You are on page 1of 6

2. A).

Konvolusi adalah cara matematik untuk mengkombinasikan dua buah sinyal menjadi sinyal dalam
bentuk lain. Konvolusi menggabungkan tiga buah sinyal yaitu sinyal masukan, sinyal keluaran, dan
respon impuls. Konvolusi menggabungkan tigabuah sinyal sinyal masukan, sinyal keluaran, dan respon
impuls. Konvolusi adalah cara matematik untuk mengkombinasikan dua buah sinyal menjadi sinyal
dalam bentuk lain. Definisi konvolusi secara matematis, misalkan dua fungsi f dan g terdefinisi dan
terintegralkan, konvolusi antara fungsi f dan g dinotasikan oleh (f*g):

Korelasi adalah salah satu analisis dalam statistic yang dipakai untuk mencari hubungan antara dua
variable yang bersifat kuantitatif substantive numeric (angka/bilangan).
Korelasi adalah operasi yang digunakan dalam berbagai aplikasi dalam bidang pengolahan isyarat secara digital.
Korelasi merupakan ukuran derajat kesamaan antara dua isyarat atau sekuens. Jika diketahui x[n] dan y[n]
dengan energi yang terbatas maka kros-korelasi antara x[n] dan y[n]. nilai yang menunjukkan kekuatan dan arah
hubungan linier antara dua peubah acak.

KONVOLUSI
Konvolusi (convolution) adalah sebuah proses dimana citra dimanipulasi dengan menggunakan eksternal mask /
subwindows untuk menghasilkan citra yang baru. salah satu proses filtering image yang sering dilakukan pada
proses pengolahan gambar.

Proses penghitungan sample matriks 5x5 secara manual :


Rumus yang digunakan f(x)*g(x)
Nilai mask yang dipakai:
3. Dasar untuk filter dalam domain spasial dan frekuensi adalah teori konvolusi, yang dapat dituliskan

sebagai berikut:

4. Inverse filtering adalah suatu teknik restorasi untuk dekonvolusi seperti ketika suatu gambar terblurrkan oleh
lowpass filter yang telah diketahui. Jika kita mengetahui atau dapat membuat model fungsi blurring yang baik
yang merusak citra, cara tercepat dan termudah untuk memulihkannya adalah dengan penyaringan terbalik.
Sayangnya, karena filter invers adalah bentuk high pass filer, penyaringan invers merespon dengan sangat buruk
terhadap noise yang ada pada gambar karena noise cenderung memiliki frekuensi tinggi. Pada bagian ini, kita
mengeksplorasi dua metode penyaringan invers - metode thresholding dan metode iteratif.
5. Secara singkat prinsip kerja dari konverter A/D adalah semua bit-bit diset kemudian diuji, dan bilamana perlu
sesuai dengan kondisi yang telah ditentukan. Dengan rangkaian yang paling cepat,konversi akan diselesaikan
sesudah 8 clock, dan keluaran D/A merupakan nilai analog yang ekivalendengan nilai registerSAR.
Tahapannya
Proses pencuplikan : dalam proses ini sinyal analog yang kontinu diubah menjadi sinyal diskkrit
Proses tahan (hold) : sinyal yang dicuplik ditahan agar harganya tidak berubah selama proses konversi
data analog ke data digital berlangsung
Proses kuantisasi: masing2 tingkat dari sinyal diterjemahkan ke dalam salah satu angka yang harganya
berkisar dari o hingga 2 -1, n merupakan jumlah data bit ADC yg digunakan
Proses Encoding: pada proses ini, data hasil proses kuantisasi diubah menjadi data dalam bentuk
bilangan biner dengan resolusi n.

6. deret fourier dikembangkan menjadi bentuk yang lebih umum sehingga dapat diterapkan pada fungsi yang non-
periodik, bentuk yang lebih umum ini yang kemudian dikenal sebagai Transformasi Fourier (FT). transformasi
fourier menjadi metoda yang sangat cocok untuk menganalisis fungsi atau sinyal, karena transformasi fourier
dapat mengubah fungsi atau sinyal dalam domain waktu ke domain frekuensi.Fungsi periodic dapat dinyatakan
sebagai jumlah sinus dan/atau cosines dari perbedaan frekuensi setiap perkaliannya dengan koefisien yang
berbeda.Transformasi Fourier memiliki beberapa sifat yang menarik dan memudahkan untuk mengerti kenapa
spektra dari sinyal tertentu punya bentuk tertentu, yaitu:

1. Linearity : f(x)+g) <--> F(w)+G(w)


a*f(x) <--> a*F(w)

artinya jika ada penambahan/pengurangan dua sinyal maka spektranya ditambahkan/dikurangkan juga dan jika amplitudo
sinyalnya dinaikkan/diturunkan maka spektrumnya pun dinaikkan/diturunkan.

2. Scaling: f(a*x) <--> (1/a) * F(w/a)

artinya jika dibuat fungsi yang lebih lebar dalam arah x maka spektrumnya akan menjadi lebih kecil dalam arah x dan
ampiltudonya pun akan berubah.

3. Time Shifting : f(x-x0) <--> (exp(-i*w*x0)) * F(w)


jika waktu digeser maka terjadi penggandaan Transformasi Fourier dengan eksponensial nilai imajiner, dengan demikian pergeseran
waktu dalam amplitudo spektrum tidak terlihat perbedaannya yang terlihat hanya dalam phase.
4. Frequency Shifting
(exp(-i*w0*x))*f(x)<-->F(w-w0)
merupakan pasangan rangkap dari time shifting
5. Duality or Symmetry
Jika f(x) <--> F(w) maka F(x) <--> f(-w)
misalnya karena factor ini spektrum pulsa rectangular adalah fungsi sin dan pada saat yang sama spektrum fungsi sin adalah pulsa
rectangular juga.
6. Symmetry Rules
Transformasi Fourier sinyal real dan genap adalah real dan genap juga (misal symetikal sinyal maka yang dicerminkan adalah
sekitar sumbu y)
Transformasi Fourier sinyal real dan ganjil adalah real dan ganjil juga (ganjil mengartikan ketidaksimetrisan, dicerminkan
disekitar titik pusat sumbu)
Transformasi Fourier sinyal real memiliki bagial real genap dan bagian imajiner ganjil serta amplitudo yang selalu simetris.
Transformasi Fourier sinyal imajiner murni adalah simetris ,tapi Transformasi Fourier sinyal kompleks tidak selalu simetris.
7. Teorema Konvolusi
Konvolusi adalah operasi antara dua fungsi yang terdefinisi sebagai integral

You might also like