan debit yang tidak dipergunakan untuk memperkirakan keadaan
terkendali), akan mengakibatkan blockage aliran fluida yang sedang mengalir melewati sudu
dan selanjutnya menurunkan kapasitas pompa. pompa sentrifugal, namun hal ini memerlukan
Terjadinya blockage ini berakibat pada penurunan peralatan/instrumen ukur yang sangat akurat.
indeks kavitasi dan menyebabkan penurunan Terbentuknya gelembung-gelembung uap
unjuk kerja pompa yang ditandai dengan didalam casing pompa dan di antara sudu-sudu
penurunan koefisien head dan koefisien aliran pompa dan proses pecahnya gelembung-
(Friedrichs dan Kosyna 2002). gelembung tersebut menimbulkan getaran yang
Walaupun telah banyak penelitian yang cukup besar. Tingkat getaran yang terjadi ini bisa
berkaitan dengan timbulnya dan proses diukur dengan menggunakan alat ukur getaran
terjadinya kavitasi, tetapi penelitian yang secara dengan response yang sangat baik. Hasil
khusus membahas kavitasi pada sudu pompa pengukuran getaran ini yang dikombinasikan
sentrifugal belum banyak dilakukan. Friedrichs dengan kajian secara visual dapat digunakan
dan Kosyna (2002) mendapatkan hubungan sebagai cara identifikasi terjadinya kavitasi pada
indeks kavitasi (i) dengan koefisien head () pompa secara lebih baik.
pada pompa sentrifugal. Tujuan dari studi kali ini ialah untuk mengkaji
Pada pompa sentrifugal, tingkat/intensitas bagaimana mendeteksi adanya kavitasi di dalam
kavitasi bisa diindikasikan dengan menggunakan pompa sentrifugal menggunakan metoda vibrasi.
indeks kavitasi (Franz dkk. 1996) dan Friedrichs Selain itu, kajian ini juga ditujukan untuk
dan Kosyna (2002) dengan persamaan berikut: memvisualisasikan fenomena kavitasi didalam
2( pi pv ) impeler pompa sentrifugal.
i , ...(1)
u1
2. PERANGKAT DAN FASILITAS
dimana:
UNTUK EKSPERIMEN
i : indeks kavitasi pompa Studi eksperimen ini dilakukan di
pi : tekanan pada titik i (N/m2) Laboratorium Mekanika Fluida Jurusan Teknik
pv : tekanan uap jenuh fluida (N/m2) Mesin ITS, dengan menggunakan perangkat uji
: massa jenis fluida (kg/m3) kavitasi pompa sentrifugal (Gambar 1). Pompa
u1 : kecepatan peripherial masuk (m/s). sentrifugal yang dipakai dan yang akan diteliti
merupakan cetakan industri kecil. Sebagian besar
Untuk air murni akan terjadi kavitasi jika angka produk ini digunakan untuk keperluan rumah
indek kavitasi (i) mendekati nilai 0.008 (Gultom tangga sehari-hari dan digunakan untuk
2001; Taufik 2003). memompa cairan dingin, dengan sepesifikasi
Studi fenomena kavitasi yang sangat visibel terlihat pada Gambar 2.
sampai saat ini ialah dengan menggunakan media
visual. Dengan metode ini maka fisik dari
kavitasi tersebut bisa dilihat dan
didokumentasikan menggunakan media perekam

Vol. 17, No. 4, Nopember 2006 - Majalah IPTEK


116

Gambar 1. Perangkat uji kavitasi pompa sentrifugal.

Tebal sudu (t) : 5.7 mm


Kelengkungan sudu inlet ( 1 ) : 40o
Kelengkungan sudu outlet ( 2 ) : 35o
Jumlah sudu : 6 buah

Sebelum melakukan pengujian kavitasi


didalam pompa, maka perlu dilakukan pengujian
terhadap karakteristik pompa tanpa terjadinya
kavitasi. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan
data pembanding terhadap hasil-hasil
pengukuran pada pompa bila kavitasi telah
terjadi. Gambar 3 menunjukkan karakteristik
head-kapasitas (H-Q) dari pompa uji.

3,5
3,0

Gambar 2. Geometri dan notasi pompa. 2,5


Head (m)

2,0
1,5
1,0
Detail dari dimensi pompa uji: n = 1000 rpm
n = 1200 rpm
Jenis pompa : Pompa 0,5
n = 1400 rpm
Sentrifugal 0,0
0 10 20 30 40 50 60
Diameter sudu inlet (D1) : 39.3 mm Kapasitas (l/menit)
Diameter sudu outlet (D2) : 98.3 mm
Lebar sudu inlet dan outlet (w) : 17.3 mm Gambar 3. Karakteristik pompa uji.

Majalah IPTEK - Vol. 17, No. 4, Nopember 2006


117

Studi ini dilakukan dengan modifikasi dari Ke data logger


sebuah perangkat uji kavitasi model CPE Sensor getaran
24112B yang dilengkapi dengan power supply sisi atas

AC 380 V 50 Hz 3 Phase. Motor penggerak Flow out


pompa uji dengan seri C161313A (7A, 1400
rpm). Pompa vakum yang dihubungkan dengan

Sensor getaran
sisi samping
pipa isap dari pompa uji dengan putaran rpm
1420 rpm (daya: 2.2kW pada kapasitas 10
liter/menit). Sebuah pemanas (heater) (1500
watt; 220 Volt) digunakan untuk memanaskan air
di dalam tangki isap. Dalam kajian ini pemanasan
air juga dibantu dengan pemanas kompor minyak
tanah untuk pemanasan awal. Gambar 4. Penempatan sensor untuk mengukur
Pengukuran tekanan sepanjang sudu kearah getaran pompa.
radial dengan menggunakan pipa U dengan
fluida ukur air raksa. Pengukuran tekanan dengan 3. HASIL EKSPERIMEN DAN DISKUSI
menggunakan 14 titik lubang arah melintang 3.1 Distribusi Tekanan didalam Casing
vertikal jarak masing-masing 2.3 mm. Sebuah Pompa
kamera digital digunakan untuk merekam secara Distribusi tekanan air didalam casing pompa
visual aliran yang terjadi didalam casing pompa. sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara
Tekanan didalam tangki hisap dideteksi lain: tekanan hisap (suction pressure), debit aliran,
menggunakan sebuah manometer dengan putaran impeler pompa, dan temperatur air yang
rentang ukur -76 cmHg 0cmHg (gage). dipompa. Gambar 5 menunjukkan distribusi
Kecepatan aliran diukur menggunakan sebuah tekanan dan pola aliran di sudu pompa dengan
Doppler flow meter dengan rentang ukur 0.15- variasi tekanan hisap dari 0 cmHg sampai
tekanan -20 cmHg. Distribusi tekanan didalam
6.1 m/sec ( 5 % ). Pengukuran vibrasi
casing juga terlihat semakin menurun seiring
dilakukan menggunakan sebuah accelerometer
tekanan hisap yang lebih rendah. Hal ini
model CSI 40124012 L7 yang dihubungkan
menunjukkan bahwa efek pengurangan tekanan
dengan data logger model CSI 2120 A (RBM
di daerah sisi hisap mengakibatkan turunnya
Consultant).
tekanan pada sudu pompa secara signifikan.
Pengujian kavitasi pompa ini dilakukan
Gambar 5 juga menunjukkan bahwa
dengan variasi putaran pompa, temperatur air,
distribusi tekanan arah radial mempunyai dua
tekanan hisap dan kapasitas aliran. Putaran
pola yang berbeda. Pada pola pertama, terlihat
pompa divariasikan dengan tiga nilai, yaitu: 1000,
bahwa ketika pompa dioperasikan pada tekanan
1200, dan 1400 rpm, sementara temperatur air
hisap 0 cmHg sampai tekanan hisap -15 cmHg.
juga divariasikan dari 300C, 450C dan 600C.
Pada rentang tekanan ini, pola distribusi tekanan
Selain itu, tekanan isap juga divariasikan dengan
menyerupai grafik parabola, sementara pada titik
empat harga: 0, -5, -10, 15, dan -20cmHg
p1 dan p13 tekanan yang dihasilkan lebih tinggi,
(gage). Untuk memperoleh kurva karakteristik
kemudian semakin mendekati daerah dekat sisi
pompa tersebut, maka kapasitas aliran
hisap pompa (titik p5, p6 dan p7) tekanannya
divariasikan dengan harga: 0, 25, 50, 75, dan 100
semakin menurun. Namun demikian, tekanan
persen dari kapasitas maksimumnya.
pada titik p1 lebih tinggi daripada tekanan pada
Gambar 4 menunjukkan diagram skematis
titik p13, karena lokasi titik p1 lebih dekat ke sisi
metode pengukuran sinyal getaran pada pompa
tekan (discharge). Terlihat pula pada Gambar 5
uji. Sinyal getaran diukur pada sisi atas dan sisi
tersebut bahwa tekanan pada titik p13 lebih tinggi
samping pompa. Untuk mendapatkan hasil yang
dari tekanan titik p14. Hal ini dimungkinkan
akurat, maka sensor getaran diletakkan
karena pressure tap pada titik p14 terpasang sedikit
menempel secara tegak lurus bodi/dinding
tidak rata dengan dinding casing (lebih menjorok
casing pompa. Data sinyal getaran ini direkam
kedalam).
menggunakan data logger (model CSI 2120 A),
Selanjutnya pada rentang tekanan vakum
yang selanjutnya diproses menggunakan sebuah
dibawah -15 cmHg, distribusi tekanan tetap
program yang merupakan kelengkapan dari data
menunjukkan pola parabolik, tetapi dengan harga
loger yang sudah tersedia di dalam Personal
yang lebih rendah. Pola distribusi tekanan yang
Computer (PC).
dihasilkan semakin mendekati kurva kontinyu di
sepanjang titik-titik pengujian. Perubahan
distribusi tekanan yang signifikan ini terlihat pada
tekanan hisap -20 cmHg, dimana pada kondisi ini

Vol. 17, No. 4, Nopember 2006 - Majalah IPTEK


118

Gambar 5. Distribusi tekanan sudu arah radial pada putaran 1000 rpm kapasitas 100% dan
temperatur 30oC sebagai fungsi dari tekanan hisap (suction).

di sekitar mata impeler tekanan mencapai nilai disebabkan jet-flow (Medvitz dkk 2002). Jet-flow
kritisnya. Secara visual, fluida yang melewati sudu akan membesar sebanding dengan kenaikan
pada tekanan vakum dibawah -20 cmHg kapasitas. Pada daerah dekat sisi hisap pompa,
menunjukkan gejala kavitasi yang hebat dengan aliran fluida mengalami percepatan yang tinggi
terbentuknya gelembung gas melingkupi area akibat adanya penyempitan luasan yang
yang cukup luas ( 3.2) dan menghasilkan mendadak dan adanya jet-flow akibat naiknya
kapasitas aliran yang semakin rendah. Hal ini kapasitas. Hal ini berakibat timbulnya
disebabkan pompa yang tidak mampu lagi penumpukan aliran fluida ketika putaran
memberi cukup energi kepada fluida untuk dinaikkan. Konsekuensi dari kondisi ini adalah
dihisap dan dikeluarkan ke discharge line. turunnya tekanan statis di daerah penyempitan
Kapasitas pompa juga berpengaruh terhadap aliran tersebut. Bila hal ini dibiarkan berlangsung
distribusi tekanan sepanjang sudu (Gambar 6). secara berkelanjutan, maka proses terjadinya
Apabila kapasitas pompa diturunkan dengan kavitasi akan dipercepat karena tekanan di daerah
menutup katup (valve)-1, maka terjadilah tersebut dapat turun sampai dibawah tekanan
kenaikan distribusi tekanan di sepanjang sudu. uap jenuhnya.
Terlihat pula pada Gambar 6 adanya peningkatan Distribusi tekanan akibat perubahan
tekanan lebih besar pada titik-titik yang jauh dari temperatur tidak menunjukkan perbedaan
pusat. Penurunan kapasitas aliran ini distribusi tekanan kearah radial secara signifikan
mengakibatkan penurunan kecepatan normal dan (Gambar 8). Hal ini dikarenakan perubahan
kecepatan relatif aliran, yang selanjutnya temperatur hanya berpengaruh terhadap
meningkatkan tekanan fluida didalam casing, perubahan tekanan uap jenuh dan massa jenis
terutama tekanan pada titik yang lebih jauh dari fluida. Ditinjau dari energi yang dibangkitkan,
mata impeler. perubahan temperatur mengakibatkan
Gambar 7 menunjukkan distribusi tekanan penurunan tekanan di masing-masing titik yang
fluida di dalam casing sebagai fungsi dari putaran disebabkan oleh kenaikan kecepatan yang
impeler pompa. Cekungan dari distribusi tekanan melewati sudu. Penurunan tekanan tersebut
ini terlihat sangat curam. Hal ini terkait dengan dijelaskan dengan konsep Euler (pers. 2) dengan
pengaruh putaran yang menyebabkan kenaikan mengacu pada Gambar 9.
head pompa dan menyebabkan tekanan pada
ujung sudu luar (discharge) meningkat dengan dF wVu ddR Vu dR
2 2

drastis, sementara tekanan pada ujung dalam dp ...(2)


sudu (inlet) turun akibat naiknya kecepatan dA wRd R
periperial. Persamaan (2) tersebut mengandung makna
Naiknya putaran juga diikuti oleh kenaikan bahwa perubahan tekanan sebanding dengan
kapasitas sehingga kecepatan relatif aliran yang massa jenis fluida, sehingga apabila terjadi
masuk menuju inlet sudu membesar, dan hal ini penurunan massa jenis disebabkan naiknya
menyebabkan pengecilan penampang aliran yang temperatur maka tekanan akan mengalami

Majalah IPTEK - Vol. 17, No. 4, Nopember 2006


119

Gambar 6. Distribusi tekanan sudu arah radial pada putaran 1000 rpm tekanan hisap 0 cmHg dan
temperatur 30oC.

Gambar 7. Distribusi tekanan sudu arah radial tekanan hisap 0 cmHg kapasitas 100% temperatur
30oC.

Gambar 8. Distribusi tekanan sudu arah radial tekanan hisap 0 cmHg kapasitas 100% putaran 1000
rpm.

Vol. 17, No. 4, Nopember 2006 - Majalah IPTEK


120

Keterangan gambar:
Vu : kecepatan periperial (m/s)
: massa jenis fluida (kg/m3)
w : lebar sudu (m)
R : jari-jari sudu (m)
dF : diferensial gaya sentrifugal (N)
dR : diferensial jari-jari (m)

d: diferensial sudut

Gambar 9. Mekanisme terjadinya gaya sentrifugal.

penurunan. Akan tetapi perubahan temperatur


hanya menurunkan massa jenis yang cukup kecil,
sehingga dalam studi kali ini tidak didapatkan
perubahan tekanan yang signifikan.

3.2 Visualisasi Aliran didalam Casing Pompa


Gambar 10 menunjukkan kondisi fluida
didalam casing pompa pada tekanan hisap -20
cmHg, 1400 rpm, dan temperatur 30oC. Pada
gambar terlihat bahwa pada sisi hisap mulai
terbentuk gelembung gas. Gelembung gas
tersebut akan semakin banyak pada tekanan yang
lebih rendah yang disebabkan oleh turunnya
angka kavitasi. Gambar 11 mununjukkan hasil
visualisasi kavitasi tekanan hisap -22 cmHg, Gambar 10. Pola aliran fluida didalam casing
temperatur 30oC dan putaran 1400 rpm. Pada pompa pada tekanan hisap -20 cmHg, putaran
gambar tersebut terlihat adanya rongga yang 1400 rpm, dan temperatur 30oC.
berisi gelembung-gelembung gas dengan luasan
yang lebih lebar. Pada Gambar 12 terlihat bahwa
kavitasi yang terbentuk lebih melebar, ditandai
dengan semakin luasnya daerah gelembung gas.
Dari Gambar 10-12 dapat disimpulkan bahwa
semakin rendah tekanan hisap, maka semakin
hebat kavitasi yang terjadi.
Kavitasi yang semakin besar intensitanya
bersesuaian angka kavitasi yang semakin rendah.
Penurunan angka kavitasi akan mengakibatkan
penurunan koefisien kapasitas, dan hal ini sesuai
dengan hasil pengamatan secara visual (Suyanto
2005).

Gambar 11. Pola aliran fluida didalam casing


pompa pada tekanan hisap -22 cmHg, putaran
1400 rpm, dan temperatur 30oC.

Majalah IPTEK - Vol. 17, No. 4, Nopember 2006


121

Gambar 12. Pola aliran fluida didalam casing Gambar 14. Pola Aliran Fluida pada Sudu
pompa pada tekanan hisap -25 cmHg, putaran Tekanan Hisap -22 cmHg temperatur 30oC
1400 rpm, dan temperatur 30oC. Putaran 1400 rpm.

Perubahan putaran impeler besar Dari Gambar 13 dan 14 terlihat adanya


berpengaruh terhadap profil kecepatan yang perbedaan yang sangat nyata pada intensitas
terjadi di dalam impeler. Adanya perubahan kavitasi untuk dua harga putaran impeler yang
profil kecepatan ini menyebabkan terjadinya berbeda: 1000 rpm 1400 rpm. Pada putaran yang
perubahan harga intensitas kavitasi. Secara visual lebih tinggi luas daerah gelembung udara lebih
perbedaan tersebut dapat dijelaskan sebagai besar disebabkan pada putaran tersebut
berikut. Gambar 13 menunjukkan visualisasi perubahan tekanan lebih besar, gaya sentrifugal
kavitasi tekanan hisap -22 cmHg, temperatur yang terjadi lebih besar dan fluida lebih
30oC, dan putaran 1000 rpm. Pada gambar terdorong ke sisi luar sehingga menyebabkan
tersebut terlihat adanya rongga yang berisi luasan gelembung lebih besar. Intensitas kavitasi
gelembung-gelembung gas dengan luasan juga lebih dominan pada putaran tinggi yang
tertentu, dan gelembung gas yang terjadi lebih disebabkan oleh turunnya angka kavitasi akibat
kecil dan relatif stabil. Sementara, Gambar 14 naiknya kecepatan freestream (Suyanto 2005).
mununjukkan hasil visualisasi kavitasi tekanan Gelembung-gelembung uap lebih dinamis
hisap -22 cmHg, temperatur 30oC, dan putaran disebabkan pada putaran yang lebih besar yang
1400 rpm, dan memperlihatkan adanya rongga menyebabkan kecepatan keliling yang membawa
yang berisi gelembung-gelembung gas dengan gelembung berputar lebih cepat.
luasan yang lebih lebar, lebih acak dan dinamis.
3.3 Deteksi Kavitasi dengan Sinyal Getaran
Gambar 15 menunjukkan perbedaan sinyal
getaran casing pompa sebelum dan setelah terjadi
kavitasi di dalam casing. Sinyal getaran yang
berwarna hijau (atas) adalah sinyal getaran untuk
pompa yang mengalami kavitasi, sedangkan
sinyal warna biru (bawah) menunjukkan sinyal
getaran pompa yang tidak mengalami kavitasi.
Terjadinya kenaikan intensitas kavitasi ditandai
dengan sinyal getaran yang mempunyai
amplitudo besar. Hal ini menunjukkan energi
getaran yang besar akibat adanya gelembung-
gelembung yang menumbuk casing pompa.
Gambar 16 menunjukkan sinyal getaran
casing pompa dimana sensor getaran dipasang
pada sisi atas pompa. Hasil pengukuran
Gambar 13. Pola Aliran Fluida pada Sudu menunjukkan bahwa sinyal getaran yang direkam
Tekanan Hisap -22 cmHg temperatur 30oC oleh sensor yang dipasang pada sisi atas casing
Putaran 1000 rpm. pompa tidak menunjukkan perbedaan yang
berarti dibandingkan dengan sinyal getaran yang

Vol. 17, No. 4, Nopember 2006 - Majalah IPTEK


122

direkam oleh sensor yang dipasang pada sisi 1) Pada tekanan tabung hisap 0 cmHg sampai
samping casing. Dari gambar terlihat bahwa tekanan 15 cmHg, pola distribusi tekanan
amplitudo sinyal getaran untuk pompa yang yang dihasilkan menyerupai grafik parabola,
mengalami kavitasi (warna hijau / sinyal atas dengan tekanan minimum ~ minus 22,2
pada gambar) lebih besar dibandingkan dengan cmHg yang terjadi pada titik p6 (sekitar inlet
sinyal getaran pompa yang tidak mengalami pompa) (putaran 1400 rpm, kapasitas 100%
kavitasi (warna biru / sinyal bawah pada dari kapasitas maksimal dan tekanan hisap -
gambar). Gambar 15 dan 16 memperkuat dugaan 15 cmHg).
bahwa energi getaran pompa yang mengalami 2) Perubahan temperatur fluida pada range
kavitasi lebih besar dibandingkan dengan energi 300C 600C tidak berpengaruh signifikan
getaran pompa tanpa kavitasi. Oleh karenanya, terhadap distribusi tekanan sudu arah radial.
proses kavitasi yang terjadi didalam casing 3) Secara visual kavitasi ditandai dengan
pompa dapat dideteksi menggunakan sinyal terbentuknya gelembung uap yang terlihat
getaran yang direkam, tanpa harus menghitung berwarna putih, dan terbentuknya dimulai
angka kavitasi berdasarkan tekanan dan dari sisi hisap. Gelembung uap yang
kecepatan aliran, maupun visualisasi aliran. terbentuk semakin banyak jika putaran
Sinyal yang ditunjukkan dengan metode dinaikkan dari 1000 rpm menjadi 1400 rpm,
vibrasi/getaran memberikan informasi yang tekanan diturunkan dari -20 cmHg menjadi
selaras dengan hasil yang ditunjukkan dengan -25 cmHg.
visualisasi. Kavitasi yang ditunnjukkan dengan 4) Terjadinya kavitasi didalam pompa uji dapat
visualisasi ditandai dengan adanya gelembung dideteksi dengan sinyal getaran yang
uap yang terlihat pada sudu, sedangkan kavitasi ditunjukkan dengan alat pendeteksi getaran
yang ditunjukkan dengan vibrasi ditandai dengan CSI. Sinyal getaran akibat kavitasi pompa uji
sinyal getaran yang mempunyai energi getaran terdeteksi pada frekuensi sekitar 420 Hz
yang lebih besar, yang ditunjukkan dengan pada putaran 1000 rpm dan frekuensi sekitar
perbedaan amplitudo getaran dan kenaikkan 460 pada putaran 1400 rpm.
frekuensi peak sebagai akibat gelembung yang 5) Tanpa pengujian secara visual, selanjutnya
menumbuk dinding pompa. kavitasi pompa uji dapat dideteksi dengan
Keselarasan hasil visualisasi dengan sinyal menggunakan sinyal getaran.
getaran ditunjukkan dengan Gambar 17 dan
Gambar 18. Pada saat terjadi kavitasi, DAFTAR ACUAN
pengukuran dengan metoda vibrasi Franz, R., Acosta, J., Brenne, C.E. dan Coughey,
menunjukkan amplitudo maksimum yang terjadi T.K. (1996), The Rotordinamic Force on a
lebih besar, sedangkan pada hasil visualisasi Centrifugal Pump Impeller in the
ditunjukkan adanya gelembung-gelembung uap Presence of Cavitation, California Institute
yang banyak (Gambar 17). Pada saat sebelum of Technologi, Pasadena, CA. pp. 205-211.
terjadi kavitasi, sinyal vibrasi menunjukkan Friedrichs, J. dan Kosyna, G. (2002), Rotating
amplitudo maksimum yang lebih kecil dan terjadi Cavitation in a Centrifugal Pump Impeller of
pada frekuensi yang lebih rendah, sedangkan Low Specific Speed, Journal of Fluids
hasil visualisasi pada saat tidak terjadi kavitasi engineering, Vol. 124, pp. 356-362.
menunjukkan tidak terbentuknya gelembung uap Gultom, D. (2001), Study Eksperimen
(Gambar 18). Pada gambar ditunjukkan sinyal Pengaruh Tekanan dan Temperartur
getaran sebelum terjadi kavitasi adanya nilai pada Kavitasi, Tugas Akhir, Teknik Mesin,
amplitudo maksimum yang lebih kecil (kurang ITS, Surabaya.
dari 0,02 Gs) dan terjadi juga pada frekuensi yang Josefberg, D, (2002), Using Predictive
lebih rendah (sekitar 112 Hz) (Gambar 18). Hal Maintenance Tools to Catch Pump
ini berbeda dengan sinyal hasil pengukuran Cavitation, Pump and Process, Ludeca Inc.
ketika terjadi kavitasi (Gambar 17), dimana Newsletter, November, pp. 36-37.
amplitudo maksimum yang terjadi lebih besar Medvitz, R.B., Kunz, R.F., Boger, D.A., Lindau,
(diatas 0,06 Gs) dan terjadi pada frekuensi yang J.W., Yocum, A.M. dan Pauley, L.L. (2002),
lebih besar (sekitar 420 Hz). Performance Analysis of Cavitating Flow in
Centrifugal Pumps Using Multiphase CFD,
4. SIMPULAN Juornal of Fluids Engineering, Vol. 124, pp. 377-
Dari hasil eksperimen dan analisa yang 383.
dilakukan pada pengujian pompa sentrifugal,
maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai
berikut:

Majalah IPTEK - Vol. 17, No. 4, Nopember 2006


123

Gambar 15. Perbandingan sinyal getaran pada casing pompa sebelum (sinyal bawah) dan setelah
(sinyal atas) terjadi kavitasi. Sensor getaran dipasang pada sisi samping casing. Putaran
impeler pompa = 1000 rpm. T = 300C.

Gambar 16. Perbandingan sinyal getaran pada casing pompa sebelum (sinyal bawah) dan setelah
(sinyal atas) terjadi kavitasi. Sensor getaran dipasang pada sisi atas casing. Putaran
impeler pompa = 1000 rpm. T = 300C.

Vol. 17, No. 4, Nopember 2006 - Majalah IPTEK


124

(a)

(b)
Gambar 17. (a) Sinyal getaran dan waveform dari casing pompa yang mengalami kavitasi. Putaran
impeler1000 rpm, tekanan hisap -18 cmHg dan temperatur air 30oC. (b) Gelembung-gelembung
uap akibat kavitasi.

Majalah IPTEK - Vol. 17, No. 4, Nopember 2006


125

(a)

(b)
Gambar 18. (a) Sinyal getaran dan waveform dari casing pompa yang tidak mengalami kavitasi.
Putaran impeler: 1000 rpm; tekanan hisap: -18 cmHg; temperatur air: 30oC. (b) Visualisasi aliran fluida
didalam casing pompa yang tidak mengalami kavitasi.

Ridha, Z. dan Houcine, A. (2003), Numerical Yuli, T.S. (2003), Studi Eksperimen
Approach to the Prediction of Cavitation in Identifikasi Kavitasi Pada Elbow 90o
Pumps, Proc. Fifth Int. Symp. Cavitation, Berdasarkan Spektrum Getaran dan
November 1-4, Osaka, Japan. Tingkat Kebisingan, Tugas Akhir Teknik
Suyanto, I. (2005), Studi Eksperimental Mesin, ITS, Surabaya.
Fenomena Kavitasi pada Sudu Pompa
Sentrifugal, Tesis S-2, Jurusan Teknik Mesin, Diterima: 16 Maret 2006
ITS. Disetujui untuk diterbitkan: 15 Nopember 2006
Taufiq, M.S. (2003), Studi Eksperimen
Kavitasi Pada Impeler Pompa Sentrifugal,
Tugas Akhir Teknik Mesin, ITS, Surabaya.

Vol. 17, No. 4, Nopember 2006 - Majalah IPTEK

You might also like