You are on page 1of 18

ASUHAN KEPERAWATAN

DENGAN GANGGUAN PENYAKIT KULIT (PANU)

KELOMPOK 4

NAMA ANGGOTA :

ANNISA ISTIQOMAH : S16133 NIRMALA MONITA D : S16171

ASRI WULANDARI : S16135 SITI NING INTAN L : S16183

DIAH AYU TRI WARTAMI : S16139 TITIN PURNAMA SARI : S16185

DWI KRISMA DAYANTI : S16142 VERILY ENDAH JATI W : S16187

EKA NUR RANI : S16143 YOANITA PUTRI : S16188

S16C

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA

2017
A. DEFINISI
Pitiriasis versikolor adalah suatu penyakit jamur kulit yang kronik dan
asimtomatik serta ditandai dengan bercak putih sampai coklat yang bersisik.
Kelainan ini umumnya menyerang badan dan kadang-kadang terlihat di
ketiak, sela paha, tungkai atas, leher, muka dan kulit kepala.
B. ETIOLOGI
Penyakit ini disebabkan oleh jamur Malasezia furfur. Malassezia
furfur (dahulu dikenal sebagai Pityrosporum orbiculare, Pityrosporum ovale)
merupakan jamur lipofilik yang normalnya hidup di keratin kulit dan folikel
rambut manusia saat masa pubertas dan di luar masa itu. Sebagai organisme
yang lipofilik, Malassezia furfur memerlukan lemak (lipid) untuk pertumbuhan
in vitro dan in vivo. Secara in vitro, asam amino asparagin menstimulasi
pertumbuhan organisme, sedangkan asam amino lainnya, glisin, menginduksi
(menyebabkan) pembentukan hifa.
Pada dua riset yang terpisah, tampak bahwa secara in vivo, kadar asam
amino meningkat pada kulit pasien yang tidak terkena panu.
Jamur ini juga ditemukan di kulit yang sehat, namun baru akan memberikan
gejala bila tumbuh berlebihan. Beberapa faktor dapat meningkatkan angka
terjadinya pitiriasis versikolor, diantaranya adalah turunnya kekebalan tubuh,
faktor temperature, kelembabab udara, hormonal dan keringat.
C. MANIFESTASI KLINIS
Kelainan kulit Pitiriasis versikolor sangat superfisial dan ditemukan
terutama di badan. Kelainan ini terlihat sebagai bercak-bercak berwarna-
warni, bentuk tidak teratur sampai teratur, batas jelas sampai difus. Bercak-
bercak tersebut berfluoresensi bila dilihat dengan lampu Wood. Bentuk
papulo-vesikular dapat terlihat walaupun jarang. Kelainan biasanya
asimtomatik sehingga adakalanya penderita tidak mengetahui bahwa ia
berpenyakit tersebut .
Kadang-kadang penderita dapat merasakan gatal ringan, yang merupakan
alasan berobat. Pseudoakromia, akibat tidak terkena sinar matahari atau
kemungkinan pengaruh tokis jamur terhadap pembentukan pigmen, sering
dikeluhkan penderita. Penyakit ini sering dilihat pada remaja, walaupun anak-
anak dan orang dewasa tua tidak luput dari infeksi. Menurut BURKE (1961)
ada beberapa faktor yang mempengaruhi infeksi, yaitu faktor herediter,
penderita yang sakit kronik atau yang mendapat pengobatan steroid dan
nutrisi.
Pitiriasis versikolor muncul dengan 3 bentuk:
1. Papulosquamous
Paling sering bermanifestasi dalam gambaran bersisik, batas jelas,
banyak, makulabulat sampai oval yang tersebar pada batang tubuh,
dada, leher, ekstrimitas dan kadang pada bagian bawah perut.
Makula cenderung untuk menyatu, membentuk area pigmentasi
irreguler. Area yang terinfeksi dapat menjadi gelap atau menjadi lebih
terang dari kulit sekitar
Kondisi ini akan lebih terlihat pada musim panas dimana perbedaan
warna akan lebih menonjol
2. Inverse Pityriasis versicolor
Bentuk kebalikan dari Pitiriasis versikolor pada keadaan distribusi
yang berbeda, kelainan pada regio flexural, wajah atau area tertentu
pada ekstrimitas. Bentuk ini lebih sering terlihat pada pasien yang
mengalami gangguan imunodefisiensi.
Bentuk ini dapat dibingungkan dengan kandidiasis, dermatitis
seborrhoik, psoriasis, erythrasma dan infeksi dermatophyte.
3. Folliculitis
Bentuk ketiga dari infeksi M. furfur pada kulit melibatkan folikel
rambut. Kondisi ini biasanya terjadi pada area punggung, dada dan
ekstrimitas
Bentuk ini secara klinik sulit dibedakan dengan folikulitis bakterial.
Infeksi akibat Pityrosporum folliculitis berupa papula kemerahan atau
pustula.
Faktor predisposis diantaranya diabetes, kelembapan tinggi, terapi
steroid atau antibiotika dan terapi immunosupresan. Beberapa laporan
menunjukkan bahwa M. furfur memiliki peran dalam dermatitis
seborrhoik.
D. KOMPLIKASI
Pitiriasis Versikolor
E. PATOFISIOLOGI DAN PATHWAY
Pitiriasis Versikolor disebabkan oleh organisme dimorfik, lipofilik
yaitu Malassezia furfur, yang dibiakkan hanya pada media kaya asam lemak
rantai C12-C14. Pityrosporon orbiculare, pityrosporon ovale, dan Malassezia
furfur merupakan sinonim dari M. Furfur. M. Furfur merupakan flora normal
kutaneus manusia., dan ditemukan pada 18% bayi dan 90-100% dewasa.
Pada pasien dengan stadium klinis jamur tersebut dapat ditemukan
dalam bentuk spora dan dalam bentuk filamen (hifa). Faktor-faktor yang
menyebabkan berkembang menjadi parasit sebagai berikut:
1. Endogen: kulit berminyak, hiperhidrosis, genetika, imunodefisiensi,
sindrom Cushing, malnutrisi
2. Eksogen: kelembaban dan suhu tinggi, higiene, oklusi pakaian,
penggunaan emolien yang berminyak
Beberapa faktor menyumbang peranan penting dalam perkembangan
dan manifestasi klinik dari Pitiriasis versikolor. Lemak kulit memiliki
pengaruh, pityrosporum merupakan jamur yang lipofilik dan bergantung
kepada lemak sehingga memiliki kaitan erat dengan dengan trigliserida dan
asam lemak yang diproduksi oleh kelenjar sebasea. Ketergantungan terhadap
lemak menjelaskan bahwa pitiriasis versikolor memiliki predileksi pada kulit
secara fisiologik kaya akan kelenjar sebasea, dan tidak muncul pada tangan
dan tapak kaki. Pitiriasis versikolor jarang pada anak-anak dan orang tua
karena kulit mereka rendah akan konsentrasi lemak, berbeda dengan orang
muda. Sekresi keringat, pada daerah tropikal endemik pitiriasis versikolor,
suhu akan mengakibatkan peningkatan sekresi keringat yang mempengaruhi
komposis lapisan lemak kulit dan berhubungan dengan inisiasi pitiriasis
versikolor. Faktor hormonal, dilaporkan bahwa kasus pitiriasis versikolor
meningkat pada iatrogenik Cushings syndrome yang diakibatkan perubahan-
perubahan stratum kulit, juga pada kehamilan dan akne vulgaris.
Proses depigmentasi kulit pada pitiriasis versikolor bersifat subyektif
yang dipengaruhi oleh beberapa faktor, ras, paparan matahari, inflamasi kulit
dan efek langsung Pityrosporum pada melanocytes. Studi histologi,
menunjukkan kehadiran sejumlah melanocytes pada daerah noda lesi
degeneratif dari pitiriasis versikolor. Hal ini memberikan petunjuk terjadinya
penurunan produksi melanin, penghambatan transfer melanin pada
keratinocytes, kedua hal tersebut menimbulkan kekurangan melanin pada
kulit. Pendapat lain bahwa lesi hipopigmentasi terjadi karena mekanisme
penyaringan sinar matahari oleh jamur, sehingga lesi kulit menjadi lebih
terang dibanding dengan kulit sekitar lesi yang lebih gelap. Namun pendapat
ini kurang tepat untuk menjelaskan hipopigmentasi pada pitiriasis versikolor
karena beberapa kasus hipopigmentasi pada pitiriasis versikolor tanpa terpapar
oleh sinar matahari.
F. PENATALAKSANAAN MEDIS
1. Pengobatan topikal
Selenium sulfide (2,5%) losion atau shampo; digunakan pada daerah
selama 10 sampai 15 menit, diikuti dengan mandi, dipakai selama 1
minggu.
Propylene glycol 50% solution; dua kali sehari selama 2 minggu.
Shampo ketokonazole dikombinasikan dengan shampo selenium
sulfide
Krim azole (ketokonazole, econazole, miconazole, clotrimazole);
dipakai 4 kali atau 2 kali sehari selama 2 minggu.
2. Terapi Sistemik
Ketoconazole: 200 mg perhari selama 7 sampai 14 hari
Ketoconazole (400 mg) atau fluconazole (400 mg dosis sekali),
diulang setelah 1 minggu.
Itraconazole: 200 mg dua kali sehari pada satu hari; 200 mg untuk 5
hari
Terapi profilaksis
Shampo ketokonazole sekali atau dua kali seminggu. Lotion atau
shampo selenium sulfide (2,5%). Sabun asam salisilat/sulfur. Pyrithion
Zinc (sabun atau shampo). Propylene glycol 50% solution sekali
sebulan (Fizpatrick et al, 1997).
Penelitian dengan shampo 0,5% coal tar dapat menghambat
pertumbuhan jamur, shampo 2,5% selenium sulfide dan 1% dan 2%
zinc pyrithione secara signifikan lebih menghambat.
Penelitian ketoconazole menunjukkan respon yang baik terhadap
pitiriasis versikolor dengan sedikit efek samping. Diantara 90 pasien
setelah pengobatan, 84 pasien (93%) sembuh. 6 Pasien pengobatan lanjut 2
minggu ketokonazole dan sembuh. Keluhan gatal berkurang cepat
sebanyak 89% pasien dalam waktu 4 minggu. Sisik menghilang lebih
lamban dengan 71% pasien sembuh dalam 4 minggu. Penggunaan sabun
sebaiknya dikombinasikan dengan antijamur topikal lainnya atau sebagai
terapi perawatan hal ini berdasarkan penelitian.
Pakaian, kain sprei, handuk, harus dicuci dengan air panas.
Kebanyakan pengobatan akan menghilangkan bukti infeksi aktif (skuama)
dalam waktu beberapa hari, tetapi untuk menjamin pengobatan yang tuntas
pengobatan ketat ini harus dilanjutkan beberapa minggu.
Perubahan pigmen lebih lambat hilangnya. Daerah hipopigmentasi belum
akan tampak normal sampai daerah itu menjadi coklat kembali. Hal ini
dapat terjadi karena M. furfur dapat menghasilkan suatu zat, yaitu asam
azelat yang dapat menghambat pertumbuhan pigmen. Sesudah terkena
sinar matahari lebih lama daerah-daerah yang hipopigmentasi akan coklat
kembali. Meskipun terapi nampak sudah cukup, kambuh, atau kena infeksi
lagi merupakan hal biasa, namun selalu ada respons terhadap pengobatan
kembali.
DAFTAR PUSTAKA

Brook.F.Geo.dkk. Mikrobiologi Kedokteran. 2007. Jakarta:EGC.

Bag./SMF Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin FK. Unair/RSU dr.Soetomo.


Surabaya: Atlas Penyakit Kulit dan Kelamin. Surabaya:Airlangga
Universty Press.

Djuanda, adhi. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelami. 2007. Jakarta: Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia.
ASUHAN KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN
IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. S
Umur : 29 tahun
Status : Menikah
Negeri asal : Padang
Suku : Minang
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : Pedagang pakaian kaki lima di pasar raya
Alamat : Jln.Merpati RT X NO 14 Tabing, Makassar
Seorang pasien Laki-laki, umur 48 tahun, datang ke Poliklinik Kulit dan
Kelamin RSUP dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar dengan:
KELUHAN UTAMA :
Bercak-bercak putih yang tidak gatal di dada dan punggung kanan
atas bertambah banyak sejak sejak 1 bulan yang lalu.
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Bercak-bercak putih yang tidak gatal di dada dan punggung kanan atas
bertambah banyak sejak sejak 1 bulan yang lalu.
Awalnya bercak-bercak putih dirasakan di dada atas kanan sebesar biji
jagung yang berjumlah sekitar 4 buah lalu sekitar 2 bulan yang lalu,
bercak tersebut bertambah banyak dan meluas disekitar dada kanan atas
dan muncul bercak-bercak putih yang baru di punggung kanan atas
Bercak-bercak putih terasa gatal kalau pasien berkeringat
Bercak putih tersebut jika digaruk maka bercak semakin jelas
Pasien suka menggunakan pakaian berlapis-lapis dan tidak menyerap
keringat sejak 1 tahun
Pasien bekerja dari pagi sampai sore sebagai pedagang pakaian kaki lima,
pasien berdagang jarang menggunakan tenda, dan lebih sering terpapar
sinar matahari.
Pasien suka berkeringat sejak menggunakan pakaian berlapis, setiap
pakaian pasien terasa lembab karena keringat sering tidak diganti.
Pasien suka makan makanan pedas yang mengakibatkan pasien sering
berkeringat saat makan
Pasien mengganti baju 2 kali dalam sehari
Pasien mandi 2 kali dalam sehari
Kelembaban tempat tinggal tinggi. Pasien tinggal di rumah kontrakan
dengan satu ruang tamu dan dua kamar tidur, kamar tidur pasien berukuran
3x2 m2, dengan satu jendela dan dua ventilasi, kamar di huni oleh pasien
dan istrinya, dan hanya menggunakan kipas angin kecil.
Pasien tidak ada mengeluhkan mati rasa atau kurang berasa pada bercak-
bercak putih tersebut
Riwayat trauma tidak ada, bercak bercak merah yang berobah warna
menjadi putih tidak ada.
Riwayat mengkonsumsi obat-obatan yang lama tidak ada
Pasien belum pernah mengobati penyakitnya
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
Pasien tidak pernah menderita penyakit panu sebelumnya.
RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA/RIWAYAT ATOPI/RIWAYAT
ALERGI
Kakak laki-laki pasien ada yang menderita penyakit panu
STATUS GENERALIS
Keadaan umum : Tidak tampak sakit
Kesadaran : Composmentis
Status gizi : BB : 65 kg
TB : 165 cm
BMI : 23,88
Kesan : gizi baik
Pemeriksaan thorak : dalam batas normal
Pemeriksaan abdomen : dalam batas normal
STATUS DERMATOLOGIS
Lokasi : Dada kanan atas dan punggung kanan atas
Distribusi : Terlokalisir
Bentuk : Bulat - Tidak khas
Susunan : Tidak khas
Batas : Tegas-tidak tegas
Ukuran : Lentikuler sampai plakat
Efloresensi : lesi hipopigmentasi dengan skuama putih halus di atasnya
Status Venereologikus :
Tidak dilakukan pemeriksaan
Kelainan Selaput :
Tidak terdapat kelainan
Kelainan Kuku :
Tidak terdapat kelainan
Kelainan Rambut :
Tidak terdapat kelainan
Kelainan Kelenjar Limfe :
Tidak terdapat pembesaran kelenjar limfe
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Darah : Tidak dilakukan pemeriksaan
Urin : Tidak dilakukan pemeriksaan
Feses : Tidak dilakukan pemeriksaan
Mikologi
Woods Lamp fluoresensi berwarna kuning keemasan
Kerokan kulit pada bercak putih di dada atas sebelah kanan dan punggung
atas sebelah kanan dengan KOH 10% ditemukan hifa pendek dan
spora berkelompok (Spaghetti and meatballs)
PEMERIKSAAN ANJURAN
Tidak ada
RESUME
Bercak-bercak putih yang tidak gatal di dada dan punggung kanan
atas bertambah banyak sejak sejak 1 bulan yang lalu.
Awalnya bercak-bercak putih dirasakan di dada atas kanan sebesar
biji jagung yang berjumlah sekitar 4 buah lalu sekitar 2 bulan yang
lalu, bercak tersebut bertambah banyak dan meluas disekitar dada
kanan atas dan muncul bercak-bercak putih yang baru di punggung
kanan atas
Bercak putih tersebut jika digaruk maka bercak semakin jelas
Pasien suka menggunakan pakaian berlapis-lapis dan tidak menyerap
keringat sejak 1 tahun
Pasien bekerja dari pagi sampai sore sebagai pedagang pakaian kaki
lima, pasien berdagang jarang menggunakan tenda, dan lebih sering
terpapar sinar matahari.
Pasien suka berkeringat sejak menggunakan pakaian berlapis, setiap
pakaian pasien terasa lembab karena keringat sering tidak diganti.
Pasien suka makan makanan pedas yang mengakibatkan pasien sering
berkeringat saat makan
Pasien mengganti baju 2 kali dalam sehari
Pasien mandi 2 kali dalam sehari
Kelembaban tempat tinggal tinggi. Pasien tinggal di rumah kontrakan
dengan satu ruang tamu dan dua kamar tidur, kamar tidur pasien
berukuran 3x2 m2, dengan satu jendela dan dua ventilasi, kamar di
huni oleh pasien dan istrinya, dan hanya menggunakan kipas angin
kecil.
Status Dermatologikus
Lokasi : Dada kanan atas dan punggung kanan atas
Distribusi : Terlokalisir
Bentuk : Bulat - Tidak khas
Susunan : Tidak khas
Batas : Tegas-tidak tegas
Ukuran : Lentikuler sampai plakat
Efloresensi : lesi hipopigmentasi dengan skuama putih halus di
atasnya
B. ANALISIS DATA
No Data Problem Etiologi
1 DS: Pasien mengatakan terdapat kerusakan perubahan
bercak putih pada dada dan integritas kulit fungsi barier
punggung kulit akibat
DO : Tampak bercak putih pada pitiriasis
punggung dan dada pasien vesikolor.

2 DS : Pasien mengatakan Perubahan rasa pruritus.


merasakan gatal pada arean nyaman
bercak putih pada dada dan
punggung
DO : Pasien tampak menggaruk
pada area bercak putih pada
dada dan punggung
3 DS : Pasien mengatakan merasa Gangguan citra pitiriasis
tidak nyaman dengan bercak tubuh vesikolor
pada punggung dan dadanya
DO : Pasien tampak tidak
percaya diri

C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Risiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan perubahan fungsi
barier kulit akibat pitiriasis vesikolor.
2. Perubahan rasa nyaman berhubungan dengan pruritus.
3. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan pitiriasis vesikolor
D. INTERVENSI
No No Tujuan Intervensi Rasional
Dx
1 1 Setelah dilakukan -Kaji keadaan kulit -Mengetahui dan
tindakan keperawatan -Kaji keadaan mengidetifikasi
selama 2x24 jam umum dan kerusakan kulit
diharapkan risiko observasi TTV untuk melakukan
kerusakan integritas -Kaji perubahan intervensi yang
kulit dapat teratasi warna kulit tepat.
dengan kriteria hasil : -Pertahankan agar -Mengetahui
-Bercak-bercak putih daerah yang perubahan status
yang tidak gatal di dada terinfeksi tetap kesehatan pasien
dan punggung kanan bersih dan kering. -Mengetahui
berkurang -Kolaborasi dengan keefektifan
dokter dalam sirkulasi dan
pemberian obat- mengidentifikasi
obatan. terjadinya
komplikasi.
-Membantu
mempercepat
proses
penyembuhan.
-Pemberian
ketoconazole
2 2 Setelah dilakukan -Jelaskan gejala -dengan
tindakan keperawatan gatal berhubungan mengetahui
selama 2x24 diharapkan dengan proses fisiologis
gatal pada pasien penyebabnya dan psikologis
teratasi dengan kriteria (misal keringnya dan prinsip gatal
hasil : kulit) dan prinsip serta
-pasien tidak merasakan terapinya (misal penangannya
gatal hidrasi) dan siklus akan
gatal-garuk-gatal- meningkatkan
garuk. rasa kooperatif
-Cuci semua -pruritus sering
pakaian sebelum disebabkan oleh
digunakan untuk dampak iritan
menghilangkan atau allergen dari
formaldehid dan bahan kimia atau
bahan kimia lain komponen
serta hindari pelembut
menggunakan pakaian.
pelembut pakaian -bahan yang
buatan pabrik. tertinggal
- Gunakan deterjen (deterjen) pada
ringan dan bilas pencucian
pakaian untuk pakaian dapat
memastikan sudah menyebabkan
tidak ada sabun iritasi.
yang tertinggal.

3 3 Setelah dilakukan -Kaji adanya -Gangguan citra


tindakan keperawatan gangguan citra diri diri akan
selama2x24 jam (menghindari menyertai setiap
diharapkan Gangguan kontak penyakit/keadaan
citra tubuh dapat mata,ucapan yang tampak
teratasi dengan kriteria merendahkan diri nyata bagi klien,
hasil : sendiri. kesan orang
-hilangnya pitiriasis -Kaji perubahan terhadap dirinya
vesikolor perilaku pasien berpengaruh
seperti menutup terhadap konsep
diri, malu diri.
berhadapan dengan -Mengetahui
orang lain. tingkat
-Bersikap realistis ketidakpercayaan
dan positif selama diri pasien dalam
pengobatan, pada menentukan
penyuluhan pasien. intervensi
-Berikan penguatan selanjutnya.
positif terhadap -Meningkatkan
kemajuan. kepercayaan dan
-Dorong interaksi mengadakan
keluarga. hubungan antara
perawat-pasien.
-Kata-kata
penguatan dapat
mendukung
terjadinya
perilaku koping
positif.
-Pertahankan
garis komunikasi
dan memberikan
dukungan pada
pasien.
E. IMPLEMENTASI

No Hari, Tanggal Implementasi Respon


Dx
1 Selasa, 23 Pukul 09.00 WIB, mengukur tanda- DS : Pasien
Juni 2015 tanda vital bersedia
DO : TTV
-TD : 120/70
mmHg
-N : 88x/ menit
-R : 20x/ menit
-S : 37,50C
2 Pukul 11.00 WIB, menjelaskan DS : Pasien
gejala gatal berhubungan dengan bersedia
penyebabnya DO : Pasien
paham
3 Pukul 13.00, Mengkaji adanya DS : Pasien
gangguan citra diri mengatakan tidak
percaya diri
DO : Pasien
tampak takut

F. EVALUASI
NO Diagnosa Evaluasi ttd
Dx
1 Risiko kerusakan S : Pasien mengatakan bercak putih
integritas kulit pada dada dan punggung berkurang
berhubungan dengan O :Sedikit bercak putih pada dada dan
perubahan fungsi punggung
barier kulit akibat A : Risiko kerusakan integritas kulit
pitiriasis vesikolor. berhubungan dengan perubahan fungsi
barier kulit akibat pitiriasis vesikolor
Teratasi sebagian
P : Hentikan Intervensi
2 Perubahan rasa S : Pasien mengatakan sudah tidak
nyaman berhubungan merasa gatal
dengan pruritus O : Pasien tampak nyaman
A:Perubahan rasa nyaman berhubungan
dengan pruritus teratasi
P : Hentikan Intervensi
3 Gangguan citra tubuh S : Pasien mengatakan sudah percaya
berhubungan dengan diri
penampakan kulit O : Pasien tampak percaya diri
akibat pitiriasis A : Gangguan citra tubuh berhubungan
vesikolor dengan penampakan kulit akibat
pitiriasis vesikolor teratasi
P : Hentikan Intervensi

You might also like