You are on page 1of 12

KONSELING KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA BAGI CALON

KONSELOR SEBAYA

I. Latar Belakang
Kepedulian pemerintah terhadap masalah kesehatan reproduksi remaja

cenderung semakin tinggi. Hal ini disebabkan antara lain karena berbagai masalah

yang dihadapi remaja semakin kompleks. Masa remaja sangat erat kaitannya dengan

perkembangan psikis pada periode yang dikenal sebagai pubertas serta diiringi

dengan perkembangan seksual. Kondisi ini menyebabkan remaja menjadi rentan

terhadap masalah-masalah perilaku berisiko, seperti melakukan hubungan seks

sebelum menikah dan penyalahgunaan napza, yang keduanya dapat membawa risiko

terhadap penularan HIV dan AIDS. Kompleksitas permasalahan remaja tersebut

perlu mendapat perhatian secara terus menerus baik dari pihak pemerintah, LSM,

masyarakat, maupun keluarga, guna menjamin kualitas generasi mendatang.

Dalam upaya meningkatkan pemahaman remaja tentang kesehatan

reproduksi, menjadikan remaja tegar dalam menghadapi masalah dan mampu

mengambil keputusan terbaik bagi dirinya, maka pelayanan konseling sangat

diperlukan remaja. Meskipun kepedulian pemerintah,masyarakat maupun LSM

dalam memperluas penyediaan informasi dan pelayanan kesehatan reproduksi sudah

semakin meningkat, namun dalam akses pemberian pelayanan konseling masih

terbatas. Hal ini antara lain disebabkan keterbatasan jumlah fasilitas pelayanan

konseling bagi remaja yang terbatas. Disamping itu, kemampuan tenaga konselor

dalam memberikan konseling kepada remaja di pusat-pusat pelayanan informasi dan

konsultasi kesehatan reproduksi remaja juga masih terbatas. Atas dasar itulah maka
guna mendukung kemampuan SDM dalam melakukan konseling kesehatan

reproduksi remaja perlu disiapkan tenaga yang terlatih melalui pelatihan konseling

kesehatan reproduksi remaja.

II. Peserta Pelatihan dan Uraian Tugas

A. Peserta pelatihan Peserta pelatihan adalah calon konselor sebaya yang

memenuhi kriteria berikut:

1. Sudah pernah mengikuti pelatihan/orientasi tentang pendidik sebaya

2. Aktif di Pusat Informasi dan Konsultasi KRR (PIK-KRR) atau yang

sejenisnya

3. Mempunyai minat dan motivasi yang tinggi untuk menolong orang lain

4. Sering menjadi tempat curahan hati (curhat) orang lain atau teman

B. Uraian Tugas

1. Melakukan kegiatan konseling kesehatan reproduksi remaja

2. Menjadi nara sumber tentang kesehatan reproduksi remaja

III. Tujuan Pelatihan

a) Tujuan Umum; Peserta memiliki pengetahuan, sikap dan keterampilan

dalam melakukan konseling kesehatan reproduksi remaja (KRR).

b) Tujuan Khusus :

1. Meningkatkan pengetahuan peserta tentang Seksualitas, HIV

dan AIDS dan NAPZA

2. Meningkatkan sikap dan keterampilan mikro dalam melakukan

konseling KRR
3. Meningkatkan pengetahuan tentang penanggulangan masalah

remaja

IV. Kemampuan yang Diharapkan

Kemampuan yang diharapkan:

1. Memahami substansi Kesehatan Reproduksi Remaja:

1.1. Seksualitas

1.2. HIV dan AIDS

1.3. NAPZA

2. Sikap dan keterampilan dalam hal:

2.1. Komunikasi interpersonal

2.2. Keterampilan Mikro

2.3. Konseling praktis

3. Menguasai informasi tentang penanggulangan masalah remaja

V. Pengalaman Belajar

Pengalaman belajar peserta melalui pelatihan adalah sebagai berikut:

1) Mempelajari isu seksualitas

1.1. Membahas tumbuh kembang remaja

1.2. Membahas alat, sistem dan proses reproduksi (alat reproduksi pria

dan wanita, proses kehamilan, menstruasi)

1.3. Konsekuensi hubungan sex pra-nikah

2) Mempelajari isu HIV dan AIDS

2.1. Membahas informasi umum HIV dan AIDS

2.2. Mendiskusikan cara penularan virus HIV dan AIDS


2.3. Mendiskusikan cara menghindari HIV dan AIDS

2.4. Membahas cara mengetahui orang yang terinfeksi HIV dan AIDS

2.5. Membahas stigma dan diskriminasi

3) Mempelajari isu NAPZA

3.1. Membahas jenis-jenis NAPZA

3.2. Mendiskusikan akibat penyalahgunaan NAPZA

3.3. Mendiskusikan cara menghindari penyalahgunaan NAPZA

3.4. Mendiskusikan cara mengatasi ketergantungan terhadap NAPZA

4) Mempelajari gambaran umum KIP/Konseling Kesehatan Reproduksi

Remaja

4.1. Pengenalan KIP/konseling

4.2. Tujuan KIP/konseling

4.3. Syarat konselor yang baik

4.4. Langkah-langkah dalam proses konseling

5) Mempelajari tingkat keterampilan konseling dengan pendekatan

keterampilan mikro

5.1. Observasi dan pemantapan hubungan baik

5.1. Mendengar aktif dan bertanya efektif

5.2. Membantu klien dalam pengambilan keputusan

6) Mempraktikkan KIP/konseling Kesehatan Reproduksi Remaja

6.1. Praktik KIP/konseling seksualitas

6.2. Praktik KIP/konseling HIV dan AIDS


6.3. Praktik KIP/konseling NAPZA

7) Mempelajari Kebijakan teknis program Kesehatan Reproduksi Remaja

7.1. Membahas visi dan misi program KB

7.2. Membahas kebijakan dan strategi teknis program Kesehatan

Reproduksi Remaja

7.3. Membahas program Kesehatan Reproduksi Remaja

7.4. Pengelolaan kegiatan Kesehatan Reproduksi Remaja

7.5. Mekanisme Rujukan

8) Bina Suasana

8.1. Membahas kekuatan dan kelemahan diri

8.2. Langkah-langkah pembentukan kelompok

8.3. Manfaat pembentukan kelompok

9) Memahami Penanggulangan Masalah Kesehatan Reproduksi Remaja

9.1. Membahas pusat rujukan masalah KRR

9.2. Mekanisme pelayanan rujukan dan pembiayaan

10) Mempraktikkan Konseling Seksualitas

10.1. Membahas jenis dan tahapan konseling

10.2. Pemantapan hubungan baik

10.3. Pengumpulan dan pemberian informasi

10.4. Pengambilan keputusan dan pemecahan masalah

10.5. Tindak lanjut

10.6. Proses SATU TUJU

10.7. Peran Konselor


10.8. Pelaksanaan Praktik

10.9. Pemberian Umpan Balik

11) Mempraktikkan Konseling HIV dan AIDS

11.1. Membahas jenis dan tahapan konseling

11.2. Pemantapan hubungan baik

11.3. Pengumpulan dan pemberian informasi

11.4. Pengambilan keputusan dan pemecahan masalah

11.5. Tindak lanjut

11.5. Proses SATUTUJU

11.6. Peran Petugas

11.7. Pelaksanaan Praktik

11.8. Pemberian Umpan Balik

12) Mempraktikkan Konseling NAPZA

12.1. Membahas jenis dan tahapan konseling

12.2. Pemantapan hubungan baik

12.3. Pengumpulan dan pemberian informasi

12.4. Pengambilan keputusan dan pemecahan masalah

12.5. Tindak lanjut

12.6. Proses SATU TUJU

12.7. Peran Petugas

12.8. Pelaksanaan Praktik

12.9. Pemberian Umpan Balik


VI. Isi Dan Struktur Modul

NO MATERI JUMLAH JAM

T P L JML
DASAR
A 1 - - 1
1) Kebijakan teknis
4 - - 4
program KRR
2) Seksualitas 2 - - 2
3) HIV/AIDS
2 - - 2
4) NAPZA
B INTI
5) Gambaran umum
1 1 2
KIP/ Konseling
4 4 8
6) Keterampilan Mikro
7) Konseling
Seksualitas
- 6 6
8) Konseling HIV/AIDS
- 6 6
9) Konseling NAPZA

- 6 6

PENUNJANG
10) Bina Suasana
2 2 4
11) Penanggulangan
- 2 2
Masalah Remaja
JUMLAH 16 25 41

Catatan ; 1. Waktu Pelatihan 41 JP (1 JF - 45') 2. Lama Pelatihan 5 hari efektif


3. T = Teori, P = Praktik, L= Lapangan
VII. Strategi Pelatihan

Pasca pelatihan Evalusi ketrampilan konseling H + 3 Bulan

Praktik konseling
Konseling Seksualitas
Konseling HIV dan AIDS 3HARI
Konseling NAPZA

PEMBEKALAN MATERI
Pelaksanaan Pelatihan RAKTIS Gambaran KIP/
1 HARI
Konseling
Keterampilan Mikro

PEMBEKALAN MATERI
TEORITIS z
Kebijakan teknis program
KRR 1 HARI
Seksualitas
HIV dan AIDS
NAPZA
Penanggulangan masalah
remaja

PERSIAPAN
Penentuan pengajar, lokasi,
waktu dan peserta H-4
Pra pelatihan
Pemanggilan peserta
Persiapan bahan dan media
Persiapan administrasi
VIII. Penilaian Pelatihan

A. Penilaian yang dilakukan

1. Penilaian terhadap peserta:

a) Pre-test dan post-test: untuk mengukur pengetahuan peserta pelatihan

b) Pengamatan selama pelatihan oleh tim fasilitator: untuk mengukur sikap peserta

c) Penugasan dan praktik: untuk mengukur keterampilan dilihat

dari aspek psikomotorik

2. Penilaian terhadap narasumber/fasilitator:

Selama pelatihan peserta akan diberikan kesempatan untuk

menilai performance narasumber/fasilitator.

3. Penilaian terhadap penyelenggaraan pelatihan:

Penilaian meliputi proses belajar mengajar, sarana, prasarana, akomodasi

serta aspek pendukung lain selama pelatihan.

B. Kriteria Keberhasilan

Ukuran keberhasilan dalam pelatihan ini apabila peserta menunjukkan

peningkatan kemampuan, menunjukkan semangat belajar yang tinggi dan

terlibat aktif berpartisipasi selama pelatihan. Kriteria keberhasilan dapat diukur

apabila minimal 60% peserta nilai akhir (pengetahuan, sikap dan keterampilan)

rata-rata baik.

IX. Modifikasi Modul

Modul ini bisa dimodifikasi sesuai kebutuhan lapangan atau dengan menambah

muatan lokal tanpa mengurangi tujuan pelatihan.


Alokasi Waktu Pelatihan Konseling KRR

WAKTU HARI PERTAMA HARI KEDUA HARI HARI HARI KELIMA

KETIGA KEEMPAT

08.00 - Gambaran Seksualitas HIV/AIDS Konseling

09.30 Umum (1) Napza

KIP/Konseling

KRR

09.30- Keterampilan (2) Konseling (2)

10.00 Mikro Dalam HIV/AIDS

Konseling (1) (1)

10.00- (2) Konseling (3)

11.30 Seksualitas

(1)

11.30- ISTIRAHAT

13.00

13.00 - Pembukaan Workshop (3) (2) (3) Informasi

14.00 Penjelasan Workshop Penanggulangan

Masalah

Remaja

14.00- PembukaanWorkshop

15.30 Penjelasan Workshop

15.30 ISTIRAHAT

16.00
16.00 - Bina Suasana Review

17.30 Kebijakan Teknis Penutupan

Program KRR

You might also like