You are on page 1of 3

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Produksi bersih diperkenalkan pada tahun 1989 oleh UNEP (United Nations Environment
Programme), salah satu organisasi internasional di bawah bendera PBB yang bergerak dalam
bidang lingkungan yang berkedudukan di Perancis. UNEP mengenalkan produksi bersih sebagai
suatu strategi pengelolaan lingkungan yang dilakukan secara terus menerus terhadap proses
produksi, produk maupun jasa yang bertujuan untuk mengurangi risiko terhadap manusia dan
lingkungan, sekaligus meningkatkan efisiensi secara menyeluruh.
Di Indonesia, produksi bersih diperkenalkan oleh BAPEDAL (Badan Pengendalian
Dampak Lingkungan) pada tahun 1993. Pada tahun 1995 Pemerintah Indonesia mencanangkan
Komitmen Nasional Penerapan Produk Bersih. Kementerian Lingkungan Hidup melalui
Kebijakan Nasional Produksi Bersih yang dicanangkan tahun 2003 memperkenalkan Produksi
Bersih sebagai: Strategi pengelolaan lingkungan yang bersifat preventif, terpadu dan diterapkan
secara terus menerus pada setiap kegiatan mulai dari hulu ke hilir yang terkait dengan proses
produksi, produk dan jasa untuk meningkatkan efisiensi penggunaan sumberdaya alam,
mencegah terjadinya pencemaran lingkungan dan mengurangi terbentuknya limbah pada
sumbernya sehingga dapat meminimalisasi risiko terhadap kesehatan dan keselamatan manusia
serta kerusakan lingkungan.
Produksi Bersih (Cleaner Production) merupakan suatu strategi untuk menghindari
timbulnya pencemaran industri melalui pengurangan timbulan limbah (waste generation) pada
setiap tahap dari proses produksi untuk meminimalkan atau mengeliminasi limbah sebelum
segala jenis potensi pencemaran terbentuk.

Cleaner Production berfokus pada usaha pencegahan terbentuknya limbah. Dimana limbah
merupakan salah satu indikator inefisiensi, karena itu usaha pencegahan tersebut harus dilakukan
mulai dari awal (waste avoidance), pengurangan terbentuknya limbah (waste reduction) dan
pemanfaatan limbah yang terbentuk melalui daur ulang (recycle). Keberhasilan upaya ini akan
menghasilkan pebghematan (saving) yang luar biasa karena penurunan biaya produksi yang
signifikan sehingga pendekatan ini menjadi sumber pendapatan (revenue generator).
Adapun yang menjadi latar belakang lahirnya produksi bersih yaitu:

1. Volume limbah meningkat , karakteristik kompleks dan semakin sulit ditangani dengan
biaya yang cukup dapat diterima
2. Penenganan lebih mahal dibandingkan pencegahan dari awal
3. Peraturan tidak memecahkan masalah secara tuntas, penanganan hanya memindahkan
masalah dari satu tempat ketempat lain (cair padat)
4. Isu lingkungan menjadi faktor penting dalam persaingan dalam persaingan perdagangan
global
5. Produksi bersih adalah alternatif untuk strategi manajemen lingkungan

Setelah melihat bahwa produksi bersih sudah mulai dipublikasikan dan sudah banyak
ditanamkan di hampir seluruh industri besar di dunia, diharapkan produksiu bersih ini pun mulai
ditanamkan sedikit demi sedkiti oleh industri-industri di Indonesia. Namun, seperti yang telah
kita ketahui bahwa sulitnya menerapkan produksi bersih di Indonesia disebabkan oleh banyak
hal, salah satunya selain kondisi teknologi yang masih harus dikembangkan juga sulitnya
mengubah main set atau pola pikir para pelaku industri di Indonesia ini. Maka dari itu, dibuatlah
kebijakan nasional produksi bersih ini agar para pelaku industri dapat memulai industri yang
memiliki produktivitas tinggi dan aman bagi lingkungan. Dimana jika ada pelaku industri yang
melanggar atau tidak mengikuti kebijakan nasional ini, maka ada tindakan/ sanksi khusus bagi
mereka sesuai yang tertulis pada kebijakan-kebijakan tersebut. Oleh karena itu, diharapkan
kebijakan-kebijakan nasional ini dapat memperluas penerapan produksi bersih di seluruh
industri-industri di tanah air.
1.2 TUJUAN
1. Mengetahui kebijakan-kebijakan produksi bersih dari setiap pemerintah/ instansi/
organisasi lingkungan hidup.
2. Mengetahui program-program percontohan produksi bersih.
3. Mengetahui komponen-komponen kebijakan untuk mempromosikan produksi bersih.
4. Mengetahui strategi penerapan dan pengembangan produksi bersih.
5. Mengetahui program utama dalam implementasi produksi bersih.

1.3 RUANG LINGKUP


1. Kebijakan-kebijakan produksi bersih yang dikeluarkan berdasarkan:
- Kementrian Lingkungan Hidup
- Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Jawa Barat (BPLHD Jabar)

You might also like