You are on page 1of 8

Penguat Transistor Satu Tingkat

Ketika hanya satu transistor digunakan dalam rangkaian penguatmaka rangkaiannya disebut
sebagai rangkaian penguat transistor satu tingkat. Rangkaian tersebut memiliki satu transistor,
rangkaian panjar dan komponen tambahan lainnya. Meskipun penguat yang digunakan untuk
keperluan praktis terdiri dari beberapa tingkat, namun rangkaian tersebut dapat dianggap
sebagai rangkaian beberapa penguat transistor satu tingkat.

Gambar 1.
Gambar 1 menunjukkan penguat transistor satu tingkat. Ketika sinyal a.c. yang kecil diberikan
pada basis transistor, arus basis (berupa arus a.c.) mulai mengalir. Karena kerja transistor, arus
a.c yang jauh lebih besar ( kali arus basis) mengalir melalui resistor kolektor RC. Karenai nilai
RC cukup tinggi, maka tegangan yang besar muncul di RC. Dengan demikian, sinyal lemah
yang diberikan pada basis diperkuat dalam rangkaian kolektor. Aksi penguatan transistor dapat
dijelaskan dengan mengacu pada Gambar 1. Misalkan perubahan 0.1 V pada tegangan sinyal
menghasilkan perubahan 2 mA dalam arus kolektor. Sinyal 0.1V yang diterapkan ke basis akan
memberikan tegangan output = 2 mA 5 k = 10V. Dengan demikian, transistor telah mampu
menaikkan tingkat tegangan sinyal dari 0.1V ke 10V atau dengan penguatan sebesar 100.

Rangkaian Penguat Transistor

Transistor dapat mencapai penguatan faithful jika rangkaian yang tepat digunakan. Gambar 2
menunjukkan penguat transistor satu tingkat. Berbagai elemen rangkaian dan fungsinya
dijelaskan sebagai berikut:
(i) Rangkaian Panjar. Hambatan R1, R2 dan RE membentuk rangkaian panjar dan
stabilisasi. Rangkaian panjar harus menetapkan titik operasi yang tepat jika tidak
setengah siklus negatif dari sinyal akan terpotong pada output.
(ii) Kapasitor masukan Cin. Kapasitor elektrolit Cin (10 uF) digunakan untuk
mengkopel sinyal ke basis transistor. Jika tidak digunakan, resistansi sumber sinyal
akan melewati R2 dan dapat mengubah panjar. Kapasitor Cin mengijinkan sinyal
a.c mengalir tapi mengisolasi sumber sinyal dari R2.

Gambar 2
(iii) Kapasitor bypass emitor CE.
Kapasitor bypass eitor CE (100F) dipasang secara paralel dengan RE untuk menyediakan
jalur dengan reaktansi rendah yang akan dilalui sinyal a.c. yang telah diperkuat. Jika tidak
dipasang, sinyal a.c yang diperkuat akan mengalir melalui RE sehingga akan terjadi jatuh
tegangan dan mengurangi tegangan output.
(iv) Kapasitor kopling CC. Kapasitor kopling CC (10F) mengkopel satu tingkat penguatan ke
penguat tingkat berikutnya. Jika tidak digunakan, kondisi panjar tingkat berikutnya akan
berubah drastis karena efek shunting dari RC. Kapasitor kopling CC mengisolasi d.c dari
satu tingkat dari tingkat berikutnya, namun mengijinkan lewatnya sinyal a.c.

Ada beberapa arus yang mengalir dalam rangkaian transistor penguat satu tingkat. Arus
tersebut adalah:
(i) arus basis. Ketika tidak ada sinyal yang diberikan pada basis, arus basis d.c. (IB) aka
mengalir melalui rangkaian panjar. Ketika diberikan sinyal a.c., arus basis a.c. akan
(ib) mengalir. Maka total arus basis (iB) adalah
iB = IB + ib

(ii) arus kolektor. Ketika tidak ada sinyal yang diberikan pada, arus kolektor d.c. (IC)
akan mengalir. Ketika diberikan sinyal a.c., arus kolektor a.c. (ic) akan mengalir.
Maka total arus kolektor (iC) adalah:
iC = IC + ic
(iii) arus emitor. Ketika tidak ada sinyal yang diberikan pada basis, arus emitor d.c. (IE)
akan mengalir. Ketika diberikan sinyal a.c., arus emitor a.c. akan (ie) mengalir.
Maka total arus emitor (iE) adalah
iE = IE + ie

dan
IE = IB + IC

ie = ib + ic

Pembalik Fase
Dalam rangkaian emitor bersama, ketika tegangan sinyal input meningkat pada
bagian positif, tegangan output akan meningkat pada bagian negatif dan sebaliknya.
Dengan kata lain, ada perbedaan fase 180 antara input dan tegangan output pada
rangkaian emitor bersama. Perbedaan fase 180 antara tegangan sinyal dan
tegangan output dalam penguat emitor bersama dikenal sebagai pembalik fase.
Tinjau rangkaian penguat emitor bersama yang ditunjukkan pada Gambar. 3. Sinyal
diberikan pada masukan (yaitu antara basis dan emitor) dan output berasal dari
kolektor dan emitor. Total tegangan sesaat vCE adalah

vCE = VCC ICRC

Gambar 3
Ketika sinyal tegangan meningkat selama setengah siklus positif, arus basis juga meningkat.
Sebagai hasilnya, arus kolektor dan tegangan jatuh pada RC juga meningkat. karena VCC
konstan, dari rumus VCE = VCC ICRC didapatkan bahwa tegangan luaran vCE akan menurun.
Dengan kata lain, ketika sinyal tegangan meningkat pada setengah siklus positif, tegangan
ouput meningkat pada setengah siklus negatif dan output berbeda fase 180 dengan input.

Rangkaian Ekivalensi A.C dan D.C.


Dalam penguat transistor, kondisi d.c. dan a.c. keduanya berlaku. Sumber d.c.mengatur arus
dan tegangan d.c, sedangkan sumber a.c. (yaitu sinyal yang akan dikuatkan) menghasilkan
fluktuasi arus dan tegangan transistor. Oleh karena itu, cara sederhana untuk menganalisis
rangkaian penguat transistor adalah dengan membagi analisis menjadi dua bagian yaitu.
analisis d.c dan a.c.. Pada analisis d.c, ditinjau seluruh sumber d.c pada waktu yang bersamaan
dan memperhitungkan arus dan tegangan d.c pada rangkaian. Di sisi lain, untuk analisis a.c.,
ditinjau semua sumber a.c pada waktu yang bersamaan kemudian menghitung arus dan
tegangan a,c. Dengan menambahkan arus dan tegangan d.c dan a,c, didapatkan total arus dan
tegangan pada rangkaian. Sebagai contoh, tinjau rangkaian penguat ditunjukkan pada Gambar
4. Rangkaian ini dapat dengan mudah dianalisis dengan memisahkan ke rangkaian ekuivalen
d.c dan a.c.

Gambar 4
(i) Rangkaian ekuvalensi d.c
Dalam rangkaian ekivalensi d.c penguat transistor, hanya kondisi d.c yang
diperhitungkan dan tidak ada sinyal yang diterapkan. Arus searah tidak dapat
melewati kapasitor oleh karenanya seluruh kapasitor bertindak sebagai rangkaian
terbuka (open circuit) pada rangkaian ekivalensi d.c. Dua langkah berikut
diterapkan pada rangkaian transistor
(a) Hilangkan sumber a.c
(b) buka seluruh kapasitor
maka rangkaiannya akan terlihat seperti Gambar 5 dan arus serta tegangan d.c dapat
dengan mudah dihitung.

Gambar 5
(ii) Rangkaian ekivalensi a.c.
Dalam rangkaian ekivalensi a.c penguat transistor, hanya kondisi a.c yang ditinjau.
Tegangan d.c. dianggap nol, kapasitor digunakan untuk mengkopel atau mem-
bypass sinyal ac. Langkah-langkah analisis sebagai berikut:
(a) Hilangkan sumber d.c.
(b) Hubung pendekkan seluruh kapasitor
Maka rangkaiannya akan terlihat seperti pada Gambar 6
Gambar 6

Penguatan Tegangan.
Fungsi dasar penguat adalah untuk meningkatkan kekuatan sinyal masukan a.c. Peningkatan
tegangan (voltage gain) merupakan perbandinan tegangan luaran a.c terhadap tegangan
masukan a.c. Untuk itu, yang ditinjau hanyalah arus dan tegangan a.c pada rangkaian.
Rangkaian ekivalensi a.c terlihat seperti pada Gambar 7

Gambar 7
Pada Gambar 7 RC paralel dengan RL, maka hambatan beban efektif a.c adalah:
Tegangan luaran

Tegangan masukan

dengan Rin adalah hambatan AC sambungan basis emittor atau disebut juga dengan rbe yang
besarnya

dengan hfe adalah adalah peningkatan arus d.c dan besarnya



=

serta IE adalah arus emitor D.C
Peningkatan tegangan (voltage gain) besarnya

dan peningkatan dayanya sebesar

Contoh Soal
Jika Rin = 1 k, dan =60, tentukan penguatan tegangan
Jawab

Sumber:
Mehta, V.K., Mehta R. Principles of Electronics, 2008, S. Chand and Company, New Delhi

You might also like